KASUS: TONSILITIS
1.
2.
C. DAFTAR PUSTAKA
Suzanne C. Smeltzer dan Brada G. Bare, 2002. Buku Ajar: Keperawatan Medical Bedah Edisi 8
Brunner & Suddarth, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, A. dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Media
Aesculapius FK UI 2000.
Martin, A, E. 2014. Kamus Keperawatan Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PPNI, 2021. Pedoman Standar Prosedur Operasional Keperawatan, Jakarta: Penerbit Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II, Jakarta: Penerbit Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I Cetakan II, Jakarta: Penerbit Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi I
Cetakan III, Jakarta: Penerbit Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
(UMPRI)
LAMPUNG
FAKULTAS KESEHATAN
Alamat: Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 112 Pringsewu – Lampung 35373
A. DATA DASAR
1. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 76 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat Rumah : Pringsaewu
Sumber Biaya : BPJS
Tanggal Masuk RS : 07 November 2022
Diagnosa Medis : Katarak
b. Sumber Informasi
Nama : Tn. B
Usia : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan pasien : Anak
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat Rumah : Pringsewu
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Masuk RS (UGD/Poliklinik)
Dari hasil pengkajian Ny.A mengatakan masuk panti atas kemauannya sendiri, suaminya
sudah lama meninggal dan tidak mau menyusahkan anak dan cucunya.
g. Lingkungan
Ny. A tinggal di tempat anaknya, kebersihan dan kerapian ruangan tampak sedikit bersih
dan rapih, penerangan baik, sirkulasi udara baik, keadaan kamar mandi cukup baik tapi
belum ada pegangan tangan, pembuangan sampah dibuang di tempat sampah/di bakar.
2) Sistem Pendengaran
Struktur telinga baik dan simetris, kulit kering, posisi simetris, palpasi aurikel baik,
tidak ada tanda radang dan lesi, hasil palpasi mastoid tidak ditemukan adanya radang
dan bengkak, keadaan telinga kotor, terdapat serumen, berwarna kuning, kondisi
lembek dan fungsi pendengaran masih baik.
3) Sistem Wicara
Tidak ada kesulitan dan berbicara.
4) Sistem Pernafasan
Dada simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, pernafasan
perut, frekuensi nafas 20x /m, irama teratur, dan tidak ada batuk dan sputum
5) Sistem Kardiovaskuler
Pada pemeriksaan inspeksi tidak terdapat sianosis, konjungtiva tidak anemis, CRT <2
detik tidak ada nyeri dada, nadi 88x/menit, akral teraba hangat kering merah, dan tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening. Pada perkusi suara peka, dan pada
pemeriksaan auskultasi irama jantung reguler, bunyi jantung S1S2 tunggal, tidak ada
bunyi jantung tambahan seperti murmur atau gallop.
a) Sirkulasi perifer
Nadi 120 x/menit, irama tidak teratur, kekuatan denyut lemah, tidak ada distensi
vena jugularis, temperature kulit hangat, warna kulit pucat dan tidak ada edema.
b) Sirkulasi jantung
Sirkulasi jantung normal
6) Sistem Neurologi
Tingkat kesadaran compos mentis dengan skor (E4, M6, V5), Nervus I Olfactorius,
pada pasien didapatkan tidak ada kelainan pada penciuman, klien mampu
membedakan bau kopi dan frescare. Nervus II Optikus, pada klien didapatkan
terjadinya penurunan penglihatan, lapang pandang abnormal. Nervus VIII Akustikus,
tidak ada masalah, klien dapat mendengar dan test berbisik dengan jarak 30cm bisa
mendengar bisikan. Nervus X Vagus, suara pasien normal, pasien bisa menelan
makanan padat, kering dan lunak.
7) Sistem Pencernaan
Gigi bagian atas sudah lepas semua (ompong), gigi bagian bawah masih lengkap,
tidak memiliki gigi palsu, bibir kering, tercium bau khas, tidak ada terdapat luka post
op pada area abdomen, tidak ada nyeri tekan pada lambung
8) Sistem Immunologi
Tidak ada pembesaran kelenjar bening.
9) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada hiperglikemia, tidak ada
hipoglikemia.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa akuaeus, penglihatan
ke retina, penyakit system saraf.
b. Lapang penglihatan: penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
c. Pengukuran tonografi (mengkaji TION 12-25 mmHg) d. Test provokatif
d. Pemeriksaan oftamologis: mengkaji struktur internal okuler, pupil oedema, perdarahan
retina, dilatasi & pemeriksaan belahan lampu memastikan Dx Katarak
e. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED)
f. Test toleransi glaukosa/ FBS
5. PENATALAKSANAAN.
Tuliskan penatalaksanaa medis & keperawatan yang klien peroleh selama proses perawatan
dengan menyertakan waktu:
a. Penatalaksanaan Medis (Therapi obat, Operatif dan lain-lain)
-
b. Penatalaksanaan Keperawatan (Saat pengkajian)
-
B. ANALISA DATA
DO:
1. Klien tampak berhati-hati saat berjalan
2. Tidak ada pegangan tangan dikamar mandi
3. Lantai dikamarnya licin
2. DS: Resiko jatuh Gangguan
1. Klien mengatakan penglihatannya buram penglihatan
2. Klien mengatakan terkadang melihat objek
menjadi ganda, dang jika ingin berpegang
terlihat sudah sampai padahal belum
3. Klien mengatakan sudah 3 kali jatuh dikamar
mandi
4. Klien mengatakan lantai kamarnya licin
5. Klien mengatakan melihat objek tidak jelas
DO:
1. Klien tampak melihat ke satu arah
2. Klien berjalan tampak meraba-raba
3. Klien tampak berhati-hati saat berjalan
4. Tidak ada pegangan tangan dikamar mandi
5. Lantai dikamarnya licin
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS
No. Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan (SMART) Rencana Tindakan Luaran Keperawatan Rasional
dan Data Penunjang
1. 07.11.2022 Resiko cedera Resiko cedera - Lakukan program skrining (S) Subjektif: - Untuk mengetahui
berhubungan dengan berhubungan dengan bahaya lingkungan (Mengkaji - Ny. A mengatakan kebutuhan keselamatan
penurunan fungsi penurunan fungsi tentang bahaya lingkungan pada penglihatannya buram, pasien
penglihatan. penglihatan. Ny. A) melihat objek tidak jelas - Untuk mengetahui
- Mengidentifikasi kebutuhan - Ny. A mengatakan memiliki perubahan status
Setelah dilakukan keselamatan (Mengkaji kondisi riwayat jatuh 3 kali dikamar keselamatan lingkungan
intervensi keperawatan, fisik dan riwayat perilaku Ny. mandi karena belum pasien
diharapkan: A) tersedianya pegangan tangan - Untuk menghindari
SLKI: Keamanan - Memonitor perubahan status di kamar mandi, belum ada bahaya yang dapat
lingkungan rumah keselamatan lingkungan perubahan tentang mengancam keselamatan
Ekspektasi: Meningkat (Menanyakan dan mengecek keselamatan lingkungan dari pasien
- Menurun sudah adakah perubahan atau pihak panti - Untuk menciptakan
- Cukup menurun tindakan upaya yang dilakukan - Ny. A mengatakan tidak lingkungan yang aman
- Sedang oleh pihak panti) berani banyak beraktifitas dan nyaman
- Cukup meningkat - Hilangkan bahaya keselamatan karena takut terjatuh dan - Untuk mengurangi resiko
- Meningkat lingkungan (menjauhkan cedera Ny. A juga mengatakan jatuh pada pasien
barang-barang yang bisa lantai dikamarnya licin - Untuk mengurangi resiko
Dengan criteria hasil: menimbulkan bahaya dari jatuh pada pasien
- Pencahayaan jangkauan Ny. A) (O) Ojektif: - Untuk memberikan
interior - Dikamar mandi klien belum informasi terkait masalah
