PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga
masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok
dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji.
Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan
dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN POPULASI
Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang
menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian.Objek penelitian dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup,
dan sebagainya.Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan
menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Apabila kita lihat definisi tersebut, pengertian populasi bisa sangat beragam
sehingga kita harus mendefinisikan populasi tersebut dengan jelas dan tepat. Dilain
pihak, sampel yang merupakan pewakil dari populasi harus dapat menggambarkan
karakteristik populasi tersebut karena sampel digunakan untuk menggeneralisasi
suatu populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul bersifat representatif
sehingga dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi dari mana
sampel itu diambil.
Berikut ini adalah contoh suatu populasi:
3
berbicara tentang mahasiswa Unpad cakupannya cukup luas. Apakah kita akan
mendata nilai IPK semua mahasiswa Unpad dari semua angkatan, baik yang masih
aktif, non aktif, meninggal, DO, maupun yang sudah lulus?
Dengan demikian, batasan ruang lingkup dari populasi yang akan diteliti harus
didefinisikan dengan jelas dan tepat, karena semua kesimpulan yang nantinya akan
diperoleh dari hasil penarikan contoh (sampel) hanya berlaku untuk populasi yang
dimaksud, bukan untuk populasi yang berada diluar batasan ruang lingkup yang
diberikan.
Perhatikan pendefinisian populasi berikut:
"Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009,
Faperta Unpad, yang masih aktif"
Pendefinisian populasi seperti ini sudah jelas batas ruang lingkupnya, sehingga
kesimpulan apapun yang diberikan terhadap suatu sampel yang diambil dari
populasi tersebut hanya berlaku untuk populasi yang dibatasi oleh Mahasiswa
Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta, Unpad, yang masih aktif kuliah dan tidak
berlaku untuk mahasiswa lainnya yang berada diluar ruang lingkup tersebut. Jadi
hanya menggambarkan keadaan rata-rata nilai IPK mahasiswa pada ruang lingkup
tersebut.
Populasi dapat dibagi berdasarkan keadaan (kompleksitasnya) dan berdasarkan
ukurannya. Menurut keadaannya populasi dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu Populasi Homogen, dan Populasi Heterogen. Berdasarkan ukurannya,
populasi juga dibagi menjadi dua bagian yaitu Populasi Terhingga, dan Populasi
Tak Terhingga.
Populasi berdasarkan keadaannya:
1. Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari
populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama
lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta,
misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya
secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes
cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut.
2. Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari
populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama
lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial
dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan
manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin
mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan 2009 (berarti rata-rata
dari semua Fakultas). Jelas, rata-rata IQ mahasiswa antar Fakultas
kemungkinan besar bervariasi, IQ mahasiswa Fakultas Kedokteran relatif
4
lebih tinggi dibanding dengan rata-rata IQ mahasiswa Fakultas lainnya,
sehingga kita bisa mengatakan bahwa populasi tersebut keadaannya
heterogen. Untuk mengatasi populasi yang heterogen dalam melakukan
penelitian, perlu adanya pengelompokan berdasarkan karakteristiknya,
sehingga dari populasi yang ada digrupkan dalam beberapa kelompok, yang
nantinya kelompok-kelompok tersebut akan hogomen dalam kelompoknya,
tetapi kelompok-kelompok tersebut sangat heterogen diantara kelompkonya.
Pada pemisalan sebelumnya, kelompok identik dengan Fakultas.
Populasi berdasarkan ukurannya:
1. Populasi terhingga: Populasi dikatakan terhingga bilamana anggota
populasi dapat diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya, dengan
kata lain, jelas batas-batasnya secara kuantitatif, misalnya:
a) Air di lautan
b) Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
c) Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
d) Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik
5
tersebut. Peneliti lingkungan hanya meneliti beberapa milliliter air untuk
menentukan kualitas air pada suatu sungai atau danau. Pertanyaannya, mengapa
tidak meneliti secara keseluruhan, bukankah hasilnya akan lebih baik dan lebih
tepat?
Mengingat seorang peneliti dalam melakukan penelitian penuh dengan
keterbatasan baik dari segi biaya, waktu, dan lain sebagainya maka penelitian yang
dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau data yang diinginkan sesuai
dengan permasalah yang diteliti ditempuh dengan mengambil sebagian dari
populasi, dengan mempertimbangkan ketebatasan yang ada dari peneliti. Bagian
dari populasi tersebut sebagai tempat untuk mengumpulkan informasi dinamakan
contoh (sampel).
Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasiyang dipilih
dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang
dimiliki populasi.
Dari definisi tersebut jelas bahwa sampel yang kita ambil digunakan untuk
menggambarkan karakteristik suatu populasi, atau dengan kata lain, sampel
digunakan untuk menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian, sampel harus
betul-betul bersifat representatif sehingga dapat mewakili dan mencerminkan
karakteristik populasi dari mana sampel itu diambil.
Perhatikan gambaran sampel representatif pada gambar di bawah ini. Area yang
berwarna lebih muda menggambarkan konsentrasi/nilai rendah dan yang berwarna
tua menggabarkan konsentrasi/nilai yang tinggi. Sampel yang refresentatif harus
bisa mewakili nilai dari populasi sehingga peluang terambilnya warna muda,
menengah, atau warna tua harus sama atau proporsional.
6
3. Hal ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk meningkatkan
akurasi dan kualitas data karena kumpulan data lebih kecil .
