OLEH:
NPM : 2014901110062
1
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO BUNUH DIRI
I. Pengertian
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu
gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi
masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan
untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan
terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal
melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri
dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri
keputusasaan (Stuart, 2006).
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar
(2000),
I.1 Klasifikasi
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006):
I.1.1 Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal
bahwa seseorang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Orang yang ingin bunuh diri mungkin mengungkapkan secara
verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi
atau mengomunikasikan secara non verbal.
I.1.2 Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri
yang dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian
jika tidak dicegah.
I.1.3 Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan
terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri
dan yang tidak bunuh diri akan terjadi jika tidak ditemukan tepat
pada waktunya.
2
II. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
pengambilan perilaku
Peningkatan resiko yang destruktif- pencederaan
bunuh diri
diri meningkatkan diri tidak diri
pertumbuhan langsung
3
Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang
memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum,
kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Selain itu, mengetahui
seseorang yang mencoba atau melakukan bunuh diri atau terpengaruh media
untuk bunuh diri, juga membuat individu semakin rentan untuk melakukan
perilaku bunuh diri.
Subjektif Objektif
memiliki riwayat penyakit mental mengalami depresi, cemas, dan
4
perasaan putus asa
menyatakan pikiran, harapan, dan respon kurang dan gelisah
perencanaan bunuh diri
menyatakan bahwa sering menunjukkan sikap agresif
mengalami kehilangan secara
bertubi-tubi dan bersamaan
menderita penyakit yang tidak koperatif dalam menjalani
prognosisnya kurang baik pengobatan
menyalahkan diri sendiri, perasaan berbicara lamban, keletihan,
gagal dan tidak berharga menarik diri dari lingkungan sosial
menyatakan perasaan tertekan penurunan berat badan
5
kemarahan terhadap
diri sendiri
ajak pasien untuk dijadikan sebagai
berperan serta dalam salah satu cara
aktivitas yang disukai mengendalikan
dan dapat perilaku ingin bunuh
dilakukannya diri
pasien akan bantu pasien mengenal mekanisme koping
mengimplementasikan mekanisme koping maladaptive harus
respons protektif-diri yang tidak adaptif diganti dengan
yang adaptif mekanisme koping
yang sehat untuk
mengatasi stress dan
ansietas
identifikasi alternatif untuk menumbuhkan
cara koping dan meningkatkan
mekanisme koping
pasien
pasien akan bantu orang terdekat isolasi sosial
mengidentifikasi untuk berkomunikasi menyebabkan harga
sumber dukungan sosial secara konstruktif diri rendah dan
yang bermanfaat dengan pasien depresi, mencetuskan
perilaku destruktif-
diri
tingkatkan hubungan meningkatkan
keluarga yang sehat kepercayaan diri
pasien dan mencegah
perilaku destruktif-
diri
6
pelayanan kesehatan pengobatan
yang telah meningkatkan
diidentifikasi, kepatuhan dan
kebutuhan asuhan mendukung proses
keperawatan, penyembuhan
diagnosis medis,
pengobatan, dan
medikasi yang
direkomendasikan
SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif 1. Evaluasi kegiatan keluarga
tentang diri sendiri. Beri pujian. Kaji dalam memberikan pujian
ulang resiko bunuh diri dan penghargaan atas
2. Latih cara mengendalikan diri dari keberhasilan dan aspek
dorongan bunuh diri : buat daftar positif pasien. Beri pujian
aspek positif keluarga dan 2. Latih cara memberi
lingkungan, latih afirmasi/berpikir penghargaan pada pasien
positif keluarga dan lingkungan dan menciptakan suasana
3. Masukkan pada jadwal alithan positif dalam keluarga :
berpikir positif keluarga dan tidak membicarakan
7
lingkungan keburukan anggota
keluarga
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif 1. Evaluasi kegiatan keluarga
tentang diri sendiri. Beri pujian. Kaji dalam memberikan pujian
ulang resiko bunuh diri dan penghargaan pada
2. Diskusikan harapan dan masa depan pasien serta menciptakan
3. Diskusikan cara mencapai harapan suasana positif dalam
dan masa depan keluarga. Beri pujian
4. Latih cara-cara mencapai harapan 2. Bersama keluarga
dan masa depan secara bertahap berdiskusi dengan pasien
(setahap demi setahap) tentang harapan masa
5. Masukkan pada jadwal latihan befikir depan dan langkah-
positif diri sendiri, keluarga dan langkah mencapainya.
lingkungan, dan tahapan keiatan yang 3. Anjurkan membantu
dilatih. pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif diri 1. Evaluasi kegiatan keluarga
sendiri, keluarga dan lingkungan, dalam memberikan pujian
serta kegiatan yang dipilih. Beri dan penghargaan pada
pujian pasien serta menciptakan
2. Latih tahap kedua latihan mencapai suasana positif dalam
masa depan keluarga. Beri pujian
3. Masukan pada jadwal latihan berpikir 2. Bersama keluarga
positif diri sendiri, keluarga dan berdiskusi tentang langkah
lingkungan, serta kegiatan yang dan kegiatan untuk
dipilih untuk persiapan masa depan. harapan masa depan
3. Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM< tanda kambuh,
rujukkan.
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
SP 5 - 12 SP 5 – 12
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
peningkatan positif diri, keluarga dan dalam memberikan pujian,
lingkungan, beri pujian penghargaan, menciptakan
2. Evaluasi tahap kegiatan mencapai suasana positif dan
harapan dan masa depan membimbing langkah –
3. Latih kegiatan harian langkah dalam mencapai
4. Nilai apakah resiko bunuh diri harapan masa depan. Beri
teratasi pujian
8
2. Nilai kemampuan
keluarga merawat psien
3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
control RSJ/PKM
9
ORIENTASI
”Assalamu’alaikum B!, masih ingat dengan saya khan?Bagaimana perasaanB hari
ini? O... jadi B merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B ada perasaan
ingin bunuh diri? Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang
bagaimana cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?”Disini
saja yah!
KERJA
“Baiklah, tampaknya B membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar B ini untuk
memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan B.”
”Nah B, karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup B, maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.”
”Apa yang B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu
muncul, maka untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada perawat
atau keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian
ya..”.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa
yang telah kita bicarakan tadi? Bagus B. Bagimana Masih ada dorongan untuk bunuh
diri? Kalau masih ada perasaan / dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya
atau perawat yang lain. Kalau sudah tidak ada keinginan bunh diri saya akan ketemu
B lagi, untuk membicarakan cara meninngkatkan harga diri setengah jam lagi dan
disini saja.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa
saja yang B patut syukuri dalam hidup B? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam
kehidupan B jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan (affirmasi). Bagus B. Coba
B ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih B miliki dan perlu disyukuri! Nanti jam 12
kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah.
Tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!”
10
SP 5 Pasien: Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri
ORIENTASI
”Assalamu’alaikum, B. Bagaimana perasaannyai? Masihkah ada keinginan bunuh
diri? Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan
berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini timbul. Mau
berapa lama? Di saja yah ?”
KERJA
« Coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Selain bunuh diri, apalagi
kira-kira jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan
keuntungan dan kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi
masalah yang paling menguntungkan! Menurut B cara yang mana? Ya, saya setuju. B
bisa dicoba!”Mari kita buat rencana kegiatan untuk masa depan.”
TERMINASI
Bagaimana perasaan B, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah
yang B akan gunakan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan masalah dengan
cara yang dipilih B tadi. Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk
membahas pengalaman B menggunakan cara yang dipilih”.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika :
Jakarta.
11
12