Anda di halaman 1dari 23

SAMPEL

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Populasi
Pengertian Populasi
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam
Sugiyono (2006:117)

Karakteristik Populasi
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi
adalah:
a
b

Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.
Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek
maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah

ditetapkan.
Merupakan

memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.


Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

batas-batas

(boundary)

yang

mempunyai

sifa-sifat

tertentu

yang

Jenis-Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a

Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah,

jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.


Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak
terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.

Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat
berikut ini
a

Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil

setetes darah saja.


Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.

2. Sampel
Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian
dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi
(2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a

Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari
unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili

populasi.
Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal

yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.


Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or

universe as representative of that population or universe.


Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga
dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total populasi.

Ciri-ciri Sampel yang Baik


Berangkat dari berbagi pendapat yang telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciriciri sampel yang baik adalah:
a
b

Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili

keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.


Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang
dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

3. Penelitian Sampel dan Sensus


Setelah menentukan hipotesis dan variabel dalam penelitian, maka yang selanjutnya
dilakukan dalam penelitian adalah pemilihan sampel. Sampel merupakan bagian (perwakilan)
dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau menggambarkan populasi.
Sedangkan populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti. Penelitian yang
dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar penelitiannya lebih bisa
dipercaya, peneliti harus melakukan sensus. Namun karena alasan tertentu, peneliti boleh
tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, tetapi menggunakan sampel.

Sensus
Terkadang peneliti ingin menginvestigasi seluruh elemen populasi, bila elemen-elemen
populasi relatif sedikit dan varibialitas setiap elemen relatif tinggi (heterogen). Sensus juga
lebih layak dilakukan jika penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik setiap
elemen dari suatu elemen. Misalnya sensus penduduk.

Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana
(2002:161) adalah
a

Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi
terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan

data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih lebih
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu

cara untuk mengurangi biaya.


Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih

cepat.
Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan

hanya pada sampel.


Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan
menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian

terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.


Masalah ekonomis
3

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada
dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang penting di sini adalah menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagai daerah
generalisasi, selanjutnya setelah itu barulah sampelnya sebagai daerah penelitiannya.
2. Penegasan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasinyanya telah ditetapkan, haruslah segera diikuti penegasan tentang
sifat-sifat populasinya. Penegasan ini adalah sangat penting, bila menginginkan adanya
validitas dan reliabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu harusnya ditentukan terlebih
dahulu luas dan sifat-sifat populasinya, dan memberikan batas-batas yang tegas, barulah
kemudian menentapkan sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasi secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacammacam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya : sensus penduduk,
dokumen-dokumen yangn disusun oleh instansi instansi dan organisasi-organisasi.
4. Besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian,
memang tidak ada ketentuan yang pasti. Winarno Surachmad dalam Dasar dan Teknik
Research Pengatar metodologi Ilmiah, memberikan pedoman sebagai berikut Apabila
populasi cukup homogen (serba sama), terhadap populasi di bawah 100 dapat
dipergunakan sampel sebesar 50%, diatas 1.000 sebesar 15%. Memang seyogyanya
jumlah sampel itu harus lebih banyak daripada sedikit/kurang. (Over sampling is always
better than under sampling).
5. Menentapkan teknik sampling
Teknik pengambilan sampel ini sangat penting karena bila salah maka hasilnya pun akan
jauh dari kebenaran. Harus disadari bersama bahwa didalam masalah sampel ada yang
disebut: biased Sampel : yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga
dengan sampel yang menyeleweng sedang pengambilan sampel yang menghasilkan
yang menyeleweng disebut : Biased Sampling. Biased Sampling adalah pengambilan
sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi
saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu
4

Biaya menjadi berkurang.


Dikarenakan data yang dikumpulkan hanya sebagian dari populasi. Dengan penggunaan
sampling maka petugas yang dibutuhkan lebih sedikit, penghematan biaya percetakan,

pengurangan biaya pelatihan.


Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data.
Pada umumnya data yang dibutuhkan dalam penelitian harus dapat tersedia dengan
segera, sehingga peneliti dapat melakukan penelitiannya. Dengan penggunaan sampling

c
d

maka pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data tentunya akan lebih cepat.
Lebih akurat.
Dengan menggunakan sampling, dapat meningkatkan keakurasian data yang didapat.
Lebih luas ruang cakupan penelitian.
Data yang diperlukan biasanya beragam dan cukup banyak sehingga tidak mungkin
dikumpulkan melalui perhitungan yang lengkap. Dengan penggunaan sampling maka
variabel-variabel yang diteliti dapat cukup banyak dan dapat dilakukan secara mendalam.

