Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN METODELOGI PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPLE DALAM PENELITIAN KUANTITATIF


Dr. Drs. MADE REDANA M. Si

KETUT ERAWATI
NIM : 2224131036
KELAS :B
NO ABSEN : 17

FAKULTAS DHARMA ACARYA


UHN I GUSTI BAGAS SUGRIWA DENPASAR
2023
A. PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL

Secara sederhana, pengertian dari populasi dan sampel menjadi dua hal yang
saling berhubungan satu sama lain. Hubungan keduanya kemudian sering membuat
orang salah mengartikan keduanya Populasi merupakan jumlah keseluruhan
dari objek penelitian. Selain itu, populasi dapat didefinisikan sebagai jumlah
keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak
diteliti. Satuan di dalam istilah ini mengacu kepada unit analisis. Bisa dalam bentuk
orang-orang, benda-benda, lembaga-lembaga, institusi-institusi, dan lain
sebagainya. Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lain. Mudahnya, sampel
penelitian dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang dijadikan subyek
penelitian dan merupakan “wakil” dari anggota populasi tersebut. Keduanya
merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam penelitian karena dapat
memberikan generalisasi pada kesimpulan hasil penelitian yang didapat. Oleh
karenanya, penting bagi peneliti untuk dapat bersikap cermat dan teliti dalam
menentukan besaran populasi dan sampel yang akan digunakan. Untuk lebih jelasnya
bisa kita cermati terlebih dahulu pengertian masing-masing dari populasi dan juga
sampel di bawah ini. Pengertian populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif serta
bagaimana cara menentukan yang benar dan juga baik. Metode serta tahapan dalam
suatu penelitian menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami oleh peneliti dalam
menulis karya ilmiahnya.
Hal ini mengingat bahwa penulisan yang sistematis merupakan salah satu ciri khas
dalam penulisan karya ilmiah. Tidak heran jika kemudian peneliti dalam melakukan
penulisan karya ilmiah dituntut untuk memiliki kecermatan dan ketelitian yang cukup.
Metode dalam penelitian pun beragam tergantung dari penelitian yang dipilih. Jenis
penelitian yang cukup memerlukan kecermatan lebih bagi peneliti, dikenal dengan
penelitian kuantitatif. Kecermatan dan ketelitian diperlukan lebih dalam penelitian ini
mengingat data yang nantinya harus diolah berupa angka. Penelitian jenis ini juga
menitik beratkan pada penggunaan perhitungan matematis dalam menjawab masalah
sebagai hasil penelitiannya. Dalam penelitian jenis kuantitatif dikenal dengan adanya
istilah populasi dan sampel. Penelitian kualitatif-jenis penelitian lain yang bersifat
lebih deskriptif, tidak cukup familiar dengan penggunaan istilah populasi dan sampel
dalam menyebut subjek penelitiannya. Istilah yang biasa digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah situasi sosial dan sumber data yang merujuk pada hal-hal yang terkait
dengan perolehan data bagi peneliti. Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif
merupakan dua hal yang menjadi penentu dalam sebuah penelitian karena keduanya
dapat memberikan jawaban dari hasil penelitian yang dilakukan.

Supaya lebih mudah dalam memahami definisi dari populasi dalam kegiatan
penelitian. Berikut adalah sejumlah pandangan ahli:
1. Netra
Pendapat yang pertama datang dari Netra. Menurut Netra, populasi adalah
keseluruhan individu yang bersifat general atau umum yang mempunyai
karakteristik yang cenderung sama. Sehingga, saat menjumpai individu dengan
sifat umum atau sama satu sama lain, maka bisa dijadikan populasi dalam
sebuah penelitian.
2. Sugiyono
Pendapat kedua disampaikan oleh Sugiyono. Sugiyono berpendapat bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sehingga dalam melakukan
penelitian, seorang peneliti perlu menentukan karakteristik dari objek penelitian.
Baru kemudian mencari populasi atau objek penelitian yang secara keseluruhan
memenuhi kriteria tersebut.
3. Hadari Nawawi
Selanjutnya adalah pendapat yang disampaikan oleh Hadari Nawawi. Menurut
Nawawi, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia,
hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber
data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang
dilakukan.
4. Bugin
Bugin juga menyampaikan pendapatnya terkait pengertian populasi. Menurut
Bugin, populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian berupa
manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya sehingga objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
5. Nursalam
Berikutnya adalah pendapat yang disampaikan oleh Nursalam. Nursalam
menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari variabel yang
menyangkut masalah yang diteliti. Sehingga selama suatu variabel masih
memiliki hubungan dengan topik yang diteliti maka termasuk ke dalam
populasi penelitian.

