RETARDASI MENTAL
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MAKALAH
KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUS IBU HAMIL” ini tepat pada
waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunita. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Keperawatan Komunitas dengan kelompok khusus ibu hamil bagi para pembaca dan juga
penulis
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen pengajar yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidan studi yang kami
tekuni
Kami menyadari makalah yang kami tulis jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritk
dan sara yang membangun kami terima demi kesempurnaan makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebanyakan anak RM berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Kurangnya stimulasi
dari lingkungannya secara bertahap menurunkan IQ pada saat terjadinya maturasi. Keadaan
sosial ekonomi yang rendah juga berperan dalam adanya penyebab organik reterdasi mental,
seperti kurang gizi
Prevalensi RM meningkat pada anak dengan kelainan kejang (seizures disorder), mikrosefal,
makrosefal, riwayat gagal tumbuh intrauterin ataupun postnatal, prematuritas dan kelainan
kongenital.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Retardasi Mental?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak Retardasi Mental?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi Retardasi Mental
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak Retardasi Mental
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DEFINISI PENYAKIT
Retardasi Mental (RM) adalah fungsi intelektual memiliki nilai berada dibawah angka 7
yang muncul bersamaan dengan kurangnya perilakuadaptif, serta kemampuan beradaptasi
dengan kehidupan sosial sesuai dengan tingkat perkembangan dan budaya. Retardasi Mental
juga dapat didefinisikan suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap
yang ditandai dengan terjadinya kendala pada keterampilan anak selama masa perkembangan
yang dapat menyebaban pengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh (misalnya :
kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial)
Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap yang sering terjadi pada anak, terutama ditandai oleh adanya gangguan selama masa
perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. Anak retardasi mental memperlihatkan
fungsi intelektual dan kemampuan dalam perilaku adaptif di bawah usianya sehingga anak
yang mengalami retardasi mental kurang mampu mengembangkan keterampilan dan
kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki anak usianya.
B. ETIOLOGI PENYAKIT
Penyebab Perinatal, 15-20% dari anak retardasi mental disebabkan karena prematuritas.
bahwa semakin rendah berat lahirnya, semakin banyak kelainan yang dialami baik fisis
maupun mental. Asfiksia, hipoglikemia, perdarahan intraventrikular, kernikterus, meningitis
dapat menimbulkan kerusakan otak yang ireversibel, dan merupakan penyebab timbulnya
retardasi mental. Penyebab Postnatal Faktor-faktor postnatal seperti infeksi, trauma,
malnutrisi, intoksikasi, kejang dapat menyebabkan kerusakan otak yang pada akhirnya
menimbulkan retardasi mental.
C. PATOFISIOLOGI
Retardasi Mental pada anak penyebabnya sangat kompleks dan multifactorial. Akan tetapi
secara garis besar penyebab Retardasi Mental pada anak di golonglan menjadi 2 yaitu Penyebab
biologis (klinis) dan psikososial. Penyebab biologis (klinis) bisa didaptkan dari ketiga fase yang
berbeda yaitu fase prenatal, perinatal, dan postnatal
Penyebab – penyebab biologis prenatal antara lain, yaitu kelainan kromosom atau genetik;
kelainan atau syndrome metabolik; infeksi intrauterine; dan intoksikasi. Ada beberapa jenis
Kelainan kromosom yang dapat menimbulkan manifestasi klinis berupa retardasi mental,
yang terbanyak adalah Down Syndrome. Down Syndrome merupakan penyebab terbanyak dari
retardasi mental, sekitar 10 – 32 % dari total penderita retardasi mental. Down Syndrome
termasuk jenis kelainan genetik yang disebabkan karena adanya mutasi pada kromosom 21 (yang
paling banyak adlah trisomi kromosom 21, mosiak maupun trasnlokasi) yang mengakibatkan
adanya tampang mongol, serta penurunan fungsi intelektual yang termasuk dalam kriteria
retardasi mental sedang.
