Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

D DENGAN SKIZOFRENIADENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PERABAAN
DI RUANG MERAK RS JIWA PROVINSI JAWA BARAT

RUANG RAWAT : MERAK TANGGAL DIRAWAT : 29 Mei 2018

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. D
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Umur : 42 Tahun
4. Alamat : Kp. Cimanggu Rt/Rw 001/011 Kel. Parung
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : Tidak Sekolah
7. Bangsa : Sunda
8. No. Med. Rec : 014850
9. Informan : Pasien /Rekam Medis
II. ALASAN MASUK

Pasien diikat pakai rantai dikaki (pasien dipasung), sebelum dipasung dengan
keluhan sering bicara sendiri, memecahkan kaca, marah-marah, meresahkan
sekitar, sering teriak-teriak, tidak bisa tidur, jarang mandi, sering mondar-mandir,
selama dipasung tidak memakai baju.

Masalah Keperawatan: Perilaku kekerasan, Isolasi social

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jwa dimasa lalu
Keluarga klien mengatakan klien pernah sakit sebelumnya, dirawat di RSJ
12 kali,
2. Pengobatan sebelumnya
Klien berobat jalan tidak rutin, selama 2 paklan terakhir minum obat dari
PKM (dengan petugas PKM datang kerumah). Klien mengatakan malas
meminum obat yang diberikan, sehingga gangguan jiwanya kambuh
kembali dan harus menjalani rawat inap di RSJ Provinsi Jawa Barat.
3. Trauma
Selama 5 tahun terakhir klien dipasung menggunakan rantai.
Masalah Keperawatan: -
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mempunyai
gangguan jiwa sebelumnya.
Masalah Keperawatan: -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan bahwa klien sering bertikai dengan ayahnya sampai
klien berani memukul.
Masalah Keperawatan: -
6. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital: TD: 130/80 mmHg, N: 82x/menit, S: 36,7°C,
R: 20x/menit
b. Atopometrik : BB: 66 Kg, TB: 162 cm
c. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak mempunyai keluhan fisik apapun.
Masalah Keperawatan: -
7. Psikososial
a. Genogram
Ket:

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal
= Tinggal 1 rumah
= Klien

Klien anak nomor 1 dari 5 bersaudara. Dan klien tinggal serumah dengan
ibu tirinya dan ayahnya. Di keluarga klien tidak ada yang mengalami seperti klien.

