Anda di halaman 1dari 9

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI) LAMPUNG


FAKULTAS KESEHATAN
Alamat: Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 112 Pringsewu – Lampung 35373

Nama Mahasiswa : FARIDZ RAMADAN


Nomor Induk Mahasiswa : 2022207209436

ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN JIWA - KASUS: HALUSINASI PENDENGARAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Nama Pasien (inisial) : Tn. A
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Balairejo Kec. Kalirejo Kab. Lampung Tengah
Pekerjaan : Buruh dan Tani
Pendidikan Terakhir : SD
Status Perkawinan : Belum Menikah

2. Alasan Masuk
Klien sering mengalami pendegaran suara-suara bisikan yang mengajak ngobrol dan mengajak
untuk keluyuran dan merokok di gorong-gorong sambal bicara sendiri. Pasien tidak pernah dirawat
di rumah sakit, pasien hanya melakukan pengobatan melalui UPT Puskesmas Kalirejo Lampung
Tengah.

3. Keluhan Utama
Saat dilakukan observasi pada sabtu, 01 April 2023 Pukul 10.00 WIB pasien mengatakan
mendengar suara-suara bisikan yang mengajak ngobrol, dan ibu pasien mengatakan pasien seirng
berbicara sendiri saat duduk-duduk digorong-gorong didepan rumah sambal merokok dan minum
kopi, terkadang pasien tidak mau berinteraksi dan ingin sendiri.

4. Faktor Predisposisi
Saat dilakukan pengkajian kepada keluarga pasien, hasil tinjauan dari tim kesehatan puskesmas,
pasien mengalami gangguan jiwa, dan program pengobatan belum berhasil, pasien mengatakan
diajuhi oleh tetangga karena sering berbicara sendiri, dan tidak ada keluarga pasien yang mengalami
gangguan jiwa.

5. Faktor Presipitasi
Saat pengkajian pasien mengatakan sering pusing dan kadang marah marah terhadap ibunya karena
makan dan sambil merokok dan merasa kepikiran.

6. Aspek Psikologis
a. Genogram
Tn. A adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, pasien tidak menikah dan tinggal Bersama ibunya,
dan ayahnya sudah meninggal dunia.
b. Konsep Diri
Pada saat pengkajian citra tubuh dan identitas diri pasien mengatakan tidak suka badan yang
kurus, pasien juga bekerja sebagai buruh dan petani membantu ibunya dan terkadang tidak puas
dengan statusnya sebagai laki-laki.
Pada saat pengkajian peran, pasien mengatakan tidak aktif dalam organisasi dan lebih sering
menyendiri dan juga tidak pernah mengikuti yasinan rutin mingguan di RT nya.
Pada saat pengkajian ideal diri, pasien ingin mendapat pekerjaan yang bagus seperti PNS yang
berpenghasilan tetap.

c. Hubungan Sosial
Saat pengkajian hubungan sosial pasien mengatakan cukup dengan dengan ibu dan adiknya,
dan jika ada masalah pasien akan cerita kepada adiknya, pasien juga tidak mengikuti organisasi
apapun dan lebih sering dikebun dan duduk di teras rumah.

d. Spiritual
Pada saat pengkajian spiritual, pasien berpadangan bahwa gangguan jiwa merupakan norma
budaya, dan pasien mengatakan beragama islam, tetapi tidak pernah sholat dan tidak pernah
pergi kemasjid ataupun mengikuti yasinan mingguan.

e. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan tidak rapi, baju jarang diganti dan terkadang terbalik.
2. Pembicaraan
Pembicaraan pasien cepat dan tidak jelas.
3. Aktifitas Motorik
Pasien tampak gelisah.
4. Alam Perasaan
Pasien terlihat khawatir jika mendengar suara-suara bisikan muncul.
5. Interaksi selama wawancara
Pasien kurang kooperatif dan kontak mata kurang.
6. Persepsi
Pasien mengatakan sering mendengar suara bisikan dan mengajaknya mengobrol isi
halusinasinya adalah menyurunya keluyuran main atau marah-marah kepada ibunya, suara
itu muncul pada sore dan siang hari
7. Proses pikir
Pembicaraan pasien berbelit-belit dan tidak jelas, tetapi masih dapat mencapai tujuan
pembicaraan.
8. Isi pikir
Pasien terobsesi pada pikirannya yang selalu muncul walaupun pasien berusaha
menghilangkannya.
9. Tingkat kesadaran
Pasien tidak mengalami orientiasi waktu tempat dan orang.
10. Memori
Pasien tidak mengalami ganguan daya ingat jangka pendek dan jangka Panjang.

f. Afek
Labil dan emosi Tn. A berubah dengan cepat sewaktu-waktu.
g. Mekanisme Koping
Saat ada masalah Tn. A sering mencari cara dengan mengobrol dengan adiknya atau ibunya,
karena Tn. A tidak dapat mengatasi masalahnya sendiri sehingga Tn. A sering meminta bantuan
kepada ibu dan adiknya.

