Anda di halaman 1dari 12

POPULASI,SAMPEL,DAN PENGUJIAN

NORMALITAS DATA
A. POPULASI

Dalam statistika, populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik


yang sama dan menjadi objek inferensi,

Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua konsep dasar, populasi sebagai
keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner, dan sampel, sebagai bagian dari populasi
yang digunakan untuk melakukan inferensi (pendekatan/penggambaran) terhadap
populasi tempatnya berasal. Sampel dianggap mewakili populasi. Sampel yang diambil
dari populasi satu tidak dapat dipakai untuk mewakili populasi yang lain.

Suatu sensus dilakukan untuk mendapatkan karakteristik populasi secara nyata.


Karakteristik yang dimiliki oleh populasi dinamakan parameter. Bagi suatu karakteristik
yang dimiliki sampel (disebut statistik), nilai parameter adalah nilai harapannya
(expected value).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan keseluruhan
pengamatan yang menjadi perhatian kita. Diwaktu lampau,istilah populasi
mengandung makna pengamatan yang diperoleh dari penelitian statistik yang
berhubungan dengan orang banyak. Dimasa kini, statistikawan menggunakan istilah itu
bagi sembarang pengamatan yang menarikperhatian kita, apakah itu sekelompok orang,
binatang, atau benda apa saja. Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan sebagai
keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.

Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil sebagai
sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur sampling dalam
populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan menggunakan kerangka sampling
(sampling frame). Berdasarkan sifatnya, populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi
homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya
memiliki sifat yang sama dan tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
Sedangkan populasi heterogen yaitu Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya secara
kualitatif dan kuantitatif.

Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi.


Misalnya ada 600 siswa disekolah itu yang kita golongkan menurut golongan darahnya,
maka dikatakan kita mempunyai populasi berukuran 600. Bilangan-bilangan yang
dituliskan pada sekuumpulan kartu, tinggi badan penduduk disuatu tempat, dan panjang
ikan disebuah daanau adalah contoh populasi terhingga. Percobaan pelemparan dadu
yang disebutkan tadi termasuk contoh populasi takhingga.

Menentukan populasi dibantu oleh 4 faktor, yaitu: isi, satuan,cakupan (scope), dan
waktu.Contoh : Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga petani di Kabupaten
Jombang tahun 2005, maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor sebagai
berikut.

Isi : Semua keluarga petani

Satuan : Petani penggarap/pemilik tanah

Cakupan (scope): Kabupaten Jombang


Waktu : Tahun 2005

Jenis Populasi :
Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak
terhingga).

1) Populasi Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif
sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b. Jumlah 1000 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.

2) Populasi Tak Terbatas


Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya
sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak
terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul
akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan
populasi heterogen.
a. Populasi homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
b. Populasi heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif.
Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen
, ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi
mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative).
Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya,
waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).

B.SAMPEL

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel merukan himpunanbagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Keuntungan dalam menggunakan sampel yaitu: memudahkan peneliti,
penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta penelitian
lebih efektif.
Sedangkan sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unsur populasi
yang jumlahnya mencukupi secara statistik sehingga dengan mempelajari sampel serta
memahami karakteristik-karakteristiknya (ciri-cirinya) akan diketahui informasi tentang
keadaan populasi.

-Syarat sampel yang baik

a) Akurasi atau ketepatan

yaitu tingkat ketidakadaan bias (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain
makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.
Tolok ukur adanya bias atau kekeliruan adalah populasi.

b) Presisi

Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi
mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi.
Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi dikurangi nilai rata-rata sampel

-Alasan menggunakan sampel:

(a)Populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin


seluruh elemen diteliti;

(b) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat
peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian;

(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel
daripada terhadap populasimisalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan
memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi
kekeliruan. (UmaSekaran, 1992);

(d) Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam
populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu
pohon jeruk.