B. Perbedaan Antara Populasi dan Sampel


Selain membahas tentang pengertian masing-masing, saat mempelajari populasi
dan sampel perlu juga mengetahui perbedaan antara keduanya. Mengingat
antara populasi maupuns ampel ini memang saling berhubungan dan bahkan
membahas objek yang sama, yaitu satu kesatuan dari objek penelitian, maka
banyak yang memberi definisi sama.
Perbedaan populasi dan sampel terletak pada segi jumlah. Populasi adalah
keseluruhan dari objek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian kecil atau
separuh dari objek penelitian tersebut.

C. Manfaat Dan Kegunaan Sampel


Manfaat dan kegunaan sample dalam penggunaan sampel dalam penelitian,
selengkapnya akan kami bahas di bawah berikut ini:
1. Menghemat biaya, tenaga, dan waktu peneliti. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, meneliti menggunakan sampel akan sangat
meringankan tugas peneliti karena tidak harus harus meneliti keseluruhan
populasi cukup dengan beberapa sampel yang terpilih.
2. Perolehan data akan menjadi lebih cepat. Karena cukup beberapa sampel
yang diteliti waktu yang digunakan pun relatif sebentar.
3. Menghasilkan gambaran perwakilan (representative) dari seluruh populasi.
Penggunaan sampel yang tepat diharapkan mampu memberikan informasi
terkait populasi yang diteliti melalui perwakilan beberapa sampel saja
sehingga informasi yang dibutuhkan mampu menjawab tujuan dari penelitian
yang dilakukan.
4. Menentukan presisi atau ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil
yang diperoleh.
5. Cara penggunaanya cenderung lebih sederhana sehingga mudah untuk
dilaksanakan.
6. Memberikan informasi yang banyak dengan biaya yang rendah.

Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Menentukan Sampel


Supardi (1993) menyebutkan hal penting lainnya mengenai sampel dalam
penelitian. Yaitu terkait dengan hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam
menentukan besar sampel, di antaranya adalah :
1. Tingkat homogenitas anggota populasi. Semakin tinggi tingkat homogenitas
suatu
populasi maka semakin rendah sampel yang bisa diambil.
1. Presisi yang diharapkan peneliti. Presisi merupakan derajat perbandingan hasil
yang didapat dari sampel dengan hasil yang didapat dari populasi. Semakin
tinggi presisi yang diharapkan maka semakin besar jumlah sampel yang diambil.
3. Rancangan analisis data penelitian. Jumlah sampel yang ditentukan harus dapat
menjamin bahwa data yang diperoleh akan dapat dianalisis dengan rancangan
analisis data yang sudah ditentukan.
4. Ketersediaan dana, waktu dan tenaga penelitian

