Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

Di susun oleh :
Henrika Meylina S
22.14901.14.14

Dosen Pengampu

Ns. Mujahidin, S.Kep, M.Kes

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOL AH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA

PALEMBANG
TAHUN 2023
RESIKO BUNUH DIRI

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Resiko Bunuh Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan
karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan
mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan
individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak
dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/
bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk
mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Menciderai diri adalah tindakan
agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri
mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah
yang dihadapi (Captain, 2008).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari
individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. (Budi Anna Kelihat, 2000).
Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri
memiliki 4 pengertian, antara lain:
1. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
2. Bunuh diri dilakukan dengan intensi
3. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
4. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung
(pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan
hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api.
B. Faktor Predisposisi
 
 Biologi :
Faktor herediter (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa selain itu adanya riwayat penyakit
kronis atau trauma kepala merupakan salah satu faktor penyebab
gangguan jiwa.
 
Psikologi :
Faktor herediter (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa selain itu adanya riwayat penyakit
kronis atau trauma kepala merupakan salah satu faktor penyebab
gangguan jiwa.
 
Sosial :
Pengaruh sosial yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah
adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial-ekonomi
rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak.

C. Faktor Presipitasi
 
Nature (biologi, psikologi, sosial)
Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari
perilaku kekerasan.
 
Origin
Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi
dari masa kanak-kanak ke remaja.
 
Timming
Terjadinya dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
 
Number
Merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat kesakit. Transisi ini
dapat dicetuskan antara lain antara kehilangan sebagian anggota tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh. Atau
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.

D. Tanda dan Gejala


1. Data subjektif
a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
2. Data objektif
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

E. Batasan Karakteristik
Townsend (1998) menambahkan karakteristik adalah :
1. Ekspresi rasa malu atau bersalah
2. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru
3. Hipersensitifitas terhadap kritik

F. Akibat
1. Keputusasaan
2. Menyalahkan diri sendiri
3. Perasaaan gagal dan tidak berharga
4. Perasaan tertekan
5. Menarik diri
6. Berbicara lamban, keletihan
7. Insomnia yang menetap
G. Rentang Respon
Rentang respon protektif diri
Adaptif maladaftif

↓ ↓
Peningkatan diri → pertumbuhan → perilaku → pencederaan → Bunuh
Peningkatan destruktif diri diri diri
Beresiko tak langsung

H. Sumber Koping
Pasien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif-diri, seringkali pasien secara
sadar memilih untuk bunuh diri.

I. Mekanisme Koping
Stuart mengungkapkan bahwa pertahanan ego yang berhubungan dengan
perilaku destruktif diri tidak langsung adalah penyangkalan rasionalisasi,
intelektualisasi, dan regresi.

III. POHON MASALAH


Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan ( akibat )

Resiko bunuh diri ( masalah )

Harga diri rendah ( penyebab )

IV. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


No Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

1. Gangguan konsep diri (harga diri DS : pasien menyatakan ingin bunuh


rendah) diri/ingin mati saja tidak ada gunanya
2. Resiko bunuh diri hidup.
Resiko mencederai diri sendiri, orang
3. lain dan lingkungann DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide
bunuh diri, pernah mencoba bunuh
diri.
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Resiko bunuh diri TUM: pasien menciderai Setelah dilakukan 3x BHSP dengan mengutamakan Hubungan saling percaya
diri sendiri interaksi selama 10 prinsip komunikasi teraupetik : merupakan proses terjadinya
TUK1: menit pasien dapat : - Perkenalan diri dengan komunikasi teraupetik
1. Pasien dapat membina - ekspresi wajah pasien dengan sabar sehingga akan memfasilitasi
hubungan dan bersahabat - Bersikap hangat dan dan mengungkapkan
mempertahankan - menunjukkan rasa bersahabat perasaan, emosim harapan
hubungan senang - Temani pasien saat pasien merupakan landasan
- ada kontak mata, mau keinginan bunuh diri datang hubungan selanjutnya.
berjabat tangan

Tuk 2 :
Pasien dapat Pasien dapat terhindar - Jauhkan pasien dari benda- Memantau setiap bahaya
berlindung dari dari benda berbahaya benda yang dapat karena berpotensi untuk
perilaku bunuh diri membahayakan (pisau, sebagai alat percobaan bunuh
gunting, kaca.dll) diri
- Tempatkan pasien ditempat
yang terang