b. Konsep diri
1) Gambaran diri
klien mengatakan meyukai seluruh tubuhnya tetapi paling klien
sukai adalah hidungnya karena merasa hidungnya mancung dan
bagus.
2) Identitas diri
klien mengatakan anak pertama dari lima bersaudara. Sebelumnya
bekerja menjadi supir, klien puas perannya sebagai laki-laki.
3) Peran
klien mengatakan didalam keluarganya ia berperan sebagai suami
dan menyayangi istrinya.
4) Ideal diri
klien berharap cepat keluar dari RS karena merasa tidak
mengalami sakit jiwa dan dapat berkerja menjadi presiden.
5) Harga diri
klien mengatakan merasa dihargai oleh orang-orang disekitarnya.
Klien melakukan segalanya sendiri, termasuk dalam pekerjaan.
Masalah keperawatan: -
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
klien dekat dengan ayah dan ibu tirinya.
2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat
klien kurang dapat bisa berkomunikasi dengan lingkungan
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
dikarenakan klien dipasung selama 5 tahun, sehingga menyulitkan
klien untuk terbiasa berkomunikasi dengan orang lain
Masalah Keperawatan: -
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dan meyakini islam sebagai agama yang
dianutnya.
2) Kegiatan ibadah
klien sebelum sakit rajin melakukan ibadah shalat, mengaji. Tetapi
selama sakit klien tidak pernah sholat
Masalah Keperawatan: -
8. Status mental
a. Penampilan
penampilan klien tidak rapih, dengan baju yang dikeluarkan dan
seringkali celananya melorot ke bawah.
Masalah Keperawatan: -
b. Pembicaraan
Selama interaksi klien berbicara kurang jelas dan cepat
Masalah Keperawatan: -
c. Alam perasaan
klien mengatakan sering khawatir sehingga mengakibatkan klien
selalu komat kamit dengan cara menekan jarinya, karena klien merasa
dijarinya ada tombol yang dapat melindunginya.
Masalah Keperawatan: halusinasi perabaan
d. Afek
Datar karena tidak ada perubahan roman muka pada saat ada sesuatu
yang menyenangkan atau menyedihkan, kontak mata kurang, kurang
kooperatif.
Masalah Keperawatan: isolasi sosial
e. Interaksi selama wawancara
Pada waktu interaksi klien kontak mata kurang karena tidak mau
menatap lawan bicara.
Masalah Keperawatan: isolasi sosial
f. Persepsi
Klien mengatakan bahwa dirinya harus sering melakukan komat-
kamit dan menekan jarinya, klien mengatakan bahwa jarinya
merupakan tombol untuk melindungi dirinya dari bahaya dan
melakukan kewajibannya sebagai presiden.
Masalah Keperawatan: Gangguan sensori persepsi: halusinasi
perabaan
g. Proses berfikir
Klien bicaranya kacau dan berbelit-belit karena terkadang tidak
nyambung saat di ajak berkomunikasi dan terkadang klien
menciptakan kosa kata baru yang hanya klien yang dapat mengerti.
Masalah Keperawatan: -
h. Isi pikir
klien merasa bahwa dirinya adalah seorang presiden yang sudah
melakukan haji dan klien menyangkal bahwa dirinya sakit.
Masalah Keperawatan: waham kebesaran
i. Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung dan kacau saat berbicara.
Masalah Keperawatan: -
j. Memori
klien mampu mengingat masalahnya dengan orang tuanya, dan
mengingat bahwa klien sebelumnya dipasung. Tetapi klien tidak
mengingat bagaimana kronologi klien dibawa ke rumah sakit jiwa.
Klien tidak mengingat berapa kali klien ke RS dan sejak kapan klien
sakit.
Masalah Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung hitungan sederhana seperti dapat menghitung
berapa lama klien dirawat di rumah sakit dan menghitung umur
sendiri
Masalah Keperawatan: -
l. Kemampuan penilaian
Klien dapat memutuskan keputusan sederhana yang ditawarkan oleh
perawat. Seperti memutuskan kontrak waktu pembicaraan.
Masalah Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan
m. Daya tilik diri
Klien membantah gangguan jiwa yang dideritanya dan klien hanya
menyalahkan ayahnya yang dirasa klien kalau ayahnya penyebab
klien masuk RS.
Masalah Keperawatan: -
9. Kebutuhan persiapan pulang
Klien dapat memakan makanan yang disediakan 3x/hari. Klien juga selalu
menghabiskan makanannya.
Klien dapat mandi, BAK dan BAB secara mandiri ke kamar mandi. Juga
mencuci tangan dengan sabun setelah dari kamar mandi
Masalah Keperawatan: -
10. Mekanisme koping
Mekanisme koping klien datar, ketika merespon hal lucu untuk
menyedihkan klien hanya diam.
Masalah Keperawatan: isolasi sosial.
11. Masalah psikososial dan lingkungan
Klien memiliki masalah dengan ayahnya yang telah mempakat klien
dipasung dan membuat klien memecahkan kaca.
Masalah Keperawatan: -
12. Pengetahuan kurang tentang
Klien kurang mengetahui tentang keefektifan obat untuk mengontrol
gangguan jiwa
Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan
13. Aspek medik
Diagnosis Medik : Skizofrenia
Terapi Medik :
a. Haloperidol 5 mg 3x1
b. THF 2 mg 3x1

Analisa Data

DATA SENJANG MASALAH KEPERAWATAN

DS : Gangguan persepsi sensori :


- Klien mengatakan bahwa dirinya halusinasi pendengaran
harus menekan jarinya, klien
mengatakan bahwa jarinya
merupakan tombol untuk
melindungi dirinya dari bahaya
dan melakukan kewajibannya
sebagai presiden.