Sampel yang baik harus dapat mewakili keseluruhan populasi dan hasil penelitian
dapat diterapkan keseluruh populasi. Misalnya saja, dalam usaha menetukan umur rata-
rata suatu lampu pijar tertentu, adalah tidak mungkin untuk menguji semua lampu pijar
kalau kita masih ingin menjualnya. Biaya yang lebih besar sering menjadi faktor
penghalang untuk mengamati semua anggota populasi. Oleh karena itu, kita terpaksa
menggantungkan pada sebagian anggota populasi untuk membantu kita menarik
kesimpulan mengenai populasi tersebut.

Teknik (metode) penentuan sampel yang ideal memiliki ciri-ciri dapat memberikan
gambaran yang akurat tentang populasi, dapat menentukan presisi, sederhana sehingga
mudah dilaksanakan, dan dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan
biaya murah.

Jumlah/Besar sampel perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:

a) Derajat keseragaman (degree of homogenity)

b) Presisi yang dikehendaki dari penelitian

c) Rencana analisis
d) Tenaga, biaya dan waktu

e) Besar populasi

Kalau kita menginginkan kesimpulan dari contoh terhadap populasi menjadi sah,
kita harus mendapatkan contoh yang mewakili. Prosedur pengambilan contoh yang
menghasilkan kesimpulan konsisten yang terlalu tinggi atau terlalu rendah mengenai
suatu ciri populasi dikatakan berbias.Untuk menghilangkan kemungkinan bias ini, kita
perlu mengambil contoh acak sederhana. Contoh acak sederhana adalah suatu contoh
yang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap himpunan bagian yang berukuran n dari
populasi tersebut mempunyai peluang terpilih yang sama. Untuk populasi terhingga yang
kecil, proses pengambilan contoh acak sederhana relatif mudah; namun dengan semakin
besarnya populasi, proses ini menjadi semakin rumit

Pengertian Populasi, Termasuk Menurut Para Ahli


at 23.11.00

Pengertian Populasi, apabila kita sebutkan kata populasi, maka pengertian orang
kebanyakan akan menghubungkannya populasi dengan masalah-masalah
kependudukan. Hal tersebut memang ada benarnya juga, seperti itulah makna kata
populasi yang sesungguhnya, karena kata Populasi ini berasal dari kata Population
(Bahasa Inggris), yang berarti jumlah penduduk. Kemudian pada perkembangannya,
kata populasi menjadi amat populer, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.

Dalam suatu metode penelitian, kata populasi ini menjadi amat populer dan
dipergunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Oleh karenanya populasi penelitian merupakan suatu
keseluruhan (universum) dari sebuah objek penelitian yang dapat berupa manusia,
hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya,
sehingga objek-objek tersebut dapat menjadi sasaran sumber data penelitian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan unit yang memiliki ciri-ciri
yang sama menurut kriteria penelitian yang sedang berlangsung, disebut populasi
(population atau universe).
Sebagai Contoh: Sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan
pelajar-pelajar SLTA se Kota Bandung terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro, maka
keseluruhan pelajar yang ada di SLTA di Kota Bandung merupakan populasi.
Dikarenakan untuk mewawancarai semua pelajar yang ada tentang rasa puasnya
terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro tentunya sukar dilakukan karena memerlukan
waktu yang lama dan biaya yang besar.
karena itu peneltian akan dilakukan terhadap sebagian atau beberapa pelajar saja
sebagai perwakilan yang dipilih menurut suatu cara sampling tertentu. Kumpulan
pelajar-pelajar (unit-unit sampling) yang terpilih oleh sampling tersebut dinamakan
sampel (sample).

Hadari Nawawi (1983) , telah mengelompokkan populasi berdasarkan dari penentuan


sumber data, yaitu:

1. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-
batasnya secara kuantitatif. Misalnya jumlah murid SLTA di Kota Jakarta pada
tahun 2002 sebanyak 100.000 siswa, terdiri dari 48.000 murid laki-laki dan
52.000 murid perempuan.

2. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak
jelas dan tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh
karenanya, luas populasi bersifat tak terhingga dan hanya dapat dijelaskan
secara kualitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di Indonesia. Ini berarti harus
dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ke tahun, dan tiap kota
hingga pelosok. Tidak saja perhitungan terhadap jumlah gelandangan yang
ada sekarang, tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah gelandangan di waktu
mendatang.

