DISUSUN OLEH :
HENRIKA MEYLINA SETIA YANTI
NPM : 22.14901.14.14
Dosen Pembimbing :
Ns.Dian Emiliasari,S.Kep.,M.Kes
I. DATA PASIEN
A. DATA UMUM
1. Nama Inisial Pasien : An”D”
2. TTL : -
3. Usia :6 tahun
4. Alamat : Karya Maju
5. Agama : Islam
6. Tanggal Masuk RS/PKM : 29 November 2022
7. Nomor Rekam Medis : -
8. Bangsal : Rawat Inap UPTD Puskesmas Nusa Bakti
2. Intra natal :
3. Post natal :
a. Faktor kelainan genetik/kongenital
Beberapa kelainan genetik seperti sindroma down, fragile-X
syndrome, sindroma Angelman, dan sindroma lainnya dapat menyebabkan
gangguan perkembangan.Sindroma Down banyak ditemukan di Indonesia.
Anak dengan sindroma Down dapat mengalami retardasi mental,
gangguan perkembangan bahasa dan bicara, serta gangguan motorik.
Dibandingkan anak dengan retardasi mental lainnya anak dengan sindroma
Down memiliki kemampuan sosialisasi yang lebih baik.
b. Kelainan neurologis
Salah satu kelainan neural adalah cerebral palsy (CP). CP
didefinisikan sebagai kelaianan postur dan gerakan motorik yang persisten
tetapi tidak progresif. CP berasosiasi dengan keterbatasan aktivitas
fungsional, kognisi, dan masalah komunikasi, epilepsi, dan masalah
muskuloskeletal. Anak dengan CP akan mengalami hambatan
perkembangan motorik, dan dapat mengalami retardasi mental.
c. Nutrisi
Nutrisi merupakan faktor yang penting bagi tumbuh kembang anak.41
Kebutuhan nutrisi meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mikronutrien, dan air.
d. Air susu ibu (ASI)
mengandung asam amino Omega-3 dan Omega-6 yang beperan
penting dalam perkembangan otak dan perkembangan motorik. World
Health Organization (WHO) pada tahun 2002 merekomendasikan
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan. Pemberian ASI
eksklusif selama >6 bulan memiliki skor IQ 3,8 poin lebih tinggi dari pada
anak yang tidak mendapat ASI (95% CI, 2.11–5.45). Anak yang
mendapatkan ASI eksklusif 4-6 bulan memiliki skor IQ 2.6 points (95%
CI, 0.87–4.27) lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mendapatkan
ASI.
e. Status gizi
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi.Status gizi dapat
ditentukan menggunakan anamnesis, pengukuran antopometri, dan
pengukuran biokimia. Prinsip penentuan status gizi secara antopometri
adalah dengan mengukur proporsi berat badan (BB) terhadap tinggi badan
(TB). Grafik acuan untuk penentuan status gizi adalah Center of Disease
Control 2000 dan WHO 2006. Presentil BB menurut umur dan TB
menurut umur juga dapat digunakan untuk skrining malnutrisi. Presentil
BB menurut umur digunakan dalam pemantauan pertumbuhan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Lingkar kepala jarang
digunakan sebagai pemantauan pertumbuhan kecuali pada anak yang
malnutrisi kronis. Penelitian yang dilakukan oleh Solihin et al. dan
Zulaikhah menunjukkan status gizi berpengaruh terhadap perkembangan.
F. Infeksi kronis
Anak yang menderita sakit kronis seperti HIV, hepatitis B, dapat
terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya. Anak dapat
mengalami stres yang berkepanjangan akibat infeksi kronik.41 Anak yang
terinfeksi HIV pada kehidupan awalnya memiliki skor rata-rata motorik
dan kognisi 1 sampai 2 SD lebih rendah dibanding anak yang tidak
mengalami infeksi kronis.
g. Emosi/stress (psikososial)
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak
yang tertekan akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya.26
Kekerasan fisik, emosional, dan seksual pada anak dapat mengaktifkan
glukokortikoid, neuroardenergik dan sistem oksitosin-vasopresin sebagai
respon pertahanan dapat menyebabkan kerusakan otak. Penelantaran anak
dapat menyebabkan hilangnya ikatan anak dengan orang tua.
h. Sosial ekonomi.
Sosial ekonomi berkaitan dengan kemampuan keluarga untuk
mencukupi kebutuhan hidup. Kemiskinan selalu berkaitan dengan
ketidakmampuan membeli makanan, sanitasi yang buruk, dan
ketidaktahuan yang dapat menghambat tumbuh kembang anak.26 Sosial
ekonomi dapat diukur menggunakan skor Bistok Saing.
i. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang damai dan kasih sayang dalam keluarga
penting untuk tumbuh kembang anak. Beberapa faktor yang mempunyai
dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan yang
tidak harmonis, penyakit menahun salah satu anggota keluarga, dan
adanya gangguan jiwa dari salah satu anggota keluarga. Selain faktor-
faktor di atas, anak juga memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
agar perkembangannya optimal.
Kebutuhan dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan fisis biomedis (ASUH) yang berupa pangan, perawatan
kesehatan dasar, hiegiene, sanitasi, kesegaran jasmani, rekreasi, dan
sebagainya.
2) Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH) yang berupa ikatan erat, mesra,
dan selaras antara ibu dan anak.
3) Kebutuhan akan stimulus mental (ASAH) merupakan cikal bakal proses
pembelajaran (pendidikan dan pelatihan)
V. FISIOLOGIS
A Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Batuk tidak efektif Ya Dispnea ya
Tidak mampu batuk Sulit bicara
Sputum berlebih Ya Ortopnea
Mengi, wheezing dan/atau ronkhi Ya Gelisah Ya
Kering
Mekonium di jalan napas Sianosis
Bunyi napas menurun
Frekuensi napas berubah
Pola napas berubah Ya
b Gangguan Penyapihan Ventilator
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Frekuensi napas meningkat Lelah
Penggunaan otot bantu napas Kuatir mesin rusak
Napas megap-megap (gasping) Fokus meningkat pada
Pernapasan
Upaya napas dan batuan ventilator Gelisah
tidak sinkron
Napas dangkal Auskultasi suara inspirasi
Menurun
Agitasi Warna kulit abnormal (mis.
pucat, sianosis)
Nilai gas darah arteri abnormal Napas paradoks abdominal
Diaforesis
Ekspresi wajah takut
Tekanan darah meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Kesadaran menurun
c Gangguan Pertukaran Gas
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Dispnea Ya Pusing
PCO2 meningkat/menurun Pengelihatan kabur
PO2 menurun Sianosis
Takikardia Diaforesis
pH arteri meningkat/menurun Gelisah
Bunyi napas tambahan Napas cuping hidung
Pola napas abnormal
(cepat/lambat,
regular/iregular,
dalam/dangkal)
Warna kulit abnormal (mis.
pucat, kebiruan)
Kesadaran menurun
d Gangguan Ventilasi Spontan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Dispnea Gelisah
Penggunaan otot bantu napas Takikardia
Meningkat
Volume tidal menurun
PCO2 meningkat
PO2 menurun
SaO2 menurun
e Pola Napas Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Dispnea Ortopnea
f Risiko Aspirasi
Faktor Risiko
c. Kognitif dan bahasa : bisa menghitung dan mengerti konsep angka, tahu
tentang waktu, misalnya mengatakan jam berapa, sudah bisa membaca
buku untuk anak seusianya, mampu menjelaskan hobi atau hal yang
Mereka sukai, seperti film atau kegiatan favorit.
EVALUASI