DO:

̶ Pandangan mata kosong


̶ Klien tampak bingung
DS : Isolasi Sosial

- Klien mengatakan bahwa tidak


pernah berinteraksi atau mengikuti
kegiatan dirumahnya, karena
keadaan klien yang dipasung
DO :

- Aktifitas klien selama di rumah


sakit lebih banyak menyendiri di
tempat tidur, ketika di ruang
rehabilitasi pun klien lebih banyak
diam.
- Kontak mata klien kurang
- Pembicara klien cepat, pelan dan
agak sulit menjawab pertanyaan
dari perawat.
- Ketika berbicara terkadang
disertai blocking
- Klien terlihat lesu

Diagnose Keperawatan berdasarkan Prioritas

1. Isolasi sosial
2. Halusinasi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA TN. D
DI RUANG MERAK RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Gangguan Tujuan umum:
persepsi Klien dapat
sensori; berhubungan
Halusinasi dengan orang lain
perabaaan untuk mencegah
timbulnya
halusinasi. -Ekspresi wajah 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling
Tujuan khusus: bersahabat, klien nampak percaya dengan klien dengan percaya sebagai dasar
1. Klien dapat tenang, mau berjabat menggunakan/ komunikasi interaksi perawat dan
membina hubungan tangan, membalas salam, terapeutik yaitu sapa klien klien.
saling percaya. mau duduk dekat perawat. dengan ramah, baik secara
verbal maupun non verbal,
perkenalkan nama perawat,
tanyakan nama lengkap klien
dan panggilan yang disukai,
jelaskan tujuan pertemuan,
jujur dan menepati janji,
bersikap empati dan menerima
klien apa adanya.
2. Dorong klien 2. Mengetahui masalah
mengungkapkan perasaannya. yang dialami oleh klien.
3. Dengarkan klien dengan 3. Agar klien merasa
penuh perhatian dan empati. diperhatikan.

2. Klien dapat -Klien dapat membedakan 1. Adakan kontak sering dan 1. Menghindari waktu
mengenal antara nyata dan tidak singkat. kosong yang dapat
halusinasinya. nyata. menyebabkan timbulnya
halusinasi.
2. Observasi segala perilaku 2. Halusinasi harus kenal
klien verbal dan non verbal terlebih dahulu agar
yang berhubungan dengan intervensi efektif
halusinasi. 3. Meningkatkan realita
3. Terima halusinasi klien klien dan rasa percaya
sebagai hal yang nyata bagi klien.
klien, tapi tidak nyata bagi
perawat. 4. Peran serta aktif klien
4. Diskusikan dengan klien membantu dalam
situasi yang menimbulkan dan melakukan intervensi
tidak menimbulkan situasi. keperawatan.
5. Diskusikan dengan klien 5. Dengan diketahuinya
faktor predisposisi terjadinya faktor predisposisi
halusinasi. membantu dalam
mengontrol halusinasi.
3. Klien dapat -Klien dapat menyebutkan 1. Diskusikan dengan klien 1. Mengetahui tindakan
mengontrol tindakan yang dapat tentang tindakan yang yang dilakukan dalam
halusinasi. dilakukan apabila dilakukan bila halusinasinya mengontrol halusinasinya.
. halusinasinya timbul. timbul.

-Klien akan dapat 2. Meningkatkan


menyebutkan cara 2. Diskusikan dengan klien pengetahuan klien tentang
memutuskan halusinasi tentang cara memutuskan cara memutuskan
yaitu dengan melawan halusinasinya. halusinasi.
suara itu dengan 3. Dorong klien menyebutkan 3. Hasil diskusi sebagai
mengatakan tidak mau kembali cara memutuskan bukti dari perhatian klien
mendengar, lakukan halusinasi. atas apa yg dijelaskan
kegiatan : 4. Berikan reinforcement 4. Meningkatkan harga diri
menyapu/mengepel, positif atas keberhasilan klien klien
minum obat secara teratur, menyebutkan kembali cara
dan lapor pada perawat memutuskan halusinasinya.
pada saat timbul halusinasi.
4. Klien dapat -Klien mau minum obat 1. Diskusikan dengan klien 1. Meningkatkan
memanfaatkan obat dengan teratur. tentang obat untuk mengontrol pengetahuan klien tentang
dalam mengontrol halusinasinya. fungsi obat yang diminum
halusinanya. agar klien mau minum
obat secara teratur.