- Pemasangan tersedia pegangan tangan keselamatan lingkungan
handrail - Klien tampak berjalan dengan - Untuk menyediakan
Kemudahan akses kamar hati-hati, dan meraba-raba lingkungan yang aman
mandi - Lantai dikamar klien licin - Untuk mengetahui adanya
bahaya lingkungan
(A) Analisa: Keamanan lingkungan - Agar individu, keluarga
rumah cukup menurun dan kelompok
mengetahui resiko tinggi
bahaya lingkungan
(P)Planning: Lanjutkan intervensi
manajemen keselamatan lingkungan
2. 07.11.2022 Resiko Jatuh di buktikan Resiko Jatuh di buktikan - Mengidentifikasi faktor resiko (S) Subjektif: - Untuk mengetahui faktor
dengan gangguan dengan gangguan jatuh (mengkaji usia dan - Ny. A mengatakan usinya 76 yang dapat menyebabkan
penglihatan penglihatan penyakit yang dialami Ny. A) tahun dan sudah 4 tahun resiko jatuh
- Mengidentifikasi resiko jatuh mengidap penyakit katarak, - Untuk mengidentifikasi
Setelah dilakukan setidaknya sekali setiap sift atau penglihatanya buram resiko jatuh
intervensi keperawatan, sesuai dengan kebijakan penglihatannya tidak jelas, - Untuk mengetahui factor
diharapkan: SLKI: institusi (mengkaji resiko jatuh berbayang dan putih seperti lingkungan yang
Tingkat jatuh Ekspektasi setiap hari) kabut menyebabkan resiko jatuh
: Menurun - Mengidentifikasi faktor - Ny. A mengatakan sudah 3 - Untuk mengetahui skala
- Menurun lingkungan yang meningkatkan kali jatuh dalam 2 bulan akhir resiko jatuh
- Cukup menurun resiko jatuh (mengkaji ini - Untuk mengetahui
- Sedang lingkungan apa yang - Ny. A mengatakan lantai kemampuan pasien dalam
- Cukup meningkat menyebabkan resiko jatuh) kamarnya licin berpindah dari kursi
- Meningkat - Menghitung resiko jatuh dengan - Ny. A tampak berhati-hati ketempat tidur dan
Dengan criteria hasil : menggunakan skala (Fall Morse dalam berpindah dari tempat sebaliknya
- Jatuh saat Scale, Humpty Dumpty Scale) tidur ke kursi roda dan - Agar pasien dan keluarga
dikamar mandi - Memonitor kemampuan sebaliknya tahu setiap ruangan
- Jatuh saat berdiri berpindah dari tempat tidur ke - Ny. A Mengatakan sudah - Untuk menghindari jatuh
- Jatuh saat kursi roda dan sebaliknya cukup tau dan terbiasa dimana dari kursi roda ataupun
berjalan - Orientasikan ruangan pada letak ruangan yang ada di tempat tidur
- Jatuh saat naik pasien dengan keluarga RSUD Pringsewu - Untuk menghindari
tangga (orientasikan ruangan yang ada pasien jatuh dari tempat
Jatuh saat membungkuk di wisma) (O) Objektif: tidur
- Menjelaskan kepada Ny.A apa - Mata klien mengalami - Untuk mempermudah
itu resiko jatuh gangguan penglihatan pasien berpindah ke
- Skala resiko jatuh 40 (resiko tempat tidur dan
rendah) menghindari pasien
- Klien tampak berjalan dengan terjatuh
hati-hati, dan meraba-raba - Agar pasien dapat
- Lantai dikamar klien licin terpantau oleh perawat
- Untuk membantu pasien
(A)Analisa: Tingkat jatuh cukup dalam berjalan dan
meningkat beraktifitas lainnya
- Agar pasien mudah
(P) Planning: Intervensi menjangkau bel
Pencegahan jatuh dilanjutkan pemanggil
- Agar perawat segera
membantu pasien dan
mengurangi resiko jatuh
- Untuk menghdindari
resiko jatuh akibat alas
kaki yang licin
- Agar pasien dapat
menjaga keseimbangan
tubuh
- Agar pasien dapat
menopang tubuhnya
dengan seimbang
- Agar pasien mengetahui
bagaimana caranya
menggunakan bel
pemanggil perawat