Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG CITROANGGODO

RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO

Disusun Oleh:

ALVIYANI RIZKA UTAMI

(G0A022013)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2023
FORMULIR PENGKAJIAN GANGGUAN JIWA
Ruang rawat: ciptoanggodo

Tanggal dirawat: 8 November 2023

1. IDENTITAS
A. Identitas klien
Inisial: Ny. S
Umur: 48 tahun/ Semarang, 10 Agustus 1975
Inform: -
Alamat: Kauman Semarang
Tanggal pengkajian: 8 November 2023
N o. RM: 231108-0073
B. Identitas penanggungjawab
Nama Inisial: Ny. T
Umur:
Inform:
Alamat: Kauman Semarang
2. ALASAN MASUK
Klien kelihatan gelisah, bingung, klien sering mendengar suara-suara yang tidak nyata,
klien lebih sering senyum-senyum sendiri, klien merasakan dendam dengan salah satu
keluarganya yaitu kakak iparnya karena kakak iparnya jahat sama klien, klien sering
bicara tidak nyambung, klien sering marah-marah. Keluarga klien tidak mampu
mengatasi sehingga dibawa ke RSJ.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
A. Pernah mengalami gangguan jiwa? Ya.
iya, klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, dank lien pernah dirawat
5 kali di RSJ.
B. Pengobatan sebelumnya
Pernah dirawat di RSJ pada tahun 2023 diawal tahun
Berhasil Kurang berhasil  Tidak berhasil
Penjelasan:
Pada pengobatan sebelumnya yang pernah dilakukan klien kurang berhasil karena
klien tidak tertur dalam meminum obat,
C. Pelaku / usia Korban / usia Saksi / usia

Aniaya fisik  48
Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam
keluarga

Tindakan kriminal 
Jelaskan No. 1, 2, 3 : Klien mengatakan pernah dijual kakak iparnya pada malam hari
dengan cara ia diberi obat seletah ia tertidur ia diajak ke suatu tempat, lalu uang yang
didapat klien diminta oleh kakak iparnya.
D. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya Tidak 
E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Klien mengatakan pernah dijual kakak iparnya di dunia malam, klien merasa diberi obar
terlebih dahulu setelah klien tertidur klien dijual dengan laki-laki asing yang klien tidak
kenali.
4. STRESOR PRESIPITASI
Klien mengatakan takut apabila bertemu dengan kakak iparnya lagi dan klien merasa sangat
dendam dengan kakak iparnya, dan sekarang ini klien tidak dapat mengontrol emosi apabila
sedang bertemu dengan kakak iparnya, sehingga iya menglami trauma yang sangat berat.
5. FISIK
1. TD: 138/80 mmHg
N: 85x/menit
S: 36,4◦c

2. Ukur
TB: 146 cm
BB: 65 kg
IMT:30,5 kg/cm2
BBI: 46 kg
3. Keluhan fisik: Ya Tidak 

Jelaskan:
6. GENOGRAM
1.
Laki-laki Klien Cerai/Putus hubungan

Perempuan Tinggal serumah

Jelaskan: Klien cukup mendapatkan kasih sayang dari ibu dan kakaknya kandung. Pengambilan
keputusan dalam keluarga adalah kakaknya. Komunikasi terjalin 2 arah.

# Pola Asuh

Klien tinggal serumah dengan ibunya. Pola asuh klien adalah ibunya. Dan cukup mendapat kasih
sayang dari ibunya.

# Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan berada ditangan kakak kandungnya yang nomor 4.

