Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLING

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika

Dosen Pengampuh :Dr. Yahmi Ira Setyaningrum, STP, M.Si

Disusun oleh :

Riski Amaliyah (192101101)

Yenita Putri Kusuma Ningrum (202101101)

Irvina Martya Pradhiva (202101117)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga makalah analisis jurnal mata kuliah pendidikan gizi
dengan judul “MAKALAH TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLING” ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dan disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dan
tanggung jawab penulis kepada dosen pengampu mata kuliah.

Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan taufik serta
hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Amin.

Malang, 15 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembicaraan mengenai penentuan sampel dalam suatu studi,tak terlepaskan dengan
istilah populasi dan sampel.Populasi dan sampel merupakan dua hal yang tidak
terlepaskan.Dalam keseharian,kita sering memasak makanan,misalnya sop sayuran.
Sebelum matang,biasanya kita cicipi dulu satu sendok.Satu sendek itu disebut sampel,
sedangkan sop sayuran yang satu panci merupakan populasi.Dengan satu sendok sampel
tersebut,diketahui karakteristiknya.Dari karakteristik ini,digunakan untuk mengetahui
karakteristik populasi.
Populasi merupakan wilayah generalisasi atau keseluruhan dari sesuatu yang sedang
dipelajari karakteristiknya.Sampel merupakan bagian dari populasi.Jadi sampel adalah
sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti atau dievaluasi yang memiliki
karakteristik tertentu dari sebuah populasi.Cara menentukan sampel disebut dengan
teknik sampling atau teknik penyampelan.
2.1 Tujuan
a. Untuk memahami pengertian sampel dan populasi
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sampel dan populasi
c. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
I. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan atau ingin diteliti.Populasi ini
sering juga disebut Universe.Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun
benda mati,dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati.Populasi
yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinit” atau
tak terbatas,dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang
dapat diberi nomor identifikasi),misalnya murid sekolah,jumlah karyawan tetap
pabrik,dll disebut “Populasi Finit”.
II. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel
sendiri secara harfiah berarti contoh).Hasil pengukuran atau karakteristik dari
sampel disebut “statistik” yaitu X untuk harga rata-rat hitung dan S atau SD untuk
simpangan baku.Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
 Keterbatasan waktu,tenaga dan biaya.
 Lebih cepat dan lebih mudah.
 Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
 Dapat ditangani lebih teliti.

Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yang harus


dipilih,(tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi) misalnya:

 Meneliti air sungai


 Mencicipi rasa makanan didapur
 Mencicipi duku yang hendak dibeli
B. Kelebihan dan Kekurangan antara Populasi dan Sampel
a) Populasi
Kelebihan:
a. Data dijamin lebih lengkap
b. Pengambilan kesimpulan atau generalisasi lebih akurat
Kelemahan:

a. Membutuhkan banyak sumber daya (biaya,tenaga,waktu)


b. Tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapt didata atau dilacak
dilapangan
b) Sampel
Kelebihan:
a. Efisien penggunaan sumber daya (tenaga,biaya,waktu)
b. Anggota sampel lebih mudah didata atau dilacak dilapangan

Kelemahan:

a. Membutuhkan ketelitian dalam menentukan sampel


b. Pengambilan kesimpulan atau generalisasi perlu analisis yang teliti
C. Pengambilan Sampel
1. Tujuan
Agar sampel yang diambil dari populasinya “representatif”
(mewakili),sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi
populasinya.
2. Definisi
Dalam rangka pengambilan sampel,ada beberapa pengertian yang perlu
diketahui,yaitu:
a. Populasi Sasaran (Target Populasi)
Yaitu populasi yang menjadi sasaran pengamatan atau populasi darimana suatu
keterangan,akan diperoleh (misalnya efek obat pada ibu hamil) maka target
populasi adalah ibu hamil.
b. Kerangka Sampel (Sampling Frame)
Yaitu suatu daftar unit-unit yang ada pada populasi yang akan diambil sampelnya
(daftar anggota populasinya).
c. Unit Sampel (Sampling Unit)
Yaitu unit terkecil pada populasi yang akan diambil sebagai sampel (KK atau
RT).
d. Rancangan Sampel
Yaitu rancangan yang meliputi cara pengambilan sampel dan penentuan besar
sampelnya.
e. Random
Yaitu cara mengambil sampel, dimana setiap unit dalam populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
3. Hal-hal penting berkaitan dengan pemilihan sampel yang baik
 Representatif (harus dapat mewakili populasi atau semua unsure sampel)
 Batasan sampel harus jelas
 Dapat dilacak dilapangan
 Tidak ada keanggotaan sampel yang ganda (didata dua kali/lebih)
 Harus up to date (terbaru dan sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian)
4. Metode pemilihan atau pengambilan sampel (sampling) yang baik
 Prosedurnya sederhana dan mudah dilakukan
 Dapat memilih sampel yang representatif
 Efisien dalam penggunaan sumber daya
 Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sampel
5. Yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel:
 Derajat keseragaman/heterogenitas dari populasi
 Metode analisis yang akan digunakan
 Ketersediaan sumber daya
 Presisi yang dikehendaki
6. Gambaran tentang pengambilan sampel di dalam suatu penelitian adalah sebagai
berikut:
a) Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian perincilah masalah-
masalah tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus disajikan.
b) Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi,tetapkanlah populasi
yang hendak diteliti itu.
c) Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah pernah
tersedia,misalnya sebagai hasil penelitian orang lain.
d) Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik,sesuai dengan biaya yang tersedia
sehingga dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.
e) Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian tersebut,termasuk
menyusun defenisi,klasifikasi,kwesioner,petugas dan sebagainya.
f) Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design" yang dapat memberi
gambaran tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.
g) Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan selengkap mungkin.
h) Susun rencana, tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis dari tabel yang final.
i) Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner,manual,petugas
lapangan dan aspek-aspek oprasional lainnya.
j) Atas dasar pretest tersebut,perbaiki kwesioner,dan manual.
k) Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.
l) Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan dengan
pengolahan serta tabulasi data seperti yang direncanakan.
m) Susun analisa atau hasil-hasil tersebut
n) Buat laporan penelitian.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat
sampel yang representatif (mewakili),yang dapat menggambarkan populasinya.Teknik
pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu:
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
A. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
Non probability sampling adalah pegambilan sampel bukan acak,dimungkinkan
untuk mengatasi kesulitan pengambilan sampel secara acak,kerangka sampling
(sampling frame tidak tersedia) dan keterbatasan biaya.Disamping itu penggunaan
non probability sampling didasarkan atas tujuan tertentu (biasanya pada penelitian
kualitatif).
Purposive Sampling
- Pengertian Purposive Sampling:
 Pengertian Purposive Sampling Berdasarkan Arikunto:
Menurut Arikunto (2006) pengertiannya adalah: teknik mengambil
sampel dengan tidak berdasarkan random,daerah atau strata,melainkan
berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan
tertentu.
 Pengertian Purposive Sampling Berdasarkan Notoatmodjo:
Menurut Notoatmodjo (2010) pengertiannya adalah: pengambilan
sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti
sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya.
 Pengertian Purposive Sampling Berdasarkan Sugiyono:
Menurut Sugiyono (2010) pengertiannya adalah: teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu
yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih
representatif.
- Tujuan Purposive Sampling
Berdasarkan pengertian para ahli atau pakar di atas,kita dapat