Populasi dilihat berdasarkan kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat


dibedakan, menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.

1. Populasi homogen, yaitu keseluruhan dari individu yang menjadi anggota


pupolasi dan memiliki sifat-sifat yang relatif sama antara satu sama lainnya.
Sifat populasi yang seperti ini banyak dijumpai pada medan eksakta,
contohnya pada air. Air memiliki sifat yang homogen, sehingga keseluruhan
yang besar tak terhingga di air, sama dengan bagian kecil dari keseluruhan
tersebut. Seorang ibu membuat secangkir kopi. Untuk mengetahui kadar gula
yang terkandung di dalam kopi tersebut, cukup hanya mencoba setitik air kopi
yang diambil dari cangkir tersebut. Ciri yang menonjol dari populasi homogen,
yaitu tidak adanya perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda.
Maksudnya adalah, gejala yang timbul pada satu kali percobaan atau tes
merupakan gejala yang timbul pada seratus kali atau lebih kali tes terhadap
populasi yang sama.

2. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan dari individu pada anggota populasi


relatif memiliki sifat-sifat individual, di mana sifat-sifat tersebut membedakan
individu anggota populasi yang satu dengan individu anggota populasi
lainnya. Dengan kata lain, bahwa individu anggota populasi memiliki sifat
yang bervariasi, sehingga memerlukan penjelasan terhadap sifat-sifat
tersebut, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian sosial yang
berobjekkan manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang
bersifat amat unik dan kompleks kecenderungannya memiliki kategori
populasi heterogen.

Populasi juga bisa dibedakan atas populasi sampling dan populasi sasaran. Hasil
akhir dari suatu penelitian adalah berupa kesimpulan-kesimpulan. Pertanyaanya,
untuk populasi yang manakah kesimpulan itu berlaku. Populasi yang menjadi ruang
lingkup generalisasi kesimpulan suatu penelitian disebut populasi sasaran (target
population), dan populasi sasaran ini harus ditentukan secara jelas sebelum
penelitian dilaksanakan. Jadi, Populasi sasaran adalah populasi yang nantinya
menjadi ruang lingkup generalisasi hasil penelitian.
Sebagai contoh: Tingkat ekonomi akan mempengaruhi gejala korupsi di lingkungan
pegawai negeri di Indonesia, maka yang menjadi populasi sasaran adalah pegawai
negeri di Indonesia tersebut.

Beberapa pengertian populasi menurut para ahli :


Menurut, Arikunto - Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Menurut, Ismiyanto - populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek


penelitian yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya
dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.

Dan menurut, Sugiyono - Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


atas, obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pengertian Populasi juga terkait dengan Pengertian Sampel , silahkan lihat penjelasan
sampel pada artikel berikutnya

Pengertian Sampel

Adakalanya suatu penelitian yang dilakukan tidak bisa menjangkau seluruh populasi,
karena banyak berbagai hal dan keterbatasan. Maka dalam menyiasatinya dilakukan
unit pengambilan dari sebagian populasi yang dimaksud dalam penelitian (sebagai
contoh). Unit yang terpilih tersebut dinamakan sampel. Dengan kata lain "Pengertian
Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih menjadi sasaran penelitian. Atau
pengertian lain sampel merupakan bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya". Dalam
menentukan terpilihnya anggota populasi menjadi anggota sampel ini memerlukan
ketelitian tersendiri, karena suatu sampel yang baik adalah sampel yang harus
benar-benar mewakili seluruh karakteristik yang ada pada populasi (representatif).
Untuk menentukan sampel yang representatif ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, yaitu :

1. Derajat keseragaman (degree of homogenity) populasi. Populasi yang


homogen cenderung memudahkan dalam penarikan suatu sampel, hingga
menentukan besar kecil sampel yang dibutuhkan. Semakin homogen suatu
populasi, maka semakin besar juga kemungkinan penggunaan sampel dalam
jumlah yang relaitf kecil. Pada populasi heterogen, kecenderungan dalam
menggunakan sampel, kemungkinan besar sulit untuk dihindari, karena
sampel harus dipenuhi oleh wakil-wakil unit populasi. maka, semakin
kompleks atau semakin tinggi derajat keberagaman maka semakin besar pula
sampel penelitian yang diperoleh.
2. Derajat kemampuan peneliti mengenai sifat-sifat khusus populasi. Selain
mengenal derajat keberagaman populasi, peneliti juga harus mampu
mengenal ciri-ciri khusus pada populasi yang sedang atau akan diteliti.

