Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Populasi
Pengertian Populasi
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam
Sugiyono (2006:117)
Karakteristik Populasi
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi
adalah:
a
b
Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.
Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek
maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah
ditetapkan.
Merupakan
batas-batas
(boundary)
yang
mempunyai
sifa-sifat
tertentu
yang
Jenis-Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a
Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah,
Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat
berikut ini
a
Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil
2. Sampel
Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian
dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi
(2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a
Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari
unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili
populasi.
Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal
Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili
Sensus
Terkadang peneliti ingin menginvestigasi seluruh elemen populasi, bila elemen-elemen
populasi relatif sedikit dan varibialitas setiap elemen relatif tinggi (heterogen). Sensus juga
lebih layak dilakukan jika penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik setiap
elemen dari suatu elemen. Misalnya sensus penduduk.
Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana
(2002:161) adalah
a
Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi
terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan
data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih lebih
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu
cepat.
Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada
dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang penting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai daerah
generalisasi, selanjutnya setelah itu barulah sampelnya sebagai daerah penelitiannya.
2. Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasinyanya telah ditetapkan, haruslah segera diikuti penegasan tentang
sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting, bila menginginkan adanya
validitas dan reliabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu harusnya ditentukan terlebih
dahulu luas dan sifat-sifat populasinya, dan memberikan batas-batas yang tegas, barulah
kemudian menentapkan sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacammacam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya : sensus penduduk,
dokumen-dokumen yangn disusun oleh instansi instansi dan organisasi-organisasi.
4. Besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian,
memang tidak ada ketentuan yang pasti. Winarno Surachmad dalam Dasar dan Teknik
Research Pengatar metodologi Ilmiah, memberikan pedoman sebagai berikut Apabila
populasi cukup homogen (serba sama), terhadap populasi di bawah 100 dapat
dipergunakan sampel sebesar 50%, diatas 1.000 sebesar 15%. Memang seyogyanya
jumlah sampel itu harus lebih banyak daripada sedikit/kurang. (Over sampling is always
better than under sampling).
5. Menentapkan teknik sampling
Teknik pengambilan sampel ini sangat penting karena bila salah maka hasilnya pun akan
jauh dari kebenaran. Harus disadari bersama bahwa didalam masalah sampel ada yang
disebut: biased Sampel : yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga
dengan sampel yang menyeleweng sedang pengambilan sampel yang menghasilkan
yang menyeleweng disebut : Biased Sampling. Biased Sampling adalah pengambilan
sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi
saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu
4
c
d
maka pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data tentunya akan lebih cepat.
Lebih akurat.
Dengan menggunakan sampling, dapat meningkatkan keakurasian data yang didapat.
Lebih luas ruang cakupan penelitian.
Data yang diperlukan biasanya beragam dan cukup banyak sehingga tidak mungkin
dikumpulkan melalui perhitungan yang lengkap. Dengan penggunaan sampling maka
variabel-variabel yang diteliti dapat cukup banyak dan dapat dilakukan secara mendalam.
Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat menjaga
kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat
populasi dan tujuan penelitian. Penentuan jumlah sampel bergantung pada faktor
variabilitas populasi. Semakin homogen karakteristik populasi, semakin sedikit ukuran
sampel yang dibutuhkan, dan sebaliknya.
Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya sangat akurat. Dengan hasil yang
akurat dapat dirumuskan simpulan yang akurat pula. Sehingga terdapat hubungan,
semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan kekeliruan dalam penarikan
kesimpulan tentang populasi.
Selain bersifat representatif, sampel yang baik juga harus memenuhi dua kriteria yaitu tingkat
akurasi
dan
presisi
yang
tinggi,
tingkat akurasi
yang
tinggi
diartikan
sebagai
tingkat ketidakadaan bias dalam sampel. Sedangkan presisi mengacu pada persoalan sedekat mana
estimasi kita dengan karakteristik populasi. Kedua hal ini akan diuraikan sebagai berikut :
1
Akurat
Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias. Dengan kata lain makin
sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Sampel
bersifat bias jika pemilihan sampel tidak didasarkan pada kriteria obyektivitas. Pemilihan
sampel dengan unsur subyektivitas dapat menyebabkan sampel berkeadaan bias. Sebagai
contoh: untuk meneliti tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan penghasilan ratarata perbulan
Akurasi berkaitan dengan tingkat keyakinan (confidence level) Tingkat keyakinan dalam
statistik dinyatakan dalam persentase. Jika dinyatakan tingkat keyakinan 95%, maka
berarti akurasi statistik sampel dapat mengestimasi parameter populasinya dengan benar
adalah 95% dan probabilitas bahwa estimasi hasil penelitian tidak benar adalah 5% yang
2
Secara garis besar metode pemilihan sampel dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1)
metode pemilihan sampel probabilitas (probability sampling method) dan (2) metode
pemilihan sampel nonprobabilitas (non-probability sampling method). Perbedaan pokok
antara kedua metode terletak pada probabilitas setiap elemen populasi terpilih
sebagai subjek sampel. Metode probabilitas memberikan kesempatan yang sama pada
setiap elemen populasi untuk terpilih sebagai sampel dengan pemilihan sampel
yang dilakukan secara acak. Metode nonprobabilitas, memilih sampel secara tidak
acak sehingga setiap elemen populasi mempunyai probabilitas yang berbeda untuk dipilih
menjadi sampel.
d. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel.
Unit sampel adalah suatu elemen yang menjadi dasar untuk dipilih sebagai sampel.
Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat dilakukan melalui prosedur satu
tahan atau beberapa tahap. Elemen dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel
satu tahap sama dengan elemen-elemen dalam kerangka sampel. Sedangkan elemen
dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel beberapa tahap dilakukan dengan
mengambil dari kerangka sampel secara bertahap dalam beberapa tingkat.
e. Menentukan ukuran sampel.
Ukuran sampel sangat tergantung dari variasi populasinya. Semakin besar dispersi atau
variasi populasi maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan agar estimasi
terhadap parameter dapat dilakukan dengan akurat dan memenuhi presisi. Ukuran sampel
juga dipengaruhi oleh keyakinan peneliti dalam melakukan estimasi.
f. Menentukan unit sampel.
Unit sampel adalah suatu elemen yang menjadi dasar untuk dipilih sebagai sampel.
Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat dilakukan melalui prosedur satu
tahan atau beberapa tahap. Elemen dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel
satu tahap sama dengan elemen-elemen dalam kerangka sampel. Sedangkan elemen
dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel beberapa tahap dilakukan dengan
mengambil dari kerangka sampel secara bertahap dalam beberapa tingkat.
Random Sederhana
Pengambilan sampel secara random sederhana (simple random) dilakukan dengan mengambil
secara langsung dari populasinya secara random. Secara random dipilih dapat didasarkan
pada angka random. Angka random dapat dilihat di tabel angka random atau dengan
menggunakan komputer untuk menghasilkan angka random, baik dengan memprogramnya
dengan bahasa komputer atau dengan menggunakan Excel.
Kelebihan pemilihan sampel acak sederhana bersifat independen, kekurangannya
memerlukan media yang memuat daftar seluruh elemen untuk dipilih sebagai sampel secara
manual/dengan bantuan komputer. Dinilai membosankan dan memerlukan biaya relatif
mahal.
Random Kompleks
Random kompleks (complex random) dapat berupa sebagai berikut ini:
a. Systematic random sampling
Pengambilan sampel secara random sistematik (Systematic random sampling) dilakukan
dengan membagi populasi sebanyak n bagian dan mengambil sebuah sampel pada
masing-masing bagian dimulai dari bagian pertama secara random.
Misalnya: jumlah populasi ada 50 buah dan akan diambil sampel sebanyak 10 buah.
Masing-masing bagian akan terdiri dari 5 buah. Misalkan angka random yang terpilih
untuk mengambil sampel pertama adalah 2, maka sampel berikutnya adalah nomor
7,12,19, dan seterusnya sampai nomor 49 sebanyak 10 buah sampel.
Kelebihan systematic random sampling tergantung pada penentuan nomor sampel yang
pertama dan jarak nomor antara sampel yang satu dengan yang lain. Metode ini relative
mudah diterapkan jika telah tersedia kerangka sampel.
b. Cluster sampling
Pengambilan sampel secara kluster (Cluster sampling) dilakukan dengan membagi
populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut dengan cluster.
Beberapa cluster kemudian dipilih secara random. Item-item data yang berada di dalam
cluster yang terpilih merupakan sampelnya. Pengambilan kluster baik untuk sampel yang
homogen antara kluster-klusternya dan heterogen antara item-item di dalam klusternya.
c. Stratified sampling
10
Metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti.
Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas. Contohnya
peneliti ingin melihat perilaku konsumen terhadap suatu produk. Peneliti melakukan
survei di toko tersebut kepada setiap pengunjung.
b. Pemilihan Sampel Bertujuan (Purposive Sampling)
Penggunaan metode ini dikarenakan peneliti memiliki tujuan atau target tertentu dalam
memilih sampel secara tidak acak. Ada dua jenis metode pemilihan sampel bertujuan.