4. Kriteria Pemilihan Sampel


Proses pengambilan sampel merupakan proses yang penting. Pengambilan sampel yang tidak
tepat akan memberikan kesimpulan riset yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan
kesimpulan yang salah. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam prosedur
pengambilan sampel, yaitu representatif (dapat mewakili karakteristik populasi), akurat dan
presisi. Dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel sama atau hampir sama dengan ciriciri populasi. Dengan sampel yang representatif, maka informasi yang dihasilkan relatif sama
dengan informasi yang dikandung populasinya. Sehingga kesimpulan dari hasil penelitian
sampel dapat berlaku bagi populasi. Sebagaimana yang dikemukakan Vockel & Asher (1995)
dalam Setyosari (2007:143), the sample must be representative of the population about
which we wish to make generalizations.
Beberapa pertimbangan yang menentukan representatifnya suatu sampel adalah sebagai
berikut.
1

Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat menjaga
kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat
populasi dan tujuan penelitian. Penentuan jumlah sampel bergantung pada faktor
variabilitas populasi. Semakin homogen karakteristik populasi, semakin sedikit ukuran
sampel yang dibutuhkan, dan sebaliknya.

Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya sangat akurat. Dengan hasil yang
akurat dapat dirumuskan simpulan yang akurat pula. Sehingga terdapat hubungan,
semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan kekeliruan dalam penarikan
kesimpulan tentang populasi.

Selain bersifat representatif, sampel yang baik juga harus memenuhi dua kriteria yaitu tingkat
akurasi

dan

presisi

yang

tinggi,

tingkat akurasi

yang

tinggi

diartikan

sebagai

tingkat ketidakadaan bias dalam sampel. Sedangkan presisi mengacu pada persoalan sedekat mana
estimasi kita dengan karakteristik populasi. Kedua hal ini akan diuraikan sebagai berikut :
1

Akurat
Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias. Dengan kata lain makin
sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Sampel
bersifat bias jika pemilihan sampel tidak didasarkan pada kriteria obyektivitas. Pemilihan
sampel dengan unsur subyektivitas dapat menyebabkan sampel berkeadaan bias. Sebagai
contoh: untuk meneliti tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan penghasilan ratarata perbulan

yang hanya memberlakukan kalangan menengah ke atas dengan

subyektiviatas peneliti yang ingin menunjukkan bahwa masyarakat di daerah X telah


mencapai kesejahteraan yang baik. Bias juga dapat terjadi karena seleksi yang keliru.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan akurat dari sampel sebagai berikut:
a. Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat
Misalnya akan dibuat dua buah grup, yaitu grup pertama adalah grup yang berisi
perusahaan- perusahaan yang mengalami financial distress dan grup kedua berisi
dengan perusahaan-perusahaan yang tidak mengalaminya. Leverage dipilih sebagai
proxy untuk financial distress. Jika leverage tidak dapat membedakan perusahaan
distress dan perusahaan yang tidak distress, maka proksi tersebut adalah tidak akurat.
b. Menghindari bias di seleksi sampel
Pemilihan sampel yang bias (sample selection bias) akan membuat sampel tidak
akurat.
Contoh:
Untuk menghindari bias ini, peneliti tidak hanya menggunakan sampel perusahaan
besar yang tercatat di NYSE saja, tetapi juga menggunakan perusahaan kecil yang
tercatat di NASDAQ, sehingga hasilnya tidak dicurigai.
c. Menghindari bias hanya di perusahaan-perusahaan yang bertahan
Pemilihan sampel yang bias karena berisi dengan perusahaan-perusahaan yang
bertahan (survivorship bias) akan membuat sampel tidak akurat.
6

Akurasi berkaitan dengan tingkat keyakinan (confidence level) Tingkat keyakinan dalam
statistik dinyatakan dalam persentase. Jika dinyatakan tingkat keyakinan 95%, maka
berarti akurasi statistik sampel dapat mengestimasi parameter populasinya dengan benar
adalah 95% dan probabilitas bahwa estimasi hasil penelitian tidak benar adalah 5% yang
2

dinyatakan dengan tingkat signifikansi (significance level) sebesar 0,05 (p 0,05)


Presisi
Sampel yang presisi adalah sejauh mana hasil penelitian berdasarkan sampel dapat
merefleksikan realitas populasinya dengan teliti. Sampel yang mempunyai presisi yang
tinggi adalah yang mempunyai kesalahan pengambilan sampel (sampling error) yang
rendah. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error) adalah seberapa jauh sampel
berbeda dari yang dijelaskan oleh populasinya. Presisi diukur dengan simpangan baku
(standard error of estimate). Semakin kecil standard error of estimate semakin tinggi
presisi sampelnya. Presisi dapat ditingkatkan dengan jumlah sampelnya. Semakin besar
jumlah sampelnya, semakin kecil kesalahan standar estimasinya.

