Anda di halaman 1dari 11

Pentingnya Parenting Education sebagai Persiapan bagi Millenial

Mazhendra (2000011057)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

Jurusan S1 Manajemen

Email : mz.ndra02@gmail.com

Abstrak

Pengasuhan merupakan hubungan antara orang tua dan anak yang


multidimensi dapat terus berkembang. Mencakup beragam aktifitas dengan tujuan
: anak mampu berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan
baik. Oleh karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi
dan pengasuhan social (Masud Hoghughi, 2018).

Generasi milenial sering dikaitkan dengan kemampuannya menggunakan


internet karena mereka tumbuh di tengah perkembangan internet yang semakin
masif. Karena itulah, para orang tua milenial, khususnya di daerah dengan jaringan
internet yang lebih memadai, mendapatkan banyak informasi
mengenai parenting dari berbagai sumber di internet. Kini, orang tua bisa dengan
mudah memasukkan kata kunci berbagai pertanyaan mereka mengenai parenting ke
dalam mesin pencarian Google dan mendapatkan artikel yang mungkin bisa
membantu menjawab pertanyaan mereka.(RISED, 2021)

Parenting education memiliki peran dan manfaat dalam memberikan


pemahaman atau kemampuan untuk mendidik dan merawat anak agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sehingga dapat menciptakan sumber manusia yang
berkualitas bagi negara dan masa yang akan datang.

Kata kunci : Parenting Education, Milenial, Orangtua


Latar Belakang

Keluarga yang biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu, dan para anggota
muda memiliki fungsi dalam pendidikan, yaitu mendidik, membimbing, dan
membina anggota keluarga untuk memenuhi peranannya sebagai orang dewasa dan
makhluk bermasyarakat. Oleh karena itu, keluarga memiliki peran yang sangat
mendasar dalam mengoptimalkan semua potensi anak. Pola asuh yang baik dalam
keluarga ternyata bisa membuat seorang anak mempunyai kemampuan intelektual
dan fisik yang bagus, termasuk perkembangan emosi dan sosialnya.

Tidak semua orangtua mampu berperan sebagai guru emosi yang baik.
Ada orangtua yang berbakat menjadi guru emosi yang baik dan ada orangtua yang
tidak berbakat menjadi guru emosi yang baik. dalam konteks demikian inilah
perlunya materi-materi pengembangan emosi anak dalam parenting education agar
orang tua dapat berperan menjadi guru emosi yang baik . Kurangnya pemahaman
akan fungsi keluarga ditengarai menjadi sebab fungsi-fungsi tersebut harus
dilaksanakan oleh pihak atau lembaga lain yang dipercaya oleh anggota keluarga
sebagai pelaksana dari fungsi tersebut. Pendidikan parenting penting sebagai
pembelajaran bagi milenial karena sebagai regenerasi orangtua menjadi pekerjaan
yang harus dikerjakan seumur hidup. Hal ini yang seharusnya menjadi alasan kuat
mengapa anak muda harus mempersiapkannya sejak dini.

Keluarga/ orangtua berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan


aman, memberikan sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan sebagai
bekal di kehidupan sosial, serta sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan
sendiri budaya sediri ini mungkin. Orangtua memberikan kasih
sayang, penerimaan, penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya
hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun kepercayaan
terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain itu juga dapat membantu perkembangan
sosial, emosional, dan kognitif pada anak.Penelitian menyebutkan bahwa hubungan
antara orangtua dan anak yang hangat, terbuka, dan komunikatif; terdapat batas
yang wajar antar usia; menyampaikan alasan terkait hal-hal yang tidak boleh
dilakukan anak, akan meningkatkan rasa percaya diri dan juga performa di sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Perubahan yang terjadi pada masa ini adalah
perubahan secara fisik, kognitif, dan juga sosial. Anak akan mulai melepaskan diri
dari ketergantungan pada keluarga dan mulai fokus pada kehidupan sosial di luar
rumah.

Tantangan bagi orangtua adalah bagaimana harus menyeimbangkan antara


mempertahankan ikatan dalam keluarga dan meningkatkan otonomi anak seiring
dengan bertambahnya usia dan pendewasaan pada anak. Dalam suatu penelitian
disebutkan bahwa orangtua yang tetap mempertahankan komunikasi yang baik dan
hangat memiliki anak dengan luaran lebih baik dalam kehidupan sosialnya, tidak
menggunakan narkoba, mengalami gangguan cemas dan depresi yang lebih sedikit
daripada anak dengan orangtua yang tidak menjaga komunikasi pada masa remaja
dewasa muda. Harus dipersiapkan untuk bisa membuat keputusan sendiri dan
tumbuh menjadi pribadi yang kompeten di masyarakat. Proses ini dapat didapatkan
sedini mungkin tergantung pada lingkungan tempat tinggal anak dibesarkan.
Kondisi yang optimal di rumah, pemenuhan nutrisi yang cukup, dan interaksi antar
orangtua maupun dengan anak sangat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
anak.

