ABSTRACT
95
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani
96
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015
baik (Septiari, 2012). Pengasuhan pada dapat Pemberian pengetahuan tentang pola
anak dirumah sangat penting untuk asuh yang sesuai, sehingga anak dapat
membentuk pribadi anak tersebut. mencapai perkembangan fisik dan
Kebutuhan anak yang terpenuhi akan memahami emosi (Santrok, 2011). Seorang
menjadikan rasa aman, sehingga guru juga sangat berperan dalam
membentuk rasa percaya diri. Teori empiris perkembangan anak sehingga dapat
berpendapat bahwa perkembangan anak membantu dalam perkembangan anak.
ditentukan oleh pengaruh pengalaman dan Orang tua dapat memahami pola asuh yang
pendidikan (Saam, 2013). Pola pengasuhan benar, sehingga pola asuh sebaiknya
anak akan mempengaruhi perilaku anak. diberikan oleh orang tua (ayah/ibu) kepada
Dampak perkembangan anak optimal: anak anak. Kemampuan mengekspresikan emosi
dapat memiliki banyak variasi kecerdasan dengan baik akan berdampak positif pada
(multiple intelegensia) (Fida dan Maya, kesehatan fisik dan mental anak.
2012). Dampak Perkembangan anak tidak Berdasarkan latar belakang tersebut
optimal: gangguan dalam komunikasi mendorong peneliti untuk mempelajari
verbal maupun non verbal, gangguan dalam hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
interaksi sosial, ganggun dalam bermain, Perkembangan Fisik dan Perkembangan
gangguan perilaku, gangguan perasaan dan Emosi Anak Usia Pra sekolah di TK
emosi, gangguan dalam persepsi sensori Baptis Setia Bakti Kediri. Tujuan dari
(Fida dan Maya, 2012). Suasana emosional penelitian ini adalah untuk
yang diterima dan dialami individu semasa mengidentifikasi pola asuh orang tua
kecilnya akan berpengaruh sikapnya mendukung perkembangan fisik dan
dikemudian hari, baik terhadap dirinya emosi pada anak usia prasekolah.
sendiri maupun terhadap orang lain.
Gangguan emosional yang paling lazim di
diagnosis dalam masa kanak-kanak adalah Metedologi Penelitian
gangguan perilaku distruptif (menunjukkan
agresi, penyimpangan, atau perilaku
antisosial (distruptive behavior disorder) Berdasarkan tujuan penelitian,
dan gangguan kecemasan atau mood desain yang digunakan adalah
(perasaan sedih, tidak dicintai, gugup, takut, Korelasional, di mana peneliti mengkaji
dan kesepian). hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu
(TK) pada hakikatnya adalah pendidikan Pola Asuh dan Perkembangan Fisik dan
yang diselenggarakan dengan tujuan Emosional. Populasi dalam penelitian ini
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan adalah semua Orang tua dan anak pra
perkembangan anak secara menyeluruh sekolah usia 4-5 tahun di TK Baptis Setia
yang menekankan pada pengembangan Bakti Kediri yang berjumlah masing-
seluruh aspek kepribadiananak. Menurut masing 40 orang. Subyek yang diambil
Anderson dalam (Masithoh, 2005) dari populasi yaitu orang tua murid di TK
Pendidikan anak di Taman Kanak-kanak Baptis Setia Bakti Kediri. Subjek dalam
perlu menyediakan berbagai kegiatan penelitian ini sebesar 40 orang orang tua.
yang dapat mengembangkan berbagai Pengambilan data dalam penelitian
aspek perkembangan yang meliputi menggunakan Purposive sampling.
perkembangan kognitif, bahasa, sosial, Penelitian ini menggunakan observasi
emosional, fisik, dan motorik. Sehingga dan kuesioner selanjutnya melakukan
orang tua harus paham bawasannya anak pengolahan data yaitu menganalisis
yang sudah memasuki usia prasekolah antara hasil skoring pola asuh dengan
memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan emosi dan fisik anak
perkembangan yang pesat. Sekolah dengan menggunakan spearman rho’s
tempat anak bersekolah maupun dengan tingkat yang didasarkan taraf
informasi yang diperoleh orang tua harus kemaknaan yang ditetapkan α = 0,05.