B. ANALISA DATA
No. DATA MASALAH
1. DS= Gangguan Persepsi
1. Klien mengatakan mendengarkan suara yang Sensori: Halusinasi
mengajaknya untuk becakap-cakap. Pendengaran
2. Klien mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk
melakukan sesuatu yang berbahaya.
3. Klien mendengar suara yang menyuruhnya untuk
keluyuran main.
DO=
1. Klien tampak bicara sendiri.
2. Klien tampak mulutnya sering komat kamit sendiri saat
duduk di gorong-gorong depan rumahnya.
2. DS= Risiko Perilaku
1. Pesien mengatakan terkadang ingin marah kepada ibunya. Kekerasan
2. Pasien mengatakan terkadang ada suara yang
menyuruhnya untuk marah kepada ibunya.
3. Pasien mengatakan sering ada suara yang mengajaknya
mengobrol.
DO=
1. Tampak marah
2. Tampak gelisah
3. Nada bicara tinggi
3. DS= Isolasi Sosial: Menarik
1. Pasien mengatakan ingin sendiri Diri
DO=
1. Pasien lebih suka menyendiri
2. Pasien sulit diajak berinteraksi
3. Menarik diri

C. POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan Akibat

Gangguan Persepsi Sensori MASALAH UTAMA

Isolasi Sosial: Menarik Diri Penyebab

Gambar: Pohon Masalah


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
2. Isolasi Sosial: Menarik Diri
3. Risiko Perilaku Kekerasan

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1. Gangguan Persepsi TUM= Setalah 1x30 menit pertemuan, Bina Hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
Sensori: Halusinasi Pasien dapat mengontrol diharapkan pasien mampu: dengan menggunakan prinsip merupakan dasar untuk
Pendengaran halusinasi yang dialaminya. 1. Menunjukan tanda-tanda komunikasi terapiutik: kelancaran hubungan
Pasien dapat mengenali percaya kepada perawat 1. Sapa pasien dengan ramah interaksi selanjutnya.
halusianasinya. Dengan menunjukan tanda- baik verbal maupun
TUK= tanda: wajah bersahabat, nonverbal.
Pasien dapat membina rasa senang, ada kontak 2. Perkenalkan diri dengan
hubungan saling percaya. mata, mau berjabat tangan, sopan.
Pasien bersedia bercerita bersedia duduk Bersama 3. Tanya nama lengkap pasien
maslahnya. dan bersedia bercerita. dan nama panggilan yang
2. Klien dapat menyebutkan disukai
waktu terjadinya halusinasi, 4. Jelaskan tujuan pertemaun.
isi halusinasi, frekwensi
timbulnya dan SP 1= Membantu pasien
memperagakan cara 1. Mengidentifikasi jenis mengenali halusinasinya.
menghardik. halusinasi pasien
3. Klien dapat mengevaluasi 2. Mengidentifikasi isi
kegaitan harian. halusinasi
3. Mengindentifikasi waktu
halusinasi
4. Mengidentifikasi frekwensi
halusinasi
5. Menganjurkan klien
menghardik halusinasi
6. Memasukan dalam kegiatan
harian.

SP 2=
1. Mengevaluasi jadwal Membantu pasien dalam
kegiatan pasien mengendalikan halusinasi
2. Memberikan Pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan klien
memasukan kedalam jadwal
harian.

SP 3= Membantu pasien
1. Mengevaluasi jadwal memutuskan siklus
kegiatan harian. halusinasinya sehingga
2. Melatih pasien halusinasi tidak berlanjut
mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3. Melatih pasien
mengendalikan halusianasi
dengan terapi psikoreligius
dzikir
4. Mengajurkan pasien
memasukan kedalam
kegiatan harian pasien.

SP 4=
1. Mengevaluasi jadwal
kegiaran harian
2. Melatih pasien
mengendalikan halusianasi
dengan cara melakukan
kegiatan harian
3. Menganjurkan pasien
memasukan kedalam jadwal
harian
4.
2. Isolasi Sosial: Menarik diri TUK= Setalah dilakukan intervensi SP 1= SP 1=
Pasien dapat berinteraksi selama 1 x 30 menit diharapkan 1. Mengidentifikasi penyebab 1. Pasien mampu
dengan orang lain pasien: isolasi sosial. mengetahui
TUK= 1. Mampu menyebutkan 2. Berdiskusi dengan pasien penyebab isolasi
1. Pasien dapat penyebab isolasi sosial tentang keuntungan sosial yang
menyebutkan penyebab 2. Mampu menyebutkan berinteraksi dengan orang dialaminya.
isolasi sosial keuntungan dan kerugian lain. 2. Pasien mampu
2. Pasien dapat dalam berinteraksi sosial 3. Berdiskusi dengan pasien mengetahui
menyebutkan 3. Mampu melakaukan tentang kerugian tidak keuntungan bila
keuntungan dan hubungan sosial secara berinteraksi dengan orang berinteraksi dengan
kerugian dalam bertahap lain. orang lain.
berinteraksi 4. Mengajarkan pasien cara 3. Pasien mampu
3. Psien dapat melakukan berkenalan dengan 1 orang. mengetahui
hubungan sosial secara 5. Menganjurkan pasien kerugian bila tidak
bertahap memasukkan kegiatan berinteraksi dengan
Latihan berbincang-bincang orang lain.
dengan orang lain kedalam 4. Pasien mengetahui
kegiatan harian. dan mampu
mempraktekkan cara
berkenalan dengan 1
orang.
5. Pasien dapat terus
mengulangi Latihan
dalam kegiatan
berbincang bincang
sehari hari.