Orang tua bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan yang


aman, memantau aktivitas anak, membantu mengembangkan emosi sosial dan
kognitif, serta menyediakan arahan dan panduan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan menyediakan lingkungan rumah yang aman dan kondusif, anak akan
senang bermain, mengeksplorasi hingga menemukan berbagai hal baru yang dapat
meningkatkan level perkembangan kognitif, sosial, dan emosional.(Fakultas
Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, 2016)
Pembahasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Anak

Perkembangan pada peserta didik tidak terlepas dari faktor-faktor yang


mempengaruhinya. Ada yang mengatakan pendapat faktor herediter, factor
lingkungan, dan gabungan dari kedua faktor tersebut berpendapat bahwa factor
internal maupun eksternal memiliki pengaruh terhadap kemampuan perkembangan
individu. Namun, belum dapat ditentukan factor seperti apa yang lebih
mempengaruhi. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
peserta didik.

Faktor Internal

1. Gen dan sifat bawaan (faktor herediter)


Tidak dapat dipungkiri, kemampuan bawaan yang didapat dari orangtua
memiliki pengaruh kepada perkembangan individu secara fisik, kognitif, serta
emosi. Riwayat keluarga dengan penyakit atau gangguan tertentu dapat turun
pada individu sehingga individu kemungkinan besar memiliki penyakit atau
gangguan yang sama.
2. Kecerdasan
Setiap individu pasti memiliki kecerdasan yang berbeda. Kecerdasan
merupakan kemampuan manusia yang dapat diukur dengan melihat beberapa
hal seperti kemampuan analisis, memori, pemahaman, dan abstraksi.
3. Bakat khusus
Individu terlahir dengan bakat tertentu baik yang langsung dapat diketahui,
maupun yang masih terpendam. Bakat di sini tidak hanya terkait dengan
kemampuan akademik atau intelegensi, tetapi juga kemampuan lain terkait
kreativitas dan olah tubuh.
Jika terus diasah atau mendapat media untuk berkembang yang baik, bakat
dapat menjadi media peserta didik untuk menjadi lebih dari apa yang dia bisa
saat ini, misalnya menghasilkan prestasi atau karya.
4. Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis antara aspek fisiologis, kognitif, serta
afektif yang mempengaruhi perilaku individu dalam beradaptasi selama hidupnya.
Setiap individu sudah memiliki kepribadian yang berasal dari faktor genetis.
Seiring berjalannya waktu, mungkin akan ada penyesuaian kepribadian, tetapi
tidak akan berubah secara drastis. Kepribadian yang dimiliki peserta didik
berpengaruh terhadap bagaimana ia merespons lingkungannya, termasuk
mengatasi permasalahan yang mungkin ia hadapi.

Faktor Eksternal
1. Kesehatan dan nutrisi
Kondisi fisik sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam
melakukan proses belajar. Maslow dalam Hierarki Kebutuhannya menekankan
pemenuhan kebutuhan fisiologis adalah dasar sebelum individu memenuhi
kebutuhannya yang lain.
Peserta didik yang sehat dapat menjalankan kegiatannya dengan optimal.
Kesehatan ini harus ditunjang oleh nutrisi yang cukup dan seimbang. Dengan
demikian secara fisik ia sudah siap untuk melakukan kegiatannya.
2. Peran keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil dan pertama yang dimiliki individu.
Sebagai “sekolah” pertama, penanaman dasar-dasar pengetahuan kepada
individu sangat mempengaruhi proses perkembangan di masa selanjutnya.
Pola asuh yang tepat serta budaya yang sehat dalam keluarga dapat
membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan
yang harus dilewati. Selain itu, hubungan yang harmonis serta kemampuan
finansial yang stabil juga dapat menunjang perkembangan peserta didik.
3. Lingkungan social
Peserta didik memiliki lingkungan sosial tempatnya berkembang yang
berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis, serta kognitif. Lingkungan di sini
terkait dengan segala hal di sekitar individu, baik itu orang lain, kondisi
lingkungan, fasilitas, bahkan media sosial yang tidak terlihat bentuknya secara
fisik.
Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif. Namun,
bagaimana peserta didik merespons lingkungan sangat dipengaruhi oleh
penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga. Dengan demikian
lingkungan yang kurang baik tidak menjamin individu memiliki perkembangan
yang tidak baik, begitu pula sebaliknya (Gendis Hanum Gumintang, n.d.)

