D DENGAN SKIZOFRENIADENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PERABAAN
DI RUANG MERAK RS JIWA PROVINSI JAWA BARAT
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. D
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Umur : 42 Tahun
4. Alamat : Kp. Cimanggu Rt/Rw 001/011 Kel. Parung
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : Tidak Sekolah
7. Bangsa : Sunda
8. No. Med. Rec : 014850
9. Informan : Pasien /Rekam Medis
II. ALASAN MASUK
Pasien diikat pakai rantai dikaki (pasien dipasung), sebelum dipasung dengan
keluhan sering bicara sendiri, memecahkan kaca, marah-marah, meresahkan
sekitar, sering teriak-teriak, tidak bisa tidur, jarang mandi, sering mondar-mandir,
selama dipasung tidak memakai baju.
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Tinggal 1 rumah
= Klien
Klien anak nomor 1 dari 5 bersaudara. Dan klien tinggal serumah dengan
ibu tirinya dan ayahnya. Di keluarga klien tidak ada yang mengalami seperti klien.
b. Konsep diri
1) Gambaran diri
klien mengatakan meyukai seluruh tubuhnya tetapi paling klien
sukai adalah hidungnya karena merasa hidungnya mancung dan
bagus.
2) Identitas diri
klien mengatakan anak pertama dari lima bersaudara. Sebelumnya
bekerja menjadi supir, klien puas perannya sebagai laki-laki.
3) Peran
klien mengatakan didalam keluarganya ia berperan sebagai suami
dan menyayangi istrinya.
4) Ideal diri
klien berharap cepat keluar dari RS karena merasa tidak
mengalami sakit jiwa dan dapat berkerja menjadi presiden.
5) Harga diri
klien mengatakan merasa dihargai oleh orang-orang disekitarnya.
Klien melakukan segalanya sendiri, termasuk dalam pekerjaan.
Masalah keperawatan: -
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
klien dekat dengan ayah dan ibu tirinya.
2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat
klien kurang dapat bisa berkomunikasi dengan lingkungan
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
dikarenakan klien dipasung selama 5 tahun, sehingga menyulitkan
klien untuk terbiasa berkomunikasi dengan orang lain
Masalah Keperawatan: -
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dan meyakini islam sebagai agama yang
dianutnya.
2) Kegiatan ibadah
klien sebelum sakit rajin melakukan ibadah shalat, mengaji. Tetapi
selama sakit klien tidak pernah sholat
Masalah Keperawatan: -
8. Status mental
a. Penampilan
penampilan klien tidak rapih, dengan baju yang dikeluarkan dan
seringkali celananya melorot ke bawah.
Masalah Keperawatan: -
b. Pembicaraan
Selama interaksi klien berbicara kurang jelas dan cepat
Masalah Keperawatan: -
c. Alam perasaan
klien mengatakan sering khawatir sehingga mengakibatkan klien
selalu komat kamit dengan cara menekan jarinya, karena klien merasa
dijarinya ada tombol yang dapat melindunginya.
Masalah Keperawatan: halusinasi perabaan
d. Afek
Datar karena tidak ada perubahan roman muka pada saat ada sesuatu
yang menyenangkan atau menyedihkan, kontak mata kurang, kurang
kooperatif.
Masalah Keperawatan: isolasi sosial
e. Interaksi selama wawancara
Pada waktu interaksi klien kontak mata kurang karena tidak mau
menatap lawan bicara.
Masalah Keperawatan: isolasi sosial
f. Persepsi
Klien mengatakan bahwa dirinya harus sering melakukan komat-
kamit dan menekan jarinya, klien mengatakan bahwa jarinya
merupakan tombol untuk melindungi dirinya dari bahaya dan
melakukan kewajibannya sebagai presiden.
Masalah Keperawatan: Gangguan sensori persepsi: halusinasi
perabaan
g. Proses berfikir
Klien bicaranya kacau dan berbelit-belit karena terkadang tidak
nyambung saat di ajak berkomunikasi dan terkadang klien
menciptakan kosa kata baru yang hanya klien yang dapat mengerti.
Masalah Keperawatan: -
h. Isi pikir
klien merasa bahwa dirinya adalah seorang presiden yang sudah
melakukan haji dan klien menyangkal bahwa dirinya sakit.
