DISUSUN OLEH:
SOHRA BAHRI
220902500015
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu dari mata kuliah Statistik Lanjutan Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si telah
memberikan kesempatan untuk menulis karya tulis ilmiah ini dan juga terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Sehingga makalah dengan judul metode & distribusi sampling dapat tersusun
melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
saya berharap dengan adanya makalah ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan
pembaca mengenai bahasan tentang metode & distribusi sampling. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketika berbicara tentang yang namanya “sampel” sudah bisa dibilang sebagai
sesuatu hal yang cukup berharga terutama dalam penelitian. Dalam beberapa
penelitian, “sampel” menjadi hal yang penting karena akan memengaruhi hasil
dan pembahasan dari penelitian tersebut. Dengan kata lain, suatu penelitian
yang menggunakan sampel akan terlihat ada yang selama sampel yang disajikan
tidak maksimal. Oleh karena itu, seorang peneliti yang melakukan penelitian
menggunakan sampel harus bisa mengubah hasil sampel menjadi data yang bisa
dibaca, sehingga data yang disajikan bisa dipahami oleh pembaca dengan baik.
Beberapa orang yang menggunakan sampel biasanya karena rasa
keingintahuannya terhadap suatu fenomena, sehingga ia mencari jawaban dari
suatu fenomena tersebut agar mendapatkan solusi dari permasalahan yang
sedang terjadi. Selain itu, penghitungan sampel bisa juga digunakan untuk
memprediksi suatu fenomena apa yang akan terjadi di kemudian hari atau
sampai kapan suatu fenomena berhenti.
Sampling adalah proses di mana porsi dari suatu populasi diseleksi agar dapat
mewakilkan populasi tersebut. Tujuan dari dilakukannya sampling adalah untuk
mendapatkan sampel (objek sampling) yang benar-benar sesuai dan dapat
menggambarkan populasi untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.
Pengertian pengambilan sampel menurut Margono (2004) adalah: Teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.
Tujuan utama analisa pada sample adalah menarik kesimpulan atas parameter-
parameter populasi melalui beberapa anggota populasi tersebut. Diharapkan,
parameter- parameter yang didapatkan dari sample atau yang dikenal dengan
statistik dapat merepresentasikan kondisi sebenarnya populasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian populasi dan sampel?
2) Bagaimana metode penarikan sampel?
3) Apa saja kesalahan-kesalahan dalam Penarikan Sampel?
4) Bagaimana distribusi sampel rata-rata proporsi?
5) Bagaimana distribusi sampel selisih rata-rata dan proporsi?
6) Bagaimana faktor koreksi untuk populasi terbatas?
7) Bagaimana dalil batas tengah?
C. TUJUAN PENULISAN
1) Pengertian Populasi
Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat
digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat
umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi guru. Populasi
seperti ini disebut juga parameter. Selain itu, menurut Margono (2004: 119) populasi
dapat dibedakan ke dalam hal berikut ini:
Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-
batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga
bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru; berumus 25 tahun
sampai dengan 40 tahun, program S1, jalur skripsi, dan lain-lain.
Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota
Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dalam
populasi teoretis.
2) Pengertian Sampel
Margono (2004: 121) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari
populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu. Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu
penelitian timbul disebabkan hal berikut
Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya
jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada
objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai alasan.
Nawawi (Margoino, 2004: 121) mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:
Ukuran populasi
Dalam hal populasi ta terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual.
Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi
seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang
jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari
populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia, misalnya.
Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia
terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,
dalam hal ini, lebih tepat.
Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena
dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan
semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan
darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji
kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan
cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi
belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang
telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan
kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada
penelitian populasi.
Sebagai contoh, jika dari pengambilan sampel untuk kasus yang sama
diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp.10 juta (yang
dalam hal ini mungkin masih dianggap tinggi tetapi dapat dipercaya), maka
berdasarkan rata-rata pendapatan rumah tangga yang dianggap cukup tinggi
itu, pemilik supermarket boleh jadi secara keliru mengasumsikan bahwa
didaerah tersebut terdiri dari sangat sedikit keluarga yang berpendapatan
sedang sampai rendah sehingga pemilik supermarket tersebut memutuskan
untuk tidak memasarkan lini produk yang murah yang dianggap lebih
menarik bagi mereka yang berada dalam komunitas yang berpendapatan
sedang hingga lebih rendah. Dalam kaitannya dengan kesalahan yang
ditimbulkan oleh variasi acak, peneliti hanya dapat meminimumkan
munculnya kesalahan yang disebabkan oleh variasi acak dengan memilih
rancangan penarikan sampel yang tepat.
Kesalahan spesifikasi (mis-specification of sample subject)
Kesalahan yang diakibatkan oleh kekeliruan spesifikasi sangat umum
dijumpai dalam pengambilan pendapat untuk pemilihan umum. Sebagai
contoh, populasi sebenarnya yang hendak dipelajari untuk servei pemilihan
terdiri dari mereka yang akan memililih pada hari pemilihan, namun survei
pemilihan umum biasanya secara khas mengambil opini dari pendapat para
pemilih yang terdaftar, walaupun dalam kenyataannya banyak diantara
mereka tidak akan memilih pada hari pemilihan umum. Kesalahan spesifikasi
dapat juga muncul karena daftar unsur populasi (population frame) yang
tidak benar, informasi yang tidak benar pada buku catatan inventori,
pemilihan anggota sampel yang keliru (seperti misalnya melakukan
penggantian responden yang dituju dengan tetangga jika responden yang
seharusnya ditemui tidak berada di tempat), sensivitas pertanyaan,
kesalahan dalam pengumpulan informasi tentang sampel yang disebabkan
oleh bias pewancara yang disengaja atau tidak disengaja, atau kesalahan-
kesalahan dalam memproses informasi sampel. Bila diperhatikan nampak
bahwa semua kasus yang disebutkan tersebut sebenarnya dapat
dikendalikan; namun dalam kasus-kasus lainnya seperti misalnya kesalahan
pengukuran dimensi kayu gelondongan atau kayu papan yang mengembang
bersamaan dengan menumpuknya kelembaban penyebabnya tidak dapat
dikendalikan.
Kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi populasi juga umum terjadi
dalam survei pemilihan konsumen, dengan contoh umumnya hanya terdiri
dari para ibu rumah tangga tidak menyertakan kaum laki-laki, wanita yang
bekerja dan mahasiswa karena keadaan mereka yang relatif tidak
memungkinkan terjangkau.