5. Tahap-tahap Pemilihan Sampel:


Prosedur pemilihan sampel memerlukan beberapa tahapan sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi populasi target.
Populasi target adalah populasi spesifik yang relevan dengan tujuan atau masalah
penelitian. Contoh: Populasi taergetnya adalah manajer bank yang beroperasi di
Lampung. Maka peneliti dapat mengidentifikasi para manajer cabang bank yang
memimpin bank di Lampung.
Dalam menentukan populasi target sering terkecoh. Misalnya populasi target adalah para
manajer pembelian dari perusahaan pelanggan. Peneliti ingin mengetahui perilaku produk
tertentu. Tapi ternyata yang mempengaruhi keputusan pembelian bukan manajer
pembelian para pelanggan, namun manajer teknik. Maka dari itu peneliti harus benarbenar tahu pelaku yang sebenarnya.
b. Memilih kerangka pemilihan sampel.
Kerangka sampel adalah daftar elemenelemen populasi yang dijadikan dasar untuk
mengambil sampel. Misal populasi target adalah Mahasiswa FEB Unila. Jika peneliti
menggunakan daftar mahasiswa FEB Unila, ada kemungkinan belum memuat mahasiswa
baru maupun mahasiswa yang telah lulus. Perbedaan antara elemen populasi target
dengan elemen kerangka sampel merupakan sumber kesalahan yang berkaitan dengan
kerangka sampel.
c. Menentukan metode pemilihan sampel.

Secara garis besar metode pemilihan sampel dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1)
metode pemilihan sampel probabilitas (probability sampling method) dan (2) metode
pemilihan sampel nonprobabilitas (non-probability sampling method). Perbedaan pokok
antara kedua metode terletak pada probabilitas setiap elemen populasi terpilih
sebagai subjek sampel. Metode probabilitas memberikan kesempatan yang sama pada
setiap elemen populasi untuk terpilih sebagai sampel dengan pemilihan sampel
yang dilakukan secara acak. Metode nonprobabilitas, memilih sampel secara tidak
acak sehingga setiap elemen populasi mempunyai probabilitas yang berbeda untuk dipilih
menjadi sampel.
d. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel.
Unit sampel adalah suatu elemen yang menjadi dasar untuk dipilih sebagai sampel.
Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat dilakukan melalui prosedur satu
tahan atau beberapa tahap. Elemen dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel
satu tahap sama dengan elemen-elemen dalam kerangka sampel. Sedangkan elemen
dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel beberapa tahap dilakukan dengan
mengambil dari kerangka sampel secara bertahap dalam beberapa tingkat.
e. Menentukan ukuran sampel.
Ukuran sampel sangat tergantung dari variasi populasinya. Semakin besar dispersi atau
variasi populasi maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan agar estimasi
terhadap parameter dapat dilakukan dengan akurat dan memenuhi presisi. Ukuran sampel
juga dipengaruhi oleh keyakinan peneliti dalam melakukan estimasi.
f. Menentukan unit sampel.
Unit sampel adalah suatu elemen yang menjadi dasar untuk dipilih sebagai sampel.
Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat dilakukan melalui prosedur satu
tahan atau beberapa tahap. Elemen dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel
satu tahap sama dengan elemen-elemen dalam kerangka sampel. Sedangkan elemen
dalam unit sampel pada prosedur pemilihan sampel beberapa tahap dilakukan dengan
mengambil dari kerangka sampel secara bertahap dalam beberapa tingkat.

6. Metode Pemilihan Sampel Probabilitas


Metode pemilihan sampel probabilitas lebih memungkinkan memperoleh sampel yang
representative daripada metode pemilihan sampel nonprobabilitas. Secara probabilitas,
metode-metode yang dapat digunakan adalah:

Random Sederhana
Pengambilan sampel secara random sederhana (simple random) dilakukan dengan mengambil
secara langsung dari populasinya secara random. Secara random dipilih dapat didasarkan
pada angka random. Angka random dapat dilihat di tabel angka random atau dengan
menggunakan komputer untuk menghasilkan angka random, baik dengan memprogramnya
dengan bahasa komputer atau dengan menggunakan Excel.
Kelebihan pemilihan sampel acak sederhana bersifat independen, kekurangannya
memerlukan media yang memuat daftar seluruh elemen untuk dipilih sebagai sampel secara
manual/dengan bantuan komputer. Dinilai membosankan dan memerlukan biaya relatif
mahal.

