Mazhendra (2000011057)
Jurusan S1 Manajemen
Email : mz.ndra02@gmail.com
Abstrak
Keluarga yang biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu, dan para anggota
muda memiliki fungsi dalam pendidikan, yaitu mendidik, membimbing, dan
membina anggota keluarga untuk memenuhi peranannya sebagai orang dewasa dan
makhluk bermasyarakat. Oleh karena itu, keluarga memiliki peran yang sangat
mendasar dalam mengoptimalkan semua potensi anak. Pola asuh yang baik dalam
keluarga ternyata bisa membuat seorang anak mempunyai kemampuan intelektual
dan fisik yang bagus, termasuk perkembangan emosi dan sosialnya.
Tidak semua orangtua mampu berperan sebagai guru emosi yang baik.
Ada orangtua yang berbakat menjadi guru emosi yang baik dan ada orangtua yang
tidak berbakat menjadi guru emosi yang baik. dalam konteks demikian inilah
perlunya materi-materi pengembangan emosi anak dalam parenting education agar
orang tua dapat berperan menjadi guru emosi yang baik . Kurangnya pemahaman
akan fungsi keluarga ditengarai menjadi sebab fungsi-fungsi tersebut harus
dilaksanakan oleh pihak atau lembaga lain yang dipercaya oleh anggota keluarga
sebagai pelaksana dari fungsi tersebut. Pendidikan parenting penting sebagai
pembelajaran bagi milenial karena sebagai regenerasi orangtua menjadi pekerjaan
yang harus dikerjakan seumur hidup. Hal ini yang seharusnya menjadi alasan kuat
mengapa anak muda harus mempersiapkannya sejak dini.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
1. Kesehatan dan nutrisi
Kondisi fisik sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam
melakukan proses belajar. Maslow dalam Hierarki Kebutuhannya menekankan
pemenuhan kebutuhan fisiologis adalah dasar sebelum individu memenuhi
kebutuhannya yang lain.
Peserta didik yang sehat dapat menjalankan kegiatannya dengan optimal.
Kesehatan ini harus ditunjang oleh nutrisi yang cukup dan seimbang. Dengan
demikian secara fisik ia sudah siap untuk melakukan kegiatannya.
2. Peran keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil dan pertama yang dimiliki individu.
Sebagai “sekolah” pertama, penanaman dasar-dasar pengetahuan kepada
individu sangat mempengaruhi proses perkembangan di masa selanjutnya.
Pola asuh yang tepat serta budaya yang sehat dalam keluarga dapat
membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan
yang harus dilewati. Selain itu, hubungan yang harmonis serta kemampuan
finansial yang stabil juga dapat menunjang perkembangan peserta didik.
3. Lingkungan social
Peserta didik memiliki lingkungan sosial tempatnya berkembang yang
berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis, serta kognitif. Lingkungan di sini
terkait dengan segala hal di sekitar individu, baik itu orang lain, kondisi
lingkungan, fasilitas, bahkan media sosial yang tidak terlihat bentuknya secara
fisik.
Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif. Namun,
bagaimana peserta didik merespons lingkungan sangat dipengaruhi oleh
penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga. Dengan demikian
lingkungan yang kurang baik tidak menjamin individu memiliki perkembangan
yang tidak baik, begitu pula sebaliknya (Gendis Hanum Gumintang, n.d.)
Saat ini sebagian anak muda banyak yang takut menjadi orang tua karena
pemikiran banyaknya orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang
baik. Pandangannya ini didasarkan pada pengalaman dan pengamatannya ketika
banyak mendapati temantemannya memutuskan untuk tidak akan menikah dan
memiliki anak, serta masalah kecukupan materi. Ada juga pasangan suami-istri
yang takut memiliki anak karena tidak siap mendidik anak dari segi mental dan
psikologi. Sering kali generasi millennial memilih untuk tidak mau punya anak
dengan alasan gaya hidup mereka yang belum dewasa, terobsesi dengan teknologi
canggih, dan merasa sebagai generasi dengan hak istimewa. Tidak semua wanita
terprogram dengan naluri keibuan, dan tidak semua pria memiliki dorongan untuk
menanamkan benih mereka. Apalagi bila sebagian dari mereka tidak suka anak-
anak.
Cara pengasuhan yang baik juga dapat mendukung kecerdasan anak dan
melindungi anak dari rasa cemas, depresi, pergaulan bebas, serta penyalahgunaan
alkohol dan narkoba. Pola asuh yang baik juga dapat mengurangi risiko anak
mengalami gangguan perilaku. Prinsip utama pola asuh yang baik adalah
membesarkan dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, sekaligus
mendukung, membimbing, dan menjadi teman yang menyenangkan.
Sebagai orang tua, Anda mungkin tidak sadar bahwa selama ini Anda selalu
menuruti kemauan si buah hati. Nah, ini saatnya untuk menghentikan kebiasaan
tersebut sekaligus memberi pembelajaran pada anak agar ia tidak terlalu manja.
Mendisiplinkan anak merupakan salah satu bentuk kasih sayang anak yang
penting dilakukan orang tua dalam membentuk karakter yang baik pada anak.