Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

“ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PRA SEKOLAH, USIA SEKOLAH, REMAJA,


DEWASA, LANSIA

Disusun Oleh :

NAMA : ANISA MARTA NINGSIH

NIM : 1811142010014

PRODI : S1 KEPERAWATAN 2B

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Silvia Intan Suri, S.Kep, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

YARSI BUKITTINGGI

SUMATERA BARAT

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


RESUME

A. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA PRA SEKOLAH

Tahap perkembangan anak usia pra sekolah tidak terlepas kaitannya dengan
tugas-tugas perkembangan keluarga. Keluarga berperan dalam memenuhi kebutuhan
anggota keluarga termasuk anak, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang
baru tapi tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain serta saling menjaga hubungan yang
sehat terutama hubungan anak dengan orang tua.
 Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia
prasekolah mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara cepat
belajar mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan
menangkap bahasa dengan cepat.
 Tugas lain ialah mengintegrasikan anggota keluarga yang baru. Untuk
menghindari rasa traumatic ataupun cemburu pada anak, orang tua dapat
melakukan pendekatan dengan meluangkan waktu pada anak dan meyakinkannya
bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.
 Tahap ini, anak usia prasekolah juga mulai belajar berpisah dengan orang tua
disebabkan beberapa hal seperti pekerjaan orang tua yang membuat anak mulai
masuk ke kelompok bermain, tempat penitipan anak. Dalam hal ini persiapan
keluarga untuk berpisah dengan anak sangat penting dalam membantu anak
menyesuaikan diri terhadap perubahan.

1. Masalah- masalah kesehatan pada usia pra sekolah


 Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular yang
lazim pada anak dan jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan-kecelakaan
yang lain yang terjadi selama usia prasekolah.
 Masalah pada keluarga ialah masalah psikososial keluarga. Masalah yang utama
adalah hubungan perkawinan. Masalah ini perlu adanya penanganan untuk
memperkokoh dan memberikan semangat pada unit lain yang vital ini.
 Masalah-masalah kesehatan lain yang penting adalah persaingan diantara kakak-
adik, keluarga berencana, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalah-
masalah pengasuhan anak seperti membatasi lingkungan (disiplin), penganiayaan
dan menelantarkan anak, keamanan di rumah dan masalah-masalah komunikasi
keluarga.

“Tujuan utama bagi para perawat yang bekerja dengan keluarga dan anak usia
prasekolah adalah membantu mereka membentuk gaya hidup yang sehat dan
memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional dan sosial secara optimal.
(Wilson, 1088, hal. 177).

2. Kemungkinan diagnosa
 Resiko cidera
 Resiko trauma
 Resiko keracunan
 Resiko infeksi
 Gangguan penanganan pemeliharaan rumah
 Perubahan menjadi orang tua
 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
 Gangguan komunikasi verbal

3. Peran perawat
 Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak, perujukan bila ada indikasi
 Pendidik dalam tindakan pertolongan pertama dan kedaruratan
 Koordinator dengan layanan pediatri
 Penyedia imunisasi
 Konselor pada nutrisi dan latihan
 Pendidik dalam isu pemecahan masalah mengenai kebiasaan kesehatan
 Pendidik tentang hygiene perawatan gigi
 Konselor pada keamanan lingkungan di rumah
 Fasilitator dalam hubungan interpersonal
CONTOH ASKEP PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH :

Dari salah satu masalah yang timbul pada anak usia prasekolah yaitu masalah
pengasuhan pada anak. Disini saya menuliskan contoh yaitu kurangnya perhatian
keluarga atau orang tua terhadap anak serta kurangnya komunikasi antara anak dan orang
tua akibat kesibukan bekerja pada orang tua.