Tuk 3:
Pasien dapat Pasien dapat - Dengarkan keluhan yang Melihat dirinya masih sangat
mengekspresikan mengendalikan dirasakan berbahaya dan mampu
perasaannya dorongan untuk bunuh - Bersikap empati untuk mengendalikan masalah yang
diri mengatakan ungkapan, ada.
keraguan,ketakutan,
keputusasaan Melihat kemampuan positif
- Beri dorongan untuk apa yang dimiliki oleh pasien dan
dan bagaimana harapannya melihat aspek positif yang
dimilikinaya

Tuk 4:
Pasein dapat Pasien dapat Bantu untuk memahami bahasa Salah satu cara
meningkatkan harga menggunakan pasien dapat mengikuti mengumpulkan/mengendalikan
diri obat/aspek positif yang keputusasaan perbedaan bunuh diri yang
masih dimiliki untuk akan terjadi
mengendalikan
dorongan bunuh diri

Tuk 5:
Pasien dapat Pasien dapat - Ajarkan untuk Untuk mengatasi koping pasien
melakukan koping menjelaskan masalah mengidentifikasi dan untuk membiarkan dirinya
dengan adaptif dengan pola koping pengalaman yang mengggunakan koping efektif
konstruktif menyenangkan setiap hari ketika dorongan bunuh diri.
- Bantu untuk mengenal hal-
hal yang dicintai, kasih
sayang dan penting nya
kehidupan untuk orang lain
- Beri dorongan untuk
berbagi kepribadian kepada
orang lain yang mempunyai
masalah dan mempunyai
pengalam positif
STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

A. Proses Keperawatan
Masalah Kep Pasien Keluarga
Resiko bunuh diri Sp 1. P Sp.1.K
1Melakukan kontrak 1Mendiskusikan
instrumen masalah yang
2Melatih cara diresahkan keluarga
mengendalikan dorongan 2Menjelaskan
bunuh diri pengertian, tanda
3Mendiskusikan benda- dan gejala serta
benda yang proses terjadinya
membahayakan pasien resiko bunuh diri
3Menjelaskan cara
merawat pasien
dengan resiko bunuh
diri

Sp 2. P Sp 2.K
1.Mengidentifikasi aspek 1. Melatih keluarga
positif pasien memperhatikan cara
2.Mendorong pasien untuk merawat pasien
berfikir positif terhadap dengan resiko bunuh
diri diri
3.Mendorong untuk
menghargai diri sendiri

Sp.3.P Sp.3.K
1.Mengidentifikasi pola 1. Melatih keluarga
koping yang biasa melakukan cara
ditetapkan pasien merawat langsung
2.Menilai pola koping pasien resiko bunuh
yang biasa dilakukan diri.
3.Mengidentifikasi pola
koping yang konstruktif
4. Mendorong pasien
menilai pola
koping konstruktif
5. Menganjurkan pasien
menrepakan pola
koping instruktif dalam
kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi Dalam Tindakan Keperawatan


SP 1 Pasien : Percakapan untuk melindungi dari isyarat bunuh diri

Orientasi
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya .... Apakah benar ini Ibu Y. Ohh, senang
dipanggil apa ? Ohh Ibu Y.

Validasi
Bagaimana perasaan Ibu Y hari ini? Saya akan selalu menemani Ibu disini mulai dari
pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan saya untuk menemani Ibu
selama dirawat di rumah sakit ini.

Kontrak (waktu, tempat, topik)


“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan selama ini, saya
siap mendengarkan sesuatu yang ingin ibu sampaikan. Bagaimana kalau kita lakukan
disini saja? Jam berapa kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau jam 13.00
setelah makan siang Ibu?

KERJA
Bagaimana perasaan Ibu setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana tersebut
Ibu merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Ibu kehilangan kepercayaan diri?
Apakah Ibu merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah Ibu
sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah Ibu berniat untuk menyakiti
diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap Ibu mati? Apakah Ibu mencoba untuk
bunuh diri? Apa sebabnya? Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera
memberikan tindakan untuk melindungi klien. Baiklah tampaknya Ibu memerlukan
bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh
kamar Ibu untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan Ibu. Nah,
karena Ibu tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidupIbu,
maka saya tidak akan membiarkan Ibu sendiri. Apakah yang akan Ibu lakukan kalau
keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. Ibu harus memaggil perawat yang
bertugas di tempat ini untuk membantu Ibu. Saya percaya Ibu dapat melakukannya.