Random Kompleks
Random kompleks (complex random) dapat berupa sebagai berikut ini:
a. Systematic random sampling
Pengambilan sampel secara random sistematik (Systematic random sampling) dilakukan
dengan membagi populasi sebanyak n bagian dan mengambil sebuah sampel pada
masing-masing bagian dimulai dari bagian pertama secara random.
Misalnya: jumlah populasi ada 50 buah dan akan diambil sampel sebanyak 10 buah.
Masing-masing bagian akan terdiri dari 5 buah. Misalkan angka random yang terpilih
untuk mengambil sampel pertama adalah 2, maka sampel berikutnya adalah nomor
7,12,19, dan seterusnya sampai nomor 49 sebanyak 10 buah sampel.
Kelebihan systematic random sampling tergantung pada penentuan nomor sampel yang
pertama dan jarak nomor antara sampel yang satu dengan yang lain. Metode ini relative
mudah diterapkan jika telah tersedia kerangka sampel.
b. Cluster sampling
Pengambilan sampel secara kluster (Cluster sampling) dilakukan dengan membagi
populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut dengan cluster.
Beberapa cluster kemudian dipilih secara random. Item-item data yang berada di dalam
cluster yang terpilih merupakan sampelnya. Pengambilan kluster baik untuk sampel yang
homogen antara kluster-klusternya dan heterogen antara item-item di dalam klusternya.
c. Stratified sampling

Pengambilan sampel secara strataan (Stratified sampling) dilakukan dengan membagi


populasi menjadi beberapa sub-populasi atau strata dan kemudian pengambilan sampel
random sederhana dapat dilakukan didalam masing-masing strata. Strata dapat berupa
karakteristik tertentu.
Misalnya: populasi sampel berupa perusahaan-perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga
strata berupa ukuran perusahaan, yaitu strata perusahaan-perusahaan besar, strata
perusahaanerusahaan menengah, dan strata perusahaan-perusahaan kecil. Pengambilan
sampel secara strataan dilakukan dengan mengambil sampel untuk masing-masing strata.
Item-item sampel di masing-masing strata dapat diambil secara random atau secara
sistematik. Pengambilan sampel secara strataan ini baik untuk sampel yang heterogen
antara strata-stratanya dan homogen antara item-item di dalam stratanya.
d. Double sampling
Double sampling atau sequential sampling atau multiphase sampling merupakan metode
sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar sampel yang ada dan dari informasi
yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel berikutnya. Misalnya data responden
dapat dikumpulkan dari mail survey dan secara random dipilih beberapa untuk
diinterview lebih detail sesuai dengan kriteria tertentu.
e. Area sampling
Area sampling pada dasarnya merupakan metode pemilihan sampel acak berdasarkan
kelompok yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang lokasi geografisnya
tersebar. Metode ini diterapkan jika faktor lokasi menjadi pertimbangan penting dalam
pemilihan sampel. Metode ini digunakan untuk menghemat biaya pemilihan sampel dan
tidak tergantung pada kerangka sampel.

7. Metode Pemilihan Sampel Nonprobabilitas


Pada pemilihan sampel nonprobabilitas, elemen-elemen populasi tidak memiliki kesempatan
yang sama untuk dapat dipilih sebagai sampel. Salah satu kelemahan dari pemilihan sampel
nonprobabilitas ialah adanya keraguan akan tingkat generalisasi hasil penelitian. Pemilihan
sampel nonprobabilitas biasanya dikarenakan pertimbangan waktu yang relatif cepat dan
biaya yang relatif murah dibandingkan dengan metode pemilihan sampel probabilitas.
Ada beberapa metode yang termasuk dalam pemilihan sampel nonprobabilitas:
a. Pemilihan Sampel Berdasarkan Kemudahan (Convenience Sampling)

10

Metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti.
Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas. Contohnya
peneliti ingin melihat perilaku konsumen terhadap suatu produk. Peneliti melakukan
survei di toko tersebut kepada setiap pengunjung.
b. Pemilihan Sampel Bertujuan (Purposive Sampling)
Penggunaan metode ini dikarenakan peneliti memiliki tujuan atau target tertentu dalam
memilih sampel secara tidak acak. Ada dua jenis metode pemilihan sampel bertujuan.
1) Pemilihan Sampel Berdasarkan Pertimbangan (Judgment Sampling), merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel
dibatasi pada elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan.
Contohnya peneliti ingin mengetahui informasi yang berkaitan dengan perusahaan
maka peneliti dapat memilih para manajer sebagai sampel penelitian.
2) Pemilihan Sampel Berdasarkan Kuota (Quota Sampling)
Pemilihan sampel berdasarkan kuota bertujuan untuk menaikkan tingkat
representatif sampel penelitian. Contohnya peneliti menentukan kuota responden
berdasarkan jenis industri, skala perusahaan, departemen fungsional atau jenis
kelamin pekerja.