Jadi, asuhan keperawatan yang dapat diberikan ialah memberi edukasi bagi
keluarga khusunya orang tua untuk bisa membagi waktu dan menyediakan waktu bagi
anak agar anak merasa diperhatikan sehingga kebutuhan psikologi pada anak dipenuhi
dengan baik. Karena kebutuhan Psikologi juga akan berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak terutama perkembangan aak usia pra sekolah. Perawat juga dapat menjadi
konselor untuk pemenuhan dan pentingnya imunisasi serta nutrisi pada anak.

B. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA USIA SEKOLAH

Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan masih sangat cepat dan aktif
belajar, sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan
kualitas yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu
keturunan, lingkungan, hormon, nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar
individu
Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan :
1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
 Perkembangan fisik atau jasmani pada anak juga dapat dipengaruhi oleh ras. Hal
lain yang mempengaruhi perkembangan tersebut ialah perbedaan asupan nutrisi,
lingkungan, perlakuan orang tua serta kebiasaan.
- Nutrisi mempengaruhi pertmbuhan dan perkembangan fisik atau jasmani anak
karena jika asupan nutrisi kurang maka pertumbuhan anak juga menjadi
lamban dan tidak aktif.
- Olahraga juga penting karena jika anak kurang olahraga akan membuat anak
beresiko kegemukan yang akan membuat terganggunya gerak dan kesehatan
anak.
- Orang tua juga harus memberikan perhatian terhadap penyakit yang sering
diderita anak, begitu juga kebutuhan lain seperti nutrisi dan kebugaran
jasmani yang menjadi penunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Perkembangan intelektual dan emosional
 Perkembangan intelektual bergantung pada faktor utama seperti kesehatan gizi,
kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Jika perkembangan
intelektual terganggu, maka anak kurang dapat berpikir operasional, tidak
memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam
berkomunikasi dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda karena perbedaan jenis kelamin, usia,
lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah.
Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras,
budaya, etnik dan bangsa. Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh
adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering
kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Tindakan orang tua
yang terlalu memanjakan maupun terlalu keras atau menekan anak juga
mempegaruhi keseimbangan emosional anak.
3. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap
 Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga
harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan
dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak
dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak
apabila berbuat atau berperilaku yang positif. Terdapat bermacam hadiah yang
sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil.
Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak
berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas.

Diagnosa keperawatan yang muncul :

1. Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan aktivitas


2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfungsi pola makan

CONTOH ASKEP PADA ANAK USIA SEKOLAH :

Dari salah satu masalah yang timbul pada anak usia sekolah yaitu tentang sikap
orang tua terhadap anak. Sikap orang tua yang terlalu memanjakan ataupun mengekang
terlalu keras terhadap tindakan anak. Hal ini akan memicu terganggunya sehat jiwa pada
anak yang berpengaruh terhadap keseimbangan emosional pada anak. Jika ini dibiarkan
akan membuat anak bersikap takut ataupun sebaliknya yaitu bersikap semaunya, tidak
ada disiplin dan selalu membantah atau tidak patuh.

Jadi, tindakan kita sebagai seorang perawat ialah sebagai fasilitator atau sebagai
educator untuk membantu orang tua dalam mengatasi masalah psikologi anak yaitu
dalam hal emosional. Cara-caranya yaitu menganjurkan orang tua untuk bersikap tegas
atas tindakan yang dilakukan anak, seperti memberi hadiah sebagai tanda apresiasi jika
anak melakukan hal positif, memberi hukuman yang wajar sebagai tanda jika tindakan
anak tersebut salah. Menganjurkan orang tua untuk memperhatikan setiap perubahan
perilaku anak, memantau lingkungan pergaulan yang baik untuk anak.

Dengan bantuan tindakan tersebut diharapkan orang tua akan dapat melakukan
pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang
dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak.

C. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA REMAJA


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Haber, Hoskins, Leach dan Sideleu (1987) menentukan usia remaja antara 12 – 18 tahun,
sementara Wilson dan Kneisl (1988) menggunakan usia 12-20 tahun sebagai batasan
remaja.
Landasan teoritis keperawatan jiwa pada remaja menurut Wilson dan Kneisl
(1988), dua teori yang menjadi landasan utama untuk memahami tentang perkembangan
remaja ialah teori perkembangan dan teori interaksi humanistic.
1. Teori Perkembangan
 Pada tahap pertama, remaja perlu mencari ide dan objek untuk tempat
melimpahkan rasa percaya (sense of trust). Konflik yang tidak terselesaikan pada
tahap pertama ini membuat remaja merasa ditinggalkan, biasanya
dimansifestasikan melalui perilaku makan yang berlebihan, serta ucapan kasar
dan bermusuhan.
 Tahap kedua adalah rasa otonomi, remaja belajar bertindak dan membuat
keputusan secara mandiri. Konflik masa lalu yang tidak terselesaikan membuat
remaja takut mengikuti kegiatan yang akan membuat dia ragu akan
kemampuannya.
 Tahap ketiga adalah rasa inisiatif, dimana anak tidak lagi mementingkan
bagaimana berjalan, tetapi apa yang dapat dilakukan dengan kemampuan tersebut.
Pada tahapan ini, mereka mengujicobakan apa yang mungkin dilakukan dan
bukan yang dapat dilakukan. Konflik masa ini akan terbawa pada saat remaja,
yaitu ketidakmampuan untuk mengambil inisiatif.
 Tahap keempat adalah rasa industri, yang menuntut remaja untuk memilih karir
yang tidak saja menjamin secara finansial, tetapi juga memberikan kepuasan
karena penampilan kerja yang baik.
2. Teori interaksi humanistic
 Perawat perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip interaksi humanistic dalam
pengkajian dan asuhan keperawatan untuk mengembangkan hubungan rasa
percaya dengan remaja. Perawat perlu memperhatikan dampak tahapan
perkembangan, faktor sosial budaya, pengaruh keluarga, dan konflik
psikodinamika yang dimanifestasikan melalui perilaku remaja.

CONTOH ASKEP PADA REMAJA :

Dari salah satu masalah yang timbul pada remaja yaitu rasa ketakutan dan ragu
dalam melakukan tindakan atau kegiatan. Dalam hal ini, perawat harus mengakaji
bagaimana hal tersebut terjadi dan apa faktor utama penyebab tersebut. Tindakan perawat
harus adanya bantuan orang tua dalam mengatasi masalah pada remaja karena keluarga
merupakan orang yang paham terhadap segala perilaku, perubahan maupun sikap anak
yang akan berpengaruh terhadap perkembangannya.

Jadi, tindakan yang dapat dilakukan perawat ialah setelah masalah utama
diketahui langkah selanjutnya memberi informasi terhadap perilaku remaja dan konflik
yang mungkin terjadi pada remaja. Membantu mengatasi keraguan remaja dengan
bantuan teman sebaya remaja yaitu dukungan teman sehingga remaja akan merasa
percaya diri dan merasa dihargai serta diperhatikan. Dalam membantu remaja untuk
keluar dari permasalahan perawat harus berkomunikasi dengan baik dan sikap empati
serta mendengarkan.

D. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA DEWASA

Karakteristik perkembangan orang dewasa yaitu perkembangan fungsi aspek


fisik, perkembangan kualitas berpikir yang lebih luas dan mendalam, pengalaman moral,
dan bekerja untuk pengembangan karir.

Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa ialah

 Genetik
 Faktor ini akan mempengaruhi pertumbuhan fisik maupun psikologi pada orang
dewasa
 Eksternal / lingkungan
 Faktor ini akan berpengaruh terhadap pencapaian dari faktor bawaan, jika faktor
eksternal cukup baik maka memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Contoh faktor
eksternal/lingkungan yaitu keluarga, teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan
dan lingkungan tempat tinggal.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan pada setiap rentang umur
dewasa seperti dewasa muda, dewasa menengah atau paruh baya, dan dewasa tua ditandai
dengan perkembangan fisik, psikososial, kognitif, moral dan spiritual yang berbeda pada
setiap rentang umur dewasa. Masalah kesehatan yang timbul pada rentang usia dewasa
hampir sama yaitu adanya kecelakaan, penyalahgunaan NAPZA, kekersasan, penyakit
seperti kanker, hipertensi, obesitas maupun penyakit menular seksual.

