Anda di halaman 1dari 16

POPULASI, SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian dan Pengembangan PAI
Dosen Pengampu : Dr. H. Salafudin, M. SI.

Di susun oleh:

Ainul Wafa (5219056)


Izmimmatul Khasanah (5219060)

PROGRAM PASCASARJANA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2020
POPULASI, SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA
Oleh:
Ainul wafa (5219056)
Izmimmatul khasanah (5219060)

I. PENDAHULUAN
Dalam melakukan penelitian, populasi dan sampel merupakan satu
komponen yang sangat diperlukan. Dalam menentukan populasi dan sampel
penelitian sudah barang tentu haruslah sesuai dengan langkah-langkah yang
ditentukan serta haruslah tepat dan efisien. Kendala-kendala yang timbul
selayaknya dapat diantisipasi oleh peneliti. Oleh karenanya dalam
menentukan populasi dan sampel peneliti harus memperhatikan hal-hal yang
memang berkaitan dengan populasi dan sampel, sehingga data yang didapat
tepat dan valid serta berkualitas.
Selain itu, kualitas data ditentukan oleh alat pengumpulan data atau
pengukurnya, jika alat pengambilan datanya cukup reliable dan valid maka
data yang didapat juga reliable dan valid. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh
definisi operasional variabel yang bersangkutan.
Hal yang harus dipertimbangkan, yaitu kualifikasi si pengambil data,
lalu prosedur yang dituntut oleh setiap metode pengumpulan data yang
digunakan harus dipenuhi secara tertib. Pada umumnya setiap alat atau
metode pengambilan data mempunyai panduan pelaksanaan,
panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti. Jika
menggunakan jasa orang lain untuk mengumpulkan data, si peneliti
harus mempunyai cara untuk memperoleh keyakinan bahwa pengalaman data
itu telah dilaksanakan menurut prosedur yang seharusnya. Untuk itu lebih
lanjut tulisan ini membahas mengenai populasi, sampel, dan pengumpulan
data dalam penelitian.

1
II. PEMBAHASAN
A. Populasi
1. Pengertiaan Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu “population”
yang berarti jumlah penduduk artinya keseluruhan atau menyeluruh
(universal). Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Oleh karena itu populasi penelitian merupakan keseluruhan
(universal) dari objek penelitian dapat berupa manusia, hewan,
tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan lain sebagainya.
sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.1
Prof. Dr.Sugiyono menegaskan bahwa terdapat perbedaan
mendasar dalam pengertian populasi dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
obyek/subyek itu.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi menggunakan istilah situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen
yaitu: tempat, pelaku dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis.
Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang
ingin diketahui “ apa yang terjadi” di dalamnya, misalnya rumah
beserta keluarga dan aktifitasnya.2

1
H. Hadari Nawani, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogjakarta: Gajah Mada
University Press, 1983), hlm.141.
2
Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D,( Bandung: Alfabeta Bandung, 2017), hlm.117.

2
2. Pengelompokkan Populasi
a. Berdasarkan jumlah
1. Populasi terbatas (terhingga) yaitu populasi yang memiliki
batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik
yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal
tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan
program strata 1, dan lain-lain.
2. Populasi tak tehingga yaitu populasi yang tidak dapat
ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Misalnya guru di
Indonesia, yang berarti harus dihitung jumlahnya sejak guru
pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam
keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya
dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu,
sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut
juga parameter.
b. Populasi berdasarkan turunan dari populasi terbatas
1. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah
populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif.
Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi
yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru; berumur 25
tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
2. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah
populasi yang secara kuantitatif dapat di nyatakan dengan
tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri
dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan
dalam populasi teoritis.3
c. Populasi berdasarkan sumber data atas variasi unsur
pembentuk

3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004), hlm..
118.

3
1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-
unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu di
persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang
dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia
cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu
mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun satu
botol hasilnya akan sama saja.
2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-
unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga
perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia
atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi
populasi yang heterogen.4
B. Sampel
1. Pengertian
Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster)
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sample yang
baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif
(mewakili), artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau
mencerminkan populasi secara maksimal walaupun mewakili sample
bukan merupakan duplikat dari populasi. Masalah sampel dalam suatu
penelitian timbul disebabkan karena (a) Penelitian bermaksud
mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi, (b)
Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil –hasil
kepenelitiannya, dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan
kepada objek, gejala atau kejadian yang lebih luas.5
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan
mempergunakan sampel karena ukuran populasi, masalah biaya,
4
Ibid.,
5
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Penelitian (Ciputat, Islamic Research
Publishing, 2009), hlm. 88.

4
masalah waktu, Percobaan yang sifatnya merusak (contoh tidak
mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang
akan dianalisis keadaan darahnya, karena itu penelitian harus
dilakukan hanya pada sampel, masalah ketelitian dan lain sebagainya.6
2. Teknik pengambilan sampel (teknik sampling)
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Macam-macam
teknik ini meliputi:
a.1 Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Simple random sampling merupakan pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.7
b.1 Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proposional. Contoh jumlah pegawai lulusan S1=45, S2=30,
STM=800,ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sampel
yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
c.1 Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proposional. Contoh pegawai
dari unit kerja mempunyai lulusan S3= 3, S2= 4, S1=90,
SMU=800, SMP=700. Maka tiga orang lulusan S3 dan empak
orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua

6
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan..., hlm.121-124.
7
Radiany, Rahmady. HM, Rumus dan contoh penghitungan, (Surabaya, 2004), hlm.109.

5
kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan kelompok S1,
SMU, dan SMP.8
d.1 Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik ini digunakan jika populasinya sangat luas terdiri
dari kelompok atau cluster. Misalnya penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten. Misalnya, penelitian
dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk
itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua
pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau
cluster.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena
kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi:
a.2 Sampling Sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberikan nomor urut. Cara ini
menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan
sampel adalah yang “keberapa”.9 Misalnya, anggota populasi
terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor
urut, yaitu nomer 1 sampai dengan 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan bilangan tertentu.