97
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani
Hasil Penelitian
Tabel 1 Pola Asuh Orang Tua Di Taman Kanak-Kanak Baptis Setia Bakti Kediri
pada tanggal 2-14 Juni 2014 (n=40).
Pola Asuh Orang Tua Frekuensi %
Authotarian 4 10,0
Permisif 0 0
Authoritative 36 90,0
Total 40 100,0
Tabel 2 Perkembangan Fisik Anak Usia Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri
pada tanggal 2-14 Juni 2014 (n=40).
Perkembangan Fisik Frekuensi %
Kurus Sekali 0 0
Kurus 2 5,0
Normal 37 92,5
Gemuk 1 2,5
Total 40 100,0
Sesuai hasil penelitian yang TK Baptis Setia Bakti Kediri adalah baik
didapatkan Perkembangan emosi anak di yaitu sebanyak 27 responden (67,5%).
Tabel 4 Tabulasi Silang Pola Asuh dengan Perkembangan Fisik Anak Usia
Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-14 Juni 2014
(n=40).
Perkembangan Fisik
Pola Asuh Orang Tua Kurus Sekali Kurus Normal Gemuk Total
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Authotarian 0 0 1 25 2 50 1 25 4 100
Permisif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Authoritative 0 0 1 2,8 35 97,2 0 0 36 100
Jumlah 0 0 2 5,0 37 92,5 1 2,5 40 100
98
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015
Tabel 5 Uji Statistik Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Fisik
pada Anak Usia Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-
14 Juni 2014 (n=40).
Pola Asuh Orang Perkembangan Fisik
tua Anak
Spearman's Pola Asuh Correlation Coefficient 1.000 .545**
rho Orang tua Sig. (2-tailed) . .000
N 40 40
**
Perkembangan Correlation Coefficient .545 1.000
Fisik Anak Sig. (2-tailed) .000 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Perkembangan Emosi Pada Anak Usia
Prasekolah
Tabel 6 Tabulasi Silang Hubungan Pola Orang Tua dengan Perkembangan Emosi
pada anak usia prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-
14 Juni 2014 (n=40).
Perkembangan Emosi
Pola Asuh Orang Tua Baik Cukup Kurang Total
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Authotarian 0 0 4 10,0 0 0 4 100
Permisif 0 0 0 0 0 0 0 0
Authoritative 27 75 9 22,5 0 0 36 100
Jumlah 27 75 13 32,5 0 0 40 100
99
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani
Tabel 7 Uji Statistik Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Emosi
Anak Usia Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-14 Juni
2014 (n=40).
Pola Asuh Orang tua Perkembangan Emosi
Spearman's Correlation
1.000 .480**
rho Pola Asuh Orang Coefficient
tua Sig. (2-tailed) . .002
N 40 40
Correlation
.480** 1.000
Perkembangan Coefficient
Emosi Sig. (2-tailed) .002 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
100
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015
authotarian merupakan pola asuh yang (KMS) yang dapat dilakukan secara
otoriter, dimana anak harus menuruti mudah untuk mengetahui pola
semua kemauan dari orang tua mareka, pertumbuhan anak, apabila grafik berat
sehingga pola asuh ini berdampak yang badan anak mengalami obesitas atau
kurang baik untuk anak. Orang tua yang kelainan hormonal, sementara itu apabila
memiliki pendidikan SMA masih ada grafik berat badan di bawah normal
yang menerapkan pola asuh authotarian, kemungkinan anak mengalami kurang
hal ini disebabkan sebagian orang tua gizi, menderita penyakit kronis, atau
dengan pendidikan SMA memiliki pola kelainan hormonal.
pikir yang masih labil dan membatasi Anak-anak di TK Baptis Setia Bakti
anak dalam hal tertentu sehingga memiliki perkembangan yang normal sesuai
menggakibatkan anak menjadi kurang dengan tingkat proporsinya, perkembangan
percaya diri. Orang tua di TK Baptis fisik anak dilihat dari berat badan dan tinggi
Setia Bakti Kediri memiliki waktu yang badan anak memiliki rentang yang sesuai
cukup banyak dalam mengasuh anak dengan pengukuran di usia mereka, hal ini
ditunjukkan dengan orang tua atau ibu dapat menunjukkan bahwa perkembangan
yang tinggal satu rumah dengan anak fisik oleh anak dipengaruhi oleh asupan
yang diasuh dan ibu yang mempunyai nitrisi. Hal ini dapat didukung dengan teori
waktu terbanyak dalam mengasuh anak, Saam dan Wahyuni tahun 2013 bahwa
karena itulah orang tua akan lebih dekat proporsi tubuh anak berubah secara
dan selalu memantau anak. dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-
rata tinggi anak sekitar 80-90 cm dan
beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada
Perkembangan Fisik Anak Usia Pra usia lima tahun tingginya mencapai 100-110
Sekolah cm. Perkembangan fisik anak adalah normal
pada anak usia Pra sekolah TK Baptis Setia
Bakti Kediri yaitu dengan karakteristik jenis
Mayoritas anak usia Pra sekolah di kelamin perempuan. Hal ini disebabkan
TK Baptis Setia Bakti Kediri memiliki karena pola makan anak perempuan
perkembangan fisik normal. seimbang dengan aktivitas yang dilakukan
Perkembangan adalah perubahan anak. Hal ini di dukung dengan teori
dan bertambah kompleknya fungsi-fungsi Septiari tahun 2012 asupan gizi yang
fisik dan psikis. Pertumbuhan lebih seimbang pada anak misalnya pemberian
menekankan pada pertumbuhan fisik makanan dengan gizi seimbang, fortikulasi
sedangkan perkembangan menekankan atau suplementasi zat gizi makro sampai
pada perubahan kemajuan aspek psikis usia 5 tahun, stimulasi dini, dan
seperti yaitu perkembangan kecerdasan, penimbangan balita setiap bulan sampai usia
bahasa, dan emosi (Saam dan Wahyuni, 5 tahun.
2012). Perkembangan fisik merupakan
dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya dengan meningkatnya Perkembangan Emosi Anak Usia Pra
pertumbuhan tubuh, baik yang Sekolah
menyangkut ukuran berat badan dan
tinggi badan, maupun kekuatannya
memungkinkan anak untuk dapat lebih Perkembangan emosi anak usia Pra
mengembangkan keterampilan fisiknya sekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri
(Mansur, 2009). Masalah yang sering adalah baik yaitu sebanyak 27 responden
timbul dalam pertumbuhan dan (67,5%).
perkembangan anak meliputi gangguan Emosi adalah suatu pengalaman
fisik, perkembangan motorik, bahasa, psikologikal yang komplek yang
emosi, dan perilaku (Andriana, 2011). dirasakan individu yang berinteraksi
Gangguan Pertumbuhan Fisik dapat dengan pengaruh biokimia (internal) dan
dilihat melalui Kartu Menuju Sehat lingkungan (eksternal) (Myers dalam
101
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani
Saam dan Wahyuni, 2013). Emosi dasar “bahwa” “akunya” (dirinya) berbeda
manusia adalah perwujudan dalam dengan bukan aku (orang lain) (Masyur,
bentuk fisiologis, perilaku ekspresif, dan 2009). Kesadaran ini dimulai dari
pengalaman. Emosi cukup luas meliputi pengalamannya, bahwa tidak setiap
pengalaman psiko-fisik yang berinteraksi keinginannya dipenuhi oleh orang lain,
dengan biologis-kimia seseorang dan sehingga orang lain tidak selamanya
pengaruh eksternal yang bersangkutan. memenuhi keinginannya, jika
Pengaruh emosi terhadap perilaku lingkungannya (terutama orang tua) tidak
individu adalah Memperkuat semangat, mengakui harga diri anak, seperti
apabila individu merasa senang atau puas memperlakukan anak secara keras, atau
atas hasil yang telah dicapai (Yusuf, kurang menyayanginya, maka pada diri
2011). Timbul rasa kecewa karena anak akan berkembang sikap-sikap keras
kegagalan dan sebagai puncak dari kepala atau menentang atau menyerah
keadaan ini adalah timbulnya rasa putus menjadi penurut yang meliputi rasa harga
asa. Menghambat atau mengganggu diri yang kurang dengan sikap pemalu.
konsentrasi belajar, apabila sedang Anak usia 4-5 tahun mereka mulai
mengalami ketegangan emosi dan bisa mengenal lingkungan sekitar, dan mulai
juga menimbulkan sikap gugup dan mandiri, selain itu juga mereka mampu
gagap dalam berbicara. Terganggu mengendalikan emosi, hal ini dibuktikan
penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa lebih dari 50% responden menjawab
cemburu dan iri hati. Salah satu faktor jarang atau tidak pernah pada pertanyaan
yang mempengaruhi perkembangan kuesioner perkembangan emosi “Apakah
emosi anak adalah keluarga yaitu pada anak anda sering berkata-kata kasar ?”
bagaimana pola asuh orang tuanya lebih dari 50% ibu menjawab jarang atau
(Soetjiningsih, 2012). Hal ini disebabkan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa
perkembangan emosi yang dialami anak anak usia pra sekolah mampu
sangat berpengaruh terhadap lingkungan mengendalikan emosi mereka. Anak-
sekitar dimana orang tua yang sangat anak di TK Baptis Setia Bakti Kediri juga
berperan penting dalam perkembangan memiliki rasa ingin tahu yang yang besar
emosi anak tersebut, sehingga di hal ini dibuktikan dari pertanyaan
didapatkan hasil bahwa perkembangan kuesioner perkembangan emosi anak
fisik anak baik karena orang tua di TK sebagian besar orang tua menjawab
Baptis Setia Bakti Kediri sangat sering. Berdasarkan teori anak usia
memperhatikan perkembangan setiap prasekolah memiliki perasaan ingin tahu
jenjang anak-anak mereka. yaitu perasaan ingin mengenal,
Karakteristik usia anak dengan mengetahui segala sesuatu atau objek-
perkembangan emosi anak di TK Baptis objek, baik yang bersifat fisik maupun
Setia Bakti Kediri bahwa lebih dari 50% non fisik Mansur tahun 2009. Perasaan
responden berusia 5 tahun (64,5%), ini ditandai dengan pertanyaan-
sedangkan sebagian besar anak yang pertanyaan yang diajukan anak, seperti
berusia 4 tahun (77,8%) memiliki anak bertanya tentang dari mana dia
perkembangan emosi baik. Usia sekitar 2 berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan
tahun, umumnya perbendaharaan emosi berada. Masa bertanya (“haus nama”) ini
yang dimiliki anak sama seperti emosi dimulai pada saat anak usia 3 tahun dan
yang ada pada orang dewasa. Pada mencapai puncaknya pada usia sekitar 6
intinya, anak membutuhkan proses tahun.