CONTOH ASKEP PADA DEWASA :

Dari salah satu masalah kesehatan yang timbul pada dewasa yaitu
penyalahgunaan NAPZA. Strategi perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi
penyuluhan tentang komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap individu
terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang berbagai masalah yang
menyebabkan penyalahgunaan obat.

Perawat berupaya mencegah dengan memberikan informasi pengaruh buruk yang


disebabkan oleh NAPZA seperti alcohol yaitu berpengaruh pada semua sistem tubuh,
menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan ginjal, merusak lambung dan organ lain
yang terkait, serta memperlambat respons mental yang kerap mengakibatkan kecelakaan
dan kematian.

E. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA LANSIA


Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan
jiwa secara khusus pada lansia. Lansia adalah seseorang yang lebihdari 75 tahun.
Aspek yang mempengaruhi perubahan fungsi pada lansia yaitu masalah kesehatan
mental yang berasal dari fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat
berupa emosi tidak labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak
bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut
menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan),
psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat.
Aspek psikologi, dimana lansia mengharapkan: panjang umur, semangat hidup,
tetap berperan sosial, dihormati, mempertahankan hak dan hartanya, tetap berwibawa,
kematian dalam ketenangan dan diterima di sisi-Nya, dan masuk surga.
Aspek sosial yang terjadi pada individu lanjut usia, meliputi kematian pasangan
hidupnya/teman-temannya, perubahan peran, perubahan hubungan, perubahan peran dari
seorang pekerja menjadi pensiunan.
Aspek ekonomi berkaitan dengan status sosial dan prestise. Dalam masyarakat
sebagai seorang pensiunan, perubahan pendapatan karena hidupnya tergantung dari
tunjangan pensiunan.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa aspek mental yang ada pada diri manusia
adalah aspek-aspek yang dapat menentukan sifat dan karakteristik manusia itu sendiri.
Perbuatan dan tingkah laku manusia sangat ditentukan oleh keadaan jiwanya yang
merupaka motor penggerak suatu perbuatan.

Faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa lansia yaitu adanya

 Penurunan kondisi fisik yang ditandai dengan energi berkurang, kulit keriput dan
tulang rapuh
 Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual seperti : Gangguan jantung, gangguan
metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi : misalnya
prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu
makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan
steroid, tranquilizer.
 Perubahan Aspek Psikososial, umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia
mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Dengan adanya penurunan
kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang
berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
 Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan, Pada umumnya perubahan ini diawali
ketika masa pension, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan,
kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.

Pada lansia akan muncul berbagai gangguan seperti demensia, depresi,


kecemasan, insomnia dan paranoid. Namun, banyak gangguan mental pada lansia dapat
dicegah, diperbaiki, bahkan dipulihkan.
CONTOH ASKEP PADA LANSIA :

Dari berbagai permasalahan kesehatan jiwa pada lansia seperti gangguan


kecemasan maka tindakan atau asuhan yang dapat diberikan pada lansia yaitu berupa
pendekatan. Pendekatan dapat berupa memberi perhatian pada lansia dan juga bertindak
sebagai supporter bagi lansia sehingga lansia merasa aman dan nyaman untuk
menceritakan kelu kesah dan kecemasannya.

Perawat juga bisa melakukan pendekatan spiritual yang bisa memberikan


ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungan lansia dengan Tuhan atau agama yang
dianutnya dalam keadaan sakit atau mendeteksi kematian. Dari tindakan tersebut perawat
harus mampu berkomunikasi terapeutik serta memiliki kesabaran dalam menghadapi dan
membantu lansia.

Anda mungkin juga menyukai