3. Presisi (keseksamaan) yang dikehendaki penelitian. Faktor ketiga ini biasanya


merupakan kebutuhan yang muncul pada penelitian survei atau penelitian
kuantitatif lainnya. Populasi penelitian sangat besar, sehingga derajat
kemampuan peneliti dalam mengenal karakteristik suatu populasi amat
rendah. Untuk menghindari kebiasan sampel, maka dilakukan jalan pintas
dengan cara menambah ukuran sampel. Karena itu, apabila suatu penelitian
menghendaki derajat presisis yang tinggi, maka keharusan dari penelitian
tersebut adalah menggunakan menggunakan sampel dengan ukuran yang
besar, karena derajat presisi ini menentukan besar kecilnya ukuran suatu
sampel. Pada permasalahan ini, presisi juga tergantung pada tenaga, biaya,
dan waktu, karena untuk mencapai derajat presisi tinggi, harus juga
mengeluarkan banyak tenaga, biaya maupun waktu untuk melayani sampel
dengan ukuran yang besar tersebut.

4. Penggunaan teknik sampling yang tepat. Penggunaan teknik sampling juga


harus benar-benar diperhatikan kalau ingin mendapatkan sampel yang
representatif. Salah dalam penggunaan teknik sampling, bisa berakibat salah
pula dalam memperoleh sampel.

Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan, populasi dan sampel yang
dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari segi scope, ukuran, maupun
karakteristiknya. Dengan kata lain, kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel
dalam penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian kita.

Apa itu populasi penelitian? Apa itu sampel dan bagaimana kaitan antara populasi dan sampel
dalam sebuah penelitian? Simak uraian-uraian di bawah ini.

KONSEP DASAR POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Populasi atau sering juga disebut universe adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti
yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated). Ciri-ciri populasi disebut parameter.
Oleh karena itu, populasi juga sering diartikan sebagai kumpulan objek penelitian dari mana
data akan dijaring atau dikumpulkan. Populasi dalam penelitian (penelitian komunikasi) bisa
berupa orang (individu, kelompok, organisasi, komunitas, atau masyarakat) maupun benda,
misalnya jumlah terbitan media massa, jumlah artikel dalam media massa, jumlah rubrik, dan
sebagainya (terutama jika penelitian kita menggunakan teknik analisis isi (content analysis).

Populasi penelitian terdiri dari populasi sampling dan populasi sasaran. Populasi sampling
adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan populasi sasaran adalah populasi yang
benar-benar dijadikan sumber data. Sebagai contoh, misalnya kita akan meneliti bagaimana
rata-rata tingkat prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad dan kita
hanya akan memokuskan penelitian kita pada mahasiswa yang aktif di lembaga-lembaga
kemahasiswaan, maka seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad adalah populasi
sampling, sedangkan seluruh mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan adalah
populasi sasaran.

Konsep lainnya yang harus dipahami-dan tidak boleh dikelirukan- adalah jumlah
populasi (population numbers) dan ukuran populasi (population size). Jumlah populasi adalah
banyaknya kategori populasi yang dijadikan objek penelitian yang dinotasikan dengan
huruf K. Misalnya, ketika kita meneliti tingkat rata-rata prestasi akademik mahasiswa
Fakultas Ilmu Komunikasi, maka jumlah populasinya adalahsatu, yakni kategori mahasiswa.
Sementara itu, jika kita meneliti sikap sivitas akademika Fikom terhadap kebijakan rektor
dalam menaikkan biaya pendidikan, maka jumlah populasinya sebanyak kategori yang
terkandung dalam konsep sivitas akademika, misalnya terdiri dari kategori mahasiswa, dosen,
dan staf administratif. Jadi, jumlah populasinya ada tiga. Ukuran populasi adalah banyaknya
unsur atau unit yang terkandung dalam sebuah kategori populasi tertentu, yang dilambangkan
dengan huruf N. Misalnya, ketika kita meneliti bagaimana rata-rata tingkat prestasi akademik
mahasiswa Fikom, maka jumlah populasinya adalah satu dan ukuran populasinya 8.236 orang
(sesuai dengan jumlah mahasiswa yang terdaftar resmi di Fikom).

