Anda di halaman 1dari 18

POPULASI DAN SAMPEL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu
Prof. H. Suhadi Ibnu, M.Pd

Kelompok :
1. Dewi Anggraini Sudarto (160331800391)
2. Rachma Nur Kartika Arum (160331800992)

UNVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang
benar tentang suatu masalah. Kegiatan ilmiah dilakukan dengan mengikuti urutan yang
sistematik. Urutan ini di mulai dari mengidentifikasi masalah, mencari kajian pustaka
dan melakukan suatu eksperimen.
Dalam melakukan suatu eksperimen, maka diperlukan suatu subjek/objek yang
dapat digunakan sebagai media untuk mengetahui hasil dari perlakuan/eksperimen
tersebut. Subjek/Objek yang digunakan ini adalah populasi. Populasi bersifat universal,
sehingga jangkauan dalam populasi sangat luas. Keluasan populasi ini dapat
menyulitkan peneliti dalam mengambil suatu data dan menganalisisnya. Oleh karena
itu, biasanya peneliti hanya mengambil beberapa sampel/contoh yang dapat mewakili
populasi tersebut. Pengambilan sampel ini umumnya dilakukan dengan menggunakan
beberapa teknik agar lebih memudahkan dalam pengambilan data yang dapat digunakan
dalam menjawab suatu permasalahan.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi dari populasi, sampel dan
teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari populasi?
2. Apa saja jenis dari populasi?
3. Apa definisi dari sampel?
4. Apa tujuan dari pengambilan sampel?
5. Bagaimanakah sampel yang ideal?
6. Bagaimana teknik pengambilan sampel.
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam makalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari populasi
2. Mengetahui jenis dari populasi.
3. Mengetahui definisi dari sampel
4. Mengetahui tujuan dari pengambilan sampel.
5. Mengetahui sampel yang ideal
6. Mengetahui teknik pengambilan sampel.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Populasi
Populasi adalah semua subjek yang berpotensi menjadi objek penelitian (Ibnu, 2003).
Populasi ini sering disebut universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun
benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Wujud subjek
itu bermacam-macam meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-
hasil kerajian, hasil-hasil industri, dan lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir,
tanah, air, dan lain-lain), dan bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat,
paragraph, teks), atau dokumen dan barang cetak. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, meliputi seluruh karakteristik yang
dimiliki oleh subjek atau objek itu. Berikut merupakan definisi populasi dari berbagai
ahli:
1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006:130)
2. Populasi adalah suatu kelompok manusia, rumah, buah-buahan, binatang, dan
sebagainya yang paling sedikit memiliki satu ciri atau karakteristik tertentu (Soenarto,
1987:2).
3. A population is a set (or collection) of all elements processing one or attributes of
interest (Suharsimi, 2006:130)
4. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80).
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah
keseluruhan atau sekelompok obyek/subyek yang mempunyai kualitas (nyata, abstrak,
peristiwa atau gelaja) dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, yang kesimpulan berlaku keseluruhan.
Populasi dapat berstatus sebagai subjek dan objek. Populasi penelitian berstatus sebagai
objek penelitian jika populasi itu bukan sebagai sumber informasi, tetapi sebagai
substansi yang diteliti, seperti hasil produksi (susu kaleng, cat, topeng, dan lain-lain).
Populasi berstatus subjek, jika populasi sebagai sumber informasi, seperti manusia dan
dokumen. Dalam penelitian tertentu populasi penelitian dapat berstatus ganda, sebagai
objek penelitian yang informasinya juga dari populasi tersebut. Populasi dapat berstatus
ganda yaitu populasi penelitian berstatus objek dan sumber informasi. Contohnya
penelitian tentang perbedaan cara belajar antara siswa IPA dan siswa IPS, hal ini siswa
dapat sebagai objek dan sumber informasi.