SP 2= SP 2=
1. Mengevaluasi jadwal 1. Mengetahui apa saja
kegiatan harian pasien. yang dilakukan oleh
2. Memberikan kesempatan pasien.
kepada pasien untuk 2. Pasien dapat
mempraktikkan cara mempraktikkan cara
berkenalan dengan 1 orang. berkenalan dengan 1
3. Membantu pasien orang.
memasukkan Kegiatan
berbincang-bincang dengan 3. Pasien terus
orang lain sebagai salah satu mengulang Latihan
kegiatan harian. berbincang bincang
sebaigai kegiatan
hariannya.

SP 3= SP 3=
1. Mengevaluasi jadwal 1. Mengetahui apa saja
kegiatan harian pasien. yang telah dilakukan
2. Memberikan kesempatan oleh pasien.
kepada pasien untuk 2. Pasien dapat
berkenalan dengan dua mempraktikkan cara
orang atau lebih. Berkenalan dengan
3. Mengancuran kegiatan ini dua orang lain atau
kedalam jadwal kegiatan lebih.
harian. 3. Pasien mengulang
Latihan berbincang
bincang sebagai
kegiatan hariannya.

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi
1. Gangguan Persepsi Sabtu, 01 April 2023 Bina hubungan saling percaya dengan S=
Sensori: Halusinasi Pkl. 10.10 WIB menggunakan prinsip komunikasi terapeutik. 1. Pasien menjawab sapaan dan salam
Pendengaran 1. Menyapa pasien dengan ramah 2. Pasien bersedia berkenalan
Mengucapkan salam kepada pasien
“Assalammualaikum, selamat sore pak”. O=
2. Memperkenalkan nama Panjang dan nama 1. pasien mengatakan dan menjawab salam.
panggilan. 2. Pasien mengatakan Namanya dan pangilannya
3. Menanyakan nama lengkap pasien dan
nama panggilan yang disukai pasien. A=
4. Menjelaskan tujuan berinteraksi kepada Hubungan saling percaya terbina
pasien.
P=
Pertahankan hubungan saling percaya dan lanjutkan SP 1
SP 1= SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien S=
2. Mengidentifikasi isi halusinasi 1. Pasien mengatakan isi halusinasinya “ada orang yang
3. Mengindentifikasi waktu halusinasi mengajak is ngobrol dan menyuruh malah pada ibunya
4. Mengidentifikasi frekwensi halusinasi 2. Pasien mengatakan waktu halusinasinya “pada siang dan
5. Menganjurkan klien menghardik malam hari”.
halusinasi 3. Pasien mengatakan frekuensi halusinasinya “2 sampai 3
6. Memasukan dalam kegiatan harian. kali sehari”.
4. Pasien mengatakan “saat suara-suara itu muncul saya
jawab dan saya merasa gelisah”.

O=
1. Pasien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi
halusinasi.
2. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya saat terjadi
halusinasi.
3. Pasien mampu memperagakan cara menghardik untuk
mengontrol halusinasi.
4. Pasien masih tampak berbicara sendiri.
5. Mulut pasien msih tampak komat-kamit sendiri.

A=
SP 1 Tercapai

P=
Pertahankan SP 1
Lanjutkan SP 2 halusinasi
Lanjutkan SP 1 Isolasi Sosial

2. Isolasi Sosial: Ahad, 02 April 2023 SP 1= S=


Menarik diri Pkl. 10.20 WIB 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial. 1. Pasien belum mampu mengidentifikasi penyebab isolasi
2. Berdiskusi dengan pasien tentang sosial
keuntungan berinteraksi dengan orang 2. Pasien belum mampu menyebutkan keuntungan dan
lain. kerugian berinteraksi dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain. O=
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan 1. Pasien belum mampu memperaktikan cara berkenalan
dengan 1 orang. 2. Pasien tampak menyendiri
5. Menganjurkan pasien memasukkan 3. Kontak mata pasien masih kurang
kegiatan Latihan berbincang-bincang
dengan orang lain kedalam kegiatan A=
harian. SP 1 Isolasi Sosial belum tercapai

P=
Lanjutkan SP 1

Anda mungkin juga menyukai