5. Klien mendapat -Klien mendapat sistem 1. Kaji kemampuan keluarga 1. Mengetahui tindakan
sistem pendukung pendukung keluarga. tentang tindakan yg dilakukan yang dilakukan oleh
keluarga dalam dalam merawat klien bila keluarga dalam merawat
mengontrol halusinasinya timbul. klien.
halusinasinya. 2. Diskusikan juga dengan
keluarga tentang cara merawat 2. Meningkatkan
klien yaitu jangan biarkan pengetahuan keluarga
klien menyendiri, selalu tentang cara merawat
berinteraksi dengan klien, klien.
anjurkan kepada klien untuk
rajin minum obat, setelah
pulang kontrol 1 x dalam
sebulan.
Isolasi sosial Tujuan umum:

Klien dapat
berhubungan
dengan orang lain
secara optimal

Tujuan khusus: 1. Ekspresi wajah 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling


bersahabat, percaya dengan percaya merupakan
1. Klien dapat
menunjukkan rasa menggunakan prinsip dasar untuk kelancaran
membina senang, ada kontak komunikasi terapetutik : hubungan interaksi
hubungan mata, mau berjabat selanjutnya
 sapa klien dengan
saling percaya tangan, mau
ramah baik verbal
menyebutkan nama,
maupun non verbal
mau menjawab salam,
 Perkenalkan diri
mau duduk
dengan sopan
berdampingan dengan
 Tanyakan nama
perawat, mau
lengkap klien dan nama
mengutarakan masalah
panggilan yang disukai
yang dihadapi
klien
 Jelaskan tujuan
pertemuan
 Jujur dan menepati
janji
 Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
 Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat 1. Klien mengidentifikasi 1. Diskusikan kemampuan 1. Diskusikan tingkat


mengidentifikas kemampuan dan aspek dan aspek positif yang kemampuan klien
i kemampuan positif yang dimiliki: dimiliki klien seperti menilai realitas,
dan aspek kontrol diri atau
 Kemampuan yang
positif yang integritas ego
dimiliki klien
dimiliki diperlakukan sebagai
 Aspek positif
dasar asuhan
keluarga
keperawatannya.
 Aspek positif yang 2. Setiap bertemu klien
lingkungan yang hindarkan dari memberi
2. Reinforcement positif
dimiliki klien. penilaian negative
akan meningkatkan
harga diri klien
3. Utamakan memberikan
3. Pujian yang realistik
pujian yang realistik
tidak menyebabkan
klien melakukan
kegiatan hanya karena
ingin mendapatkan
pujian

3. Klien dapat 1. Klien menilai 1 Diskusikan dengan klien 1. Keterpakkaan dan


menilai kemampuan yang kemampuan yang masih pengertian tentang
kemampuan dapat digunakan. dapat digunakan selama kemampuan yang
yang digunakan sakit dimiliki adalah
prasyarat untuk
berubah.

2. Pengertian tentang
kemampuan yang
dimiliki diri
2. Diskusikan kemampuan
memotivasi untuk tetap
yang dapat dilanjutkan
mempertahankan
penggunaannya.
penggunaannya.

4. Klien dapat 1. Klien mempakat rencana 1 Rencanakan bersama klien 1. Membentuk individu
(menetapkan) kegiatan harian aktivitas yang dapat yang bertanggung
merencanakan dilakukan setiap hari jawab terhadap dirinya
kegiatan sesuai sesuai kemampuan sendiri
dengan
 Kegiatan mandiri
kemampuan
 Kegiatan dengan
yang dimiliki
bantuan sebagian
 Kegiatan yang
mempaktuh kan
bantuan total
2. Klien perlu bertindak
secara realistis dalam
2. Tingkatkan kegiatan
kehidupannya.
sesuai dengan toleransi
kondisi klien

3. Contoh peran yang


dilihat klien akan
3. Beri contoh cara
memotivasi klien
pelaksanaan kegiatan yang
untuk melaksanakan
boleh klien lakukan
kegiatan

5. Klien dapat 1. Klien melakukan 1. Beri kesempatan pada klien 1. Memberikan


melakukan kegiatan sesuai kondisi untuk mencoba kegiatan kesempatan kepada
kegiatan sesuai sakit dan kemampuan. yang telah direncanakan klien mandiri dapat
kondisi sakit meningkatkan motivasi
dan 2. Beri pujian atas keberhasilan dan harga diri klien
kemampuannya klien 2. Reinforcement positif
. dapat meningkatkan
harga diri klien
3. Diskusikan kemungkinan 3. Memberikan kesem
pelaksanaan di rumah patan kepada klien utk
tetap melakukan
kegiatan yang bisa
dilakukan