2. Jenis Populasi
Populasi memiliki perbedaan mendasar dalam pengertian populasi dalam penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2010).
1. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Contohnya
jumlah siswa di wilayah tertentu. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh objek/subjek itu.
2. Populasi dalam penelitian kualitatif, sebenarnya tidak menggunakan istilah populasi
dalam penelitian kualitatif tetapi menggunakan istilah situasi sosial yang terdiri atas
tiga elemen yaitu : tempat, pelaku,dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis.
Situasi social tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui
“apa yang terjadi” didalamnya.
Menurut Suhadi (2003), populasi dapat dibedakan berdasarkan ukuran populasi
sebagai berikut:
1. Populasi terhingga (finite population) adalah populasi yang jumlah anggotanya
terbatas dan dapat ditentukan atau diketahui jumlahnya. Contohnya siswa sekolah
dasar se-Kecamatan Klojen, mahasiswa Universitas Negeri Malang, SMP Negeri di
Jawa Timur.
2. Populasi tak terhingga adalah populasi yang jumlahnya tidak dapat ditentukan dan
diketahui secara pasti. Contohnya coklat yang beredar dipasaran, remaja yang suka
merokok, mahasiswa yang tidak suka menggunakan kaos kaki.
Keterhinggaan dan ketakhinggaan populasi diacukan pada dua aspek, yakni aspek
jumlah subjek dan aspek kepastian jumlah. Berdasarkan atas populasi terhingga dapat
digolongkan lagi jenis populasi menjadi:
1. Populasi teoritis (Theoritical Population) adalah sejumlah populasi yang batas-
batasnya ditetapkan secara kualitatif.
2. Populasi yang tersedia (Accessible Population) adalah populasi yang secara kuntitatif
dapat dinyatakan dengan tegas.
Populasi juga dapat dibedakan berdasarkan sifat, yaitu:
1. Populasi yang bersifat homogen adalah populasi yang unsure-unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlah secara kuantitatif. Misalnya
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup
mengambil setetes darah saja. Dokter tidak perlu mengambil satu botol darah karena
baik setetes maupun satu botol hasilnya akan sama.
2. Populasi yang bersifat heterogen adalah populasi yang unsure-unsurnya memiliki sifat
atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Contohnya jumlah mahasiswa islam di Jawa Timur.
Dalam melaksanakan penelitian penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas
dan homogen adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi,
tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi. Hal ini
berdasarkan pertimbangan yang logis seperti :
(1) kepraktisan; (2) keterbatasan biaya, waktu, tenaga; (3) adanya percobaan yang bersifat
merusak (desktruktif); dan (4) mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan
mendalam (komprehensif). Meneliti dengan populasi yang representatis diharapkan hasil
yang diperoleh akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan
karakteristik populasi sehinggan kesimpulan dapat digeneralisasikan.

3. Definisi Sampel
Penelitian dengan populasi yang besar terkadang sulit untuk dilakukan jika meneliti
keseluruhan populasi, apalagi sebaran populasi tersebut dilihat dari letak geografisnya
juga berbeda jauh satu dengan lainnya. Dalam kondisi seperti ini tentu saja dalam
penilitian dapat dilakukan meneliti sebagian populasi sebagai sampel sehingga dapat
diefisienkan biaya, tenanga, waktu dan lain-lain.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menunjukkan atau menggambarkan
karakteristik populasi. Menurut Malhorta (2010), sampel adalah sub kelompok dari
elemen dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam suatu penelitian. Sampel
sering juga disebut “contoh” yaitu himpunan bagian dari suatu populasi . Sampel haruslah
memberikan gambaran yang benar dari populasi sebagiman diilustrasikan pada Gambar
dibawah ini.
Target Populasi

Sampling Populasi

Sampel

Satuan Analisis
Gambar 1. Ilustrasi dari Target Populasi, Sampling Populasi, Sampel, dan Satuan
Analisis