1) Pemilihan Sampel Berdasarkan Pertimbangan (Judgment Sampling), merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel
dibatasi pada elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan.
Contohnya peneliti ingin mengetahui informasi yang berkaitan dengan perusahaan
maka peneliti dapat memilih para manajer sebagai sampel penelitian.
2) Pemilihan Sampel Berdasarkan Kuota (Quota Sampling)
Pemilihan sampel berdasarkan kuota bertujuan untuk menaikkan tingkat
representatif sampel penelitian. Contohnya peneliti menentukan kuota responden
berdasarkan jenis industri, skala perusahaan, departemen fungsional atau jenis
kelamin pekerja.
11
12
Ya
Tidak
Mempunyai
Kemampuan
Generalisasi
Metode Simple
Random
Sampling
Metode
Systematic
Samplling
Metode
Clustered
Sampling
Menekankan
Perbedaan
Antar kelompok
Menekankan
Informasi
Setiap Area
Cepat Bebas
Jumlah Elemen
setiap
kelompok
Metode Area
Sampling
Metode
Convenience
Sampling
Tidak sama
Sama
Metode
Stratified
Sampling
Propotional
Mempunyai
Maksud
Tertentu
Metode
Judgment
Sampling
Metode Quota
Sampling
Metode
Stratified
Sampling
Nonpropotional
besar dispersi atau variasi suatu populasi maka semakin besar pula ukuran sampel yang
diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat dan
presisi. Ukuran sampel. disamping itu, juga dipengaruhi oleh tingkat keyakinan peneliti
dalam melakukan estimasi.
Berikut ini adalah ilustrasi untuk memberikan penentuan ukuran sampel. Misal. seorang
manajer ingin mengestimasi penarikan saldo tabungan di suatu Bank yang kisaran jumlahnya
(kurang lebih) sebesar Rp500.000, dengan tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 95%.
Jika berdasarkan sampel yang diteliti memiliki deviasi standar rata-rata sebesar Rp3.500.000
berapa ukuran sampel yang harus diteliti?
1
langkah pertama yang diperlukan oleh peneliti adalah menghitung varian atau dispersi
populasi dengan menggunakan rumus perhitungan rata-rata populasi sebagai berikut:
= X k . sx di mana
X =
k
sx
1,96 sx
500.000 =
1,96
255.100
14
s
n1
di mana
s
n
=
=
3.500 .000
n1
n = 187
Jika jumlah populasi adalah 185, maka peneliti tidak mungkin meneliti sampel sebanyak
187 (hasil perhitungan diatas). Peneliti dalam hal ini dapat menerapkan rumus koreksi
untuk menghitung sampel yang diperlukan jika jumlah populasi nya hanya 185. Rumus
koreksi nya adalah sebagai berikut:
sx =
s
Nn
x
n1 N1
n = 94
10.
sampel (sampling error) dan kesalahan sistematis (systematic error) yaitu kesalahan yang
bukan berasal dari proses pemilihan sampel (nonsampling error).
Kesalahan Kerangka
Sampel
Kesalahan
Pemilihan
Sampel
Kesalahan Unit
Sampel
Kesalahan Pemilihan
Sampel Secara Acak
Kesalahan
Statistik
Kesalahan
Responden
Kesalahan
Sistematis
Nonresponse
Bias
Response Bias
Kesalahan
Pemrosesan
Data
Kesalahan
Administrasi
Kesalahan
Pewawancara
Kecurangan
Pewawancara
sampel hanya dipilih sekali. kesalahan dalam mengklasifikasi elemen-elemen ke dalam strata
atau kelompok tertentu sebagai unit sampel merupakan sumber kesalahan yang disebabkan
oleh penentuan unit sampel.
Kesalahan pemilihan sampel secara acak terjadi karena kemungkinan adanya variasi dalam
pemilihan subyek sampel secara acak. Tipe kesalahan ini kemungkinan disebabkan oleh nilai
elemen-elemen yang sangat variatif atau ekstrem (tinggi sekali atau rendah sekali) sehingga
dapat saling menghapus dalam penghitungan ratarata. Kesalahan tersebut secara teknis
merupakan fluktuasi statistik yang terjadi karena adanya variasi nilai elemen-elemen yang
dipilih sebagai sampel. Semakin kecil variasi nilai elemen-elemen, maka semakin rendah
kemungkinan tingkat kesalahan pemilihan sampel secara acak.
17
Response bias (error), merupakan kesalahan yang timbul karena jawaban responden yang
tidak benar. Responden mungkin secara sengaja atau tidak sengaja menjawab pertanyaan
yang tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga menyebabkan interpretasi peneliti yang
keliru terhadap jawaban responden. Beberapa hal yang dapat menimbulkan response bias,
antara lain:
1
Adanya saling peran antara pewawancara dengan responden sehingga jawaban responden
terpengaruh oleh opini pewawancara (interviewer bias) atau adanya bantuan
pewawancara kepada responden untuk menjawab pertanyaan (ouspices bias).