Penyebab biologis retardasi mental lainnya adalah pada fase perinatal seperti : asfiksia,
hipoglikemia. Penyebab biologis terbanyak pada fase perinatal adalah prematuritas atau bayi
lahir sebelum masa perkembangan didalam janin selesai dengan sempurna. Semakin kecil berat
badan lahir bayi prematur ini maka semakin besar resiko dan tingkat keparahan dari
kemungkinan mengalami retardasi mental.
Penyebab retardasi mental pada fase post natal adalah infeksi, trauma, malnutrisi, intoksikasi,
dan kejang , dan meningitis yang dapat menyebabkan kerusakan otak secara ireversibel yang
pada akhirnya menimbulkan retardasi mental. Infeksi yang terjadi pada post natal biasanya
adalah meningitis tuberculosis, meningitis purulenta , morbili dan pertusis.
Penyebab – penyebab psikososial adalah kemiskinan, keluarga yang tidak harmonis, interaksi
anak – pengasuh yang tidak baik, dan penelantaran anak
Masalah psikososial, seperti penyakit kejiwaan atau penyakit kronis lain pada ibu,
keminskinan, malnutrisi, penyiksaan (abuse), penelantaran, dan lain-lain.
Faktor psikologis dapat mempengaruhi kejadian retardasi mental pada anak. Seorang ibu
dengan tingkat stres yang sangat tinggi saat hamil adalah penyebab terbanyak retardasi mental
yaitu sindrom Down atau sindrom-sindrom lainnya, tergantung pada mekanisme penyebab
terjadinya resiko kelahiran anak dengan retardasi mental dalam sebuah keluarga (Norhidayah,
2013).
Stres yang dibiarkan berisiko mengubah sistem manajemen stres alami yang dimiliki tubuh.
Ketika ibu hamil merasakan kecemasan tubuhnya akan memproduksi hormon stres yang bisa
berdampak kepada janin, yaitu epinephrine dan norepinephrine yang berefek menaikkan tekanan
darah dan mengurangi suplai oksigen ke rahim.
Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dididik (educable).
Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya untuk keperluan
bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri
sendiri secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol saluran cerna dan
kandung kemih), meskipun tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal.
Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak yang
bermasalah dalam membaca dan menulis. Dalam konteks sosiokultural yang memerlukan
sedikit kemampuan akademik, mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah
emosional dan sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalami gangguan, misal tidak mampu
menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitan menyesuaikan diri dengan
tradisi budaya
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dilatih (trainable). Pada
kelompok ini anak mengalami keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan
bahasa, serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan
ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa diantaranya membutuhkan
pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar
dasardasar membaca, menulis dan berhitung
Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi mental sedang dalam
hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama
adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau
adanya defisit neurologis.
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas kemampuannya
dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam
hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer
Tes Denver II adalah alat bantu untuk menilai tingkat perkembangan anak usia sesuai
dengan tugas untuk kelompok umurnya pada saat melakukan tes. Denver II dapat digunakan
untuk memonitor dan memantau perkembangan bayi atau anak dengan resiko tinggi
terjadinya penyimpangan atau kelainan perkembangan secara berkala. Tes ini juga tidak
untuk mendiagnosa ketidakmampuan dan kesukaran belajar, gangguan bahasa atau gangguan
emosional, subtitusi evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik anak. Tes ini lebih mengarah
pada perbandingan kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain yang
seumurnya.
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak yang
terbagi menjadi empat sektor yang dinilai, yaitu : Personal Social, Fine Motor Adaptive,
Language, Gross Motor. Pada setiap item soal, pemeriksa wajib memasukan skor nilai di
setiap soal pada semua sector dimana nilai :
1. P = Pass/Lulus
2. F = Fail/Gagal
3. R = Refusal/Menolak
4. NO = No Opportunity/Tak Ada Kesempatan.
Interpretasi hasil dalam tes Denver II terdiri dari dua tahap, yaitu penilaian individual dan
penilaian tes secara keseluruahan.
1. PENILAIAN INDIVIDUAL
c.Penilaian Keterlambatan
d.Penilaian Peringatan
I. DISCHARGE PLANING
Penataksanaan yang di lakukan sebelum hari pemulangan pasien dan penatalaksanaan
yang di lakukan pada hari pemulangan pada saat persiapan sebelum hari pemulangan
yaitu menganjurkan cara untuk merubah keadaan rumah demi memenuhi kebutuhan
pasie, mempersiapkan pasien dari keluarga dengan memberikan informasi tentang
sumber sumber pelayanan kesehatan komunitas,mengadakan sesi pengajaran dengan
pasien dan keluarga selama di rumah sakit, phamflet, rekaman video bisa di berikan ke
pasien, pasien juga di beritahu tentang sumber sumber informasi yang ada di
internet,komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap penyuluhanperencanaan
pulang kepada anggota tim kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien
J. PENGKAJIAN TEORI
1. Anamnesis : Menanyakan riwayat kehamilan, kelahiran, dan faktor-faktor risiko
yang apat mengakibatkan gangguan perkembangan (berat lahir, masa gestasi,
penyakit ibu selama hamil, hiperbilirubinemia, kejang, sepsis, hipoglikemia dll)
2. Melakukan pemeriksaan fisik rutin dan neurologik
3. Menilai perkembangan anak dengan instrumen skrining PEDS dan Denver II
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Diagnosa Keperawatan berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ( SDKI ) :
1. Risiko gangguan perkembangan b.d ekonomi lemah
2. Gangguan pertumbuhan b.d prematuritas
3. Gangguan Interaksi sosial b.d defisiensi berbicara d.d merasa tidak nyaman
dengan situasi sosial
L. INTERVENSI KEPERAWATAN dan LUARAN KEPERAWATAN
1. Intervensi Keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI ) :
2. Luaran Keperawatan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia ( SLKI ) :
Kolaborasi :
-Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrient
yang dibutuhkan jika
perlu
Edukasi :
-Jelaskan tujuan melatih -Agar pelatihan
keterampilan sosial keterampilan sosial
-Edukasi keluarga untuk bisa berjalan sesuai
dukungan keterampilan dengan apa yang
sosial diharapkan
-Ajarkan keterampilan
sosial secara bertahap
BAB III
WOC
1.Kelainan Genetik
2. Prematuritas
3. Infeksi Risiko Gangguan
Riwayat
Perkembangan
Penganiayaan/Pengabaian
Risiko Gangguan
Pertumbuhan
Cedera Traumatis
1.Faktor Prenatal
4.Faktor Psikososial
Retardasi Mental
Defisiensi Berbicara
RM Ringan Menarik Diri Tidak terpenuhinya
tugas
IQ : 50-69 Sulit menerima atau
perkembangan
mengkomunikasikan
RM Sedang Menolak perasaan
berinteraksi Bingung dengan
IQ : 35-49 dengan orang lain nilai-nilai budaya
atau lingkungan tujuan hidup, jenis Kurang responsive
RM Berat kelamin dan atau atau tertarik pada
IQ : 20-34 nilai-nilai ideal orang lain
ISOLASI SOSIAL
RM Sangat Berat
Gangguan Identitas Diri
IQ :<20 Gangguan Interksi
Sosial
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap yang sering terjadi pada anak, terutama ditandai oleh adanya gangguan selama masa
perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Retardasi Mental pada anak penyebabnya sangat kompleks dan multifactorial. Akan
tetapi secara garis besar penyebab Retardasi Mental pada anak di golonglan menjadi 2 yaitu
Penyebab biologis (klinis) dan psikososial. Penyebab biologis (klinis) bisa didaptkan dari ketiga
fase yang berbeda yaitu fase prenatal, perinatal, dan postnatal
4.2 Saran
Makalah yang kami tulis sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
membutuhkan saran dan masukan yang membangun guna kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Ikawati, Yani, dkk. 2017. Biopsychosocial Factors Associated with Mental Retardation in
Children Aged 6-17 Years in Tulungagung District, East Java. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret
Yusuf, Ah, dkk. 2015. BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA. Jakarta :
Salemba Medika
Pratiwi, I.C, dkk. 2017. Kemampuan Kognitif Anak Retardasi Mental Berdasarkan Status Gizi.
Semarang : Universitas Negeri Semarang