11

8. Pedoman Penentuan Metode Sampling


Penentuan metode pemilihan sampel merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi
ketapatan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya. Penentuan metode
pemilihan sampel yang digunakan tergantung pada tersedianya waktu, biaya dan tenaga.
Pertimbangan pokok dalam memilih metode sampling didasarkan pada tujuan dan masalah
penelitian. Skema pedoman penentuan metode pemilihan sampel digambarkan sebagai
berikut:

12

Sampel yang representatif


merupakan faktor penting dalam
penelitian?

Ya

Tidak

Pilih Alternatif metode


sampling probabilitas

Pilihan Alternatif Metode


Sampling Nonprobabilitas

Hasil Penelitian Yang


Diharapkan

Informasi Yang diharapkan

Mempunyai
Kemampuan
Generalisasi
Metode Simple
Random
Sampling
Metode
Systematic
Samplling
Metode
Clustered
Sampling

Menekankan
Perbedaan
Antar kelompok

Menekankan
Informasi
Setiap Area

Cepat Bebas

Jumlah Elemen
setiap
kelompok

Metode Area
Sampling

Metode
Convenience
Sampling

Tidak sama

Sama

Metode
Stratified
Sampling
Propotional

Mempunyai
Maksud
Tertentu
Metode
Judgment
Sampling

Metode Quota
Sampling

Metode
Stratified
Sampling
Nonpropotional

9. Satuan Ukuran Sampel (Sampel Size)


Banyak pendapatan yang mengatakan bahwa untuk memperoleh sampel yang representatif
diperlukan ukuran sampel yang besar. Berapa besarnya sampel yang diperlukan? Ada yang
menyatakan paling sedikit 10% dari jumlah populasinya. Pandapat-pendapat tersebut kurang
tepat, karena untuk menentukan ukuran sampel tergantung pada variasi populasinya. Semakin
13

besar dispersi atau variasi suatu populasi maka semakin besar pula ukuran sampel yang
diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat dan
presisi. Ukuran sampel. disamping itu, juga dipengaruhi oleh tingkat keyakinan peneliti
dalam melakukan estimasi.

Berikut ini adalah ilustrasi untuk memberikan penentuan ukuran sampel. Misal. seorang
manajer ingin mengestimasi penarikan saldo tabungan di suatu Bank yang kisaran jumlahnya
(kurang lebih) sebesar Rp500.000, dengan tingkat keyakinan (confidence level) sebesar 95%.
Jika berdasarkan sampel yang diteliti memiliki deviasi standar rata-rata sebesar Rp3.500.000
berapa ukuran sampel yang harus diteliti?
1

langkah pertama yang diperlukan oleh peneliti adalah menghitung varian atau dispersi
populasi dengan menggunakan rumus perhitungan rata-rata populasi sebagai berikut:
= X k . sx di mana

X =
k
sx

adalah rata-rata populasi


adalah rata-rata sampel

adalah nilai t tabel pada tingkat kepercayaan tertentu

adalah dispersi (varian) populasi.

Berdasarkan data contoh. Pengoperasian rumus di atas adalah sebagai berikut:


500.000 =
sx =

1,96 sx
500.000 =
1,96

255.100

14

Besarnya sampel dihitung dengan rumus:


sx =

s
n1

di mana
s
n

=
=

adalah deviasi standar rata-rata sampel


adalah ukuran sampel

Berdasarkan data contoh, pengoperasian rumus di atas adalah sebagai berikut:


255.100=

3.500 .000
n1

n = 187
Jika jumlah populasi adalah 185, maka peneliti tidak mungkin meneliti sampel sebanyak
187 (hasil perhitungan diatas). Peneliti dalam hal ini dapat menerapkan rumus koreksi
untuk menghitung sampel yang diperlukan jika jumlah populasi nya hanya 185. Rumus
koreksi nya adalah sebagai berikut:
sx =

s
Nn
x
n1 N1

Dimana, N adalah jumlah elemen populasi


Pengoperasian rumus di atas adalah sebagai berikut
255.100=

3.500 .000 185n


x
n1
184

n = 94

10.

