Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK USIA


PRA SEKOLAH”

DISUSUN OLEH :

AZWAN ABDHI HAFIZZUDIN 20181660129


AINUR RIDLO 20181660067
AJENG TRI KARUNIA 20181660126
FATHIA SALMA MAULIDYA 20181660107
RAMADHAN HARAHAP 20181660118

DOSEN PENGAJAR

Pipit Festy, S.KM.,M.Kes

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas Rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Usia Pra Sekolah” penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata
kuliah KEPERAWATAN KELUARGA di Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, mengingat akan


kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
menyempurnakan pembuatan makalah ini. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak
yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Diharapkan makalah ini dapat
menjadi penambah wawasan kita dan bermanfaat untuk pembaca makalah ini.

Surabaya, 8 Maret 2021

Penyusun

2
BAB I
KONSEP ANAK PRA SEKOLAH

A. Pengertian
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam
tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai
berbagai macam potensi. Potensi- potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar
pribadi anak tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya
pengembangan potensi- potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah.
Taman kanak- kanan adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki
pendidikan dasar (Supartini, 2004).
Masa prasekolah menurut Munandar (1992) merupakan masa-masa untuk
bermain dan mulai memasuki taman kanak- kanak. Waktu bermain merupakan
sarana untuk tumbuh dalam lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal
(Gunarsa, 2004). Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah ini, anak mulai
menguasai berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa
percaya diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya (Hurlock, 1997).
Pada masa prasekolah akan timbul dorongan yang sangat kuat untuk
menuntut pengakuan dirinya. Kemauannya harus selalu dituruti dan emosinya
sering meluap- luap disertai dengan perilaku agresif yang sangat kuat, terutama
kalau keinginannya tidak dituruti, biasanya anak akan sadar ingin melepaskan
diri dari pengaruh ibunya dan mau berdiri sendiri, sebab didorong oleh gairah
hidup yang positif dan kuat (Hartono, 1997).

3
Menurut Hurlock (1997) ciri- ciri anak usia prasekolah meliputi fisik,
motorik, intelektual, dan sosial. Ciri fisik anak prasekolah yaitu otot– otot lebih
kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Anak prasekolah
mempergunakan gerak dasar seperti berlari, berjalan, memanjat, dan melompat
sebagai bagian dari permainan mereka. Kemudian secara motorik anak mampu
memanipulasi obyek kecil, menggunakan balok– balok dan berbagai ukuran dan
bentuk. Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri, dan
cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal– hal yang dimiliki oleh
teman sebayanya. Sedangkan secara sosial anak mampu menjalani kontak sosial
dengan orang– orang yang ada di luar rumah, sehingga anak mempunyai minat
yang lebih untuk bermain pada temannya, orang– orang dewasa, saudara kandung
didalam keluarganya.