Jenis-Jenis sampel
Dalam proses pemilihan sampel ada dua faktor penentu yang berperan yaitu:
7
1. Probabillity Sampling (pengambilan sampel bardasarkan peluang)
8
besar sampel adalah 108. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian
(marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah
Marketing : 25
Produksi : 85
Penjualan : 40
9
SMA : 700 orang
S1 : 10 orang
S2 : 10 orang
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau
populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau
karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan
mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu
ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan
pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik
proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa
saja berbeda.
10
2. Non Probabilty Sampel
a. Sampling sistematis
b. Sampling Kuota
c. Sampling Insidential
d. Sampling Purposive
11
yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya
dilakukan pada penelitian kualitatif.
f. Snowball Sampling
D.UKURAN SAMPEL
Beberapa pendapat ahli mengenai ukuran sampel adalah sebagai berikut :
Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya.
Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel
yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digenelisir.
Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis
penelitiannya.
Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10%
dari populasiJika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30
subjekApabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per
groupApabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per
group
Tidak jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga memberikan
beberapa panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu :
12
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitianJika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita,
junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori
adalah tepatDalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),
ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam
penelitianUntuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen
yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20
Slovin (1960) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula
N = n/N(d)2 + 1
n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk :
Penelitian deskriptif sebanyak 100Penelitian korelasional sebanyak
50Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/groupPenelitian eksperimental
sebanyak 30/15 per group
Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat
ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah
variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka
sampel minimalnya adalah 5 x 20 = 100
Rumus Pengambilan Sampel
Banyak rumus pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk
menentukan jumlah sampel penelitian. Pada prinsipnya penggunaan rumus-rumus
penarikan sample penelitian digunakan untuk mempermudah teknis penelitian.
Sebagai misal, bila populasi penelitian terbilang sangat banyak atau mencapai
jumlah ribuan atau wilayah populasi terlalu luas, maka penggunaan rumus
pengambilan sample tertentu dimaksudkan untuk memperkecil jumlah
pengambilan sampel atau mempersempit wilayah populasi agar teknis penelitian
menjadi lancar dan efisien.Contoh-contoh praktis pengambilan sampel yang paling
banyak digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Ukuran sampel dengan teori slovin (1960)
13
Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin
ini ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan
pernah menjadi perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis
oleh slovin ini yaitu tahun 1960 dan 1843.
RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN
Slovin (1960) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula
N = n/N(d)2 + 1
n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95.
2. Ukuran sampel penelitian berdasarkan proporsi (tabel isaac dan michael)
Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael
sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%,
5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan
besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki.
3. Menentukan ukuran sampel penelitian dengan formula lemeshow untuk
populasi tidak diketahui
Formula Limeshow ini memang mirip dengan formula penentuan sampel
kategori Cochran.
n=z2P(1−P)d2
dimana
n = jumlah sampel yang dicari
z = nilai tabel normal dengan alpha tertentu
p = fokus kasus
d = alpha (0.05) atau 5% dari tingkat kepercayaan 95% yang umum
digunakan dalam penelitian-penelitian.
4. Yang perlu diperhatikan dalam penentuan ukuran sampel
14
Ada dua hal yang menjadi pertimbannga dalam menentukan ukuran sample.
Pertama ketelitian (presisi) dan kedua adalah keyakinan (confidence).
Ketelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran sampel dengan karakteristik
populasi. Keyakinan adaah fungsi dari kisaran variabilitas dalam distribusi
pengambilan sampel dari rata-rata sampel. Variabilitas ini disebut dengan
standar error, disimbolkan dengan S-x
Semakin dekat kita menginginkan hasil sampel yang dapat mewakili
karakteristik populasi, maka semakin tinggi ketelitian yang kita perlukan.
Semakin tinggi ketelitian, maka semakin besar ukuran sampel yang
diperlukan, terutama jika variabilitas dalam populasi tersebut besar.
Sedangkan keyakinan menunjukkan seberapa yakin bahwa taksiran kita
benar-benar berlaku bagi populasi. Tingkat keyakinan dapat membentang dari
0 – 100%. Keyakinan 95% adalah tingkat lazim yang digunakan pada
penelitian sosial / bisnis. Makna dari keyakinan 95% (alpha 0.05) ini adalah
“setidaknya ada 95 dari 100, taksiran sampel akan mencerminkan populasi
yang sebenarnya”.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat
dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan
mewakili populasi tersebut.
Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis besar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu Probabillity Sampling (pengambilan sampel
bardasarkan peluang), dan Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak
berdasarkan peluang).
B. Saran
Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja
kami dan kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran
berharga untuk kami menjadi lebih baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya.
Dan kami berharap dalam melakukan penelitian, mahasiswa diharuskan
mengikuti aturan-aturan dan juga prosedur-prosedur, agar penelitian yang
dilakukan diharapkan memiliki jawaban yang akurat terhadap suatu
permasalahan.
16
DAFTAR RUJUKAN
http://eki-blogger.blogspot.com/2016/12/populasi-dan-sampel.html
http://sandimilzam.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_71.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/populasi-dan-sampel-2/
http://ismail6033.blogspot.com/2017/10/makalah-populasi-dan-sampel.html
http://ilyas-atsary.blogspot.com/2015/11/makalah-populasi-sampel-dosen-hm.html
http://osukmana.blogspot.com/2015/12/penentuan-populasi-dan-sampel-dalam.html
http://bintorobagus.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-populasi-dan-sempel.html
https://lauraerawardani.blogspot.com/2014/05/populasi-dan-sampel.html
17