KESALAHAN STATISTIK (STATISTICAL ERROR)


Jika data sampel yang diteliti menghasilkan nilai statistik yang tidak sesuai dengan nilai
parameter pepulasinya secara akurat dan presisi. berarti ada kesalahan statistik (statistical
error). Ada dua faktor yang penyebab kesalahan statistik, yaitu: kesalahan dalam pemilihan
15

sampel (sampling error) dan kesalahan sistematis (systematic error) yaitu kesalahan yang
bukan berasal dari proses pemilihan sampel (nonsampling error).
Kesalahan Kerangka
Sampel
Kesalahan
Pemilihan
Sampel

Kesalahan Unit
Sampel
Kesalahan Pemilihan
Sampel Secara Acak

Kesalahan
Statistik

Kesalahan
Responden
Kesalahan
Sistematis

Nonresponse
Bias
Response Bias
Kesalahan
Pemrosesan
Data

Kesalahan
Administrasi

Kesalahan
Pewawancara
Kecurangan
Pewawancara

Kesalahan Pemilihan Sampel (Sampling Error)


Kesalahan dalam pemilihan sampel dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan pada setiap
prosedur dalam pemilihan sampel, antara lain: kesalahan dalam kerangka sampel (sampling
frame error). kesalahan dalam penentuan unit sampel (unit sampling error), atau kesalahan
dalam pemilihan sampel secara acak (random sampling error).
Kesalahan kerangka sampel, seperti yang telah dibahas sebelumnya, disebabkan oleh
adanya perbedaan antara elemen-elemen dalam kerangka sampel (misal, daftar mahasiswa
atau daftar telpon) dengan elemen-elemen populasi target. Kerangka sampel kemungkinan
belum memuat elemen-elemen populasi yang baru masuk. Jika jumlah dan karakteristik
elemen tersebut relatif signifikan, maka kemungkinan akan menyebabkan pemilihan elemen
dari kerangka sampel yang kurang representatif.
Kesalahan unit sampel. Penentuan elemen-elemen dalam suatu unit sampel kemungkinan
kurang mewakili karakteristik populasinya. Tingkat heterogenitas elemen-elemen populasi
dapat menyebabkan timbulnya kesalahan dalam unit sampel yang ditentukan berdasarkan
strata atau kelompok (cluster) tertentu. Elemen-elemen tertentu kemungkinan mempunyai
kesempatan untuk masuk dalam beberapa strata atau kelompok unit sampel. Jika elemen unit
16

sampel hanya dipilih sekali. kesalahan dalam mengklasifikasi elemen-elemen ke dalam strata
atau kelompok tertentu sebagai unit sampel merupakan sumber kesalahan yang disebabkan
oleh penentuan unit sampel.
Kesalahan pemilihan sampel secara acak terjadi karena kemungkinan adanya variasi dalam
pemilihan subyek sampel secara acak. Tipe kesalahan ini kemungkinan disebabkan oleh nilai
elemen-elemen yang sangat variatif atau ekstrem (tinggi sekali atau rendah sekali) sehingga
dapat saling menghapus dalam penghitungan ratarata. Kesalahan tersebut secara teknis
merupakan fluktuasi statistik yang terjadi karena adanya variasi nilai elemen-elemen yang
dipilih sebagai sampel. Semakin kecil variasi nilai elemen-elemen, maka semakin rendah
kemungkinan tingkat kesalahan pemilihan sampel secara acak.

Kesalahan Sistematis (Systematic Error)


Kesalahan sistematis merupakan kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar proses
pemilihan sampel (nonsampling error). Kesalahan sistematis terutama disebabkan oleh
kelemahan desain penelitian dan kesalahan pelaksanaan penelitian. Ada dua faktor yang
mempengaruhi kesalahan sistematis yaitu: kesalahan responden (respondent error) dan
kesalahan administratif (administrative error).
Kesalahan responden. Hasil analisis data yang dikumpulkan dengan metode survei
tergantung pada jawaban responden penelitian. jika responden penelitian mau bekerja sama
dan menjawab pertanyaan dengan benar, maka hasil penelitian akan dapat memenuhi tujuan
yang diharapkan. Kesalahan responden terdiri atas dua jenis kesalahan sebagai berikut:
Nonresponse bias (error), adalah kesalahan yang timbul karena subyek sampel yang tidak
memberikan respon (nonresponden) ternyata lebih representatif daripada sampel yang
memberikan tanggapan, sehingga sampel yang diteIiti kurang akurat dan presisi
mencerminkan karakteristik populasinya. jika semua sampel memberikan tanggapan atas
suatu survei, maka tingkat respon (response rate) survei tersebut . adalah 100%. Nonresponse
bias terjadi jika dalam survei dengan tingkat tanggapan 30%, ternyata 7000 sampel yang
tidak memberikan jawaban lebih representatif daripada 3000 sampel yang memberikan
respon. Masalah ini bukan hanya terjadi pada pengumpulan data dengan survei melalui pos,
melainkan juga pada survei melalui perseorangan. wawancara melalui telepon dan
wawancara tatap muka.