Masalah Keperawatan: waham kebesaran
i. Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung dan kacau saat berbicara.
Masalah Keperawatan: -
j. Memori
klien mampu mengingat masalahnya dengan orang tuanya, dan
mengingat bahwa klien sebelumnya dipasung. Tetapi klien tidak
mengingat bagaimana kronologi klien dibawa ke rumah sakit jiwa.
Klien tidak mengingat berapa kali klien ke RS dan sejak kapan klien
sakit.
Masalah Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung hitungan sederhana seperti dapat menghitung
berapa lama klien dirawat di rumah sakit dan menghitung umur
sendiri
Masalah Keperawatan: -
l. Kemampuan penilaian
Klien dapat memutuskan keputusan sederhana yang ditawarkan oleh
perawat. Seperti memutuskan kontrak waktu pembicaraan.
Masalah Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan
m. Daya tilik diri
Klien membantah gangguan jiwa yang dideritanya dan klien hanya
menyalahkan ayahnya yang dirasa klien kalau ayahnya penyebab
klien masuk RS.
Masalah Keperawatan: -
9. Kebutuhan persiapan pulang
Klien dapat memakan makanan yang disediakan 3x/hari. Klien juga selalu
menghabiskan makanannya.
Klien dapat mandi, BAK dan BAB secara mandiri ke kamar mandi. Juga
mencuci tangan dengan sabun setelah dari kamar mandi
Masalah Keperawatan: -
10. Mekanisme koping
Mekanisme koping klien datar, ketika merespon hal lucu untuk
menyedihkan klien hanya diam.
Masalah Keperawatan: isolasi sosial.
11. Masalah psikososial dan lingkungan
Klien memiliki masalah dengan ayahnya yang telah mempakat klien
dipasung dan membuat klien memecahkan kaca.
Masalah Keperawatan: -
12. Pengetahuan kurang tentang
Klien kurang mengetahui tentang keefektifan obat untuk mengontrol
gangguan jiwa
Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan
13. Aspek medik
Diagnosis Medik : Skizofrenia
Terapi Medik :
a. Haloperidol 5 mg 3x1
b. THF 2 mg 3x1
Analisa Data
DO:
1. Isolasi sosial
2. Halusinasi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA TN. D
DI RUANG MERAK RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Gangguan Tujuan umum:
persepsi Klien dapat
sensori; berhubungan
Halusinasi dengan orang lain
perabaaan untuk mencegah
timbulnya
halusinasi. -Ekspresi wajah 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling
Tujuan khusus: bersahabat, klien nampak percaya dengan klien dengan percaya sebagai dasar
1. Klien dapat tenang, mau berjabat menggunakan/ komunikasi interaksi perawat dan
membina hubungan tangan, membalas salam, terapeutik yaitu sapa klien klien.
saling percaya. mau duduk dekat perawat. dengan ramah, baik secara
verbal maupun non verbal,
perkenalkan nama perawat,
tanyakan nama lengkap klien
dan panggilan yang disukai,
jelaskan tujuan pertemuan,
jujur dan menepati janji,
bersikap empati dan menerima
klien apa adanya.
2. Dorong klien 2. Mengetahui masalah
mengungkapkan perasaannya. yang dialami oleh klien.
3. Dengarkan klien dengan 3. Agar klien merasa
penuh perhatian dan empati. diperhatikan.
2. Klien dapat -Klien dapat membedakan 1. Adakan kontak sering dan 1. Menghindari waktu
mengenal antara nyata dan tidak singkat. kosong yang dapat
halusinasinya. nyata. menyebabkan timbulnya
halusinasi.
2. Observasi segala perilaku 2. Halusinasi harus kenal
klien verbal dan non verbal terlebih dahulu agar
yang berhubungan dengan intervensi efektif
halusinasi. 3. Meningkatkan realita
3. Terima halusinasi klien klien dan rasa percaya
sebagai hal yang nyata bagi klien.
klien, tapi tidak nyata bagi
perawat. 4. Peran serta aktif klien
4. Diskusikan dengan klien membantu dalam
situasi yang menimbulkan dan melakukan intervensi
tidak menimbulkan situasi. keperawatan.
5. Diskusikan dengan klien 5. Dengan diketahuinya
faktor predisposisi terjadinya faktor predisposisi
halusinasi. membantu dalam
mengontrol halusinasi.