TERMINASI
Evaluasi

Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang – bincang selama ini ? Coba ibu sebutkan
cara tersebut ?

Rencana Tindak Lanjut


Ibu, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga diri
pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Ibu bersedia bercakap-cakap lagi? mau berapa
lama? Ibu, mau dimana tempatnya?

SP 2 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Saya perawat....

Validasi
Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik,
sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas
pemberian Tuhan yang masih Ibu miliki. Mau berapa lama? Dimana? baiklah 30 menit
disini ya bu.

KERJA
Apa saja dalam hidup Ibu yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi
kalau Ibu meninggal. Coba Ibu ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Ibu.
Keadaan yang bagaimana yang membuat Ibu merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan
Ibu masih ada yang baik yang patut Ibu syukuri. Coba Ibu sebutkan kegiatan apa yang
masih dapat Ibu lakukan selama ini. Bagaimana kalau Ibu mencoba melakukan kegiatan
tersebut, mari kita latih.
TERMINASI
Evaluasi
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa
saja yang Ibu patut syukuri dalam hidup Ibu? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam
kehidupan Ibu jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus Ibu. Coba Ibu ingat
lagi hal-hal lain yang masih Ibu miliki dan perlu di syukuri!

Rencana Tindak Lanjut


Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya
dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera
hubungi saya ya!

SP 3 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam


menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri

ORIENTASI

Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya? Iya saya perawat...

Validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi hal-
hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!

Kontrak (waktu, tempat, topik)


Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah Ibu selama
ini. Mau berapa lama Ibu? Mau disini saja?

KERJA
Coba ceritakan situasi yang membuat Ibu ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi
kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Ibu. Nah, sekarang coba kita diskusikan
tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih
cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut Ibu cara yang mana? Ya
saya juga setuju dengan pilihan Ibu. Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk
mengatasi perasaan Ibu ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut.

TERMINASI
Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Ibu, setelah kita bercakap-cakap?
Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Ibu gunakan. Coba Ibu
melatih cara yang Ibu pilih tadi.
Rencana Tindak Lanjut
Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman Ibu
menggunakan cara yang Ibu pilih.

SP 4 Pasien : Mendiskusikan harapan dan masa depan

ORIENTASI
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya? Iya saya perawat Surianni.

Validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi hal-
hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!

Kontrak (waktu, tempat, topik)


Sekarang kita akan berdiskusi tentang harapan dan masa depan ibu. Mau berapa
lama Ibu? Mau disini saja?

KERJA
Coba ceritakan apa harapan yang ingin ibu capai? Oh iyaa bagus ibu ingin menjadi istri
dan ibu yang baik untuk suami dan anak ibu, ibu juga ingin mencoba berjualan sayur di
rumah setelah pulang dari RS.

TERMINASI
Evaluasi
Baiklah ibu sudah mengungkapkan harapan masa depan ibu, dengan demikian
kemungkinan ibu untuk bunuh diri dapat dicegah.

Rencana Tindak Lanjut


Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman
Ibu menggunakan cara yang Ibu pilih.

Strategi pelaksanaan Keluarga


SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi !”perkenalkan saya... Perawat yang merawat Tn.S.

Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang masalah yang dihadapi Bapak/ibu dalam
merawat ibu Y? Berapa lama waktu Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!”

KERJA :
“Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat ibu Y? ohh baiklah ternyata ibu tidak
mengetahuhi penyakit yang diderita ibu Y? Ibu Y memiliki masalah resiko bunuh diri.”
Oleh karena itu Ibu Y membutuhkan perawatan untuk mengatasi penyakitnya. Maka dari
itu ibu harus tau bagaimana cara merawat Ibu Y”

TERMINASI
Evaluasi

”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?” oh iya ibu ingin mengetahui
bagaimana cara merawat ibu Y.”

Rencana Tindak Lanjut


“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk memberitahu bagaimana penyakit RBD dan
cara merawat ibu Y. Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya


resiko bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi !”perkenalkan nama saya... Perawat yang merawat ibu Y.

Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”

Kontrak (waktu, tempat, topik)


“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang cara merawat ibu Y? Berapa lama waktu
Bapak/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”

KERJA
“Apa yang Ibu ketahui tentang masalah Bapak”.“Ya memang benar sekali Bu, ibu Y
mengalami resiko bunuh diri yaitu upaya yang disadari untuk mengakhiri kehidupan individu
secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Klien aktif
mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi , membenturkan kepala.” Jika benar seperti itu
sebaiknya ibu harus memperhatikan ibu Y agar tidak melakukan hal-hal percobaan bunuh
diri.”

TERMINASI
Evaluasi
Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?” oh iya ibu ingin
mengetahui bagaimana cara merawat ibu Y.”

Rencana Tindak Lanjut


“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk memberitahu bagaimana penyakit RBD dan
cara merawat ibu Y. Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien resiko bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
Selamat pagi Bapak/Ibu. Benar kalian adalah orang tua dari Ibu Y ?
Kenalkan saya perawat ...yang merawat ibu Y selama disini.”

Validasi
Bagaimana bu sudah mengerti apa itu Resiko Bunuh Diri? Bagus sekali
ibu sudah mengerti.

Kontrak (waktu, tempat, topik)


Sekarang kita akan mendiskusikan tentang car merawat ibu Y. Dimana kita akan
mendiskusikannya? Berapa lama bapak dan ibu ingin mendiskusikannya?

KERJA
Apa yang bapak/ibu lihat dari perilaku Ibu selama ini?. Bapak/Ibu sebaiknya lebih sering
memperhatikan tanda dan gejala bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan melakukan
tindakan bunuh diri menunjukkan tanda melalui percakapannya seperti “ saya tidak ingin
hidup lagi”. Apakah Ibu Y sering mengatakannya pak?. Kalau bapak/ibu mendengarkan
Ibu Y berbicara seperti itu, maka sebaiknya bapak mendengarkan secara serius.
Pengawasan terhadap kondisi Ibu Y perlu ditingkatkan, jangan biarkan Ibu Y mengunci
diri di kamar. Bapak perlu menjauhkan benda berbahaya seperti gunting, silet, gelas dan
lain-lain. Hal ini sebaiknya perlu dilakukan untuk melindungi Ibu Y dari bahaya dan
memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Usahakan 5 hari sekali
bapak dan ibu memuji dengan tulus. Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri,
sebaiknya bapak dan ibu mencari bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi
segeralah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius.
Setelah kembali ke rumah, bapak/ ibu perlu membantu Ibu terus berobat untuk mengatasi
keinginan bunuh diri.

TERMINASI
Evaluasi Subjektif: Bagaimana bapak/ibu ada yang mau ditanyakan?

Evaluasi objektif: Bapak/ibu dapat mengulangi lagi cara-cara merawat anggota keluarga
yang ingin bunuh diri? Ya, Bagus.

Rencana Tindak Lanjut


Jangan lupa untuk selalu mengawasi Ibu Y ya pak jika ada tanda-tanda keinginan bunuh
diri segera menghubungi kami. Terima kasih Bapak/Ibu. Selamat Siang.

SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu. Masih ingat dengan saya? Iya saya perawat....

Validasi
“Bagaimana kabar ibu? Sudah bisa kan merawat ibu Y?”

Kontrak (waktu, tempat, topik


”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Ibu
Y selama di rumah”.”Berapa lama Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor

KERJA
”Bu ini jadwal kegiatan Ibu Y selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua
dapat dilaksanakan di rumah? ”Bu, jadwal yang telah dibuat selama Ibu Y dirawat
dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum
obatnya”. ”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Ibu Y terus menerus menyalahkan diri
sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
rumah sakit atau bawa bapak langsung kerumah sakit”

TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak.
Rencana Tindak Lanjut
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.
Silakan selesaikan administrasinya!
Daftar Pustaka

AH.Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar Konsep
dasar keperawatan jiwa Tahun 2015. Jakarta:Salemba Medika..
Abdul Muhith. 2014. Pengembangan Model Mutu Asuhan Keperawatan. 2014.
Yogyakarta:Threepreneur.
Captain, C. (2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6(3).
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan
Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Maramis, W .F.2010. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Airlangga University Press:Surabaya.
Ns. Nurhalimah,S.kep, M.kep, Sp.kep.j, (2016). Keperawatan Jiwa. Kementrian kesehatan
Republik Indonesia.v
Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai