Anda di halaman 1dari 13

Jurnal STIKES

Vol. 8, No.1, Juli 2015

POLA ASUH ORANG TUA MENDUKUNG PERKEMBANGAN FISIK DAN


EMOSI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

PARENT’S PARENTING SUPPORTS PHYSICAL AND EMOTIONAL


DEVELOPMENT TO PRESCHOOL CHILDREN

Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani


STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjed. Panjaitan no. 3B Kediri (0354) 683470
(stikesbaptisjurnal@ymail.com)

Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari


proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik anak, ditunjang oleh faktor lingkungan
dan proses belajar dalam fase waktu tertentu menuju kedewasaan. Pola asuh orang tua
yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu pola asuh Authoritarian, Permissive,
Authoritative. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
perkembangan fisik dan emosi pada anak usia pra-sekolah di TK Baptis Setia Bakti
Kediri. Desain dalam penelitian ini adalah penelitian Corelasional. Populasinya adalah
anak prasekolah 4-5 tahun beserta orang tuanya, dengan subyek sebesar 40 responden.
Pengambilan data menggunakan tehnik Porposive Sampling. Pengumpulan data
menggunakan observasi dan kuesioner. Analisa menggunakan uji statistik Spearman’s
Rho, α = 0,05. Hasil menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang
tua dengan perkembangan fisik anak serta pola asuh orang tua dengn perkembangan
emosi.. Kesimpulan pola asuh orang tua mendukung perkembangan fisik dan
perkembangan emosi anak usia pra-sekolah.

Kata Kunci: Pola Asuh, Perkembangan Fisik, Perkembangan Emosi

ABSTRACT

Development is physical and emotional changes because of maturation process


towards children’s psychological and physical functions, supported by enviroment and
learning process in a certain time to bring adulthood. Parent’s parenting that can
influence children’s development are Authoritarian, Permissive, Authoritative parenting.
The research objective is to study the correlation between parent’s parenting and
physical and emotional development to preschool children at Kindergarten Setia Bakti
Baptist Kediri. The research design was correlation. The population was preschool
children aged 4-5 years and their parents. The subjects were 40 respondents using
purposive sampling technique. The data ware collected using observation and structured
interviews, and then analyzed using Spearman’s Rho test with α = 0.05. The results
showed that there was significant correlation between parent’s parenting and children
physical development and significantcorrelation between parent’s parenting and
emotional development. In conclusion, parent’s parenting supports physical and
emotional developement to preschool children.

Keywords: parent’s parenting, physical development, emotion development

95
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani

Pendahuluan Perhatian dan asuhan yang berkualitas dari


orang tua terhadap anak dapat berdampak
terhadap perkembangan sosial, emosional,
Masa kanak-kanak adalah masa dan moral anak. Ada anak yang diasuh oleh
yang sangat menakjubkan. Segala potensi nenek, kakek dan kakak hal ini sangat
pada masa ini berkembang sangat pesat, berpengaruh pada perkembangan anak.
karena itulah orang lebih sering Anak dengan gangguan emosi memiliki
menyebutnya dengan golden age (usia karakteristik yang komplek seringkali
emas). Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri perilakunya juga dilakukan oleh
dapat berjalan dengan baik memerlukan anak-anak sebaya lain, seperti banyak
asuhan dan bimbingan oleh orang dewasa, bergerak, mengganggu teman, perilaku
terutama dalam lingkungan kehidupan melawan, dan perilaku menyendiri. Anak
keluarga (Septiari, 2012). Pola pengasuhan dengan gangguan emosi dapat ditemukan
orang tua pada anak pra sekolah sangat di berbagai komunitas anak-anak, seperti
membantu untuk perkembangan anak play group, Sekolah Dasar (SD), dan
terutama untuk masalah perkembangan fisik lingkungan bermain.
dan emosi anak tersebut (Sulisyani, 2006). Masa anak usia dini merupakan
Perkembangan adalah perubahan dan masa keemasan atau sering disebut masa
kompleksitas fungsi fisik dan psikis, selain Golden Age, biasanya ditandai oleh
itu perkembangan juga dipengaruhi oleh perubahan cepat dalam perkembangan
beberapa faktor yang pertama faktor dalam fisik, kognitif, sosial dan emosional.
dan faktor lingkungan dimana faktor Agar masa ini dapat dilalui dengan baik
lingkungan terdapat faktor pengasuhan, oleh setiap anak maka perlu diupayakan
interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi pendidikan yang tepat bagi anak sejak
proses pertumbuhan dan perkembangan usia dini. Berdasarkan studi pendahuluan
anak. Seorang anak yang tidak di asuh oleh yang dilakukan peneliti di TK Baptis
kedua orang tua pasti mengalami proses Setia Bakti Kediri didapatkan data bahwa
pertumbuhan yang berbeda dari pada anak hasil perkembangan emosi: 50% anak
yang diasuh oleh mereka (Fida dan Maya, memiliki (perasaan takut, perasaan marah,
2012). Perkembangan anak pada usia pra perasaan cemburu) dan 50% anak memiliki
sekolah meliputi aspek perkembangan (perasaan cemas, perasaan, perasaan fobia,
jasmani, kognitif, sosial dan emosi. Emosi dan ingin tahu).
pada usia anak-anak perlu mendapat Perkembangan merupakan perubahan
perhatian dari orang tua. Suasana dan bertambah kompleknya fungsi-fungsi
emosional orang tua dirumah dapat fisik dan psikis. Pertumbuhan lebih
merangsang perkembangan otak anak menekankan pada pertumbuhan
yang sedang mengalami pertumbuhan perkembangan fisik sedangkan
dan pengembangan kemampuan mental. perkembangan menekankan pada perubahan
Perkembangan emosi meliputi pengendalian kemajuan aspek psikis seperti kecerdasan,
emosi, sikap positif, kepercayaan diri, bahasa, dan emosi (Saam dan Wahyuni,
ekspresi perasaan, dan membina konsep diri. 2013). Pola pengasuhan yang diberikan oleh
Perkembangan emosi dimulai sejak anak orang-orang dewasa, hendaknya sedemikian
lahir sampai bertumbuh menjadi anak besar. rupa, sehingga menimbulkan perasaan
Anak mengembangkan emosinya melalui aman, tetapi tidak membatasi kebebasan
pemahaman yang didapat dari berinteraksi atau membangkitkan respon emosional yang
dengan orang disekitar dan lingkungan. dalam pada diri anak tersebut. Orang tua
Perhatian dan asuhan yang berkualitas dari merupakan hal pokok bagi hubungan yang
orang tua terhadap anak dapat berdampak terbaik antara orang tua dan anak (Sobur,
terhadap perkembangan sosial, emosional, 2011). Pengasuhan oleh orang tua tetap
dan moral anak. Perasaan emosi yang memegang peranan yang signifikan dalam
dihadapi anak meliputi perasaan takut, membantu anak mengatur emosi mereka.
cemas, marah, cemburu kegembiraan, kasih Cara berinteraksi dengan orang lain melalui
sayang, fobia, ingin tahu (Mansyur, 2009). mencontoh, berbagi, dan menjadi teman

96
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015

baik (Septiari, 2012). Pengasuhan pada dapat Pemberian pengetahuan tentang pola
anak dirumah sangat penting untuk asuh yang sesuai, sehingga anak dapat
membentuk pribadi anak tersebut. mencapai perkembangan fisik dan
Kebutuhan anak yang terpenuhi akan memahami emosi (Santrok, 2011). Seorang
menjadikan rasa aman, sehingga guru juga sangat berperan dalam
membentuk rasa percaya diri. Teori empiris perkembangan anak sehingga dapat
berpendapat bahwa perkembangan anak membantu dalam perkembangan anak.
ditentukan oleh pengaruh pengalaman dan Orang tua dapat memahami pola asuh yang
pendidikan (Saam, 2013). Pola pengasuhan benar, sehingga pola asuh sebaiknya
anak akan mempengaruhi perilaku anak. diberikan oleh orang tua (ayah/ibu) kepada
Dampak perkembangan anak optimal: anak anak. Kemampuan mengekspresikan emosi
dapat memiliki banyak variasi kecerdasan dengan baik akan berdampak positif pada
(multiple intelegensia) (Fida dan Maya, kesehatan fisik dan mental anak.
2012). Dampak Perkembangan anak tidak Berdasarkan latar belakang tersebut
optimal: gangguan dalam komunikasi mendorong peneliti untuk mempelajari
verbal maupun non verbal, gangguan dalam hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
interaksi sosial, ganggun dalam bermain, Perkembangan Fisik dan Perkembangan
gangguan perilaku, gangguan perasaan dan Emosi Anak Usia Pra sekolah di TK
emosi, gangguan dalam persepsi sensori Baptis Setia Bakti Kediri. Tujuan dari
(Fida dan Maya, 2012). Suasana emosional penelitian ini adalah untuk
yang diterima dan dialami individu semasa mengidentifikasi pola asuh orang tua
kecilnya akan berpengaruh sikapnya mendukung perkembangan fisik dan
dikemudian hari, baik terhadap dirinya emosi pada anak usia prasekolah.
sendiri maupun terhadap orang lain.
Gangguan emosional yang paling lazim di
diagnosis dalam masa kanak-kanak adalah Metedologi Penelitian
gangguan perilaku distruptif (menunjukkan
agresi, penyimpangan, atau perilaku
antisosial (distruptive behavior disorder) Berdasarkan tujuan penelitian,
dan gangguan kecemasan atau mood desain yang digunakan adalah
(perasaan sedih, tidak dicintai, gugup, takut, Korelasional, di mana peneliti mengkaji
dan kesepian). hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu
(TK) pada hakikatnya adalah pendidikan Pola Asuh dan Perkembangan Fisik dan
yang diselenggarakan dengan tujuan Emosional. Populasi dalam penelitian ini
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan adalah semua Orang tua dan anak pra
perkembangan anak secara menyeluruh sekolah usia 4-5 tahun di TK Baptis Setia
yang menekankan pada pengembangan Bakti Kediri yang berjumlah masing-
seluruh aspek kepribadiananak. Menurut masing 40 orang. Subyek yang diambil
Anderson dalam (Masithoh, 2005) dari populasi yaitu orang tua murid di TK
Pendidikan anak di Taman Kanak-kanak Baptis Setia Bakti Kediri. Subjek dalam
perlu menyediakan berbagai kegiatan penelitian ini sebesar 40 orang orang tua.
yang dapat mengembangkan berbagai Pengambilan data dalam penelitian
aspek perkembangan yang meliputi menggunakan Purposive sampling.
perkembangan kognitif, bahasa, sosial, Penelitian ini menggunakan observasi
emosional, fisik, dan motorik. Sehingga dan kuesioner selanjutnya melakukan
orang tua harus paham bawasannya anak pengolahan data yaitu menganalisis
yang sudah memasuki usia prasekolah antara hasil skoring pola asuh dengan
memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan emosi dan fisik anak
perkembangan yang pesat. Sekolah dengan menggunakan spearman rho’s
tempat anak bersekolah maupun dengan tingkat yang didasarkan taraf
informasi yang diperoleh orang tua harus kemaknaan yang ditetapkan α = 0,05.

97
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani

Hasil Penelitian

Tabel 1 Pola Asuh Orang Tua Di Taman Kanak-Kanak Baptis Setia Bakti Kediri
pada tanggal 2-14 Juni 2014 (n=40).
Pola Asuh Orang Tua Frekuensi %
Authotarian 4 10,0
Permisif 0 0
Authoritative 36 90,0
Total 40 100,0

Pola Asuh Orang tua menunjukkan authoritative sebanyak 36 responden


bahwa mayoritas orang tua di TK Baptis (90,0%).
Setia Bakti Kediri memiliki pola asuh

Tabel 2 Perkembangan Fisik Anak Usia Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri
pada tanggal 2-14 Juni 2014 (n=40).
Perkembangan Fisik Frekuensi %
Kurus Sekali 0 0
Kurus 2 5,0
Normal 37 92,5
Gemuk 1 2,5
Total 40 100,0

Sesuai hasil penelitian yang perkembangan fisik anak usia normal


didapatkan Perkembangan Fisik anak yaitu sebanyak 37 responden (92,5%).
menunjukkan bahwa mayoritas

Tabel 3 Perkembangan Emosi Anak Usia Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti


Kediri pada tanggal 2-14 Juni 2014 (n=40).
Perkembangan Emosi Frekuensi %
Baik 27 67,5
Cukup 13 32,5
Kurang 0 0
Total 40 100,0

Sesuai hasil penelitian yang TK Baptis Setia Bakti Kediri adalah baik
didapatkan Perkembangan emosi anak di yaitu sebanyak 27 responden (67,5%).

Tabel 4 Tabulasi Silang Pola Asuh dengan Perkembangan Fisik Anak Usia
Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-14 Juni 2014
(n=40).
Perkembangan Fisik
Pola Asuh Orang Tua Kurus Sekali Kurus Normal Gemuk Total
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Authotarian 0 0 1 25 2 50 1 25 4 100
Permisif 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Authoritative 0 0 1 2,8 35 97,2 0 0 36 100
Jumlah 0 0 2 5,0 37 92,5 1 2,5 40 100

98
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015

Berdasarkan tabulasi silang dari yang di terapkan adalah Authoritative,


hasil penelitian dari variabel pola asuh yaitu 35 responden (97,2%) dengan
dan perkembangan fisik menunjukkan perkembangan fisik normal.
bahwa mayoritas pola asuh orang tua

Tabel 5 Uji Statistik Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Fisik
pada Anak Usia Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-
14 Juni 2014 (n=40).
Pola Asuh Orang Perkembangan Fisik
tua Anak
Spearman's Pola Asuh Correlation Coefficient 1.000 .545**
rho Orang tua Sig. (2-tailed) . .000
N 40 40
**
Perkembangan Correlation Coefficient .545 1.000
Fisik Anak Sig. (2-tailed) .000 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan data uji satistik hubungan antara variabel berbanding


“Spearnan’s Rho” yang didasarkan taraf searah dengan nilai correlation .545**
kemaknaan yang ditetapkan α=0,05 yang berarti memiliki tingkat korelasi
didapatkan p = 0.000, dimana p<α yang atau hubungan yang sedang. Angka
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi koefisien korelasi mempunyai nilai
ada hubungan yang signifikan antar pola positif yang berarti bahwa kedua variabel
asuh orang tua dengan perkembangan menunjukkan arah hubungan sejajar,
fisik pada anak usia prasekolah di TK yaitu semakin pola asuh ke arah
Baptis Setia Bakti Kediri. Pada hasil uji authoritative yang diberikan oleh orang
statistik pada penelitian ini didapatkan tua, maka tingkat perkembangan fisik
correlation coefficient menunjukkan anak usia prasekolah tercapai.

Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Perkembangan Emosi Pada Anak Usia
Prasekolah

Tabel 6 Tabulasi Silang Hubungan Pola Orang Tua dengan Perkembangan Emosi
pada anak usia prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-
14 Juni 2014 (n=40).
Perkembangan Emosi
Pola Asuh Orang Tua Baik Cukup Kurang Total
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Authotarian 0 0 4 10,0 0 0 4 100
Permisif 0 0 0 0 0 0 0 0
Authoritative 27 75 9 22,5 0 0 36 100
Jumlah 27 75 13 32,5 0 0 40 100

Sesuai hasil penelitian yang adalah Authoritative, yaitu 27 responden


didapatkan bahwa sebagain besar pola (75%) dengan perkembangan emosi baik.
asuh orang tua yang di terapkan orang tua

99
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani

Tabel 7 Uji Statistik Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Emosi
Anak Usia Prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri pada tanggal 2-14 Juni
2014 (n=40).
Pola Asuh Orang tua Perkembangan Emosi
Spearman's Correlation
1.000 .480**
rho Pola Asuh Orang Coefficient
tua Sig. (2-tailed) . .002
N 40 40
Correlation
.480** 1.000
Perkembangan Coefficient
Emosi Sig. (2-tailed) .002 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan data uji statistik pengetahuan dan pemahaman yang sering


“Spearman’s Rho” yang didasarkan taraf kali berbeda. Ada beberapa faktor yang
kemaknaan yang ditetapkan α = 0,05 mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu:
didapatkan p = 0.002, dimana p<α yang pendidikan, jenis kelamin, usia, dan
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi pekerjaan. Pola asuh authoritative pada
ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dalam penelitian memiliki
orang tua dengan perkembangan Emosi karakteristik pendidikan orang tua paling
anak usia prasekolah di Taman Kanak- banyak adalah tamat SMA dan tamat PT,
Kanak Baptis Setia Bakti Kediri. Pada orang tua yang mempunyai latarbelakang
hasil uji statistik pada penelitian pendidikan yang tinggi akan lebih
didapatkan correlation coefficient memperhatikan segala perubahan, dan
menunjukkan hubungan antar variabel setiap perkembangan yang terjadi pada
berbanding searah dengan nilai anaknya. Orang tua yang berpendidikan
correlation .480** yang berarti memiliki tinggi cenderung memiliki wawasan yang
tingkat korelasi atau hubungan yang luas tidak hanya dari pengetahuan tetapi
sedang. Angka koefesien korelasi juga pengalaman. Orang tua lebih dapat
mempunyai nilai positif yang berarti memberikan waktu kepada anak ketika
bahwa kedua variabel menunjukkan arah anak ingin membicarakan apa yang
hubungan sejajar, yaitu semakin pola diharapkan dari orang tuanya, sehingga
asuh ke arah authoritative yang diberikan anak cenderung memiliki kepercayaan
oleh orang tua, maka tingkat diri yang kuat dan dapat berinteraksi
perkembangan emosi anak usia dengan teman sebayanya.
prasekolah semakin baik. Selain pola asuh authoritative
didapatkan juga pola asuh orang tua
dengan authotarian. Pola asuh
Pembahasan authotarian merupakan Merupakan gaya
pengasuhan yang ditandai oleh
pembatasan, menghukum, memaksa anak
Pola Asuh Orang tua mengikuti aturan dan control yang ketat.
Orang tua menuntut anak mengikuti
perintah-perintahnya, sering memukul
Ada tiga jenis Pola asuh yaitu anak, memaksakan anak tanpa
authotarian, Pola asuh permisif, dan Pola penjelasan, dan menunjukkan amarah.
asuh authoritative (Soetjiningsih, 2012). Selain orang tua otoriter menetapkan
Mayoritas pola asuh orang tua batas-batas yang tegas dan tidak memberi
dalam penelitian ini authoritative. Hal ini peluang kepada anak untuk berkompromi
disebabkan orang tua mempunyai (Soetjiningsih (2012). Pola asuh

100
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015

authotarian merupakan pola asuh yang (KMS) yang dapat dilakukan secara
otoriter, dimana anak harus menuruti mudah untuk mengetahui pola
semua kemauan dari orang tua mareka, pertumbuhan anak, apabila grafik berat
sehingga pola asuh ini berdampak yang badan anak mengalami obesitas atau
kurang baik untuk anak. Orang tua yang kelainan hormonal, sementara itu apabila
memiliki pendidikan SMA masih ada grafik berat badan di bawah normal
yang menerapkan pola asuh authotarian, kemungkinan anak mengalami kurang
hal ini disebabkan sebagian orang tua gizi, menderita penyakit kronis, atau
dengan pendidikan SMA memiliki pola kelainan hormonal.
pikir yang masih labil dan membatasi Anak-anak di TK Baptis Setia Bakti
anak dalam hal tertentu sehingga memiliki perkembangan yang normal sesuai
menggakibatkan anak menjadi kurang dengan tingkat proporsinya, perkembangan
percaya diri. Orang tua di TK Baptis fisik anak dilihat dari berat badan dan tinggi
Setia Bakti Kediri memiliki waktu yang badan anak memiliki rentang yang sesuai
cukup banyak dalam mengasuh anak dengan pengukuran di usia mereka, hal ini
ditunjukkan dengan orang tua atau ibu dapat menunjukkan bahwa perkembangan
yang tinggal satu rumah dengan anak fisik oleh anak dipengaruhi oleh asupan
yang diasuh dan ibu yang mempunyai nitrisi. Hal ini dapat didukung dengan teori
waktu terbanyak dalam mengasuh anak, Saam dan Wahyuni tahun 2013 bahwa
karena itulah orang tua akan lebih dekat proporsi tubuh anak berubah secara
dan selalu memantau anak. dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-
rata tinggi anak sekitar 80-90 cm dan
beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada
Perkembangan Fisik Anak Usia Pra usia lima tahun tingginya mencapai 100-110
Sekolah cm. Perkembangan fisik anak adalah normal
pada anak usia Pra sekolah TK Baptis Setia
Bakti Kediri yaitu dengan karakteristik jenis
Mayoritas anak usia Pra sekolah di kelamin perempuan. Hal ini disebabkan
TK Baptis Setia Bakti Kediri memiliki karena pola makan anak perempuan
perkembangan fisik normal. seimbang dengan aktivitas yang dilakukan
Perkembangan adalah perubahan anak. Hal ini di dukung dengan teori
dan bertambah kompleknya fungsi-fungsi Septiari tahun 2012 asupan gizi yang
fisik dan psikis. Pertumbuhan lebih seimbang pada anak misalnya pemberian
menekankan pada pertumbuhan fisik makanan dengan gizi seimbang, fortikulasi
sedangkan perkembangan menekankan atau suplementasi zat gizi makro sampai
pada perubahan kemajuan aspek psikis usia 5 tahun, stimulasi dini, dan
seperti yaitu perkembangan kecerdasan, penimbangan balita setiap bulan sampai usia
bahasa, dan emosi (Saam dan Wahyuni, 5 tahun.
2012). Perkembangan fisik merupakan
dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya dengan meningkatnya Perkembangan Emosi Anak Usia Pra
pertumbuhan tubuh, baik yang Sekolah
menyangkut ukuran berat badan dan
tinggi badan, maupun kekuatannya
memungkinkan anak untuk dapat lebih Perkembangan emosi anak usia Pra
mengembangkan keterampilan fisiknya sekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri
(Mansur, 2009). Masalah yang sering adalah baik yaitu sebanyak 27 responden
timbul dalam pertumbuhan dan (67,5%).
perkembangan anak meliputi gangguan Emosi adalah suatu pengalaman
fisik, perkembangan motorik, bahasa, psikologikal yang komplek yang
emosi, dan perilaku (Andriana, 2011). dirasakan individu yang berinteraksi
Gangguan Pertumbuhan Fisik dapat dengan pengaruh biokimia (internal) dan
dilihat melalui Kartu Menuju Sehat lingkungan (eksternal) (Myers dalam

101
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani

Saam dan Wahyuni, 2013). Emosi dasar “bahwa” “akunya” (dirinya) berbeda
manusia adalah perwujudan dalam dengan bukan aku (orang lain) (Masyur,
bentuk fisiologis, perilaku ekspresif, dan 2009). Kesadaran ini dimulai dari
pengalaman. Emosi cukup luas meliputi pengalamannya, bahwa tidak setiap
pengalaman psiko-fisik yang berinteraksi keinginannya dipenuhi oleh orang lain,
dengan biologis-kimia seseorang dan sehingga orang lain tidak selamanya
pengaruh eksternal yang bersangkutan. memenuhi keinginannya, jika
Pengaruh emosi terhadap perilaku lingkungannya (terutama orang tua) tidak
individu adalah Memperkuat semangat, mengakui harga diri anak, seperti
apabila individu merasa senang atau puas memperlakukan anak secara keras, atau
atas hasil yang telah dicapai (Yusuf, kurang menyayanginya, maka pada diri
2011). Timbul rasa kecewa karena anak akan berkembang sikap-sikap keras
kegagalan dan sebagai puncak dari kepala atau menentang atau menyerah
keadaan ini adalah timbulnya rasa putus menjadi penurut yang meliputi rasa harga
asa. Menghambat atau mengganggu diri yang kurang dengan sikap pemalu.
konsentrasi belajar, apabila sedang Anak usia 4-5 tahun mereka mulai
mengalami ketegangan emosi dan bisa mengenal lingkungan sekitar, dan mulai
juga menimbulkan sikap gugup dan mandiri, selain itu juga mereka mampu
gagap dalam berbicara. Terganggu mengendalikan emosi, hal ini dibuktikan
penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa lebih dari 50% responden menjawab
cemburu dan iri hati. Salah satu faktor jarang atau tidak pernah pada pertanyaan
yang mempengaruhi perkembangan kuesioner perkembangan emosi “Apakah
emosi anak adalah keluarga yaitu pada anak anda sering berkata-kata kasar ?”
bagaimana pola asuh orang tuanya lebih dari 50% ibu menjawab jarang atau
(Soetjiningsih, 2012). Hal ini disebabkan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa
perkembangan emosi yang dialami anak anak usia pra sekolah mampu
sangat berpengaruh terhadap lingkungan mengendalikan emosi mereka. Anak-
sekitar dimana orang tua yang sangat anak di TK Baptis Setia Bakti Kediri juga
berperan penting dalam perkembangan memiliki rasa ingin tahu yang yang besar
emosi anak tersebut, sehingga di hal ini dibuktikan dari pertanyaan
didapatkan hasil bahwa perkembangan kuesioner perkembangan emosi anak
fisik anak baik karena orang tua di TK sebagian besar orang tua menjawab
Baptis Setia Bakti Kediri sangat sering. Berdasarkan teori anak usia
memperhatikan perkembangan setiap prasekolah memiliki perasaan ingin tahu
jenjang anak-anak mereka. yaitu perasaan ingin mengenal,
Karakteristik usia anak dengan mengetahui segala sesuatu atau objek-
perkembangan emosi anak di TK Baptis objek, baik yang bersifat fisik maupun
Setia Bakti Kediri bahwa lebih dari 50% non fisik Mansur tahun 2009. Perasaan
responden berusia 5 tahun (64,5%), ini ditandai dengan pertanyaan-
sedangkan sebagian besar anak yang pertanyaan yang diajukan anak, seperti
berusia 4 tahun (77,8%) memiliki anak bertanya tentang dari mana dia
perkembangan emosi baik. Usia sekitar 2 berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan
tahun, umumnya perbendaharaan emosi berada. Masa bertanya (“haus nama”) ini
yang dimiliki anak sama seperti emosi dimulai pada saat anak usia 3 tahun dan
yang ada pada orang dewasa. Pada mencapai puncaknya pada usia sekitar 6
intinya, anak membutuhkan proses tahun.
belajar untuk mengenal emosi yang
berbeda-beda (Fikriyati, 2013). Anak
mengembangkan emosinya melalui
pengalaman yang didapat dari
berinteraksi dengan orang di sekitar dan
lingkungannya. Pada usia 4 tahun anak
sudah mulai menyadari “Aku -nya”,

102
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015

Pola Asuh Orang tua dengan diri. Pola asuh Autoritative orang tua sangat
Perkembangan Fisik Anak Usia Pra memperhatikan kebutuhan anak, dan
sekolah mencukupinya dengan pertimbangan faktor
kepentingan dan kebutuhan. Pola asuh ini
dapat mengakibatkan anak mandiri,
Penelitian Pola Asuh Orang tua mempunyai kontrol diri, mempunyai
dengan perkembangan fisik anak usia kepercayaan diri yang kuat, dapat
prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri berinteraksi dengan teman sebayanya
dari 40 responden didapatkan hasil p=0,000 dengan baik, mampu menghadapi stres,
yang menggambarkan ada hubungan antara mempunyai minat terhadap hal-hal baru,
pola asuh orang tua dengan perkembangan kooperatif dengan orang dewasa, penuntut,
fisik di TK Baptis Setia Bakti Kediri. patuh, dan berorientasi pada prestasi. Pola
Pola pengasuhan adalah yang pengasuhan yang tepat adalah authoritative
diberikan ibu atau pengasuhan lain berupa atau demokratisyang merupakan pola
sikap, dan perilaku dalam hal kedekatannya pengasuhan orang tua untuk mendorong
dengan anak, memberikan makan, merawat, anak untuk menjadi mandiri, tetapi tetap
menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, memberikan batasan-batasan atau aturan
dan sebagainya (Septiari, 2012). Hal ini serta mengontrol perilaku anak. Orang tua
berhubungan dengan keadan ibu dalam hal bersikap hangat, mengasuh dengan penuh
kesehatan fisik, dan mental, status gizi, kasih sayang serta penuh perhatian. Orang
pendidikan umum, pengetahuan tentang tua juga memberikan ruang kepada anak
pengasuhan anak yang baik, peran dalam untuk membicarakan apa yang mereka
keluarga, dan masyarakat, dan lain inginkan atau harapkan dari orang tuanya.
sebagainya (Santrock (2007). Masalah Pengasuhan authoritative tetap harus
spesifik yang dihadapi orang tua berubah ditegakkan aturan mengenai apa boleh, dan
ketika anak tumbuh besar, pada setiap tidak boleh dilakukan anak.
tingkatan usia, orang tua menghadapi Perkembangan ialah perubahan-
berbagai pilihan tentang seberapa besar perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari
mereka harus merespon kebutuhan anak, proses pematangan fungsi-fungsi spikis dan
seberapa besar kendali yang harus fisik dan anak, ditunjang oleh faktor
diteruskan, dan bagaimana menerapkannya. lingkungan dan proses belajar dalam waktu
Pola asuh orang tua meliputi: Authitarian, tertentu menuju kedewasaan (Kartono,
permisif, Authoritative (Septiari, 2012). Pola 2007). Orang tua harus lebih memahami
asuh Authotarian menggunakan pendekatan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang memaksakan kehendak orang tua anak pada awal hidupnya, terkait dengan
kepada anak. Anak harus menurut kepada perubahan-perubahan yang terjadi, baik
orang tua. Keinginan orang tua harus perubahan fisik maupun mental (Fida dan
dituruti, anak tidak boleh mengeluarkan Maya, 2012). Perubahan fisik meliputi
pendapat. Pola asuh ini dapat tinggi badan, berat badan, komposisi
mengakibatkan anak menjadi penakut, penyusun tubuh peningkatan masa tulang,
pencemas, menarik diri dari pergaulan, dan jaringan otot, faktor-faktor yang
kurang adaptif, kurang tajam, kurang tujuan, mempengaruhi perkembangan terdapat 2
curiga kepada orang lain. Pola asuh Permisif faktor yaitu faktor dari luar dan dalam.
orang tua serba memperbolehkan anak Faktor dari dalam ialah keluarga, umur,
berbuat apa saja. Orang tua memiliki jenis kelamin, genetik, kalainan kromosom.
kehangatan, dan menerima apa adanya. Faktor dari luar yaitu nitrisi, budaya
Kehangatan cenderung memanjakan, ingin keluarga, status ekonomi keluarga, iklim
dituruti keinginannya. Sedangkan menerima atau cuaca, olahraga atau latuhan fisih,
apa adanya cenderung memberikan posisi anak dalam keluarga, status
kebebasan kepada anak untuk berbuat apa kesehatan, hormonal, faktor persalinan,
saja. Pola asuh ini dapat menyebabkan anak faktor pascapersalinan, psikologis, stimilasi,
agresif, tidak patuh pada orang tua, merasa obat-obatan dan Lingkungan pengasuhan
paling berkuasa, kurang mampu mengontrol dimana interaksi ibu dan anak sangat

103
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani

mempengaruhi proses pertumbuhan dan memfasilitasi anak untuk mengembangkan


perkembangan anak. kemampuan sejalan dengan tahapan
Pada penelitian pola asuh orang tua perkembangannya dengan mendorong
dengan perkembangan fisik anak pada usia peningkatan kemampuan berperilaku sesuai
prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri dengan nilai agama dan budaya yang
menunjukkan hubungan yang sedang diyakininya (Santrock, 2007). Orang tua
dengan nilai correlation .545**, hal ini harus mempunyai rasa percaya diri yang
disebabkan pada saat penelitian ditemukan besar dalam menjalankan peran pengasuhan,
adanya orang tua yang menunggui anak saat terutama dalam pemahaman tentang
sekolah serta menyiapkan bekal untuk putar- perkembangan anak. Pola asuh orang tua
putri mereka, hal ini menyebabkan waktu yang Authoritarian mengakibatkan anak
luang orang tua untuk anak lebih banyak, menjadi penakut, pencemas, menarik diri
dengan hasil cerralation coefficient dari pergaulan, kurang adaptif, kurang
menunjukkan hubungan antara variabel tajam, kurang tujuan, curiga kepada orang
berbanding searah. Hal ini menunjukkan lain dan mudah stres (Septiari, 2012). Pola
orang tua harus lebih memahami proses asuh Permisif menyebabkan anak agresif,
pertumbuhan dan perkembangan anak. tidak patuh pada orang tua, merasa paling
Faktor yang mempengaruhi adalah berkuasa, kurang mampu mengontrol diri,
lingkungan pengasuhan orang tua. Kedua sedangkan pola asuh Authoritative
variabel menunjukkan arah hubungan mengakibatkan anak mandiri, mempunyai
sejajar, yaitu semakin baik pola asuh orang kontrol diri, mempunyai kepercayaan diri
tua yang diberikan, maka semakin normal yang kuat, dapat berinteraksi dengan teman
perkembangan fisik anak usia prasekolah. sebayanya dengan baik, mampu
Penerapan pola asuh orang tua yang kurang menghadapi stres, mempunyai minat
tepat pada anak usia prasekolah dapat terhadap hal-hal baru, kooperatif dengan
dipengaruhi oleh faktor lain seperti usia orang dewasa, penuntut, patuh, dan
anak yang masih terlalu kecil, tingkat berorientasi pada prestasi. Pola asuh yang
pendidikan orang tua yang rendah, tepat dapat menimbulkan perkembangan
kurangnya komunikasi dengan anak, sikap emosi yang baik, dengan kenyataan anak
orang tua terhadap anak, dan kurangnya usia prasekolah di TK Baptis Setia Bakti
penggunaan waktu luang orang tua untuk Kediri mampu menahan emosi mereka,
anak. mampu mengontrol diri, dan mampu
bergaul dengan teman sebaya.
Usia 4 tahun anak sudah mulai
Pola Asuh Orang tua dengan menyadari “Aku”-nya, bahwa akunya
Perkembangan Emosi Anak Usia Pra (dirinya) berbeda dengan bukan aku (orang
sekolah lain) (Mansur, 2009). Kesadaran ini dimulai
dari pengalamannya, bahwa tidak setiap
keinginannya dipenuhi oleh orang lain,
Pola asuh orang tua dengan sehingga orang lain tidak selamanya
perkembangan emosi anak usia pra sekolah memenuhi keinginannya. Lingkungan
di TK Baptis Setia Bakti Kediri dari 40 (terutama orang tua) tidak mengakui harga
responden didapatkan p=0,002 yang diri anak, seperti memperlakukan anak,
menggambarkan pada penelitian ini ada seperti memperlakukan anak secara keras,
hubungan antara pola asuh orang tua dengan atau kurang menyayanginya, maka pada diri
perkembangan emosi di Taman Kanak- anak akan berkembang sikap-sikap keras
Kanak Baptis Setia Bakti Kediri. kepala atau menentang atau menyerah
Pola pengasuhan (parenting) atau menjadi penurut yang meliputi rasa harga
perawatan anak sangat bergantung pada diri yang kurang dengan sikap pemalu.
nilai-nilai yang dimiliki keluarga (Sunaryo, Perkembangan emosi yang dialami anak
2004). Tujuan utama pengasuhan orang tua usia prasekolah diantaranya adalah takut,
adalah mempertahankan kehidupan fisik cemas, marah, cemburu, kegembiraan, kasih
anak dan meningkatkan kesehatannya, sayang, fobia, ingin tahu. Faktor keluarga

104
Jurnal STIKES
Vol. 8, No.1, Juli 2015

yang mempengaruhi perkembangan emosi anak yang masih terlalu kecil, tingkat
dan sosial anak adalah pola asuh orang pendidikan orang tua yang rendah,
tuanya (Soetjiningsih, 2012). kurangnya komunikasi dengan anak, sikap
Dari hasil penelitian menunjukkan orang tua terhadap anak, dan kurangnya
ada hubungan yang signifikan antara pola penggunaan waktu luang orang tua untuk
asuh orang tua dengan perkembangan emosi anak. Hal ini disebabkan pada saat
anak pada usia prasekolah di TK Baptis penelitian ditemukan adanya anak usia
Setia Bakti Kediri. Hasil penelitian ini prasekolah sudah mulai mengenal
menunjukkan hubungan yang sedang, hal lingkungan sekitar mereka sehingga dari
ini disebabkan pada saat penelitian hasil pengasuhan yang diberikan orang tua
ditemukan adanya orang tua yang maka anak sudah mulai bisa mengenal dan
menunggui anak saat sekolah serta mengendalikan emosi mereka, orang tua
menyiapkan bekal untuk putra-putri mereka, yang sibuk dengan pekerjaannya, hal ini
hal ini menyebabkan waktu luang orang tua menyebabkan waktu luang orang tua untuk
untuk anak lebih banyak, dengan hasil anak akan berkurang. Anak cenderung
cerralation coefficient menunjukkan meniru apa yang dilakukan orang tua
hubungan antara variabel berbanding searah kepadanya sehingga anak tersebut akan
dengan nilain correlation .480**. menerapkan hal yang sama kepada teman-
Perkembangan emosi tidak terlepas dari temannya.
keluarga tentang bagaimana pola asuh orang
tuanya. Kedua variabel menunjukkan arah
hubungan sejajar, yaitu semakin baik pola Kesimpulan
asuh orang tua yang diberikan, maka
semakin baik perkembangan emosi anak
usia prasekolah. Penerapan pola asuh orang Pola Asuh orang tua di TK Baptis
tua yang kurang tepat pada anak usia Setia Bakti Kediri didaptkan bahwa pola
prasekolah dapat dipengaruhi oleh faktor asuh orang tua mayoritas authoritative,
lain seperti usia anak yang masih terlalu dengan perkembangan fisik pada anak
kecil, tingkat pendidikan orang tua yang mayoritas normal dan perkembangan emosi
rendah, kurangnya komunikasi dengan lebih dari 50% baik. Pola asuh orang tua
anak, sikap orang tua terhadap anak, dan yang authoritative berhubungan dengan
kurangnya penggunaan waktu luang orang dengan perkembangan fisik ( p = 0,000) dan
tua untuk anak. berhubungan perkembangan emosi anak (p
Pada penelitian pola asuh orang tua = 0,002).
dengan perkembangan fisik anak pada usia
prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri
menunjukkan hubungan yang sedang, hal Saran
ini disebabkan pada saat penelitian
ditemukan adanya orang tua yang sibuk
dengan pekerjaannya, sehingga terkadang Perkembangan anak usia dini sangat
anak diasuh oleh keluarga atau pembantu, perpengaruh saat anak bertambah dewasa,
hal ini menyebabkan waktu luang orang tua sehingga konsep pola asuh dapat dijadikan
untuk anak akan berkurang, dengan hasil sarana konseling bagi orang tua, pasangan
cerralation coefficient menunjukkan baru sesuai dengan hasil penelitian bahwa
hubungan antara variabel berbabding searah pola asuh authoritative dapat mendukung
dengan nilain correlation .545**. Kedua perkembangan fisik maupun perkembangan
variabel menunjukkan arah hubungan emosi anak dalam hal yang positif.
sejajar, yaitu semakin baik pola asuh orang
tua yang diberikan, maka semakin baik
perkembangan fisik anak usia prasekolah.
Penerapan pola asuh orang tua yang kurang
tepat pada anak usia prasekolah dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti usia

105
Pola Asuh Orang Tua Mendukung Perkembangan Fisik dan Emosi pada Anak Usia Pra Sekolah
Maria Anita Yusiana, Septilina Maria Glorioani

Daftar Pustaka

Fida dan Maya, (2012). Pengantar Ilmu


Kesehatan Anak. Jogjakarta: D-
Medika.
Fikriyati, Miroh, (2013). Perkembangan
Anak Usia Emas (Golden Age).
Yogyakarta: Laras Media Prima.
Kartono, Kartini, ( 2007). Psikologi
Anak. Bandung: CV Mandar Maju.
Mansur, Herawati, (2009). Psikologi
Kebidanan Untuk Ibu Dan Anak.
Jakarta: Salemba Medika.
Saam, Zulfan dan Sri, Wayuni (2013).
Psikologi Keperawatan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Santrock, John W, (2007).
Perkembangan Anak, Jilid 2, Edisi
11. Jakarta: Penerbit Elangga.
Santrock, John W, (2011). Masa
Perkembangan Anak, Buku 2,
Edisi 11. Jakarta: Salemba
Humanika.
Septiari, Beo B, (2012). Mencetak Balita
Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sobur, Alex, (2011). Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Soetjiningsih, Chistiana H, (2012).
Perkembangan Anak Sejak
Pembuahan Sampai dengan
Kanak-Kanak Akhir. Jakarta:
Prenada Media Group.

106

Anda mungkin juga menyukai