BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Limfadenitis adalah peradangan kelenjar getah bening (kelenjar limfe) regional dari
lesi primer akibat adanya infeksi dari bagian tubuh yang lain. Kelenjar getah bening (kelenjar
limfe) termasuk dalam susunan retikuloendotel, yang tersebar di seluruh tubuh. Kelenjar ini
mempunyai fungsi penting berupa barier atau filter terhadap kuman-kuman / bakteri-bakteri
yang masuk kedalam tubuh dan barier pula untuk sel sel tumor ganas (kanker). Di samping
itu bertugas pula membentuk sel-sel limfosit darah tepi.
2.2 Etiologi
Siklus munculnya penyakit ini adalah bakteria dapat masuk melalui makanan ke
rongga mulut dan melalui tonsil mencapai kelenjar limfa di leher, sering tanpa tanda TBC
paru. Kelenjar yang sakit akan membengkak dan mungkin sedikit nyeri. Mungkin secara
berangsur kelenjar di dekatnya satu persatu terkena radang yang khas dan dingin ini. Di
samping itu, dapat terjadi juga perilimfadenitis sehingga beberapa kelenjar melekat satu sama
lain berbentuk massa. Bila mengenai kulit, kulit akan meradang,merah, bengkak, mungkin
sedikit nyeri. Kulit akhirnya menipis dan jebol, mengeluarkan bahan keperti keju.
Tukak yang terbentuk akan berwarna pucat dengan tepi membiru dan menggangsir,
disertai sekret yang jernih. Tukak kronik itu dapat sembuh dan meninggalkan jaringan parut
yang tipis atau berbintil-bintil. Suatu saat tukak meradang lagi dan mengeluarkan bahan
seperti keju lagi, demikian berulang-ulang.
Streptococcus dan bakteri Staphylococcal adalah penyebab paling umum dari
limfadenitis, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan basil TB juga dapat
menginfeksi kelenjar getah bening. Penyakit yang melibatkan kelenjar getah bening di
seluruh tubuh termasuk mononucleosis, infeksi sitomegalovirus, toksoplasmosis, dan
brucellosis. Gejala awal limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar yang disebabkan oleh
penumpukan cairan jaringan dan peningkatan jumlah sel darah putih akibat respon tubuh
terhadap infeksi. Kehilangan nafsu makan, vehicles keringat, nadi cepat, dan kelemahan.
2.4 Patofisiologi
Kelenjar getah bening (KGB) adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh
kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah sub
mandibular, ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Terbungkus kapsul
fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat
penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang
melewatinya.
Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari
lokasi kelenjar getah bening akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. Oleh
karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen dan
memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar
getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk
mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar.
Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan
tubuh yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit
dan histiosit atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di
kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit
metabolite macrophage (gaucher disease). Dengan mengetahui lokasi pembesaran kelenjar
getah bening maka kita dapat mengarahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi
atau penyebab pembesaran kelenjar getah bening.
Benjolan, bisa berupa tumor baik jinak atau ganas, bisa juga berupa pembesaran
kelenjar getah bening. Kelenjar ini ada banyak sekali di tubuh kita, antara lain di daerah
leher, ketiak, dalam rongga dada dan perut, di sepanjang tulang belakang kiri dan kanan
sampai mata kaki. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai penyaring bila ada infeksi lokal
yang disebabkan bakteri atau virus. Jadi, fungsinya justru sebagai benteng pertahanan tubuh.
Jika tidak terjadi infeksi, kemungkinan adalah tumor. Apalagi bila pembesaran
kelenjar di daerah-daerah tersebut di atas, pertumbuhannya cepat dan mudah membesar. Bila
sudah sebesar biji nangka, misalnya, bila ditekan tidak sakit, maka perlu diwaspadai. Jalan
terbaik, adalah dilakukan biopsy di kelenjar tersebut. Diperiksa jenis sel-nya untuk
memastikan apakah sekedar infeksi atau keganasan. Jika tumor dan ternyata ganas,
pembesaran kelenjar akan cepat terjadi. Dalam sebulan, misalnya sudah membesar dan tak
terasa sakit saat ditekan. Beda dengan yang disebabkan infeksi, umumnya tidak bertambah
besar dan jika daerah di sekitar benjolan ditekan, terasa sakit.
2.5 Penatalaksanaan
Tata laksana pembesaran kelenjar getah bening leher didasarkan kepada penyebabnya.
Banyak kasus dari pembesaran kelenjar getah bening leher sembuh dengan sendirinya dan
tidak membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi. Kegagalan untuk mengecil
setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy kelenjar getah bening.
Biopsy dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan,
kelenjar getah bening yang menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat,
atau diagnosis belum dapat ditegakkan.
Pembesaran kelenjar getah bening biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh
sendiri, walaupun pembesaran kelenjar getah bening dapat berlangsung mingguan.
Pengobatan pada infeksi kelenjar getah bening oleh bakteri (limfadenitis) adalah anti-biotic
oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25 mg/kgBB empat kali
sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotic golongan penicillin dapat diberikan
cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari atau erythromycin 15 mg/kg
(sampai 500 mg) tiga kali sehari.