mengambil poin-poin penting perihal pengertian teknik sampling tersebut
serta indikasi penggunaannya.Menurut statistika,purposive sampling lebih
tepat digunakan oleh para peneliti apabila memang sebuah penelitian
memerlukan kriteria khusus agar sampel yang diambil nantinya sesuai
dengan tujuan penelitian dapat memecahkan pemersalahan penelitian serta
dapat memberikan nilai yang lebih representative.Sehingga teknik yang
diambil dapat memenuhi tujuan sebenarnya dilakukannya penelitian.
- Contoh Purposive Sampling
Contoh mudah dalam penerapan teknik ini pada penelitian
menggunakan metode kohort adalah sebagai berikut: apabila peneliti akan
meneliti dengan judul “Pengaruh konsumsi tablet besi selama hamil terhadap
kadar hemoglobin pasca melahirkan.” Maka peneliti menetapkan kriteria
khusus sebagai syarat populasi (ibu hamil) yang dapat dijadikan sampel,yaitu
apabila ibu tersebut tidak mempunyai berbagai jenis penyakit
anemia.Alasannya ditetapkan kriteria tersebut adalah karena kadar
hemoglobin tidak hanya disebabkan oleh konsumsi tablet besi,melainkan
oleh berbagai penyebab lainnya yang mendasar seperti penyakit anemia
megaloblastik,anemia aplastik atau berbagai jenis anemia lainnya.
Contoh diatas menunjukkan pada kita,bahwa ditetapkannya kriteria
tersebut adalah agar tidak terjadi bias hasil penelitian.Sehingga hasil
penelitian dengan menggunakan teknik purposive tersebut dapat lebih
memberikan hasil yang representatif.
- Rumus Purposive Sampling
Pada dasarnya, sampling jenuh kemudian simple random sampling
adalah teknik sampling yang terbaik.Namun kita tidak bisa menutup mata
adanya kriteria tertentu yang dapat memunculkan bias hasil penelitian.Oleh
karena itu teknik purposive perlu dipertimbangkan untuk dipergunakan.
Berbicara perihal rumus menentukan jumlah sampel berdasarkan purposive,
akan menjadi dilematis.Sebab meskipun kita telah mengetahui daftar
populasi yang akan kita teliti,namun ada kalanya jumlahnya tidak mencukupi
jika akan menerapkan rumus simple random sampling oleh karena adanya
batasan atau kriteria.Maka semua itu dikembalikan lagi pada peneliti, lebih
menekankan jumlah yang mencukupi atau ketatnya batasan-batasan pada
sampel.
- Langkah-langkah Purposive Sampling
Langkah dalam menerapkan teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu
pada sampel agar tidak terjadi bias.
b. Tentukankriteria-kriteria.
c. Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti.
d. Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian
serta memenuhi kriteria.
- Syarat Purposive Sampling
Syarat digunakannya teknik ini antara lain:
a. Kriteria atau batasan ditetapkan dengan teliti.
b. Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah sampel yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
- Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling
 Kelebihan:
a. Sampel terpilih alah sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan.
c. Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang
mudah ditemui atau didekati oleh peneliti.
 Kekurangan:
a. Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan
representatif dalm segi jumlah.
b. Dimana tidak sebaik sample random sampling.
c. Bukan termasuk metode random sampling.
d. Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil
kesimpulan statistic.
Accindental Sampling
Accidental sampling/ Convenience sampling adalah non-probabilitas sampling
teknik dimana subyek dipilih karena aksesibilitas nyaman dan kedekatan mereka
kepada peneliti.Subyek dipilih hanya karena mereka paling mudah untuk merekrut
studi dan peneliti tidak mempertimbangkan memilih mata pelajaran yang mewakili
seluruh populasi.
Dalam semua bentuk penelitian,akan sangat ideal untuk menguji seluruh
penduduk,tetapi dalam banyak kasus, populasi terlalu besar sehingga mustahil untuk
menyertakan setiap individu.Ini adalah alasan mengapa para peneliti sebagian besar
bergantung pada teknik sampling seperti pengambilan sampel kenyamanan,yang
paling umum dari semua teknik sampling.Banyak peneliti lebih memilih teknik
sampling karena cepat,murah,mudah dan subyek yang tersedia.Berikut beberapa
contoh Accidental sampling/ Convenience Sampling :
1. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau
kebetulan dia mengenal orang tersebut.Kita ingin meneliti pendapat masyarakat
tentang kenaikan harga atau keluarga berencana,maka pertanyaan yang
diajukan kepada mereka yang kebetulan yang dijumpai di pasar atau ditempat-
tempat lainnya.
2. Seorang peneliti ingin mengetahui partisipasi orang tua murid dalam
meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya.
3. The person on the street interview’ program tv biasanya mewawancarai mereka
yang dijumpai di jalan, tetapi umumnya mereka yang kelihatan tiadak menarik,
miskin, sangat tua dan tidak berpendidikan.
Quota Sampling
Biasanya teknik sampling ini digunakan data dari populasi yang berkaitan
