Jenis-Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung,
seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah
mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang
mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya;
seperti pasir di pantai. Disamping itu persoalan populasi bagi suatu
penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-
unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu
dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter
yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup
mengambil setetes darah saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-
unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga
perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
2. Pengertian sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa
sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili
populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi (2002:109), sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Beberapa pendapat
ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a. Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah
yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi,
unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili populasi.
b. Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah
sebagian dari suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk
mewakili keseluruhan.
c. Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of
a population or universe as representative of that population or
universe.
d. Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan
hati-hati sehingga dengan melalui cara sedemikian peneliti akan
dapat melihat karakteristik total populasi.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).
Ciri-ciri Sampel yang Baik, Berangkat dari berbagi pendapat yang
telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sampel yang
baik adalah:
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara
tertentu dan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan
mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat
kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang
dapat diterima secara statistik.
B. Kegunaan Sampel
Di dalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan tanpa
memanfaatkan teknik sampling. Penelitian kesehatan/keperawatan meliputi
bidang yang sanat luas, yang terdiri dari berbagai sub bidang. Apabila dilakukan
penelitian tidak hanya dapat dilakukan terhadap unit atau sub bidang tertentu
saja. Oleh sebab itu agar dapat dilakukan penelitian terhadap semua sub bidang
dann dengan biaya yang murah, peneliti harus dapat melakukan sampling
terhadap objek yang ditelitinya. Kegunaan sampel dalam penelitian yaitu :
1. Menghemat biaya
Proses penelitian memerlukan alat penelitian, pengumpulan data,
pengolahan data dan sebagainyanya dimana semua itu memerlukan
biaya. Apabila penelitian itu dilakukan terhadap seluruh objek yang
diteliti sudah barang tentu memerlukan lebih banyak biaya. Oleh sebab
itu dengan sampling, dalam arti penelitian hanya dilakukan terhadap
sebagian populasi, biaya tersebut dapat ditekan.
2. Mempercepat pelaksanaan penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap objek yang banyak (seluruh
populasi) jelas akan memakan waktu yang lama, bila dibandingkan
dengan hanya sebagian populasi saja (sampel). Oleh sebab itu jelas
bahwa penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel akan lebih
cepat.
3. Menghemat tenaga
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh populasi jelas
akan memerlukan tenaga yang lebih banyak bila dibandingkan dengan
penelitian yang hanya dilakukan pada sebagian populasi (sampel).
4. Memperkecil ruang lingkup penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh objek akan
memakan waktu, tenaga, biaya dan fasulitas-fasilitas lain yang lebih
besar. Apabila penelitian dilakukan terhadap sampel, maka dengan
waktu, tenaga dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang
lebih luas ruang lingkupnya.
5. Memperoleh hasil yang lebih akurat.
Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita sumber
daya yang lebih besar, termasuh usaha-usaha analisis. Hal ini akan
berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian. Dengan
mempergunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh
hasil analisis yang lebih akurat
E. Teknik sampling
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yaitu sampel-sampel
probabilitas (probability samples) atau sering disebut random sample
(sampel acak) dan sampel-sampel non-probabilitas (non probality samples).
Tiap-tiap jenis sampel ini terdiri dari berbagai macam pula.
1. Random Sampling
Pengambilan sampel secara random atau acak disebut random
sampling, dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. Teknik
random sampling, dan hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau
anggota populasi itu bersifat homogen. Hal ini berarti setiap anggota
populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel.
Teknik random sampel ini dapat dibedakan menjadi:
a. Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple random
sampling)
Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah
bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Apabila
besarnya sampel yang diinginkan itu berbeda-beda, maka besarnya
kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilih pun
berbeda-beda pula. Contoh teknik sampel acak sederhana yaitu:
lempar koin, lempar dadu, metode lotre/undian, blind folded
method dan random tables (menggunakan tabel acak).
Keuntungannya adalah memerlukan pengetahuan minimum dari
populasi, bebas dari kesubjektifan dan bebas dari kesalahan
personal, memberikan data yang sesuai untuk tujuan kita dan
observasi dari suatu sampel dapat digunakan untuk tujuan
inferensial.
Adapun kerugiannya antara lain keterwakilan dari sampel tidak
dapat dipastikan pada metode ini, metode ini tidak menggunakan
pengetahuan tentang populasi dan keakuratan inferensial dari
penemuan tergantung pada ukuran sampel
2. Quata Sampling
Pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan
sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Teknik sampling
ini diiakukan dengan cara: Pertama-tama menetapkan berapa besar
jumlah sampel yang diperlukan atau menetapkan quotum (jatah).
kemudian jumlah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk
mengambil unit sampel yang diperlukan. Anggota populasi mana pun
yang akan diambil tidak menjadi soal, yang penting jumlah quotum
yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi.
Keuntungan metode ini adalah perbaikan dari judgment sampling,
teknik sampling yang mudah dan secara teratur paling banyak
digunakan pada lembaga sosial.
Adapun kekurangan metode ini adalah bukan sampel yang
representative (tidak mewakili), tidak bebas dari kesalahan, dan
memilki pengaruh pada regional geografis dan faktor sosial.
3. Accidental Sampling
Pengambilan sampel secara aksidemal (accidental) ini dilakukan
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
tersedia. Bedanya dengan porposive sampling adalah, kalau sampel
yang diambil secara proposive berarti dengan sengaja mengambil
atau memilih kasus atau responden. Sedangkan sampel yang diambil
secara aksidental berarti sampel diambil dari responden atau kasur
yang kebetulan ada.
Keuntungan metode ini adalah metode sampling yang sangat mudah,
secara teratur digunakan untuk science serta menghemat waktu, uang,
tenaga.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah tidak mewakili populasi,
tidak bebas dari kesalahan serta statistik parametrik tidak dapat
digunakan.
keterangan :
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan,
biasanya 0,05 atau 0,001.
Z = Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang sesuai
dengan derajat kemaknaan 95 %.
p = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkiraakan terjadi pada populasi.
Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut maka p = 0,05.
q = 1,0 – p
N = Besarnya populasi
n = Besarnya sampel.
Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000. dapat menggunakan formula
yang lebih sederhana lagi seperti berikut :
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketetapan yang di inginkan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel antara lain :
1. Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tetapi
memerlukan lebih banyak waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain.
2. Pengambilan sampel acak memberikan data kuantitatif yang lebih
representatif dan populasi yang besar daripada pengambilan sampel yang
non random. Tetapi sampel yang non random dapat digunakan untuk
memaksimalkan data kualitatif dari sampel yang relatif
3. Besar/kecilnya sampel bukan sam-satunya ukuran untuk menentukan
representatif atau tidak representatifaya terhadap populasi. Hal ini
tergantung pula pada sifat-sifat populasi yang diwakilinya.
4. Agar karakteristik sampel tidaak menyimpang dari populasinya, maka
sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi,
maupun ekslusi. Kriteria inklusi adalah kritera atau ciri-ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil menjadi sampel.
Sedangkan kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi
yogyakarta