4. Tujuan Pengambilan Sampel


Banyak penelitian yang memiliki populasi dengan jumlah yang besar atau sangat
besar, Hal ini menyebabkan peneliti tidak dapat menjangkau semua anggota populasi
Sehingga peneliti mengambil sampel yang dapat mewakili populasi tersebut. Tujuan dari
pengambilan sampel, yakni
a. Ukuran populasi
Dalam hal ini populasi tak terbtaas berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti pada dasarnya bersifat konseptual, karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu yang jumlahnya sangat besar
dan tidak praktis untuk mengumpulkan data.
b. Masalah biaya
Besar kecilnya biaya tergantug juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan
dan lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu,
disampling salah satu untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang terbatas dan
kesimpulan yang diinginkan dengan segera maka penelitian sampel lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena
dapat merusak atau merugikan. Misalnya tidak mungkin mensintesis gas nitrogen
dioksida dengan banyak karena gas tersebut beracun dan dapat menjadi polutan di
udara.
e. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian merupakan salah satu segi yang diperlukan agar
kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Boleh jadi peneliti akan tidak teliti karena
terlalu lelah dalam melaksanakan penelitian dalam populasi yang sangat luas,
sehingga untuk menghindari hal tersebut penelitan mengambil sampel dalam populasi.
f. Satu-satunya pilihan pada populasi tak terhingga
Populasi tak terhingga tidak diketahui dengan pasti oleh peneliti. Peneliti tidak
mungkin dapat menjangkau semua anggota populasi sehingga sampling merupakan
pilihan satu-satunya yang dapat dilakukan oleh peneliti
Secara ringkas, tujuan dari pengambilan sampel sebagai berikut:
1. Memudahkan atau menyederhanakan pengumpulan data
2. Memudahkan analisis data
3. Meningkatkan keakuratan (ketelitian) data, pengukuran data, dan analisis data.
4. Menghemat biaya, waktu, dan tenaga
5. Menjaga kelestarian anggota populasi.

5. Sampel yang Ideal


Sampel yang digunakan harus memenuhi persyaratan sampel ideal agar data yang
diperoleh dapat berlaku bagi populasi. Syarat sampel harus bersifat representatif yaitu
sampel tersebut harus mempunyai dan mewakili karakteristik yang sama dengan populasi
dan dipersyaratkan tidak mengandung bias atau kekeliruan. Representatifnya sampel
penelitian ditentukan oleh sejumlah pertimbangan, antara lain:
a. Faktor variabilitas populasi
Semakin tinggi variabilitas populasi, maka semakin beragam
populasinya.Sehingga keadaan populasi menjadi heterogen.Keragaman populasi
menyebabkan makin banyaknya sampel yang harus di ambil.
b. Simpulan yang diambil
Makin besar jumlah sampel maka, makin tepat akurasi simpulan yang diambil.
c. Keadaan tenaga, kecukupan waktu, sarana teknis penunjang, serta kemcukupan
logistik penunjang. Keterbatasan tenaga, waktu, sarana teknis, dukungan logistic
berpengaruh terhadap banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian
Sampel yang baik adalah sampel yang dapat merepesentasikan populasi, dengan kata
lain sampel yang baik adalah sampel yang memiliki aspek validitas. Adapun validitas
sampel ditentukan du hal yaitu ketelitian dan tingkat presisi (Wahyuni,1994).
a. Ketelitian, sampel yang memiliki tingkat ketelitian sangatlah dibutuhkan untuk dapat
menghindari pembiasan, sampel yang tidak membias akan memberikan
keseimbangan diantara anggota sampelnya.
b. Tingkat presisi, sampel harus memperhatikan tingkat presisi. Pada hakikatnya
sampel tidak ada yang dapat sepenuhnya 100% dapat mewakili populasi. Nilai
stastistik sampel mungkin berbeda dari niali parameternya sebagai hasil dari fluktasi
random dalam proses pengambilan sampel. Penyimpangan tersebut dinamakan error
variance atau sampling error. Semakin kecil tingkat error maka semakin tinggi
tingkat presisi.

6. Teknik pengambilan sampel


Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu:

a. Probability Sampling (Random Sample)


Teknik probability sampling merupakan teknik yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel (Asep, 2005). Syarat pertama dalam pengampilan sampel secara acak adalah
memperoleh kerangka sampel (sampling frame).Selain itu, peneliti harus memiliki
suatu alat yang dapat digunakan sebagai penentu sampel.Keuntungan pengambilan
sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
1) Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan
2) Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel dapat diperkirakan
3) Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik
Sampling probalitity terbagi menjadi 5, yaitu:
1) Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama
kepada populasi untuk dijadikan sampel. Syarat pengambilan sampel, antara lain:
a) Anggota populasi relatif homogen
b) Adanya kerangka sampel, yaitu daftar elemen-elemen populasi yang
dijadikan dasar pengambilan sampel.
Prosedur dalam pengambilan sampel, antara lain:
a) Susun “sampling frame”
b) Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
c) Tentukan alat pemilihan sampel
d) Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

2) Stratified Random Sampling (Sampel Acak Distratifikasikan)


