Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL

a) PENGERTIAN POPULASI

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau

subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek yang diteliti itu. Lingkup wilayah dalam penentuan populasi bisa mencakup seluruh

wilayah Negara, satu propinsi atau pun suatu kota atau kabupaten. Kelompok besar dan

wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita di sebut populasi. 

Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai

berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul,

kepemimpinannya, dan lain-lain. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan

presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki

presiden Y. Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah

yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian

darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel darah tersebut selanjutnya

diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.

Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang

ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah

yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel darah tersebut selanjutnya diberlakukan ke

seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.

Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengan data

bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang

menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.

 JENIS – JENIS POPULASI

Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah,

jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.

2
b. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak

terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.

Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat

berikut ini:

a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat

yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya

seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup

mengambil setetes darah saja.

b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat

atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara

kualitatif maupun kuantitatif.

b) PENGERTIAN SAMPEL

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi

besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative

(mewakili).

Bila sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan

karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan itu seperti

kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan temboh besar. Satu orang

lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah

kalau sampel yang dipilih tidak representative (mewakili), maka ibarat 3 orang buta itu yang

membuat kesimpulan dalah tentang gajah.

Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah

sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut

Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:

a. Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari

unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili

populasi.

b. Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal

yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.

c. Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or universe

as representative of that population or universe.

3
d. Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga dengan

melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total populasi.

Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakansampel beikut ini

a. Ukuran populasi

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak

diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali

tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam

populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk

mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh

pelosok Indonesia misalnya.

b. Masalah biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.

Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih

bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu

cara untuk mengurangi biaya.

c. Masalah waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian

populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan

kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih

cepat.

Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada

seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin

mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan

darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena

itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.1

d. Masalah ketelitian

Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung

jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.

Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan

menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu

semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

4
e. Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan

dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan?

Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel

pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-

161); ( Hadari Nawawi,1923: 146-148).

Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan

yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil.

suatu hal yang perlu diperhatikan adalaha keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi.

Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,

sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbanagna pengambilan sample harus

memperhatikan hal :

1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.

2. Besarnya populasi dalam tiap kategori.

Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusahakan.

Satu nasihat yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampelyang kelewat banyak selalu

lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling). Namun

demikian ada cara untuk memperoleh sample minimal yang harus diselidiki dengan

menggunakan rumus:

n ≥ pq z 1/ 2 a 2

keterangan :

n = jumlah sampel

≥ = sama dengan atau lebih besar

P = proporsi populasi persentase kelompok pertama

q = proporsi sisa di dalam populasi

z1/2 =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 %

b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan

sampel.

 CIRI – CIRI SAMPEL YANG BAIK

Berangkat dari berbagi pendapat yang telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa

ciri-ciri sampel yang baik adalah:

a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.

5
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili

keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.

c. Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel

yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

B. BAGAIMANA TEKNIK-TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang

digunakan. Secara skrematis, teknik macam- macam sampling di tunjukan pada gambar

sebagai berikut:

TEKNIK
SAMPLING

Probability Probability
sampling sampling

1. Simple random 1. Sampling sistematis


sampling 2. Sampling kuota
2. Proportionate 3. Sampling incidental
stratified random 4. Purposive sampling
sampling 5. Sampling jenuh
3. Area (cluster) 6. Snowball sampling
Sampling(sampling
menurut daerah)

Gambar. 1 Macam – macam Teknik Sampling

 MACAM – MACAM TEKNIK SAMPLING

A. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini

meliputi, Sampling Random sampling, proportionate stratified random sampling,

disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling ( sampling menurut

daerah).

1. Simple Random Sampling

Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu. Cara

demikian dilakukan bila anggota populasi homogen.

6
2. Proportionate Stratified random sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan

berstrata secara proporsional.

3. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi

kurang proporsional.

4. Cluster Sampling (Area Sampling)

Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau

sumber data sangat luas, missal penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk

menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan

sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama

menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada

daerah itu secra sampling juga.

B. Non Probability Sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Teknik sampel ini meliputi:

a. Sampling sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan dari anggota

populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang,

dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.

Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari

bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai

sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai100.

b. Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai

ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan

penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan izin

mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data

belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena

belum memenuhi kuota yang ditentukan.

7
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul

data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel,

atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

c. Sampling Insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya

adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif.

e. Sampling jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang

dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan

sampel.

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,

kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi dengan dua  orang

ini belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih

tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Penelitian

kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball. Misalnya akan meneliti siapa

provokator kerusahan, maka akan cocok menggukan Purposive dan Snowball sampling.

C. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang

diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.

Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil peneliti itu akan diberlakukan untuk 1000 orang

tersebut tanpa ada kesaalahan, maka jumlah sample yang diambil sama dengan jumlah

populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besaar jumlah sample mendekati populasi, maka

peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sample

menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono,

2016: 86).

8
Berapa jumlah anggota sample yang paling tepat digunakan dalam penelitian?

Jawabannya tergantung pada pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat

ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan

teenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sample

yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar

jumlah anggota sample yang diperlukan sebagai sumber data.

D. CARA MENGAMBIL ANGGOTA SAMPLE

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan

radnom sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.

Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random,

komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap

anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.  Jika

pengambilan sampel adalah random, maka setiap angogota populasi mempunyai peluang

sama untuk dipilih menjadi anggota sample.

Anda mungkin juga menyukai