8
Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian.., hlm.121.
9
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Pendidikan (Tangerang, Islamic Research Publishing,
2009) hlm.90.

6
b.2 Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan
penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan
masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah
sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota
yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara
kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka
setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat
mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut.
c.2 Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil datanya
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber data. 10
d.2 Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Sampel dipilih berdasarkan
penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik
untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk
memperoleh data tentang bagaimana keadaan atau
karakteristik suatu sekolah, maka kepala sekolah merupakan
orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi,
judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang

10
Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian.., hlm.123.

7
menjadi sampel karena mereka mempunyai “information
rich”.11
e.2 Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
f.2 Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola
salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua
orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa
lengkap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang
lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data
yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada
penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive
dan snowball, misalnya akan meneliti siapa provokator
kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive dan
snowball.12
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan, selalu ada hubungan
antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan. Banyak hasil penelitian yang tidak akurat dan permasalahan
11
Drs.Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan II (Bandung, Pustaka Setia, 1998)
Hal.198.
12
Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian.., hlm.125.

8
penelitian tidak terpecahkan, karena metode pengumpulan data tidak
sesuai dengan permasalahan penelitian.13
1. Interview (Wawancara)
Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan
antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Jadi dengan
wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi.
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
a. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga
dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan
material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
b. Wawancara semi terstruktur; jenis wawancara ini sudah termasuk
dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya
lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan
dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti
perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh informan.
c. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi

13
Ir. Siregar Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kendaca, 2013), hlm.17.

9
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat
poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.14
2. Angket (kuesioner)
Angket adalah instrument penelitian berupa daftar pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden
sesuai dengan petunjuk pengisiannya.15 Pertanyaan- pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup
terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan
jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden
menjawab secara bebas (kuesioner terbuka). Selain itu, prinsip
penulisan angket
1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi
pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan.
Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan
harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan
jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan
angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat
berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan
tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif
dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.

14
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010). hlm. 157.
15
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Penelitian Pendidikan jenis,metode, dan prosedur,
Jakarta : KENCANA predana media group, 2013, hlm : 255.

10
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari
yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah
menuju hal yang sulit.16
Contoh: bagaimana pendapat ibu mengenai kebersihan gigi anak ?
a.Sangat Setuju dibersihkan b. Setuju dibersihkan c. Tidak setuju
dibersihkan d. Tidak punya pendapat.
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan
mencatatnya pada alat observasi. Observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-
objek alam yang lain. Observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Macam-macam Observasi
1. Dari segi pelaksanaan pengumpulan data.
a. Observasi Berperan Serta ( participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti
ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan partisipan ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui
pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
b. Observasi Nonpartisipa
Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam

16
Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, hlm.200-202.

11
observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen.
2. Dari segi instrumentasi yang digunakan
a. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan
dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila
peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan
instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.
b. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang telah
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara
pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan pengamatan peneliti
tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan.17
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi
1. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang
akan diobservasi.
2. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian
yang dilaksanakan.
3. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam
mencatat data.
4. Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati,
apakah dengan mempergunakan skala tertentu atau
sekedar mencatat frekuensi munculnya gejala tanpa
klasifikasi tingkatannya.

17
Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif...,hlm.145-146.

12
5. Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat
dan kritis, maksudnya diusahakan agar tidak ada satupun
gejala yang lepas dari pengamatan.
6. Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah
agar tidak saling mempengaruhhi.18
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis maupun elektronik. Informasi juga bisa diperoleh lewat fakta
yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil
rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa
dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi
di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang
tidak bermakna.19

III. PENUTUP
Populasi seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jenis-jenis populasi adalah populasi
terbatas dan populasi tidak terbatas. Sampel adalah sebagian dari populasi
yang terpilih dan mewakili populasi tersebut atau sebagai wakil dari populasi
yang diteliti. Ciri-ciri sampel yang baik adalah sampel dipilih dengan cara
hati-hati, harus mewakili populasi dan besarnya ukuran sampel dapat diterima
secara statistik. Alasan penggunaan sampling adalah ukuran populasi,
masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah
ketelitian dan masalah ekonomis Keuntungan penggunaan sampel adalah
biaya menjadi berkurang, lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan
data, lebih akurat dan lebih luas ruang cakupan penelitian. Cara mengambil

18
Drs. S. Margono, Metodologi penelitian pendidikan..., hlm.159.
19
Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. (Malang:
YA3,1990) hlm.77.

13
sampel atau teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu
Probability Sampling dan Non Probability sampling.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan
metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada datanya,
maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya
bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alkaf, Nuraida Halid.2009., Metodologi Penelitian Penelitian (Ciputat, Islamic


Research Publishing).

Drs. Hadi, Amirul.1998.Metodologi Penelitian Pendidikan II (Bandung, Pustaka


Setia).
Ir. Syofian, Siregar.2013.Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kendaca).

Lexy J Moleong,.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja


Rosdakarya).
Nawani, H. Hadari . 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogjakarta: Gajah
Mada University Press).

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd .2013., Penelitian Pendidikan jenis,metode, dan
prosedur, Jakarta : KENCANA predana media group.

Prof. Dr.Sugiyono.2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan R&D, ( Bandung: Alfabeta Bandung).
Radiany, Rahmady. HM .2004. Rumus dan contoh penghitungan, (Surabaya).

Sanafiah Faisal.1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. (Malang:


YA3).
S. Margono.2004.Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. Rineka Cipta).

15

Anda mungkin juga menyukai