Pemikiran Milenial saat menjadi Orangtua

Saat ini sebagian anak muda banyak yang takut menjadi orang tua karena
pemikiran banyaknya orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang
baik. Pandangannya ini didasarkan pada pengalaman dan pengamatannya ketika
banyak mendapati temantemannya memutuskan untuk tidak akan menikah dan
memiliki anak, serta masalah kecukupan materi. Ada juga pasangan suami-istri
yang takut memiliki anak karena tidak siap mendidik anak dari segi mental dan
psikologi. Sering kali generasi millennial memilih untuk tidak mau punya anak
dengan alasan gaya hidup mereka yang belum dewasa, terobsesi dengan teknologi
canggih, dan merasa sebagai generasi dengan hak istimewa. Tidak semua wanita
terprogram dengan naluri keibuan, dan tidak semua pria memiliki dorongan untuk
menanamkan benih mereka. Apalagi bila sebagian dari mereka tidak suka anak-
anak.

Padahal milenial adalah generasi melek dan adaptable terhadap


perkembangan dan kemajuan teknologi. Seharusnya ini merupakan kesempatan
yang baik bagi milenial untuk belajar lebih banyak. Maka dari itu pentingnya
parenting education bagi milenial sebelum banyaknya muncul stigma negatif di
kalangan milenial.

Nantinya Parenting education tidak hanya untuk pelajaran menjadi calon


orangtua tetapi dapat diterapkan dilingkungan. Milenial dapat menerapkan dalam
keluarga maupun masyarakat lingkup kecil mendidik anak-anak dengan pola asuh
yang baik dan benar.

Penerapan dan Peran Education Parenting pada Orangtua


Penerapan Program pendidikan kepada orangtua/program parenting
termasuk kedalam pendidikan orang dewasa dikarenakan dapat mengembangkan
kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan profesi
yang telah dimiliki, memperoleh cara-cara baru, serta mengubah sikap dan perilaku
orang dewasa. Parenting adalah pendidikan yang diberikan kepada orang tua anak,
khususnya bagi orang tua yang kurang memiliki pemahaman atau kemampuan
untuk mendidik dan merawat anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sehingga dapat menciptakan sumber manusia yang berkualitas bagi negara
dan masa yang akan datang.

Manfaat kegiatan parenting, yaitu :

1. Dapat membangun komunikasi yang baik antara lembaga dengan orangtua.


Sehingga pola pengasuhan yang dijalankan di lembaga dengan yang diterapkan
orang tua dirumah selaras,
2. Melalui kegiatan parenting juga orangtua dapat mengetahui capaian
perkembangan anak, hak-hak dasar apa saja yang harus dipenuhi orangtua
dalam kelangsungan hidup anak, dan memberikan pengetahuan kepada
orangtua.

Prinsip Parenting Membentuk Karakter Positif pada Anak

Cara pengasuhan yang baik juga dapat mendukung kecerdasan anak dan
melindungi anak dari rasa cemas, depresi, pergaulan bebas, serta penyalahgunaan
alkohol dan narkoba. Pola asuh yang baik juga dapat mengurangi risiko anak
mengalami gangguan perilaku. Prinsip utama pola asuh yang baik adalah
membesarkan dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, sekaligus
mendukung, membimbing, dan menjadi teman yang menyenangkan.

1. Menjadi panutan yang baik bagi anak


Anak cenderung akan meniru apa yang orang tuanya lakukan. Oleh karena
itu, menjadi panutan yang baik bagi anak adalah salah satu cara mendidik
anak yang penting dilakukan oleh para orang tua.
Ketika Anda ingin menanamkan karakter positif pada anak, berilah contoh
pada mereka, misalnya dengan selalu berkata jujur, berperilaku baik dan santun
terhadap orang lain, serta membantu orang lain tanpa mengharap imbalan.

2. Jangan terlalu memanjakan anak

Sebagai orang tua, Anda mungkin tidak sadar bahwa selama ini Anda selalu
menuruti kemauan si buah hati. Nah, ini saatnya untuk menghentikan kebiasaan
tersebut sekaligus memberi pembelajaran pada anak agar ia tidak terlalu manja.
Mendisiplinkan anak merupakan salah satu bentuk kasih sayang anak yang
penting dilakukan orang tua dalam membentuk karakter yang baik pada anak.

Meski demikian, jangan pula memarahinya atau bahkan memukulnya ketika


ia berbuat kesalahan. Cobalah menegurnya dengan lembut namun tegas ketika
ia berbuat salah dan berikan pemahaman kepadanya. Jangan lupa juga berikan
pujian ketika ia melakukan hal yang baik. Ini akan memotivasinya untuk
menjadi anak yang baik.