17

Response bias (error), merupakan kesalahan yang timbul karena jawaban responden yang
tidak benar. Responden mungkin secara sengaja atau tidak sengaja menjawab pertanyaan
yang tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga menyebabkan interpretasi peneliti yang
keliru terhadap jawaban responden. Beberapa hal yang dapat menimbulkan response bias,
antara lain:
1

Kecenderungan responden yang memberikan jawaban setuju atas pertanyaan-pertanyaan


yang tidak dipahaminya sekalipun (acquiescence bias).

Kecenderungan responden yang memberikan jawaban secara ekstrem (extremity bias)


atau secara netral (neutrality bios) terhadap sebagian besar pertanyaan.

Adanya saling peran antara pewawancara dengan responden sehingga jawaban responden
terpengaruh oleh opini pewawancara (interviewer bias) atau adanya bantuan
pewawancara kepada responden untuk menjawab pertanyaan (ouspices bias).

Kesalahan Administratif adalah kesalahan yang disebabkan oleh kelemahan administrasi


atau pelaksanaan pekerjaan penelitian. Ada tiga tipe kesalahan administratif. yaitu: kesalahan
dalam pemrosesan data (data processing error), kesalahan pewawancara (interviewer error).
dan kecurangan pewawancara (interviewer cheating).
Kesalahan Pemrosesan Data kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam proses
prosedural atau aritmatik melalui komputer. Akurasi pemrosesan data dengan komputer,
bagaimana pun tergantung pada ketelitian manusia dalam pembuatan program dan
memasukkan data ke dalam komputer. Tipe kesalahan ini dapat diminimalisir dengan
penetapan prosedur yang teliti dan cermat mulai dari pengeditan data, pemberian kode dan
tahap-tahap lainnya dalam pemrosesan data dengan menggunakan komputer.
Kesalahan Pewawancara adalah tipe kesalahan administratif yang disebabkan oleh
keteledoran pewawancara. Kesalahan tersebut dapat berupa kekeliruan pewawancara dalam
mencatat jawaban responden atau kesalahan berupa hilangnya bagian informasi yang penting
karena pewawancara kurang cepat mencatat jawaban responden yang disampaikan secara
lisan. Kesalahan pewawancara juga dapat ditimbulkan oleh persepsi selektif dari
pewawancara yang hanya mencatat jawaban responden yang tidak sesuai dengan sikap dan
pendapat pewawancara.

18

Kecurangan Pewawancara. Kesalahan administratif kemungkinan disebabkan oleh


kecurangan pewawancara yang dengan sengaja melompati butir pertanyaan mengenai topik
yang sensitif agar Wawancara cepat selesai. Kecurangan dapat pula terjadi jika pewawancara
atau pelaksana survei menjawab sendiri daftar pertanyaan atau kuisioner.

Review Artikel/Jurnal

Pada kesempatan ini, kami akan memberikan tanggapan mengenai artikel yang
berjudul "Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan Belanja Pembangunan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Pengangguran : Pendekatan Analisis Jalur". Artikel
ini pernah dipublikasikan dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 4, No. 2, hal.
211-228, Desember 2007. Artikel ini dibuat oleh Anis Setyawati (Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Trunojoyo) dan Ardi Hamzah (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo. Adapun tanggapan kami hanya akan berfokus pada
bagian sampel dan populasi sebagaimana pokok pembahasan pada presentasi yang
disampaikan.

Sekilas tentang ide penelitian :


Peneliti merasa bahwa perbedaan PAD, DAU, DAK, dan Belanja Pembangunan antara
daerah satu dengan yang lainnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang berbeda
pula, sehingga mengakibatkan penurunan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang
tidak sama antara daerah satu dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, penelitian tersebut
mengkaji dan menguji pengaruh PAD, DAU, DAK dan belanja pembangunan terhadap
pertumbuhan ekonomi, kemiskinan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan
pengangguran dengan menggunakan pendekatan analisis jalur. Tujuan penelitian ini untuk
menguji pengaruh langsung PAD, DAU, DAK dan belanja pembangunan terhadap
pertumbuhan ekonomi, pengaruh langsung pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dan
pengangguran, serta pengaruh tidak langsung PAD, DAU, DAK, dan belanja pembangunan
terhadap kemiskinan dan pengangguran.