# Komunikasi

Komunikasi keluarga terjalin 2 arah antara klien dan kakak kandungnya.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri: Klien mengatan senang dengan kondisi tubuhnya.
b. Identitas: Klien adalahbperempuan berusia 48 tahun, sudah pernah menikah dan
memiliki 1 orang anak perempuan.
c. Peran: Klien merupakan seorang ibu rumah tangga.
d. Ideal diri: Klien mengatakan ingin sembuh dari sakitnya dan tidak ingin marah-
marah lagi.
e. Herga diri: Klien mengatakan malu dan tidak percaya diri.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti: Klien mengatakan orang yang paling berarti adalah ibunya dan
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien mengatakan merasa malu
apabila bertemu dengan orang asing.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: Klien mengatakan beragama islam.
b. Kegiatan ibadah: Saat diruamah dan di RSJ klien mengatakan selalu solat apabila
mendengar suara adzan.
7. STATUS MENTAL
a. Penampilan klien selalu rapi sesuai umur.
b. Pembicaraan klien cukup cepat, klien selalu cepat dalam menjawab pertanyaan.
c. Aktivitas motorik klien terlihat gelisah tetapi mau menjalankan kegiatan.
d. Aspek datar, klien tampak datar, tidak ada perubahan ekspresi stimulasi yang
menyenangkan/menyedihkan.
e. Interaksi selama wawancara defensife, klien selalu berusaha mempertahankan pendapat
dan kebenaran dirinya.
f. Proses piker klien perseverasi, klien selalu mengulang-ulang cerita yang sama kepada orang
yang sama juga.
g. Tingkat kesadaran, klien mampu menjelaskan apa yang sedang ditanyakan.
h. Memori daya ingat klien, klien dapat menjelaskan sesuai data terkait.
i. Tingkat konsentrasi mudah dialihkan, perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke
objek lainnya.
j. Kemampuan penilaian, gangguan kemampuan penilaian ringan, klien dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain.
8. PERSIAPAN PULANG
a. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.
b. Kien mampu melakukan BAB/BAK sendiri secara mandiri dan dapat menggunakan WC.
c. Klien dapat mandi sehari 2x dan dilakukan secara mandiri.
d. Klien mampu menggunakan pakaian tanpa bantuan.
e. Klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak.
f. Klien dapat meminum obat tanpa bantuan dan dengan teratur.
g. Klien mendapat perawatan lanjut yang didukung lembaga pelayanan kesehatan dan
keluarga.
h. Klien bisa menyiapkan makan sendiri dan mampu menjaga kerapian saat dirumah.
i. Klien dapat melakukan kegiatan luar rumah, melakukan perjalanan mandiri dengan jalan
kaki.
9. MEKANISME KOPING
Adaptif: Klien mau berbicara dengan orang lain.
Maladaptif: Saat masih dirumah pasien sempat marah-marah dan tidak dapat mengendalikan
emosinya.
10. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
a. Masalah dengan kelompok: Spesifiknya klien sering marah-marah dan tidak dapat
mengendalikan emosinya.
b. Masalah dengan pendidikannya: Spesifiknya klien tidak ada masalah dengan pendidikannya.
c. Masalah ekonomi: Spesifiknya klien tidak ada masalah dalam ekonominya.
d. Masalah dengan keluarga: Spesifinya klien tinggal hanya dengan ibunya, karena klien
ditinggalkan oleh suaminya tanpa ada ikatan perceraian.
e. Masalah pelayanan kesehatan: Spesifiknya klien tidak meminum obatnya dengan teratur
saat berada dirumah.
11. PENGETAUHAN
Klien paham dengan penyakit yang dideritanya tetapi klien kurang mengetauhi tentang faktor
pemicu terjadinya penyakit itu.
12. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik:
Terapi medik:
Injek. Diazepam
Risperidone
Acarbose
Metformin
Aulodipin
13.

ANALISA DATA
No. Problem Etiologi
1. DS: Halusinasi pendengaran.
klien sering mendengar suara-suara yang tidak
nyata.
DO:
Klien tampak bingung, klien sering senyum-
senyum sendiri , klien selalu mengulang-ulang
cerita yang sama kepada orang yang sama juga,
klien sering bicara tidak nyambung.
2. DS: Resiko perilaku kekerasan.
klien merasakan dendam dengan salah satu
keluarganya yaitu kakak iparnya, klien sering
marah-marah saat masih dirumah.
DO:
Klien kelihatan gelisah dan bingung.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


 Halusinasi pendengaran
 Resiko perilaku kekerasan
14. POHON MASALAH

Resiko perilaku kekerasan: COREPROBLEM


Ancaman kekerasan terhadap diri
sendiri atau orang lain.