dengan demografi (kependudukan) seperti: lokasi geografis,usia,jenis kelamin,
pendidikan,pendapatan,dll.Pada dasarnya quota sampling sama dengan Judgment
sampling dua tahap.Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti merumuskan
kategori kontrol atau quota dari populasi yang akan diteliti,seperti: jenis kelamin,
usia,ras yang terdefinisikan dengan baik sebagai basis dari keputusan pemilihan
sampel.Tahap kedua adalah penentuan bagaimana sampel akan diambil,dapat
secara Convenience atau judgment tergantung pada situasi dan kondisi pada saat
akan dilakukan penelitian dan apa yang akan diteliti serta kemampuan dari
peneliti sendiri.
Perbedaan antara Judgment sampling dengan Quota sampling terletak adanya
suatu batasan pada quota sampling bahwa sampel yang dipilih harus sejumlah
tertentu yang dijatah (quotum) dari setiap subgroup yang telah ditentukan daru
suatu populasi.Ukuran sampel pada Quota sampling biasanya cukup besar
dengan harapan agar karakteristik sampel (statistik) sedapat mungkin mendekati
karakteristik populasinya (parameter).
Kelebihan dan Kekurangan dilakukannya Quota Sampling:
- Kelebihan Quota Sampling:
a. Rendahnya biaya penelitian yang dikeluarkan.
b. Ada keleluasaan peneliti untuk menentukan elemen-elemen untuk
setiap quotanya.Bahkan pada kondisi tertentu,hasil penelitian dapat
menyamai hasil penelitian yang dilakukan dengan salah satu teknik
sampling yang termasuk rumpun probability sampling.
- Kekurangan Quota Sampling :
Ditinjau dari bias yang mungkin terjadi, terlihat bahwa dengan teknik
sampling ini akan diperoleh data yang sangat beragam.Kondisi ini secara
langsung akan berakibat pada tingginya tingkat kesulitan dalam
merumuskan hasil penelitian.Penyebab bias yang lainnya adalah tidak
adanya suatu prosedur atau tata cara yang baku bagi pewawancara dan
teknik wawancaranya.Permasalahan bertambah lagi dengan kenyataan di
lapangan bahwa pewawancara cenderung mencari lokasi/tempat-tempat
dimana sampel dapat ditemukan dan kadang pewawancara memilih-milih
responden untuk diwawancarai berdasarkan kriteria yang tidak dapat
diterima seperti penampilan (gaya berpakaian,sikap),jenis kelamin,ras
dan lain sebagainya.
Contoh Aplikasi:
Misalkan akan diteliti kebiasaan membaca koran dari orang dewasa di Jakarta
yang diperkirakan berjumlah 4 juta orang. Aplikasi Quota sampling dilaksanakan
dengan menentukan kategori-kategori kontrol sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin: Pria dan Wanita
b. Usia: 18-30
31-45
46-60
>60 tahun
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, mungkin Quota sampling bukan
merupakan satu-satunya pilihan, tetapi karena dengan Quota sampling kita dapat
membuat pencerminan dari populasinya maka Quota sampling dipilih.Kembali
ke contoh di atas anggaplah akan diambil 10.000 sampel dan diketahui beberapa
informasi dari populasinya (berkaitan dengan kategori kontrol) sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin: Pria 60%
Wanita 40%
b. Usia: 18-30 → 40%
31-45 → 30%
46-60 → 23%
>60 tahun → 7%
Atas dasar informasi tersebut maka komposisi dari sampel (10.000 orang),harus
mengandung 60 % pria,40 % wanita, dan dari 10.000 sampel tersebut harus
terdiri dari 40 % orang yang berusia antara 18-30 tahun,30 % berusia 31-45
tahun, 23 % berumur antara 46-60 tahun,7 % berusia > 60 tahun.Inilah yang
dimaksud dengan Quota sampling dimana kita berusaha membuat pencerminan
terhadap komposisi dari populasinya dengan harapan agar statistik yang
diperoleh sedapat mungkin mendekati nilai parameternya.
Saturation Sampling ( Sampling Jenuh )
Menurut Sugiyono (2001: 61),sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil,kurang dari 30 orang.Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus,dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Sampling jenuh adalah tehnik pengambilan sampling bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel,hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil yaitu kurangdari 30 orang,atau penelitian ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil.Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila
seluruh populasi dijadikan sampel(Nasution,2003).Misalnya akan dilakukan
penelitian tentang kinerja guru di SMA X Jakarta.Karena jumlah guru hanya
35,maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.Sedangkan dikatakan padat
bila jumlah sampel lebih dari setengah dari populasi (Nasution,2003),misalnya
250-300 orang dari populasi 500orang.Sampling jenuh baik digunakan jika
jumlah populasinya dibawah 1000 orang,tapi apabila jumlah samplingnya lebih
dari 1000 orang maka sampling jenuh tidak praktis lagi dikarenakan biaya dan
waktu yang digunakan sangat banyak.
Kelebihan dari Sampling Jenuh:
a. Dapat diketahui gambaran sebenarnyadari suatu populasi
b. Dapat diperoleh kerangka sampel (sample frame) yang berguna untuk
survey
c. Tidak mempunyai sampling error (kesalahan karena pengambilan sampel)