19

Pada bagian Populasi dan Sampel dalam bab Metode Penelitian, Peneliti menyatakan bahwa
"Populasi dalam penelitian ini adalah laporan APBD Jawa Timur dan realisasinya untuk
tahun 2001 sampai dengan 2005 setelah adanya implementasi Undang-undang Otonomi
Daerah. Tahun yang sama juga berlaku bagi tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran dan tingkat kemiskinan. Sampel dalam penelitian ini adalah 38 kabupaten/kota
di Propinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota mulai tahun 2001 sampai
tahun 2005 yang telah diadministrasikan dengan baik dan telah dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik".
Dari penjelasan mengenai populasi dan sampel tersebut, kami akan memberikan beberapa
tanggapan sebagai berikut:
1. Populasi dan sampel yang digunakan hanya dari wilayah Jawa Timur saja, mungkin
karena peneliti adalah civitas akademika dari Universitas Trunojoyo yang berlokasi di
Madura, Jawa Timur, sehingga akan lebih menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam
mencari data penelitiannya. Namun, karena sampel hanya di wilayah Jawa Timur saja,
maka daya generalisasi hasil penelitiannya masih tergolong rendah karena kurang dapat
mewakili dari wilayah Indonesia secara keseluruhan.
2. Peneliti kurang mendefinisikan dengan jelas mengenai jumlah populasi yang dimaksud,
sehingga dapat menimbulkan perbedaan penafsiran. Sebagaimana diketahui bahwa
jumlah kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur adalah sebanyak 38 kabupaten/kota yang
terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Sementara laporan APBD Jawa Timur sendiri terdiri
dari laporan APBD seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur ditambah dengan laporan
APBD provinsi Jawa Timur.
Apabila dalam penelitian tersebut peneliti beranggapan laporan APBD Jawa Timur
yang dimaksud adalah laporan APBD seluruh kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur
beserta dengan laporan APBD provinsi Jawa Timur, maka jumlah sampel yang
digunakan sudah sangat representatif sehingga dapat mewakili populasi secara
keseluruhan. Namun, apabila dilihat pada bagian Analisis Data dan Pembahasan, yaitu
pada bagian hasil pengujian statistik deskriptif, notasi yang digunakan peneliti untuk
menggambarkan sampel adalah N, bukan n. Dimana N adalah notasi untuk populasi

dan n adalah untuk sampel.


Apabila dalam penelitian tersebut peneliti beranggapan laporan APBD Jawa Timur
yang dimaksud hanya berupa laporan APBD seluruh kabupaten/kota di wilayah Jawa
Timur saja tanpa menyertakan laporan APBD provinsi, maka jumlah sampel yang

20

digunakan akan sama dengan jumlah populasinya. Sehingga bukan sampel lagi
istilahnya, tetapi berupa sensus.
3. Jenis populasi yang digunakan adalah populasi terbatas dan bersifat homogen. Populasi
terbatas karena jumlahnya dapat ditentukan dan data yang diambil dari tiap-tiap
kabupaten/kota yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga seharusnya sampel yang
digunakan tidak perlu terlalu banyak sampai hampir sama dengan jumlah populasinya
karena akan lebih efisien.
4. Sedangkan metode pemilihan sampel termasuk dalam metode pemilihan sampel
nonprobabilitas berupa pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan. Di penelitian ini,
peneliti memilih sampel yang memiliki batasan informasi yang sesuai dengan
pertimbangan. Peneliti langsung menentukan bahwa unit sampel yang dipilih adalah
laporan APBD tingkat kabupaten dan kota.
5. Terkait dengan kesalahan sistematik, dapat dikatakan bahwa penelitian ini terhindar dari
kesalahan statistik berupa kesalahan responden dan kesalahn pewawancara dikarenakan
data yang dikumpulkan merupakan data sekunder. Kami juga tidak tahu secara pasti
pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti.

21

Daftar Bacaan
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. PBFE Yogyakarta.

Setiyawati dan Hamzah.2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja
Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran: Pendekatan
Analisis Jalur.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.4 No.2, 211-228.

22

Anda mungkin juga menyukai