Gangguan persepsi sensori:

Halusinasi pendengaran.
15. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perilaku kekerasan: Ancaman kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain
b. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
16. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial klien: Ny. S
No. RM: 231108-0073
Diagnosa medik: Resiko perilaku kekerasan
Ruangan: Citroanggodo
No. Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
1. Resiko Klien mampu: Setelah 1. Membina Kepercayaan
perilaku 1. Dapat dilakukan hubungan saling dari klien
kekerasan membina tindakan 1x24 percaya dengan cara merupakan
hubungan jam menjelaskan maksud hal yang akan
saling percaya. diharapkan: dan tujuan interaksi. memudahkan
2. Dapat 1. Klien mampu 2. Diskusi bersama perawat
mengendalikan membalas klien tentang dalam
perilaku salam dan perilaku kekerasan, melakukan
kekerasan tersenyum. penyebab, tanda dan pendekatan
dengan cara 2. Klien mampu gejala perilaku yang keperawatan
relaksasi nafas menyebutkan muncul dan akibat atau
dalam dan cara dari perilaku intervensi
pukul mengontrol tersebut. selanjutnya
bantal/kasur. perilaku SP 1: terhadap
3. Dapat kekerasan Latihan melakukan klien.
mengendalikan dengan cara cara mengontrol
perilaku relaksasi nafas amarah:
kekerasan dalam dan a. Anjurkan
dengan minum pukul bantal. teknik
obat secara 3. Klien mampu relaksasi
teratur. mengendalikan nafas dalam
4. Dapat perilaku b. Pukul bantal
mengendalikan kekerasan SP 2:
resiko perilaku dengan minum a. Bantu
kekerasan obat mengontrol
dengan cara Risperidon(RSP) perilaku
berbicara yang dengan teratur. kekerasan
baik. 4. Klien paham dengan cara
5. Dapat dan mampu meminum
mengendalikan menyampaikan obat secara
resiko perilaku amarah dengan teratur 2x 1
kekerasan cara berbicara hari.
dengan cara dengan baik. SP 3:
mempraktikkan 5. Klien paham Bantu klien
cara spiritual. dan mampu mengontrol resiko
mengendalikan perilaku kekersan
resiko perilaku dengan
kekerasan menganjurkan klien
dengan cara berbicara yang baik:
bribadah sesuai a. Meminta
dengan agama sesuatu
yang dianut. dengan baik
tanpa
marah.
b. Menolak
sesuatu
dengan baik
SP 4:
Bantu klien
mengendalikan
perilaku kekerasan
dengan cara
beribadah.
17. TINDAKAN KESEHATAN DAN EVALUASI
Inisial klien: Ny. S
No. RM: 231108-0073
Diagnosa medik: Resiko perilaku kekerasan
Ruangan: Citroanggodo
Tanggal/jam Diagnosa Implementasi Respon pasien Paraf
keperawatan
8/11/23 Resiko SP 1: S: Semangat Alviyani
09.00 WIB perilaku  Mengidentifikasi O:
kekerasan. tanda dan gejala 1. Klien mampu
resiko perilaku melakukan latihan
kekerasan yaitu tarik nafas dalam
ketika klien sedang dengan mandiri.
marah. 2. Klien mampu
 Membantu klien memukul bantal
latihan tarik nafas dengan mandiri.
dalam dan pukul A: Resiko perilaku
bantal kekerasan
SP 2: P: Pukul bantal 1x
 Mengontrol resiko sehari
perilaku kekerasan
dengan minum obat
secara teratur.
SP 3:
 Komunikasi secara
verbal: bicara baik-
baik.
9/11/23 Resiko SP 2: S: Semangat Alviyani
17.00 WIB perilaku  Mengevaluasi O: Klien mampu
kekerasan kemampuan klien mengontrol
untuk tarik nafas amarah dengan
dalam dan pukul minum obat secara
kasur. teratur dengan
 Memberikan bantuan pengawas
informasi tentang A: Resiko perilaku
penggunaan obat. kekerasan
SP 3: P: Latihan pukul
 Mengevaluasi bantal 1x/1hari
kemampuan pasien
untuk tarik nafas
dalam dan pukul
bantal.
 Komunikasi verbal:
bicara baik-baik.
SP 4:
 Spiritual: Ibadah
10/11/23 Resiko SP 4: S: Senang Alviyani
16.30 WIB perilaku  Mengevaluasi O: Klien mampu
kekerasan kemampuan klien melaksanakan
dalam tarik nafas ibadah dengan
dalam dan pukul baik
bantal, minum obat A: Perilaku
secara teratur dan kekerasan
berbicara baik-baik. P:
 Melatih klien untuk  Latihan
melakukan kegiatan tarik nafas
spiritual yang sudah dalam dan
diatur. pukul
kasur
bantal
2x/hari.
 Minum
obat

Anda mungkin juga menyukai