Anda di halaman 1dari 3

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)


LAMPUNG
FAKULTAS KESEHATAN
Alamat: Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 112 Pringsewu – Lampung 35373

Nama Mahasiswa : FARIDZ RAMADAN


Nomor Induk Mahasiswa : 2022207209436

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ANAK REMAJA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDUNG BARU
PEKON TOTOKARTO KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

1. LATAR BELAKANG
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang sangat
menentukan bagi tumbuhnya generasi muda yang cerdas dan berkualitas. Jika keluarga mampu
menjalankan fungsinya dengan baik maka generasi yang tercipta pun akan baik. Keluarga atau
yang dalam hal ini adalah orang tua, terutama ibu, perlu memperhatikan kesehatan anak-
anaknya. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Awal kokoh atau tidaknya suatu negara
dapat dilihat dari kualitas para generasi penerusnya. Fenomena kesehatan anak di Indonesia
menjadi hal yang menarik dikaji karena anak masih dalam masa perkembangan. Jika kesehatan
anak terganggu maka perkembangannya juga dapat terhambat (Karimah et al., 2015).
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anakanak dan masa
kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan
psikologis. Secara biologis ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks
sekunder sedangkan secara psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi
yang labil atau tidak menentu (Khoiru Bariyah, 2016) Orangtua bertanggungjawab untuk
menyediakan lingkungan yang aman, memantau aktivitas anak, membantu mengembangkan
emosi sosial dan kognitif, serta menyediakan arahan dan panduan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menyediakan lingkungan rumah yang aman dan kondusif, anak akan senang bermain,
mengeksplorasi hingga menemukan berbagai hal baru yang dapat meningkatkan level
perkembangan kognitif, sosial, dan emosional. Harapannya kelak dapat menjadi pribadi yang
bertanggungjawab dan produktif (Nur, 2017)
Pada 2020 Menunjukan bahwa jumlah penduduk usia remaja Indonesia sebanyak 75,49
juta atau 27,94% dari total 270,70 Juta penduduk Indonesia (Kristianus, 2021). Pada Provinsi
Lampung Mencatat bahwa jumlah penduduk usia remaja 2,56 juta atau 71% (budy, 2020).
Kabupaten Pringsewu sendiri mencatat jumlah penduduk usia remaja adalah sebanyak 52.043
pada rentang tahun 2010 – 2020.
Proses penyesuaian diri oleh remaja dalam menghadapi tugas perkembangannya
sebagai upaya pencarian identitas diri remaja dengan tugas perkembangan yang tidak bisa
dihindari oleh remaja, maka menjadi sangat penting kepemilikan adversity quotient dalam diri
yaitu yang merupakan respon seseorang dalam menghadapi situasi sulit dan cara mengatasinya.
Adversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika
menghadapi masalah Adversity quotient yang dimaksudkan di sini adalah ketangguhan,
ketenangan dalam menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari alternatif solusi masalah.
Artinya dengan kata lain bahwa remaja di tuntut untuk tangguh, tenang dalam menghadapi
berbagai masalah dan dapat mencari alternatif solusi dari setiap masalah-masalahnya tersebut
(Khoiru Bariyah, 2016)
Sehingga untuk Mecagah Hal – hal yang tidak di ingkan pada remaja adalah lingkungan
keluarga yang harmonis keluarga yang harmonis di dalamnya terdapat cinta, kasih sayang dan
respek, toleransi, rasa aman dan kehangatan, seorang anak akan dapat melakuan penyesuaian
diri secara sehat dan baik. Remaja dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi perkembangan jiwa seorang anak, lingkungan teman sebaya teman sebaya
merupakan lingkungan perkembangan yang sangat dekat dengan remaja.
Suatu hal yang sulit bagi remaja adalah menjauh dari teman dan dijauhi teman. Remaja
mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya. Para remaja
menggunakan teman sebayanya untuk proses pengembangan jati dirinya, Lingkungan sekolah
mempunyai tugas yang tidak hanya sebatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja.
Tetapi juga mencakupi tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan komplek. Demikian
pula guru, tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga berperan sebagai pendidik,
pembimbing dan pelatih bagi murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan tersebut (Andriyani, 2016)

2. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
a. D. 0115 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
b. D. 0117 Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif
c. D. 0099 Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
d. D. 0097 Penurunan Koping Keluarga

B. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran asuhan keparawatan komunitas pada keluarga dengan anak
remaja di Wilayah kerja UPT Puskesmas Bandung Baru

C. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada anak remaja di wilayah UPT Puskesmas Bandung Baru.
b. Menegakan diagnose keperawatan pada anak remaja di wilayah UPT Puskesmas
bandung Baru
c. Menyusun Perencanaan, intervensi dan evaluasi Keperawatan pada anak remaja di
wilayah UPT Puskesmas Bandung Baru.

3. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


A. Metode
Melaksanakan edukasi kesehatan yaitu mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit
dan perilaku hidup bersih dan sehat.

B. Media dan Alat


Menggunakan leaflet dan alat peraga promosi kesehatan sebagai media edukasi
kesehatan.

C. Waktu dan Tempat


Dilaksanakan pada 25 Januari 2023 Jam 09.30 s.d Selesai di SMP Negeri 2 Adiluwih
(Waringinsari Timur) pada kegiatan Kesehatan Remaja.

4. KRITERIA EVALUASI
A. Evaluasi Struktur
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
b. Identifikasi faktor-faktor yang menghambat, yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi remaja dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
Terapiutik.
a. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan.
b. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
c. Berikan kesempatan untuk bertanya.
Edukasi.
a. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.
b. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat.

B. Evaluasi Proses
a. Pada saat penyampaian materi belum semua peserta memberikan tanggapan dan
memberikan umpan balik dari materi yang disampaikan.
b. Perserta masih belum fokus dan mengerti terhadap pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat.
c. Perserta perempuan lebih produktif dalam bertanya dan mampu memberikan umpan
balik terkait materi yang disampaikan oleh pemateri.

C. Evaluasi Hasil
a. Kemampuan mengatur dan mengintergrasikan penanganan masalah kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mencapaik status kesehatan yang optimal cukup
meningkat dan direspon positif oleh peserta perempuan.
b. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko cukup meningkat
c. Menerapkan program perawatan diri cukup meningkat.
d. Aktifitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan terutama dalam
personal hygiene.
e. Verbalisasai kesulitan dalam menjalani program perawatan dan pengobatan (akan
dikukan konsultasi menggunakan program kesehatan remaja).

REFERENSI.
Martin, A, E. 2014. Kamus Keperawatan Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PPNI, 2021. Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan, Jakarta: Penerbit Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II, Jakarta: Penerbit
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II, Jakarta: Penerbit
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
Edisi I Cetakan III, Jakarta: Penerbit Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Berman, A. Snyder. S & Fradsen. G 2016. Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 Ed):
USA: Perason Educations

Anda mungkin juga menyukai