Jika kita menggunakan seluruh unsur populasi sebagai sumber data, maka penelitian kita
disebut sensus. Sensus merupakan penelitian yang dianggap dapat mengungkapkan ciri-ciri
populasi (parameter) secara akurat dan komprehensif, sebab dengan menggunakan seluruh
unsur populasi sebagai sumber data, maka gambaran tentang populasi tersebut secara utuh
dan menyeluruh akan diperoleh. Oleh karena itu, sebaik-baiknya penelitian adalah penelitian
sensus. Namun demikian, dalam batas-batas tertentu sensus kadang-kadang tidak efektif dan
tidak efisien, terutama jika dihubungkan dengan ketersedian sumber daya yang ada pada
peneliti. Misalnya, bila dikaitkan dengan fokus penelitian, keterbatasan waktu, tenaga, dan
biaya yang dimiliki oleh peneliti.

Dalam keadaan peneliti tidak memungkinkan untuk melakukan sensus, maka peneliti boleh
mengambil sebagian saja dari unsur populasi untuk dijadikan objek penelitiannya atau
sumber data. Sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian itu disebut sampel.
Sampel atau juga sering disebut contoh adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya akan
diungkapkan dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi.
Oleh karena itu, jika kita menggunakan sampel sebagai sumber data, maka yang akan kita
peroleh adalah ciri-ciri sampel bukan ciri-ciri populasi, tetapi ciri-ciri sampel itu harus dapat
digunakan untuk menaksir populasi. Ciri-ciri sampel disebut statistik. Sama halnya dengan
populasi, dalam sampel pun ada konsepjumlah sampel dan ukuran sampel. Jumlah sampel
adalah banyaknya kategori sampel yang diteliti yang dilambangkan dengan huruf k, yang
jumlahnya sama dengan jumlah populasi (k=K). Sedangkan ukuran sampel (dilambangkan
dengan huruf n) adalah besarnya unsur populasi yang dijadikan sampel, yang jumlahnya
selalui lebih kecil daripada ukuran populasi (n).

Mengapa kita harus benar-benar memahami (tidak mengelirukan) pengertian istilah jumlah
sampel dengan ukuran sampel, sebab jumlah sampel dan sifat sampel yang diteliti (terutama
untuk penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional) akan sangat menentukan uji
statistik inferensial yang mana yang harus digunakan untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian kita. Ketepatan dalam memilih uji statistik inferensial itu
merupakan salah satu unsur penentu validitas atau kesahihan penelitian kita.

Dalam menguji korelasi di antara variabel-variabel yang diteliti, misalnya, ada uji statistik
inferensial yang hanya berlaku untuk menguji satu sampel, dua sampel independen, dua
sampel berhubungan, dan k sampel independen atau k sampel berhubungan, dan sebagainya
(Silakan baca buku Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial tulisan Sidney Siegel).

Karena data yang diperoleh dari sampel harus dapat digunakan untuk menaksir populasi,
maka dalam mengambil sampel dari populasi tertentu kita harus benar-benar bisa mengambil
sampel yang dapat mewakili populasinya atau disebutsampel representatif. Sampel
representatif adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama
dengan ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari
populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran sampel yang
diambil, dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur yang digunakan untuk mengambil
sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling.

UKURAN SAMPEL
Ukuran sampel atau besarnya sampel yang diambil dari populasi, sebagaimana diungkapkan
di atas, merupakan salah satu faktor penentu tingkat kerepresentatifan sampel yang
digunakan. Pertanyaannya, berapa besar sampel harus diambil dari populasi agar memenuhi
syarat kerepresentatifan?