Kekurangan dari Sampling Jenuh:

a. Biaya,waktu dan tenaga yangdibutuhkan sangat besar


b. Kesalahan dari petugas (nonsampling error) sulit diperkirakan
c. Jenis data yang diperoleh terbatas dan sifatnya sederhana (tidak
mendalam)
Snowball Sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil,kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya,sehingga jumlah sampel
semakin banyak.Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin
besar.Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball
sampling.
Cara pengambilan sampelnya dengan teknik ini dilakukan secara berantai,
mulai dari ukuran sampel yang kecil,makin lama menjadi semakin besar seperi
halnya bola salju (Snowball) yang menggelinding menuruni lereng
gunung/bukit. Dalam pelaksanaannya,pertama-tama dilakukan interview
terhadap suatu kelom-pok/seorang responden yang relevan,dan untuk menunjuk
calon responden yang berikutnya yang memiliki spesifikasi/spesialisasi yang
sama.Hal tersebut ditem-puh,karena biasanya responden yang merupakan
anggota populasi yang spesifik tersebut saling mengenal satu sama lain karena
spesialisasi (profesi) mereka.
Kelebihan Snowball Sampling:
a. Snowball sampling dapat diperkirakan tidak akan banyak menyimpang
dari apa yang sebenarnya terjadi pada populasinya.
b. Bias yang dihasilkan relatif kecil.
Kekurangan Snowball Sampling:

a. Waktu lama
b. Biaya besar
c. Wawancara melalui telepon atau pos dapat merupakan jalan keluar
Contoh aplikasi:
Misal apabila akan diteliti pendapat para ahli gizi indonesia.Maka akan di
ambil sampel dengan snowball sampling.Pertimbangan tersebut dikaikan dengan
kenyataan bahwa populasi gizi di Indonesia sangat spesifik,jumlahnya sedikit
dengan lokasi tersebar dan karena profesi yang sama maka kemungkinan besar
mereka mengenal satu dengan yang lainnya.
1. Dicari seorang ahli gizi
2. Selanjutnya dari seorang ini diminta menunjukkan beberapa ahli gizi
lainnya yang dapat diwawancarai,demikian seterusnya sehingga diperoleh
sejumlah responden yang diperlukan.
Judgment Sampling
Pada dasarnya merupakan suatu bentuk Convinience Sampling.Sampel
diambil berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh
peneliti. Perumusan kriterianya,subjektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat
berperan. Teknik sampling ini dapat diterapkan dan pada umumnya lebih cocok
dipakai pada tahap awal suatu studi eksploratif.Sampel yang diambil dari
anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti menurut pertimbamgan
dan intuisinya.Bila dalam subjektifitas dan intuisi dari peneliti benar,maka
sampel yang dipilih peneliti tersebut dapat mencerminkan karakteristik populasi.
Sampel yang diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh
peneliti menurut pertimbangan dan intuisinya.Bila intuisi dari peneliti tersebut
benar,maka sampel yang dipilih oleh peneliti tersebut akan dapat mencerminkan
karakteristik populasi.Ada 2 judgement sampling yang dikenal,yaitu :
1. Expert Sampling (sampling atas dasar keahlian)
Dalam expert sampling, pemilihan sampling yang representatif didasarkan
atas pendapat ahli,sehingga siapa,dalam jumlah berapa sampel harus
dipilih sangat tergantung pada pendapat ahli yang bersangkutan.
2. Purposive sampling (sampling dengan maksud tertentu)
Dalam purposive sampling,pemilihan sampling bertitik tolak pada
penilaian pribadi peneliti menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-
benar representatif.Peneliti harus menguasai bidangnya dan nemiliki
pengetahuan memadai tentang karakteristik anggota populasi.
Kelebihan Judgment
Situasi agar teknik judgment sampling dapat digunakan bahkan dianjurkan,
seperti:
a. Pada kondisi dimana probability sampling tidak dapat digunakan sama
sekali.
b. Bila ukuran sampel sangat kecil (<20).
c. Bila peneliti memiliki pengetahuan dan penguasaan yang memadai terhadap
topik yang dihadapi sehingga dapat dijamin bahwa sampel yang diambil
benar-benar representatif.