4
BAB II
MASALAH KESEHATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

A. Masalah Kesehatan Fisik

1. Hiperaktivitas

Pada tahap anak usia prasekolah, memiliki keinginan yang besar untuk
mengeksplorasi dunia sekitarnya, sehingga kecelakaan (jatuh, luka bakar,keracunan
& kecelakaan-kecelakaan) menjadi penyebab utama kematian dan cacat.
2. Masalah penyakit infeksi
Anak-anak usia prasekolah seringkali menderita penyakit infeksi menular karena
paparan spesifik virus dan bakteri meningkat.
3. Masalah nutrisi pada anak Prasekolah
Nutrisi merupakan satu-satunya pengaruh paling penting pada pertumbuhan. Selama
masa bayi dan kanak-kanak, kebutuan terhadap kalori relatif besar, seperti yang
dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat badan. Pengaruh nutrisi juga baik
mempengaruhi perkembangan, terutama untuk perkembangan kognitif anak, untuk
perkembangan IQ anak.
Nutrisi pada anak usia prasekolah harus mempunyai niali gizi yang
seimbang dan kalori yang mencukupi. Nutrisi tidak terpenuhi maka akan terjadi
masalah pertumbuhan dan perkembangan.kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi
secara adekuat dapat menyebabkan gizi buruk pada anak usia PraSekolah.
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh
terhadap penyakit-penyakit infeksi. Sebaliknya kekurangan gizi berakibat
kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi.
4. Enuresis dan Encopresis
Enuresis atau mengompol adalah ketidakmampuan dalam mengendalikan
keluarnya urine, sehingga urine keluar tanpa disengaja. Kondisi ini umumnya
dialami anak-anak, terutama di bawah usia 7 tahun. Saat seseorang mengompol pada
5
waktu siang hari, maka hal tersebut dinamakan enuresis diurnal, sedangkan jika
mengompol di malam hari, maka disebut enuresis nokturnal. Sebagian anak
umumnya mengalami enuresis nokturnal, meski dapat juga mengalami keduanya.
Encopresis adalah kondisi yang biasanya terjadi pada anak di atas usia empat
tahun. Kondisi ini menyebabkan seorang anak mengeluakan feses secara tidak
sengaja, padahal seharusnya ia sudah bisa menggunakan toilet. Ketidakmampuan
dalam menahan BAB akibat encopresis bukanlah suatu hal yang disengaja. Secara
umum, encopresis disebabkan oleh suatu kondisi medis yang mendasarinya, baik
secara fisik maupun mental.
Stres akibat masalah emosional juga dapat memicu enuresis dan encopresis.
Seorang anak mungkin mengalami stres akibat pelatihan penggunaan toilet yang
terlalu dini atau perubahan fase hidup yang penting, misalnya perceraian orangtua,
kelahiran saudara, adaptasi ke lingkungan yang baru, dsb.

B. Masalah Kesehatan Psikososial

1. Masalah hubungan perkawinan.

Beberapa studi mencoba meneliti menurunnya kepuasan yang dialami oleh banyak
pasangan selama tahun-tahun ini dan perlunya penanganan untuk masalah ini untuk
agar dapat memperkokoh dan memberikan semangat/ dukungan pada anggota keluarga
terutama anak.
2. Persaingan diantara kakak-adik

3. Masalah keluarga berencana,

kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalah masalah pengasuhan anak seperti


membatasi lingkungan (disipin), penganiayaan dan menelantarkan anak, keamanan di
rumah dan masalah-masalah komunikasi keluarga
4. Masalahan perkembangan perilaku
Perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil
yang menunjukkan ketidakmampuan penyesuaian diri.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan timbulnya permasalahan perkembangan

a. Faktor Biologis

b.Lingkungan keluarga
6
c. Lingkungan social
C. Penyakit Yang Sering Terjadi Pada Anak PraSekolah

1. Diare

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar,
dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan
minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. Diare ini bisa disebabkan oleh

7
gastroenteritis, alergi atau tidak bisa menoleransi suatu makanan. Pada bayi di
bawah usia 3 tahun (batita) terkadang diare disebabkan oleh sistem pencernaan
yang belum sempurna.
2. Demam
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 380C. Demam
menandakan adanya penyakit atau kondisi lain di dalam tubuh. Demam umumnya
terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam melawan infeksi virus, bakteri,
jamur, atau parasit penyebab penyakit.
3. Batuk-Batuk
Batuk merupakan respons alami tubuh saat sistem pertahanan saluran napas
mengalami gangguan dari luar. Seperti adanya lender dari hidung yang mengalir ke
tenggorokan dll.
4. Flu
Flu adalah infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Penderita flu akan mengalami demam, sakit kepala, pilek, hidung tersumbat, serta
batuk. Banyak orang mengira flu sama dengan batuk pilek biasa (common cold)
5. Pneumonia
Pneumonia menjadi penyakit paling tinggi penyebab kematian pada anak.
Pneumonia disebabkan infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong
udara di salah satu atau kedua paru-paru. Penyakit-penyakit infeksi saluran
pernaspasan baik itu ringan seperti influenza lalu difteri dan campak.
6. Cacingan
Indonesia tengah berupaya mengeliminasi penyakit cacingan. Cacingan juga bisa
menyebabkan berbagai penyakit serta ancaman stunting (tubuh kerdil).

8
9
BAB III
DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh


meningkat
B. Diare berhubungan dengan terpapar bakteri dibuktikan dengan defekasi lebih dari 3kali
dalam sehari
C. Defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan dihubungkan dengan nafsu
makan menurun

10
11

Anda mungkin juga menyukai