belajar untuk mengenal emosi yang
berbeda-beda (Fikriyati, 2013). Anak
mengembangkan emosinya melalui
pengalaman yang didapat dari
berinteraksi dengan orang di sekitar dan
lingkungannya. Pada usia 4 tahun anak
sudah mulai menyadari “Aku -nya”,
102
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015
Pola Asuh Orang tua dengan diri. Pola asuh Autoritative orang tua sangat
Perkembangan Fisik Anak Usia Pra memperhatikan kebutuhan anak, dan
sekolah mencukupinya dengan pertimbangan faktor
kepentingan dan kebutuhan. Pola asuh ini
dapat mengakibatkan anak mandiri,
Penelitian Pola Asuh Orang tua mempunyai kontrol diri, mempunyai
dengan perkembangan fisik anak usia kepercayaan diri yang kuat, dapat
prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri berinteraksi dengan teman sebayanya
dari 40 responden didapatkan hasil p=0,000 dengan baik, mampu menghadapi stres,
yang menggambarkan ada hubungan antara mempunyai minat terhadap hal-hal baru,
pola asuh orang tua dengan perkembangan kooperatif dengan orang dewasa, penuntut,
fisik di TK Baptis Setia Bakti Kediri. patuh, dan berorientasi pada prestasi. Pola
Pola pengasuhan adalah yang pengasuhan yang tepat adalah authoritative
diberikan ibu atau pengasuhan lain berupa atau demokratisyang merupakan pola
sikap, dan perilaku dalam hal kedekatannya pengasuhan orang tua untuk mendorong
dengan anak, memberikan makan, merawat, anak untuk menjadi mandiri, tetapi tetap
menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, memberikan batasan-batasan atau aturan
dan sebagainya (Septiari, 2012). Hal ini serta mengontrol perilaku anak. Orang tua
berhubungan dengan keadan ibu dalam hal bersikap hangat, mengasuh dengan penuh
kesehatan fisik, dan mental, status gizi, kasih sayang serta penuh perhatian. Orang
pendidikan umum, pengetahuan tentang tua juga memberikan ruang kepada anak
pengasuhan anak yang baik, peran dalam untuk membicarakan apa yang mereka
keluarga, dan masyarakat, dan lain inginkan atau harapkan dari orang tuanya.
sebagainya (Santrock (2007). Masalah Pengasuhan authoritative tetap harus
spesifik yang dihadapi orang tua berubah ditegakkan aturan mengenai apa boleh, dan
ketika anak tumbuh besar, pada setiap tidak boleh dilakukan anak.
tingkatan usia, orang tua menghadapi Perkembangan ialah perubahan-
berbagai pilihan tentang seberapa besar perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari
mereka harus merespon kebutuhan anak, proses pematangan fungsi-fungsi spikis dan
seberapa besar kendali yang harus fisik dan anak, ditunjang oleh faktor
diteruskan, dan bagaimana menerapkannya. lingkungan dan proses belajar dalam waktu
Pola asuh orang tua meliputi: Authitarian, tertentu menuju kedewasaan (Kartono,
permisif, Authoritative (Septiari, 2012). Pola 2007). Orang tua harus lebih memahami
asuh Authotarian menggunakan pendekatan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang memaksakan kehendak orang tua anak pada awal hidupnya, terkait dengan
kepada anak. Anak harus menurut kepada perubahan-perubahan yang terjadi, baik
orang tua. Keinginan orang tua harus perubahan fisik maupun mental (Fida dan
dituruti, anak tidak boleh mengeluarkan Maya, 2012). Perubahan fisik meliputi
pendapat. Pola asuh ini dapat tinggi badan, berat badan, komposisi
mengakibatkan anak menjadi penakut, penyusun tubuh peningkatan masa tulang,
pencemas, menarik diri dari pergaulan, dan jaringan otot, faktor-faktor yang
kurang adaptif, kurang tajam, kurang tujuan, mempengaruhi perkembangan terdapat 2
curiga kepada orang lain. Pola asuh Permisif faktor yaitu faktor dari luar dan dalam.
orang tua serba memperbolehkan anak Faktor dari dalam ialah keluarga, umur,
berbuat apa saja. Orang tua memiliki jenis kelamin, genetik, kalainan kromosom.