18
Review Artikel/Jurnal
Pada kesempatan ini, kami akan memberikan tanggapan mengenai artikel yang
berjudul "Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan Belanja Pembangunan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Pengangguran : Pendekatan Analisis Jalur". Artikel
ini pernah dipublikasikan dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 4, No. 2, hal.
211-228, Desember 2007. Artikel ini dibuat oleh Anis Setyawati (Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Trunojoyo) dan Ardi Hamzah (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo. Adapun tanggapan kami hanya akan berfokus pada
bagian sampel dan populasi sebagaimana pokok pembahasan pada presentasi yang
disampaikan.
19
Pada bagian Populasi dan Sampel dalam bab Metode Penelitian, Peneliti menyatakan bahwa
"Populasi dalam penelitian ini adalah laporan APBD Jawa Timur dan realisasinya untuk
tahun 2001 sampai dengan 2005 setelah adanya implementasi Undang-undang Otonomi
Daerah. Tahun yang sama juga berlaku bagi tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran dan tingkat kemiskinan. Sampel dalam penelitian ini adalah 38 kabupaten/kota
di Propinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota mulai tahun 2001 sampai
tahun 2005 yang telah diadministrasikan dengan baik dan telah dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik".
Dari penjelasan mengenai populasi dan sampel tersebut, kami akan memberikan beberapa
tanggapan sebagai berikut:
1. Populasi dan sampel yang digunakan hanya dari wilayah Jawa Timur saja, mungkin
karena peneliti adalah civitas akademika dari Universitas Trunojoyo yang berlokasi di
Madura, Jawa Timur, sehingga akan lebih menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam
mencari data penelitiannya. Namun, karena sampel hanya di wilayah Jawa Timur saja,
maka daya generalisasi hasil penelitiannya masih tergolong rendah karena kurang dapat
mewakili dari wilayah Indonesia secara keseluruhan.
2. Peneliti kurang mendefinisikan dengan jelas mengenai jumlah populasi yang dimaksud,
sehingga dapat menimbulkan perbedaan penafsiran. Sebagaimana diketahui bahwa
jumlah kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur adalah sebanyak 38 kabupaten/kota yang
terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Sementara laporan APBD Jawa Timur sendiri terdiri
dari laporan APBD seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur ditambah dengan laporan
APBD provinsi Jawa Timur.
Apabila dalam penelitian tersebut peneliti beranggapan laporan APBD Jawa Timur
yang dimaksud adalah laporan APBD seluruh kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur
beserta dengan laporan APBD provinsi Jawa Timur, maka jumlah sampel yang
digunakan sudah sangat representatif sehingga dapat mewakili populasi secara
keseluruhan. Namun, apabila dilihat pada bagian Analisis Data dan Pembahasan, yaitu
pada bagian hasil pengujian statistik deskriptif, notasi yang digunakan peneliti untuk
menggambarkan sampel adalah N, bukan n. Dimana N adalah notasi untuk populasi
20
digunakan akan sama dengan jumlah populasinya. Sehingga bukan sampel lagi
istilahnya, tetapi berupa sensus.
3. Jenis populasi yang digunakan adalah populasi terbatas dan bersifat homogen. Populasi
terbatas karena jumlahnya dapat ditentukan dan data yang diambil dari tiap-tiap
kabupaten/kota yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga seharusnya sampel yang
digunakan tidak perlu terlalu banyak sampai hampir sama dengan jumlah populasinya
karena akan lebih efisien.
4. Sedangkan metode pemilihan sampel termasuk dalam metode pemilihan sampel
nonprobabilitas berupa pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan. Di penelitian ini,
peneliti memilih sampel yang memiliki batasan informasi yang sesuai dengan
pertimbangan. Peneliti langsung menentukan bahwa unit sampel yang dipilih adalah
laporan APBD tingkat kabupaten dan kota.
5. Terkait dengan kesalahan sistematik, dapat dikatakan bahwa penelitian ini terhindar dari
kesalahan statistik berupa kesalahan responden dan kesalahn pewawancara dikarenakan
data yang dikumpulkan merupakan data sekunder. Kami juga tidak tahu secara pasti
pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti.
21
Daftar Bacaan
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. PBFE Yogyakarta.
Setiyawati dan Hamzah.2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja
Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran: Pendekatan
Analisis Jalur.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.4 No.2, 211-228.
22