3. Luangkan waktu untuk anak setiap hari


Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya, bisa
melakukan tindakan tidak baik atau berkelakuan buruk. Biasanya, mereka
melakukan tindakan tersebut untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.
Luangkan waktu untuk menjalin hubungan dan kegiatan berkualitas, seperti
sarapan bersama, mengantarnya ke sekolah, datang ke setiap acara yang
dilakukan anak, atau sebatas berbincang sebelum tidur mengenai kegiatan yang
dilakukannya seharian.
4. Tumbuhkan sifat kemandirian pada anak
Melatih anak agar mandiri dapat ditanamkan dengan cara memberikan anak
kepercayaan, kesempatan, dan apresiasi. Misalnya, dengan mengajarkan anak
untuk merapihkan mainan dan tempat tidurnya sendiri atau sekedar
membiasakan anak untuk menyiapkan bekal sekolahnya sendiri.
Saat anak memasuki masa remaja, orang tua juga bisa mendukung dan
membantu anak untuk menyelesaikan masalah pribadinya, yaitu dengan
berdiskusi dan mengarahkan pikiran anak untuk mengambil sikap terbaik.

5. Tentukan peraturan di rumah dengan menyertai alasannya


Menerapkan peraturan bisa membantu anak Anda untuk belajar
mengendalikan diri dan membedakan perilaku baik dan buruk. Ketika
membuat peraturan, jelaskan alasan mengapa peraturan tersebut dibuat.
Pastikan Anda selalu konsisten dalam menerapkan peraturan yang Anda
buat. Jika Anda tidak konsisten, anak akan merasa bingung dan mungkin akan
meremehkan peraturan.
Mendisiplinkan anak memang penting, tapi tidak dengan cara yang terlalu
keras, seperti melontarkan kata-kata kasar atau bahkan memukulnya. Anak
yang terbiasa dipukul orang tuanya cenderung lebih suka berkelahi dan
melakukan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dengan teman-
temannya.(dr. Kevin Adrian, 2019)
Kesimpulan

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,


masyarakat dan pemerintah. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan
utama bagi anak. Keluarga yang biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu, dan para
anggota muda (anak-anak) memiliki fungsi dalam pendidikan, yaitu mendidik,
membimbing, dan membina anggota keluarga untuk memenuhi peranannya sebagai
orang dewasa dan makhluk bermasyarakat. Sering kali generasi millennial memilih
untuk tidak mau punya anak dengan alasan gaya hidup mereka yang belum dewasa,
terobsesi dengan teknologi canggih, dan merasa sebagai generasi dengan hak
istimewa. Tidak semua wanita terprogram dengan naluri keibuan, dan tidak semua
pri memiliki dorongan untuk menanamkan benih mereka. Apalagi bila sebagian
dari mereka tidak suka anak-anak. Maka dari itu pentingnya parenting education
bagi milenial sebelum banyaknya muncul stigma negatif di kalangan milenial.
Parenting education memiliki peran dan manfaat dalam memberikan pemahaman
atau kemampuan untuk mendidik dan merawat anak agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sehingga dapat menciptakan sumber manusia yang
berkualitas bagi negara dan masa yang akan datang.
Daftar Pustaka

Bu ILA. (2019). Menjadi Orangtua Hebat Era Milenial. Ceritabuila.Id.


https://ceritabuila.id/menjadi-orangtua-hebat-era-milenial/
dr. Kevin Adrian. (2019). Prinsip Parenting Membentuk Karakter Positif pada
Anak. Alodokter. https://www.alodokter.com/5-prinsip-parenting-
membentuk-karakter-positif-pada-anak
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan K. U. (2016). PERAN
KELUARGA DALAM UPAYA TUMBUH KEMBANG ANAK. Kanal
Pengetahuan FKKMK UGM. https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/peran-
keluarga-dalam-upaya-tumbuh-kembang-anak/
Gendis Hanum Gumintang. (n.d.). Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Peserta Didik Beserta Penjelasannya. DosenPsikologi.Com. Retrieved July
24, 2022, from https://dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan-peserta-didik
Masud Hoghughi. (2018). DEFINISI DAN PENDAPAT PARA AHLI TENTANG
PENGASUHAN (PARENTING). Yayasan Pusat Kemandirian Anak.
https://pusatkemandiriananak.com/definisi-dan-pendapat-para-ahli-tentang-
pengasuhan-parenting/
RISED. (2021). Orang Tua Milenial dan Informasi Parenting di Internet: Apa
Pentingnya untuk Generasi Berikutnya. RISED. https://rised.or.id/orang-tua-
milenial-dan-informasi-parenting-di-internet-apa-pentingnya-untuk-generasi-
berikutnya/

Anda mungkin juga menyukai