Dalam menentukan menentukan ukuran sampel (n) yang harus diambil dari populasi agar
memenuhi persyaratan kerepresentatifan, tidak ada kesepakatan bulat di antara para ahli
metodolologi penelitian (hal ini wajar, sebab dalam dunia ilmu yang ada adalah sepakat untuk
tidak sepakat asal masing-masing konsisten dengan rujukan yang digunakannya, sehingga
ilmu itu bisa terus berproses dan berkembang). Pada umumnya, buku-buku metodologi
penelitian menyebut angkalima persen hingga 10 persen untuk menegaskan berapa ukuran
sampel yang harus diambil dari sebuah populasi tertentu dalam penelitian sosial. Pendapat ini
tentu saja sulit untuk dijelaskan apa alasannya jika ditinjau dari aspek metodologi penelitian.

Sehubungan dengan hal itu, I Gusti Bagoes Mantra dan Kasto dalam buku yang ditulis oleh
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai(1989), menyatakan bahwa
sebelum kita menentukan berapa besar ukuran sampel yang harus diambil dari populasi
tertentu, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu:

1. Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Jika tinggi tingkat homogenitas


populasinya tinggi atau bahkan sempurna, maka ukuran sampel yang diambil boleh kecil,
sebaliknya jika tingkat homogenitas populasinya rendah (tingkat heterogenitasnya tinggi)
maka ukuran sampel yang diambil harus besar. Untuk menentukan tingkat homogenitas
populasi sebaiknya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji statistik tertentu.

2. Tingkat Presisi (level of precisions) yang digunakan. Tingkat presisi, terutama digunkan
dalam penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional, yakni suatu pernyataan
peneliti tentang tingkat keakuratan hasil penelitian yang diinginkannya. Tingkat presisi
biasanya dinyatakan dengan taraf signifikansi () yang dalam penelitian sosial biasa berkisar
0,05 (5%) atau 0,01 (1%), sehingga keakuratan hasil penelitiannya (selang kepercayaannya)
1 yakni bisa 95% atau 99%. Jika kita menggunakan taraf signifikansi 0,01 maka ukuran
sampel yang diambil harus lebih besar daripada ukuran sampel jika kita menggunakan taraf
signifikansi 0,05.

3. Rancangan Analisis. Rancangan analisis yang dimaksud adalah sesuatu yang berkaitan
dengan pengolahan data, penyajian data, pengupasan data, dan penafsiran data yang akan
ditempuh dalam penelitian. Misalnya, kita akan menggunkan teknik analisis data dengan
statistik deskripti; penyajian data menggunakan tabel-tabel distribusi frekuensi silang (tabel
silang) atau tabel kontingensi dengan ukuran 3X3 atau lebih dimana pasti mengandung sel
sebanyak 9 buah, maka ukuran sampelnya harus besar. Hal ini untuk menghindarkan adanya
sel dalam tabel tersebut yang datanya nol (kosong), sehingga tidak layak untuk dianalisis
dengan asumsi-asumsi kotingensi. Jika kita menggunakan rancangan analisisnya hanya
menggunakan analisis statistik inferensial, maka ukuran sampelnya boleh lebih kecil
dibandingkan apabila kita menggunakan rancangan analisis statistik deskriptif saja. Dengan
kata lain, rancangan penelitian deskriptif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar
daripada rancangan penelitian eksplanatif.

4. Alasan-alasan tertentu yang berkaitan dengan keterbatasan-keterbatasn yang ada pada


peneliti, misalnya keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan lain-lain. (Catatan: Alasan ke-4 ini
jangan digunakan sebagai pertimbangan utama dalam menentukan ukuran sampel, sebab hal
ini lebih berkaitan dengan pertimbangan peneliti (tanpa akhiran an) dan bukan
pertimbanganpenelitian (metodologi).
Selain mempertimbangkan faktor-faktor di atas, beberapa buku metode penelitian
menyarankan digunakannya rumus tertentu untuk menentukan berapa besar sampel yang
harus diambil dari populasi.

Anda mungkin juga menyukai