Sebelum didistribusikan, vaksin COVID-19 harus melalui tahap uji klinis demi memastikan
keamanan untuk digunakan pada manusia. Salah satu manfaat vaksin COVID-19 adalah
memberikan kekebalan pada tubuh.
Menciptakan respon antibodi untuk sistem kekebalan tubuh. Saat di suntik vaksin, sel B
akan menempel pada permukaan virus corona yang sudah yang sudah dimatikan dan
mencari fragmen yang cocok. Sel T membantu mencocok kan fragmen dengan sel B
jika ada yang cocok sel B. Akan berkembang biak dan menghasilkan antibodi untuk
kekebalan tubuh.
Manfaat vaksin COVID 19 adalah mencegah virus masuk kedalam tubuh suntikan
vaksin akan merangsang sel tubuh manusia terutama sel B, yang memproduksi
imunoglobulin. Akibatnya tubuh individu akan tebal pada SARS- COV-2
Jika kita menerima vaksin otomatis tubuh akan terlindungi dari seranga virus COVID-
19. Hal ini menjadi manfaat vaksin covid-19 yang membantu mengurangi penyebaran
corona untuk melindungi orang orang disekitar.
5.1 Bagi sebagian besar orang, satu-satunya efek samping vaksin virus corona Pfizer-
BioNTech kemungkinan nyeri lengan di mana vaksin disuntikkan, dan juga gejala
seperti flu. Sebagian besar orang dalam uji coba klinis dilaporkan efek samping yang
dialami menghilang setelah sekitar dua hari. Beberapa laporan mengatakan ada reaksi
alergi, sehingga orang yang mengalami alergi parah harus mendiskusikan riwayat
kesehatannya dan risiko lainnya dengan dokter mereka sebelum divaksin.
Dalam daftar berikut memuat efek samping vaksin Pfizer yang dilaporkan dalam uji
coba klinis, bersama dengan persentase orang berusia 18 sampai 55 tahun yang
melaporkan efek samping setelah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin:
5.1.1 Kemerahan di bagian yang disuntik (4,5 persen)
5.1.2 Pembengkakan di bagian yang disuntik (5,8 persen)
5.1.3 Nyeri di bagian yang disuntik (83,1 persen)
5.1.4 Demam (3,7 persen)
5.1.5 Kelelahan (47,4 persen)
5.1.6 Sakit kepala (41,9 persen)
5.1.7 Meriang (14 persen)
5.1.8 Muntah-muntah (1,2 persen)
5.1.9 Diare (11,1 persen)
5.1.10 Nyeri otot baru atau nyeri otot memburuk (21,3 persen)
5.1.11 Nyeri sendi baru atau nyeri sendi memburuk (11 persen)
Dikutip dari Los Angeles Times, Kamis (17/12), orang berusia di atas 55 tahun melaporkan
efek samping pada tingkat yang sedikit lebih rendah.
5.3 Tim Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi
Rusmil mengatakan, dalam pemberian vaksin kemungkinan terdapat dua efek samping
di antaranya efek lokal dan sistemik.
5.3.1 Efek sampingnya dua, reaksi lokal dan sistemik. Reaksi lokal di tempat suntikan
ada merah, bengkak, nyeri dalam 48 jam sudah hilang lagi. Efek samping lokal
ini biasanya terjadi sebanyak 30 persen dari jumlah subjek penelitian (relawan).
Dia mengatakan, efek samping lainnya yaitu sistemik di mana kondisi relawan
mengalami demam di 30 menit pertama pemberian vaksin.
5.3.2 Jika dalam 30 menit pertama ditemukan relawan atau subjek yang mengalami
efek samping maka akan dilakukan tindakan penanganan oleh pengawas dan
dokter terkait. Dia mengatakan, reaksi tersebut akan terjadi jika relawan
memiliki alergi tertentu.
5.3.3 Penting 30 menit pertama kita lihat ada tidak yang lemas, itu yang harus dijaga
pertama, orang itu tidak boleh pulang dan dijaga betul oleh dokter. Nah kita
belum tau ada yang reaksi alergi atau tidak. Tapi apapun reaksi suntikan vaksin
akan begitu alergi ada, juga yang tidak.
5.4 Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas
Padjadjaran (Unpad) Eddy Fadlyana menambahkan, efek samping pemberian vaksin
relatif lebih rendah dengan persentasi efek lokal sebanyak 30 persen dan efek sistemik
kurang dari 5 persen.
5.4.1 Pada efek sistemik seperti demam ringan yang hanya dalam dua hari saja sudah
sembuj. Kemudian ada sakit diare yang tidak ada hubungan dengan imunisasi.
Jadi resikonya kemungkinan ada nyeri lokal dan sistemik.