kehangatan, dan menerima apa adanya. Faktor dari luar yaitu nitrisi, budaya
Kehangatan cenderung memanjakan, ingin keluarga, status ekonomi keluarga, iklim
dituruti keinginannya. Sedangkan menerima atau cuaca, olahraga atau latuhan fisih,
apa adanya cenderung memberikan posisi anak dalam keluarga, status
kebebasan kepada anak untuk berbuat apa kesehatan, hormonal, faktor persalinan,
saja. Pola asuh ini dapat menyebabkan anak faktor pascapersalinan, psikologis, stimilasi,
agresif, tidak patuh pada orang tua, merasa obat-obatan dan Lingkungan pengasuhan
paling berkuasa, kurang mampu mengontrol dimana interaksi ibu dan anak sangat
103
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani
104
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015
yang mempengaruhi perkembangan emosi anak yang masih terlalu kecil, tingkat
dan sosial anak adalah pola asuh orang pendidikan orang tua yang rendah,
tuanya (Soetjiningsih, 2012). kurangnya komunikasi dengan anak, sikap
Dari hasil penelitian menunjukkan orang tua terhadap anak, dan kurangnya
ada hubungan yang signifikan antara pola penggunaan waktu luang orang tua untuk
asuh orang tua dengan perkembangan emosi anak. Hal ini disebabkan pada saat
anak pada usia prasekolah di TK Baptis penelitian ditemukan adanya anak usia
Setia Bakti Kediri. Hasil penelitian ini prasekolah sudah mulai mengenal
menunjukkan hubungan yang sedang, hal lingkungan sekitar mereka sehingga dari
ini disebabkan pada saat penelitian hasil pengasuhan yang diberikan orang tua
ditemukan adanya orang tua yang maka anak sudah mulai bisa mengenal dan
menunggui anak saat sekolah serta mengendalikan emosi mereka, orang tua
menyiapkan bekal untuk putra-putri mereka, yang sibuk dengan pekerjaannya, hal ini
hal ini menyebabkan waktu luang orang tua menyebabkan waktu luang orang tua untuk
untuk anak lebih banyak, dengan hasil anak akan berkurang. Anak cenderung
cerralation coefficient menunjukkan meniru apa yang dilakukan orang tua
hubungan antara variabel berbanding searah kepadanya sehingga anak tersebut akan
dengan nilain correlation .480**. menerapkan hal yang sama kepada teman-
Perkembangan emosi tidak terlepas dari temannya.
keluarga tentang bagaimana pola asuh orang
tuanya. Kedua variabel menunjukkan arah
hubungan sejajar, yaitu semakin baik pola Kesimpulan
asuh orang tua yang diberikan, maka
semakin baik perkembangan emosi anak
usia prasekolah. Penerapan pola asuh orang Pola Asuh orang tua di TK Baptis
tua yang kurang tepat pada anak usia Setia Bakti Kediri didaptkan bahwa pola
prasekolah dapat dipengaruhi oleh faktor asuh orang tua mayoritas authoritative,
lain seperti usia anak yang masih terlalu dengan perkembangan fisik pada anak
kecil, tingkat pendidikan orang tua yang mayoritas normal dan perkembangan emosi
rendah, kurangnya komunikasi dengan lebih dari 50% baik. Pola asuh orang tua
anak, sikap orang tua terhadap anak, dan yang authoritative berhubungan dengan
kurangnya penggunaan waktu luang orang dengan perkembangan fisik ( p = 0,000) dan
tua untuk anak. berhubungan perkembangan emosi anak (p
Pada penelitian pola asuh orang tua = 0,002).
dengan perkembangan fisik anak pada usia
prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri
menunjukkan hubungan yang sedang, hal Saran
ini disebabkan pada saat penelitian
ditemukan adanya orang tua yang sibuk
dengan pekerjaannya, sehingga terkadang Perkembangan anak usia dini sangat
anak diasuh oleh keluarga atau pembantu, perpengaruh saat anak bertambah dewasa,
hal ini menyebabkan waktu luang orang tua sehingga konsep pola asuh dapat dijadikan
untuk anak akan berkurang, dengan hasil sarana konseling bagi orang tua, pasangan
cerralation coefficient menunjukkan baru sesuai dengan hasil penelitian bahwa
hubungan antara variabel berbabding searah pola asuh authoritative dapat mendukung
dengan nilain correlation .545**. Kedua perkembangan fisik maupun perkembangan
variabel menunjukkan arah hubungan emosi anak dalam hal yang positif.
sejajar, yaitu semakin baik pola asuh orang
tua yang diberikan, maka semakin baik
perkembangan fisik anak usia prasekolah.
Penerapan pola asuh orang tua yang kurang
tepat pada anak usia prasekolah dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti usia
105
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani
Daftar Pustaka
106