Merupakan teknik pengampilan secara acak dan berlapis.Hal ini dilakukan jika
populasi terdiri atas beberapa strata dan agar sampelnya juga mencerminkan
strata-strata, maka sampel dapat diambil secara acak dari setiap strata tersebut.
Setiap strata memiliki sifat yang homogen
Prosedur pengambilan sampel, antara lain:
a) Siapkan “sampel frame”
b) Bagi sampling frame berdasarkan strata yang dikehendaki
c) Tentukan jumlah sampel tiap strata. Penentuan julah ini dapat dilakukan
secara proposional dan tidak proposional.
d) Pilih sampel dari setiap strata secara acak

3) Cluster Sampling (Sampel Gugus)


Merupakan pengambilan sampel secara acak dan berumpun.Teknik ini berbeda
dengan teknik sampel acak distratifikasi.Letak perbedaannya terletak pada
karakteristik dari gugus (dalam acak distratifikasi adalah strata) yang bersifat
heterogen.
Prosedur pengambilan sampel, antara lain:
a) Susun sampling frame berdasarkan gugus (strata)
b) Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
c) Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
d) Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sampel.

4) Sistematic Sampling (Sampel Sistematis)


Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara
acak, sementara pengambilan sampel berikutnya dilakukan secara interval.
Prosedur pengambilan sampel, antara lain:
a) Susun sampling frame
b) Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
c) Tentukan K (kelas interval)
d) Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara acak
atau random (dengan cara undian)
e) Mulailah mengambil sampel dari angka atau nomor awal yang terpilih
f) Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval.

5) Area Sampling (Sampel Wilayah)


Prosedur pengambilan sampel, antara lain:
a) Susun sampling frame yang menggambarkan peta wilayah
b) Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel
c) Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel penelitiannya
d) Pilih beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara acak atau random
(Darmawan,2014)

b. Non Probability Sampling / Non Random Sample (Sampel tidak acak)


Teknik Non Probability merupakan teknik yang tidak memberikan peluang
atau kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan oleh faktor kebetulan
atau faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik tersebut
terbagi menjadi 6, yaitu:
1) Sampling Seadanya, yaitu anggota sampel (responden) yang terpilih adalah
seadanya.
2) Convenience Sampling (sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan).
Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja. Dalam memilih
sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain, kecuali berdasarkan
kemudahan saja.

3) Purposive Sampling, yaitu responden yang terpilih menjadi anggota sampel


didasari atas pertimbangan peneliti sendiri.
4) Judgment Sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa
responden tersebut adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya.

5) Quota Sampling, yaitu metode penetapan sampel dengan menentukan quota


terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota masing-masing
kelompok terpenuhi, penelitian belum dianggap selesai.

6) Snowball Sampling, responden yang terpilih menjadi sampel penelitian diperoleh


secara berangkai atas informasi yang diberikan oleh individu sebelumnya.
(Darmawan, 2014)
BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan di dalam makalah, maka dapat diambil
simpulan :
1. Populasi adalah semua subjek yang berpotensi menjadi objek penelitian. Subjek
penelitian bisa berupa manusia, hewan, tumbuhan, barang produk (hasil-hasil kerajian,
hasil-hasil industri, dan lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir, tanah, air, dan
lain-lain), dan bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat, paragraph, teks),
atau dokumen dan barang cetak.
2. Jenis Populasi antara lain Populasi terhingga (finite population), Populasi tak terhingga,
Populasi teoritis (Theoritical Population), Populasi yang tersedia (Accessible Population).
3. Sampel adalah bagian dari populasi yang menunjukkan atau menggambarkan
karakteristik populasi.
4. Tujuan pengambilan sampel antara lain: Memudahkan atau menyederhanakan
pengumpulan data, Memudahkan analisis data, Meningkatkan keakuratan (ketelitian)
data, pengukuran data, dan analisis data, Menghemat biaya, waktu, dan tenaga, Menjaga
kelestarian anggota populasi.
5. Syarat pengambilan sampel adalah harus representatif yaitu dapat mewakili atau
menggambarkan populasi tersebut.
6. Teknik pengambilan sampel ada 2 macam, yaitu Probability Sampling dan Non
Probability Sampling. Probability Sampling adalah teknik yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sementara Non Probability Sampling adalah teknik yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Ibnu, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Malang : UM PRESS
Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Pradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Grasindo
Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Medan : USU digital library
Lampiran 1:
Cluster Random Sampling
Lampiran 2:
Purposive Sampling

Anda mungkin juga menyukai