3. Klien dapat -Klien dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan klien 1. Mengetahui tindakan
mengontrol tindakan yang dapat tentang tindakan yang yang dilakukan dalam
halusinasi. dilakukan apabila dilakukan bila halusinasinya mengontrol halusinasinya.
. halusinasinya timbul. timbul.
5. Klien mendapat -Klien mendapat sistem 1. Kaji kemampuan keluarga 1. Mengetahui tindakan
sistem pendukung pendukung keluarga. tentang tindakan yg dilakukan yang dilakukan oleh
keluarga dalam dalam merawat klien bila keluarga dalam merawat
mengontrol halusinasinya timbul. klien.
halusinasinya. 2. Diskusikan juga dengan
keluarga tentang cara merawat 2. Meningkatkan
klien yaitu jangan biarkan pengetahuan keluarga
klien menyendiri, selalu tentang cara merawat
berinteraksi dengan klien, klien.
anjurkan kepada klien untuk
rajin minum obat, setelah
pulang kontrol 1 x dalam
sebulan.
Isolasi sosial Tujuan umum:
Klien dapat
berhubungan
dengan orang lain
secara optimal
2. Pengertian tentang
kemampuan yang
dimiliki diri
2. Diskusikan kemampuan
memotivasi untuk tetap
yang dapat dilanjutkan
mempertahankan
penggunaannya.
penggunaannya.
4. Klien dapat 1. Klien mempakat rencana 1 Rencanakan bersama klien 1. Membentuk individu
(menetapkan) kegiatan harian aktivitas yang dapat yang bertanggung
merencanakan dilakukan setiap hari jawab terhadap dirinya
kegiatan sesuai sesuai kemampuan sendiri
dengan
Kegiatan mandiri
kemampuan
Kegiatan dengan
yang dimiliki
bantuan sebagian
Kegiatan yang
mempaktuh kan
bantuan total
2. Klien perlu bertindak
secara realistis dalam
2. Tingkatkan kegiatan
kehidupannya.
sesuai dengan toleransi
kondisi klien
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan
1 2 3 4 5
1 Isolasi sosial Tanggal 30 Mei 2018 Jam 14.00 WIB Tanggal 30 Mei 2018 Jam 14.00 WIB
SP.1 S:
1. Mengevaluasi SP.1 : S:
Menanyakan siapa yang tidak dekat dengan klien?
Klien mengatakan “orang yang tidak dekat
Apa sebabnya?
yaitu adiknya, karena adiknya jarang dirumah”
Menanyakan apa keuntungan berinteraksi?
Klien mengatakan “keuntungan berinteraksi
Menanyakan apa kerugian tidak berinteraksi?
yaitu dapat berbagi cerita”
Memperagakan kembali cara berkenalan
Klien mengatakan “kerugian tidak berinteraksi
Menanyakan sudah kenalan dengan siapa saja?
yaitu tidak ada teman”
2. Melatih berhubungan sosial secara bertahap dengan
Klien mengatakan “sudah kenal dengan 1
cara mengajak berbincang-bincang seperti
teman sekamarnya namanya z”
menanyakan tentang pekerjaan, tentang keluarga
Klien mengatakan “dengan z jarang ngobrol”
atau tentang sesuatu yang disukai Ketika ditanya perasannya setelah berkenalan
3. Mempakat jadwal harian untuk melakukan kegiatan klien menjawab “biasa saja”
yang telah dilakukan Ketika ditanya jam berapa akan latihan
berkenalan dan berbincang-bincang klien
menjawab “terserah”
O:
Intervensi perawat :
Lanjutkan ke SP. 3
Intervensi klien :
Berkenalan dengan 2,3,4 orang teman
Berbincang-bincang dengan teman kenalannya
SP. 3 S:
1. Mengevaluasi SP. 1 dan SP.2 : Ketika ditanya dengan siapa saja sudah
Menanyakan dengan siapa saja sudah berkenalan? berkenalan, klien menjawab “dengan R”
Menanyakan sudah ngobrol dengan siapa saja? Klien mengatakan “tadi ngobrol dengan R
Ngobrol tentang apa? tentang rokok”
2. Melatih cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih Ketika ditanya perasannya setelah berkenalan
3. Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien dan ngobrol-ngobrol klien menjawab “senang”
O:
Intervensi perawat :