Kekurangan Judgment:

Kendala yang dihadapi dalam penggunaan teknik sampling ini adalah tuntunan
adanya kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan populasi dan membuat
pertimbangannya. Pertimbangan (judgment) harus masuk akal dan relevan
dengan maksud penelitian.

Contoh aplikasi:
Akan diteliti sikap dan prilaku konsumen terhadap rokok “Star ABC”.Adapun
judgment yang diambil adalah sebagai berikut:
A. Para perokok di Jakarta Utara yang pernah mencoba rokok Star
ABC.Batasan ini diambil karena,pertama,mungkin letak geografis,perokok
(respinden) mudah diakses.Kedua,dipilihnya hanya perokok akan
mengurangi bias dari hasil penelitian karena antara perokok dan tidak
biasanya menunjukkan sikap dan prilaku yang saling bertolak
belakang.Ketiga,pembatasan responden yang pernah mencoba rokok Star
ABC,sudah jelas dikarenakan bagaimana mereka akan bersikap dan
berprilaku tertentu terhadap rokok tersebut bila mereka belum pernah
mencoba.
B. Pria/wanita yang berusia 15 tahun ke atas dan perokok.Hal ini didasarkan
pada faktor kejiwaan yang menyatakan bahwa orang pada usia 15 diharapkan
sudah dapat memutuskan dan menjawab/mengisi angket dengan benar.Tidak
adanya perbedaan antara pria dan wanita disebabkan kenyataan pada dewasa
ini bahwa rokok bukan sepenuhnya dikonsumsi oleh pria saja.
C. Periode penyebaran dan pengumpulan angket dibatasi selama 2 minggu.
Judgment ini dipilih berkaitan dengan efisiensi wakti dan biaya yang
tersedia.
B. Probability Sampling
Sugiyono (2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.Teknik sampel ini meliputi:
 Simple Random Sampling ( Sampel Acak Sederhana )
Menurut Kerlinger (2006,hlm.188),simple random sampling adalah
metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu
sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang
sama untuk terpilih atau terambil.Menurut Sugiyono (2001,hlm.57) teknik
sampling ini disebut simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.Margono (2004,hlm.126) menyatakan bahwa simple random
sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan
pada unit sampling.Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.Teknik ini dapat digunakan jika jumlah unit sampling di dalam
suatu populasi tidak terlalu besar.
Selain itu,Masyhuri & Zainuddin (2008,hlm.167) mengungkapkan
bahwa simple random sampling atau penarikan sampel acak sederhana adalah
sebuah metode untuk memilih anggota sampel yang dinotasikan dengan “n”
dari anggota populasi yang dinyatakan dengan “N”,sehingga anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel,tidak ada
diskriminasi terhadap anggota populasi.Misal sebuah populasi terdiri dari 500
orang mahasiswa program S1 (unit sampling).Untuk memperoleh sampel
sebanyak 150 orang dari populasi tersebut,dapat menggunakan teknik
ini,baik dengan cara undian,ordinal,maupun tabel bilangan random.
Peneliti dapat menggunakan simple random sampling dalam penelitiannya
jika:
1. Tersedianya suatu daftar kerangka sampel yang cermat dan lengkap
mencakup seluruh elemen populasi.
2. Untuk variabel-variabel tertentu yang akan diamati,populasi data dapat
dianggap bersifat cukup seragam atau homogen.
3. Dalam praktek penarikan sampel (baik langsung maupun tidak langsung),
terkait geografis,maka sebaran elemen populasi tidak terlalu terpencar-
