Anda di halaman 1dari 4

PERAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN ANAK:

MENUMBUHKAN POTENSI ANAK DI SEKOLAH SEJAHTERA


Wildan adi nugroho

Progam studi teknologi pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Terbuka

Penulis : wildanadi6661@gmail.com

Abstrak
Tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa, gangguan mental juga dapat menimpa anak-
anak dan remaja. Data dari WHO membuktikan bahwa gangguan mental bisa terbentuk
bahkan sebelum individu menginjak usia 14 tahun, dan akan terus berkembang hingga
dewasa apabila tidak ditangani sejak dini (Perkasa, 2020). Hal tersebut juga menjelaskan
alasan dibalik tingginya lonjakan angka gangguan mental yang dialami individu dalam
rentang usia 20-an yang termasuk dalam kategori dewasa muda (Maharrani, 2019).
Keyword: Pendidikan, prinsip, orang tua

PENDAHULUAN
Beberapa penelitian juga menunjukkan hasil serupa yang mengindikasikan bahwa stres
merupakan salah satu gangguan jiwa yang paling umum bahkan dapat dirasakan siapa saja
(Banerjee & Chatterjee, 2016), tanpa memperhatikan jenis kelamin, umur, maupun
perkembangan individu tersebut. Stres dan gangguan mental lainnya juga dapat dirasakan
oleh siswa yang masih duduk di bangku sekolah, apabila beban yang mereka bawa lebih
besar dibanding kapasitas mereka untuk menopang beban tersebut. Berbagai kasus di
lapangan menunjukkan bahwa beban akademik telah terbukti menjadi salah satu faktor yang
berpotensi untuk mengganggu kesehatan mental siswa sekolah. Untuk itu, sangat penting
agar sekolah dapat menerapkan kebijakan yang menjaga tidak hanya kesejahteraan lahir dan
batin para siswa, namun juga komponen-komponen pendidikan lainnya.

PEMBAHASAN

School-based mental health services, atau biasa disebut dengan sekolah dengan layanan
kesehatan mental merupakan salah satu fasilitas layanan kesehatan mental yang difasilitasi
oleh konselor dalam suatu komunitas yang mengunjungi sekolah-sekolah (Lenares-Solomon,
Brown, & Czerepak, 2019).

Adapun prinsip yang diterapkan dalam pelayanan ini adalah, bagaimana para konselor klinis
beserta pihak sekolah dapat menciptakan layanan juga mewujudkan lingkungan sekolah
dengan kesejahteraan fisik dan jiwa sebagai prioritas utamanya. Di Indonesia, khususnya
Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM bersama dengan Center for Public Mental Health
(CPMH) dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY telah merancang konsep serupa,
yaitu program Sekolah Sejahtera. Program ini bertujuan untuk mewujudkan sistem yang
mengedepankan perkembangan optimal murid-murid. Konsep yang digunakan juga
mendorong seluruh warga sekolah untuk saling memberi dukungan serta apresiasi positif
yang dapat membantu murid untuk tetap produktif dengan rasa bahagia.
Untuk dapat mencapai target program yang diinginkan, tentunya kerjasama serta komunikasi
seluruh pihak bersangkutan harus terjalin dengan baik. Pihak-pihak yang bersangkutan tak
terkecuali adalah orang tua murid itu sendiri. Salah satu indikator dari keberhasilan seorang
anak adalah dengan melihat bagaimana orang tua mereka membesarkan anak-anak tersebut.
Hal yang sama juga diimplementasikan dalam pendidikan, dan sangat krusial bagi orang tua
untuk melibatkan diri mereka dalam pendidikan anak.

Tidak hanya untuk memastikan bahwa anak mendapatkan pendidikan yang cukup, orangtua
juga memegang peranan krusial dalam menjaga kesehatan mental seorang anak. Peran
tersebut menjadi jauh lebih besar dalam masa pandemi ini. Kemunculan COVID-19
mengharuskan anak-anak sekolah untuk melanjutkan pembelajaran mereka secara daring
atau online. Tentunya, melakukan seluruh kegiatan selama kurang lebih tiga bulan di rumah
dapat meningkatkan tingkat stres pada anak-anak yang juga membutuhkan hiburan dalam
kehidupannya.

Dalam hal ini, orang tua mendampingi serta memastikan agar anak-anak dapat memiliki
kondisi lingkungan yang aman secara fisik dan psikologis. Membantu pola hidup sehat anak,
mengatur jadwal belajar, bermain dan berkomunikasi dengan baik merupakan beberapa
contoh perilaku yang mendeskripsikan pentingnya peranan orang tua dalam menjaga
kesehatan mental anak. Dengan upaya tersebut, anak akan dapat belajar secara produktif serta
dapat menyeimbangkan aktivitas mereka dengan kegiatan bermain. Proses ini akan
membantu mengurangi tingkat stres yang dirasakan anak dalam kegiatan sehari-hari mereka
di rumah (Kurniati, Alfaeni, & Andriani, 2020).