a. Ditinjau dari pengertian


1. Populasi: Adalah seluruh objek yang diteliti
2. Sampel: Bagian dari populasi
b. Ditinjau Dari Karakteristik
1. Populasi: parameter
2. Sampel: Statistik
c. Ditinjau Dari Pengumpulan Data
1. Populasi: Dapat dilakukan dengan metode sensus
2. Sampel: Dapat dilakukan dengan metode survei
d. Ditinjau dari Fokus
1. Populasi: Mengidentifikasi karakteristiknya
2. Sampel: menduga karakteristik populasiItulah sedikit pemahaman sederhana
untuk mengetahui perbedaan populasi dan sampel agar lebih paham lagi.
D. Langkah Penggunaan Sampling dalam Penelitian
Untuk bisa menjalankan penggunaan teknik sampling ini untuk penelitian, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peneliti.
1. Menentukan besar atau luas populasi yang akan diteliti Menentukan besar
populasi diperlukan sebagai tahapan awal dalam penentuan sampel karena
nantinya dapat memberi batas kepada peneliti tentang populasi yang harus
diteliti agar tidak melebar pada populasi lain yang dianggap kurang relevan
2. Mengenali kualitas anggota populasi yang akan diteliti Tahapan ini diperlukan
agar peneliti dapat mengambil kesimpulan di awal mengenai keadaan anggota
populasi. Misalnya seperti apakah populasi yang ada cenderung bersifat
homogen atau heterogen, dan lain sebagainya.
Selain itu juga mengenali keadaan anggota populasi yang akan diteliti nantinya
akan memudahkan kerja peneliti untuk menentukan langkah penentuan besar
sampel hingga teknik pengambilan sampel yang harus digunakan
3. Menetapkan besaran sampel yang akan digunakan Sama halnya dengan populasi,
besaran atau jumlah sampel juga harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga dapat
diperkirakan sampel mana saja yang sekiranya mampu mewakili anggota
populasi dalam penelitian. Sedang akan melakukan penelitian? Dapatkan buku-
buku referensi di Penerbit Deepublish. Atau dapatkan buku-buku seputar
penelitian berikut ini
A. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Dalam penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menyatakan Secara skematis, teknik sampling pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
1) Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Macam-macam teknik ini meliputi:
a. Simple random sampling Simple random sampling merupakan
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
b. Proportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata
secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45 orang, S2=30
orang, SMK= 800 orang, SMA= 400 orang, SMP= 300 orang, SD=
300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut.
c. Disproportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan
untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai, 3
orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU,
700 orang SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2
tersebut diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini
terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluster sampling ( Area sampling) Teknik sampling daerah digunakan
untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi, atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi sumber
data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan. Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan
sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15
privinsi itu dilakukan secara random,. Tetapi perlu diingat, karena
provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka
pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random
sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang
tidak, ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang
kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakter semacam ini perlu
diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu
dapat ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui
dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap
berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara
sampling juga.
2) Nonprobability sampling Nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sam
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Sampling sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang.
Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai
dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan 5, untuk itu maka yang diambil sebagai sampel
adalah nomor1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
b. Sampling kuota Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang
pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin
Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang.
Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut,
maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara
kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap
anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota
sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang
anggota sampel tersebut.
c. Sampling ansidental Sampling insidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil datanya dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melekukan
penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan. Atau penelitian tentang kondisi
politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang
yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling jenuhSampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat
bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi
karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu
dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada
penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan
snowball, misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka
akan cocok menggunakan purposive dan snowball.

B. Menentukan ukuran sampel


Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu akan
diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel
yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin
besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi,
maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki.
Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber
dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan
semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat
kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan
sebagai sumber dana. Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi
yang jumlahnya telah diketahui: Cara menentukan ukuran sempel bila sempel
tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut
tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya berbeda, katakan logam dimana
susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel yang diperlukan 1% saja
sudah bisa mewakili. Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung
ukuran sempel, misalnya dari Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk
menghitung ukuran sempel, terdapat sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang
dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sempel yang
paling besar.

C. Contoh Menentukan Ukuran Sempel


Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok
masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokan berdasarkan jenjang
pendidikan, yaitu lulusan S1= 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100,
SD = 50 (populasi berstrata). Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka
jumlah sempelnya = 258, Karena populasi berstrata, maka sampelnya jga
berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian
masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan
populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sempel untuk
kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD =
28.
S1 = 50/1000 X 258 = 13,90 = 12,9
SM = 300/1000 X 258 = 83,40 = 77,4
SMK = 500/1000 X 258 = 139,0 = 129
SMP = 100/1000 X 258 = 27,8 = 25,8
SD = 50/1000 X 258 = 13,91 = 12,9
Jumlah = 258
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang
pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 +
26 + 13 = 259.
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat koma) sebaiknya
dibulatkan ke atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini lebih aman
daripada kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253) memberikan
saran-saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini:
1. Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.
2. Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori
minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitiaanya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sempel = 10 X 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok
ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-
masing antara 10 s/d 20.

D. Cara Mengambil Anggota Sempel


Probability sampling adalah teknik sempling yang memberi peluang sama kepada
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel. Cara demikian sering
disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan bilangan
random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan
undian, maka setiap anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu, sesuai dengan
jumlah anggota populasi.

KESIMPULAN
Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial, seorang peneliti
tidak dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang sesuai. Untuk
menemukan jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus memahami
kaidah dalam meneliti. Dalam makalah ini penulis sedikit memberi penjelasan
bagian dari metode penelitian yaitu tentang populasi dan sampel, dimana
pengertian populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan
sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan bojek yang akan diteliti tersebut.
Sedangkan secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non probability
Sampling. Probability Sampling meliputi: simple random, proportionate tratified
random, disproportionate stratifed random, dan area random. Nonprobability
sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Dari penjelasan diatas diharapkan mahasiswa sebagai peneliti dapat memahami
dan mengerti bahwa populasi dan sampel merupakan salah satu metode penelitian
yang penting untuk dipelajari, guna nantinya dalam melakukan suatu penelitian
bisa mendapatkan data yang valid dan terperinci.

Anda mungkin juga menyukai