pencar dalam areal yang luas.
- Kelebihan:
a. Tidak membutuhkan informasi tambahan pada kerangka sampel seperti
wilayah geografis,dan lain-lain,selain daftar lengkap elemen populasi
survei dengan informasi yang akan diteliti.
b. Rumus yang digunakan relatif mudah.
c. Mudah diterapkan untuk populasi kecil.
- Kekurangan:
a. Akan menjadi mahal dan tidak mungkin dikerjakan untuk populasi
besar karena semua elemen harus diidentifikasi sebelum diambil
sampel.
b. Biaya akan mahal jika sampel yang diambil tersebar secara geografis.
c. Persyaratan sulit terpenuhi.
- Prosedur penarikan sampel dilakukan sebagai berikut:
1. Penarikan simple random sampling dengan pemulihan (with replace-
ment).Misalkan untuk populasi ukuran N dan sampel n,maka
banyaknya keseluruhan kemungkinan sampel yang akan terpilih yaitu
NNc set sampel yang masing-masing terdiri dari n elemen.
2. Penarikan simple random sampling tanpa pemulihan (without replace-
ment).Untuk populasi ukuran N dan sampel n,maka banyaknya keselu-
ruhan kemungkinan sampel yang akan terpilih yaitu Nn set sampel
yang masing-masing terdiri dari n elemen.
- Teknik pengambilan sampel dalam sampel random sampling dapat
dilakukan dengan cara:
a. Lotere
Cara lotere dapat dilakukan pada elemen populasi yang
jumlahnya relatif sedikit (100 atau kurang). Ilustrasi sebagai berikut:
Misalkan seorang peneliti ingin mengetahui pandangan anak-
anak jalanan terhadap kehidupan sosial mereka di Kota
Bandung.Jumlah anak jalanan di Kota Bandung tercatat 95 anak.Untuk
menghemat waktu dan biaya si peneliti akan mengambil 20 anak
sebagai sampelnya dengan cara acak.Maka yang dilakukan oleh si
peneliti adalah:
a. Membuat 95 potongan kertas yang diberi nomor dari 1 sampai
95.
b. Kertas dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak atau gelas yang
diberi lubang kecil di penutupnya.
c. Kotak atau gelas dikocok,lalu diambil satu potong setiap kali
pengocokan.
d. Angka atau nomor yang tertera dalam kertas tersebut dilihat dan
dicatat angkanya sampai dengan pengocokan ke-20.Misalkan
yang terambil adalah angka 35,maka elemen populasi yang
terpilih adalah nomor 35.
b. Kalkulator,tekan tombol Ran # untuk mengeluarkan angka acak.
c. Komputer, misal melalui Excel dengan menggunakan fungsi =RAND()
atau =RANDBETWEEN()
d. Menggunakan Tabel Angka Random (TAR)
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan atau ingin diteliti.Populasi ini sering
juga disebut Universe. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek
penelitian.Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili),yang dapat menggambarkan
populasinya.Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu:
a. Probability Sampling (Random Sample)
b. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
B. Saran
Saran dari para pembaca sangat diharapkan oleh penyusun makalah sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan dapat lebih bermanfaat bagi
penyusun dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 Babbie, E. (2004. The practice of social research. Belmont, CA: Wadsword.


 Kerlinger,F.N. (1986). Asas-asas penelitian behavioral (Terjemahan L.R.
Simatupang). Yogyakarta : Gajahmada University Press.
 Worthen, B.R. & Sanders, J.R. (1973). Educational evaluation: Theory and practice.
Worthington, Ohio: Charles A. Jhon

Anda mungkin juga menyukai