Pelibatan Orang Tua dalam Sekolah Sejahtera

Keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan serta pencapaian anak tidak
hanya di lingkungan rumah, namun juga di lingkup akademik mereka. Di dalam program
Sekolah Sejahtera, orientasi siswa dengan orangtua dilakukan pada awal tahun agar orangtua
memahami gambaran kegiatan yang akan dilakukan anak-anak mereka. Selain itu, orang tua
juga dapat berdiskusi terkait hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan siswa di sekolah
yang menjadi rumah kedua tersebut.

Terdapat beberapa faktor yang ditekankan pada orientasi siswa dan orangtua yang diusulkan
dalam program ini, di antaranya:

1. Faktor keamanan dan keselamatan siswa di sekolah; yang mana pihak sekolah
memberikan kepedulian untuk keselamatan dan keamanan siswa. Orang tua juga akan terus
diberitahu dan diikutsertakan terkait hal-hal pendukung sekolah yang aman dan ramah
tersebut.
2. Faktor nilai, visi, dan misi sekolah; yang mana pihak sekolah dan orangtua bersama-sama
berupaya untuk mewujudkan nilai, visi, serta misi yang dimiliki oleh sekolah tersebut.
Tentunya, pihak sekolah juga akan mendorong orangtua untuk selalu menjaga kesejahteraan
anak di rumah untuk memotivasi semangat belajar mereka pada saat di sekolah.
3. Faktor jalinan komunikasi dan kerjasama antara sekolah dan orangtua; yang mana
pihak sekolah juga memastikan agar akses yang mereka miliki untuk melibatkan orangtua
akan mudah. Disini, orang tua akan diberi kesempatan untuk berdiskusi terkait perkembangan
anak-anak mereka di sekolah.

Penjelasan diatas menunjukkan bagaimana peran orang tua dapat bekerja untuk kehidupan
akademis anak-anak di sekolah.
Selain itu, terdapat beberapa aspek lain yang perlu diperhatikan untuk menciptakan program
Sekolah Sejahtera yang baik. Aspek-aspek tersebut terdiri dari kemampuan komunikasi antar
individu yang apresiatif dan empati terhadap situasi juga permasalahan yang dialami oleh
masing-masing pihak; baik pihak sekolah maupun pihak orang tua. Kurangnya komunikasi
antara pihak orangtua dan sekolah serta realitas lapangan yang negatif menjadi permasalahan
yang kerap muncul apabila aspek-aspek tersebut tidak berhasil diterapkan. Pihak sekolah dan
orangtua dapat meningkatkan empati mereka untuk bisa saling memahami posisi dan
kekhawatiran masing-masing, agar persoalan dapat diselesaikan dengan lancar tanpa ada
yang terpojokkan. Kemampuan untuk berempati dan saling menghargai akan semakin
mempererat jalinan kerja yang positif.

KESIMPULAN

Dalam program ini, tidak hanya faktor serta aspek orientasi siswa yang perlu ditekankan.
Pendekatan yang diaplikasikan dalam program ini pun memegang peranan penting yang
nantinya akan menjadi pondasi yang akan membentuk seluruh kegiatan belajar
mengajar. Program Sekolah Sejahtera menggunakan pendekatan dengan basis yang berfokus
pada kelebihan siswa. Seringkali, individu lebih banyak memikirkan hal-hal negatif
ketimbang hal yang positif. Pola pikir seperti ini perlu dihindari ketika berbicara mengenai
potensi yang dimiliki setiap anak. Orangtua perlu meningkatkan kesadaran bahwasanya
seluruh anak memiliki kelebihan masing-masing, dan kelebihan yang telah diidentifikasi
tersebut akan menjadi “tameng” anak untuk menghadapi permasalahan yang ada. Pendekatan
ini juga akan membantu anak untuk dapat melihat sisi positif dari segala hal yang terjadi di
sekitar mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Banerjee, N., & Chatterjee, I. (2016). Academic stress, suicidal ideation, & mental
well-being among 1st & 3rd semester medical, engineering, & general stream
students. Researchers World, 73-80. doi:10.18843/rwjasc/v7i3/09

Lenares-Solomon, D., Brown, M. H., & Czerepak, R. (2019). The Necessity for
School-Based Mental Health Services. Journal of Professional Counseling: Practice, Theory,
& Research, 46(1-2), 3-13. doi:10.1080/15566382.2019.1674074

Anda mungkin juga menyukai