Disusun Oleh :
SITI SONNIYA
5022031106
2. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami
oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang
memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun
percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi
sangat rentan.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala menurut Fitria, Nita (2009):
a. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusan.
d. Impulsif.
e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh).
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
g. Verbal terselubung(berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat
dosis mematikan).
h. Status emosional(harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah dan
mengasingkan diri).
i. Kesehatan mental(secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi,
psikosis dan menyalahgunakan alkohol).
j. Kesehatan fisik(biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal.
k. Pengangguran(tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karier).
l. Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun.
m. Status perkawinan(mengalami kegagalan dalam perkawinan).
n. Pekerjaan.
o. Konflik interpersonal.
p. Latar belakang keluarga.
q. Orientasi seksual.
r. Sumber-sumber personal.
s. Sumber-sumber sosial.
t. Menjadikan korban perilaku kekerasan saat kecil.
D. RENTANG RESPON
Rentang respons, Yosep, Iyus (2009)
1. Peningkatan diri. Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan
diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri.
Sebagai contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang
berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya.
2. Beresiko destruktif. Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko
mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi
yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah
semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan
padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
3. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikap yang kurang
tepat(maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk
mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap
kerjanya tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor
atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
4. Pencederaan diri. Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau
pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
5. Bunuh diri. Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan
nyawanya hilang.
E. MEKANISME KOPING
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang
berhubungan dengan perilaku destruktif-diri tidak langsung adalah penyangkalan,
rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.
III. A. POHON MASALAH
Penyebab
Harga diri Rendah
1. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan harga dirinya
b. Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
c. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
2. Tindakan keperawatan:
Melindungi pasien Tindakan yang dilakukan perawat saat melindungi pasien dengan
risiko bunuh diri ialah:
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f. Perawat harus menemani pasien terus-menerus sampai pasien dapat
dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
g. Perawat menjauhkan semua benda berbahaya (misalnya gnting, garpu, pisau,
silet, tali pinggang, dan gelas)
h. Perawat memastikan pasien telah meminum obatnya.
i. Perawat menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien
sampai tidak ada keinginan untuk bunuh diri.
KERJA
Bagaimana perasaan Ibu setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana tersebut Ibu
merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Ibu kehilangan kepercayaan diri? Apakah
Ibu merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah Ibu sering
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah Ibu berniat untuk menyakiti diri
sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap Ibu mati? Apakah Ibu mencoba untuk
bunuh diri? Apa sebabnya? Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera
memberikan tindakan untuk melindungi klien. Baiklah tampaknya Ibu memerlukan
bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh
kamar Ibu untuk memastikan tidak ada bendabenda yang membahayakan Ibu. Nah,
karena Ibu tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidupIbu,
maka saya tidak akan membiarkan Ibu sendiri. Apakah yang akan Ibu lakukan kalau
keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. Ibu harus memaggil perawat yang
bertugas di tempat ini untuk membantu Ibu. Saya percaya Ibu dapat melakukannya.
TERMINASI
Evaluasi
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang – bincang selama ini ? Coba ibu sebutkan
cara tersebut ? Rencana Tindak Lanjut Ibu, untuk pertemuan selanjutnya kita
membicarakan tentang meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Ibu
bersedia bercakap-cakap lagi? mau berapa lama? Ibu, mau dimana tempatnya?
SP 2 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
ORIENTASI
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Saya perawat Surianni.
Validasi Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri
kehidupan? Baik, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang rasa
syukur atas pemberian Tuhan yang masih Ibu miliki. Mau berapa lama? Dimana? baiklah
30 menit disini ya bu.
KERJA
Apa saja dalam hidup Ibu yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi
kalau Ibu meninggal. Coba Ibu ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Ibu.
Keadaan yang bagaimana yang membuat Ibu merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan
Ibu masih ada yang baik yang patut Ibu syukuri. Coba Ibu sebutkan kegiatan apa yang
masih dapat Ibu lakukan selama ini. Bagaimana kalau Ibu mencoba melakukan kegiatan
tersebut, mari kita latih.
TERMINASI
Evaluasi
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa
saja yang Ibu patut syukuri dalam hidup Ibu? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam
kehidupan Ibu jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus Ibu. Coba Ibu ingat
lagi hal-hal lain yang masih Ibu miliki dan perlu di syukuri! Rencana Tindak Lanjut
Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya
dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera
hubungi saya ya!
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak.
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC, 1995.
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Yosep, Iyus. 2010.
Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama. Yusuf, A., Fitryasari, R., & Endang, H.
(2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. (A. Suslia, & F. Ganiajri, Eds.) Jakarta: Salemba
Medika. Captain, C. (2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy,
Volume 6(3)