NORMALITAS DATA
A. POPULASI
Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua konsep dasar, populasi sebagai
keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner, dan sampel, sebagai bagian dari populasi
yang digunakan untuk melakukan inferensi (pendekatan/penggambaran) terhadap
populasi tempatnya berasal. Sampel dianggap mewakili populasi. Sampel yang diambil
dari populasi satu tidak dapat dipakai untuk mewakili populasi yang lain.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil sebagai
sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur sampling dalam
populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan menggunakan kerangka sampling
(sampling frame). Berdasarkan sifatnya, populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi
homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya
memiliki sifat yang sama dan tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
Sedangkan populasi heterogen yaitu Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya secara
kualitatif dan kuantitatif.
Menentukan populasi dibantu oleh 4 faktor, yaitu: isi, satuan,cakupan (scope), dan
waktu.Contoh : Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga petani di Kabupaten
Jombang tahun 2005, maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor sebagai
berikut.
Jenis Populasi :
Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak
terhingga).
1) Populasi Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif
sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b. Jumlah 1000 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
B.SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel merukan himpunanbagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Keuntungan dalam menggunakan sampel yaitu: memudahkan peneliti,
penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta penelitian
lebih efektif.
Sedangkan sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unsur populasi
yang jumlahnya mencukupi secara statistik sehingga dengan mempelajari sampel serta
memahami karakteristik-karakteristiknya (ciri-cirinya) akan diketahui informasi tentang
keadaan populasi.
yaitu tingkat ketidakadaan bias (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain
makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.
Tolok ukur adanya bias atau kekeliruan adalah populasi.
b) Presisi
Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi
mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi.
Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi dikurangi nilai rata-rata sampel
(b) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat
peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian;
(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel
daripada terhadap populasimisalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan
memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi
kekeliruan. (UmaSekaran, 1992);
(d) Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam
populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu
pohon jeruk.
Sampel yang baik harus dapat mewakili keseluruhan populasi dan hasil penelitian
dapat diterapkan keseluruh populasi. Misalnya saja, dalam usaha menetukan umur rata-
rata suatu lampu pijar tertentu, adalah tidak mungkin untuk menguji semua lampu pijar
kalau kita masih ingin menjualnya. Biaya yang lebih besar sering menjadi faktor
penghalang untuk mengamati semua anggota populasi. Oleh karena itu, kita terpaksa
menggantungkan pada sebagian anggota populasi untuk membantu kita menarik
kesimpulan mengenai populasi tersebut.
Teknik (metode) penentuan sampel yang ideal memiliki ciri-ciri dapat memberikan
gambaran yang akurat tentang populasi, dapat menentukan presisi, sederhana sehingga
mudah dilaksanakan, dan dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan
biaya murah.
c) Rencana analisis
d) Tenaga, biaya dan waktu
e) Besar populasi
Kalau kita menginginkan kesimpulan dari contoh terhadap populasi menjadi sah,
kita harus mendapatkan contoh yang mewakili. Prosedur pengambilan contoh yang
menghasilkan kesimpulan konsisten yang terlalu tinggi atau terlalu rendah mengenai
suatu ciri populasi dikatakan berbias.Untuk menghilangkan kemungkinan bias ini, kita
perlu mengambil contoh acak sederhana. Contoh acak sederhana adalah suatu contoh
yang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap himpunan bagian yang berukuran n dari
populasi tersebut mempunyai peluang terpilih yang sama. Untuk populasi terhingga yang
kecil, proses pengambilan contoh acak sederhana relatif mudah; namun dengan semakin
besarnya populasi, proses ini menjadi semakin rumit
Pengertian Populasi, apabila kita sebutkan kata populasi, maka pengertian orang
kebanyakan akan menghubungkannya populasi dengan masalah-masalah
kependudukan. Hal tersebut memang ada benarnya juga, seperti itulah makna kata
populasi yang sesungguhnya, karena kata Populasi ini berasal dari kata Population
(Bahasa Inggris), yang berarti jumlah penduduk. Kemudian pada perkembangannya,
kata populasi menjadi amat populer, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.
Dalam suatu metode penelitian, kata populasi ini menjadi amat populer dan
dipergunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Oleh karenanya populasi penelitian merupakan suatu
keseluruhan (universum) dari sebuah objek penelitian yang dapat berupa manusia,
hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya,
sehingga objek-objek tersebut dapat menjadi sasaran sumber data penelitian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan unit yang memiliki ciri-ciri
yang sama menurut kriteria penelitian yang sedang berlangsung, disebut populasi
(population atau universe).
Sebagai Contoh: Sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan
pelajar-pelajar SLTA se Kota Bandung terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro, maka
keseluruhan pelajar yang ada di SLTA di Kota Bandung merupakan populasi.
Dikarenakan untuk mewawancarai semua pelajar yang ada tentang rasa puasnya
terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro tentunya sukar dilakukan karena memerlukan
waktu yang lama dan biaya yang besar.
karena itu peneltian akan dilakukan terhadap sebagian atau beberapa pelajar saja
sebagai perwakilan yang dipilih menurut suatu cara sampling tertentu. Kumpulan
pelajar-pelajar (unit-unit sampling) yang terpilih oleh sampling tersebut dinamakan
sampel (sample).
1. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-
batasnya secara kuantitatif. Misalnya jumlah murid SLTA di Kota Jakarta pada
tahun 2002 sebanyak 100.000 siswa, terdiri dari 48.000 murid laki-laki dan
52.000 murid perempuan.
2. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak
jelas dan tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh
karenanya, luas populasi bersifat tak terhingga dan hanya dapat dijelaskan
secara kualitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di Indonesia. Ini berarti harus
dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ke tahun, dan tiap kota
hingga pelosok. Tidak saja perhitungan terhadap jumlah gelandangan yang
ada sekarang, tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah gelandangan di waktu
mendatang.
Populasi juga bisa dibedakan atas populasi sampling dan populasi sasaran. Hasil
akhir dari suatu penelitian adalah berupa kesimpulan-kesimpulan. Pertanyaanya,
untuk populasi yang manakah kesimpulan itu berlaku. Populasi yang menjadi ruang
lingkup generalisasi kesimpulan suatu penelitian disebut populasi sasaran (target
population), dan populasi sasaran ini harus ditentukan secara jelas sebelum
penelitian dilaksanakan. Jadi, Populasi sasaran adalah populasi yang nantinya
menjadi ruang lingkup generalisasi hasil penelitian.
Sebagai contoh: Tingkat ekonomi akan mempengaruhi gejala korupsi di lingkungan
pegawai negeri di Indonesia, maka yang menjadi populasi sasaran adalah pegawai
negeri di Indonesia tersebut.
Pengertian Populasi juga terkait dengan Pengertian Sampel , silahkan lihat penjelasan
sampel pada artikel berikutnya
Pengertian Sampel
Adakalanya suatu penelitian yang dilakukan tidak bisa menjangkau seluruh populasi,
karena banyak berbagai hal dan keterbatasan. Maka dalam menyiasatinya dilakukan
unit pengambilan dari sebagian populasi yang dimaksud dalam penelitian (sebagai
contoh). Unit yang terpilih tersebut dinamakan sampel. Dengan kata lain "Pengertian
Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih menjadi sasaran penelitian. Atau
pengertian lain sampel merupakan bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya". Dalam
menentukan terpilihnya anggota populasi menjadi anggota sampel ini memerlukan
ketelitian tersendiri, karena suatu sampel yang baik adalah sampel yang harus
benar-benar mewakili seluruh karakteristik yang ada pada populasi (representatif).
Untuk menentukan sampel yang representatif ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, yaitu :
Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan, populasi dan sampel yang
dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari segi scope, ukuran, maupun
karakteristiknya. Dengan kata lain, kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel
dalam penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian kita.
Apa itu populasi penelitian? Apa itu sampel dan bagaimana kaitan antara populasi dan sampel
dalam sebuah penelitian? Simak uraian-uraian di bawah ini.
Populasi penelitian terdiri dari populasi sampling dan populasi sasaran. Populasi sampling
adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan populasi sasaran adalah populasi yang
benar-benar dijadikan sumber data. Sebagai contoh, misalnya kita akan meneliti bagaimana
rata-rata tingkat prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad dan kita
hanya akan memokuskan penelitian kita pada mahasiswa yang aktif di lembaga-lembaga
kemahasiswaan, maka seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad adalah populasi
sampling, sedangkan seluruh mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan adalah
populasi sasaran.
Konsep lainnya yang harus dipahami-dan tidak boleh dikelirukan- adalah jumlah
populasi (population numbers) dan ukuran populasi (population size). Jumlah populasi adalah
banyaknya kategori populasi yang dijadikan objek penelitian yang dinotasikan dengan
huruf K. Misalnya, ketika kita meneliti tingkat rata-rata prestasi akademik mahasiswa
Fakultas Ilmu Komunikasi, maka jumlah populasinya adalahsatu, yakni kategori mahasiswa.
Sementara itu, jika kita meneliti sikap sivitas akademika Fikom terhadap kebijakan rektor
dalam menaikkan biaya pendidikan, maka jumlah populasinya sebanyak kategori yang
terkandung dalam konsep sivitas akademika, misalnya terdiri dari kategori mahasiswa, dosen,
dan staf administratif. Jadi, jumlah populasinya ada tiga. Ukuran populasi adalah banyaknya
unsur atau unit yang terkandung dalam sebuah kategori populasi tertentu, yang dilambangkan
dengan huruf N. Misalnya, ketika kita meneliti bagaimana rata-rata tingkat prestasi akademik
mahasiswa Fikom, maka jumlah populasinya adalah satu dan ukuran populasinya 8.236 orang
(sesuai dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar resmi di Fikom).
Jika kita menggunakan seluruh unsur populasi sebagai sumber data, maka penelitian kita
disebut sensus. Sensus merupakan penelitian yang dianggap dapat mengungkapkan ciri-ciri
populasi (parameter) secara akurat dan komprehensif, sebab dengan menggunakan seluruh
unsur populasi sebagai sumber data, maka gambaran tentang populasi tersebut secara utuh
dan menyeluruh akan diperoleh. Oleh karena itu, sebaik-baiknya penelitian adalah penelitian
sensus. Namun demikian, dalam batas-batas tertentu sensus kadang-kadang tidak efektif dan
tidak efisien, terutama jika dihubungkan dengan ketersedian sumber daya yang ada pada
peneliti. Misalnya, bila dikaitkan dengan fokus penelitian, keterbatasan waktu, tenaga, dan
biaya yang dimiliki oleh peneliti.
Dalam keadaan peneliti tidak memungkinkan untuk melakukan sensus, maka peneliti boleh
mengambil sebagian saja dari unsur populasi untuk dijadikan objek penelitiannya atau
sumber data. Sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian itu disebut sampel.
Sampel atau juga sering disebut contoh adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya akan
diungkapkan dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi.
Oleh karena itu, jika kita menggunakan sampel sebagai sumber data, maka yang akan kita
peroleh adalah ciri-ciri sampel bukan ciri-ciri populasi, tetapi ciri-ciri sampel itu harus dapat
digunakan untuk menaksir populasi. Ciri-ciri sampel disebut statistik. Sama halnya dengan
populasi, dalam sampel pun ada konsepjumlah sampel dan ukuran sampel. Jumlah sampel
adalah banyaknya kategori sampel yang diteliti yang dilambangkan dengan huruf k, yang
jumlahnya sama dengan jumlah populasi (k=K). Sedangkan ukuran sampel (dilambangkan
dengan huruf n) adalah besarnya unsur populasi yang dijadikan sampel, yang jumlahnya
selalui lebih kecil daripada ukuran populasi (n).
Mengapa kita harus benar-benar memahami (tidak mengelirukan) pengertian istilah jumlah
sampel dengan ukuran sampel, sebab jumlah sampel dan sifat sampel yang diteliti (terutama
untuk penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional) akan sangat menentukan uji
statistik inferensial yang mana yang harus digunakan untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian kita. Ketepatan dalam memilih uji statistik inferensial itu
merupakan salah satu unsur penentu validitas atau kesahihan penelitian kita.
Dalam menguji korelasi di antara variabel-variabel yang diteliti, misalnya, ada uji statistik
inferensial yang hanya berlaku untuk menguji satu sampel, dua sampel independen, dua
sampel berhubungan, dan k sampel independen atau k sampel berhubungan, dan sebagainya
(Silakan baca buku Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial tulisan Sidney Siegel).
Karena data yang diperoleh dari sampel harus dapat digunakan untuk menaksir populasi,
maka dalam mengambil sampel dari populasi tertentu kita harus benar-benar bisa mengambil
sampel yang dapat mewakili populasinya atau disebutsampel representatif. Sampel
representatif adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama
dengan ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari
populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran sampel yang
diambil, dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur yang digunakan untuk mengambil
sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling.
UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel atau besarnya sampel yang diambil dari populasi, sebagaimana diungkapkan
di atas, merupakan salah satu faktor penentu tingkat kerepresentatifan sampel yang
digunakan. Pertanyaannya, berapa besar sampel harus diambil dari populasi agar memenuhi
syarat kerepresentatifan?
Dalam menentukan menentukan ukuran sampel (n) yang harus diambil dari populasi agar
memenuhi persyaratan kerepresentatifan, tidak ada kesepakatan bulat di antara para ahli
metodolologi penelitian (hal ini wajar, sebab dalam dunia ilmu yang ada adalah sepakat untuk
tidak sepakat asal masing-masing konsisten dengan rujukan yang digunakannya, sehingga
ilmu itu bisa terus berproses dan berkembang). Pada umumnya, buku-buku metodologi
penelitian menyebut angkalima persen hingga 10 persen untuk menegaskan berapa ukuran
sampel yang harus diambil dari sebuah populasi tertentu dalam penelitian sosial. Pendapat ini
tentu saja sulit untuk dijelaskan apa alasannya jika ditinjau dari aspek metodologi penelitian.
Sehubungan dengan hal itu, I Gusti Bagoes Mantra dan Kasto dalam buku yang ditulis oleh
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai(1989), menyatakan bahwa
sebelum kita menentukan berapa besar ukuran sampel yang harus diambil dari populasi
tertentu, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu:
2. Tingkat Presisi (level of precisions) yang digunakan. Tingkat presisi, terutama digunkan
dalam penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional, yakni suatu pernyataan
peneliti tentang tingkat keakuratan hasil penelitian yang diinginkannya. Tingkat presisi
biasanya dinyatakan dengan taraf signifikansi () yang dalam penelitian sosial biasa berkisar
0,05 (5%) atau 0,01 (1%), sehingga keakuratan hasil penelitiannya (selang kepercayaannya)
1 yakni bisa 95% atau 99%. Jika kita menggunakan taraf signifikansi 0,01 maka ukuran
sampel yang diambil harus lebih besar daripada ukuran sampel jika kita menggunakan taraf
signifikansi 0,05.
3. Rancangan Analisis. Rancangan analisis yang dimaksud adalah sesuatu yang berkaitan
dengan pengolahan data, penyajian data, pengupasan data, dan penafsiran data yang akan
ditempuh dalam penelitian. Misalnya, kita akan menggunkan teknik analisis data dengan
statistik deskripti; penyajian data menggunakan tabel-tabel distribusi frekuensi silang (tabel
silang) atau tabel kontingensi dengan ukuran 3X3 atau lebih dimana pasti mengandung sel
sebanyak 9 buah, maka ukuran sampelnya harus besar. Hal ini untuk menghindarkan adanya
sel dalam tabel tersebut yang datanya nol (kosong), sehingga tidak layak untuk dianalisis
dengan asumsi-asumsi kotingensi. Jika kita menggunakan rancangan analisisnya hanya
menggunakan analisis statistik inferensial, maka ukuran sampelnya boleh lebih kecil
dibandingkan apabila kita menggunakan rancangan analisis statistik deskriptif saja. Dengan
kata lain, rancangan penelitian deskriptif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar
daripada rancangan penelitian eksplanatif.