6. Klien dapat 1. Klien memanfaatkan 1. Beri pendidikan kesehatan 1. Mendorong keluarga


memanfaatkan sistem pendukung pada keluarga tentang cara untuk mampu merawat
sistem yang ada di keluarga merawat klien dengan harga klien mandiri di rumah
pendukung diri rendah. 2. Support sistem
yang ada keluarga akan sangat
2. Bantu keluarga
berpengaruh dalam
memberikan dukungan selama
mempercepat proses
klien dirawat.
penyempakhan klien.
3. Meningkatkan peran
3. Bantu keluarga serta keluarga dalam
menyiapkan lingkungan di merawat klien di
rumah rumah.
Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa
No Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan

1 2 3 4 5

1 Isolasi sosial Tanggal 30 Mei 2018 Jam 14.00 WIB Tanggal 30 Mei 2018 Jam 14.00 WIB

SP.1 S:

1. Mengidentifikasi penyebab :  Klien mengatakan “saya dirumah tinggal


 Menanyakan siapa yang satu rumah dengan bertiga dengan orang tua saya”
klien?  Klien mengatakan “saya dekat dengan ibu”
 Menanyakan siapa yang dekat dengan klien? Apa  Ketika ditanya mengenai keuntungan
sebabnya? berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi
 Menanyakan siapa yang tidak dekat dengan klien menjawab “tidak tahu”
klien? Apa sebabnya?  Klien mengatakan “saya orangnya pendiam”
2. Menanyakan keuntungan dan kerugian tidak  Klien mengatakan “sudah tahu cara
berinteraksi dengan orang lain berkenalan”
 Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan  Ketika ditanya perasannya setelah berkenalan
berinteraksi dengan orang lain klien menjawab “biasa saja”
 Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak  Klien mengatakan “akan mencoba berkenalan
ingin berinteraksi dengan orang lain besok jam 10.00”
 Mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki O :
banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka,
 Bicara klien pelan dan cepat
seperti : klien tidak merasa kesepian, banyak
 Kontak mata masih kurang
teman, dapat berbagi cerita dan mudah
 Klien terlihat lesu
mendapatkan bantuan dari orang lain.
 Klien tidak menjawab siapa yang tidak dekat
 Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya
dengan klien
mengurung dan tidak bergaul dengan orang lain,
 Klien terlihat dapat memperagakan cara
seperti : tidak memiliki teman, kesepian, tidak ada
berkenalan
teman yang membantu dan tidak bisa berbagi
 Klien berkenalan dengan teman perawat
cerita
A:
 Menjelaskan pengaruh isolasi social terhadap
kesehatan fisik pasien, seperti : badan menjadi  Masalah teratasi sebagian
lemas, menjadi malas melakukan aktivitas sehari- P :
hari
Intervensi perawat :
3. Melatih berkenalan  Lanjutkan ke SP 2
 Menjelaskan kepada klien cara berinteraksi Intervensi klien :
dengan orang lain  Berkenalan dengan teman sekamar
 Memberikan contoh berinteraksi dengan orang
lain dengan cara berjabat tangan kemudian
sepaktkan nama, alamat dan hoby, setelah itu
tanyakan siapa namanya? Alamatnya dimana?
Hobynya apa?
 Memberi kesempatan pasien mempraktekkan cara
berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di
hadapan perawat
 Memulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu
orang teman
 Memberi pujian untuk setiap kemajuan interaksi
yang telah dilakukan oleh pasien
 Mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah
berinteraksi dengan orang lain, mungkin pasien
akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya, memberi dorongan terus menerus
agar pasien tetap semangat meningkatkan
interaksinya
4. Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien

2 Isolasi sosial Tanggal 2 juni 2018 Tanggal 2 juni 2018

SP.2 Jam 15.30 WIB

1. Mengevaluasi SP.1 : S:
 Menanyakan siapa yang tidak dekat dengan klien?
 Klien mengatakan “orang yang tidak dekat
Apa sebabnya?
yaitu adiknya, karena adiknya jarang dirumah”
 Menanyakan apa keuntungan berinteraksi?
 Klien mengatakan “keuntungan berinteraksi
 Menanyakan apa kerugian tidak berinteraksi?
yaitu dapat berbagi cerita”
 Memperagakan kembali cara berkenalan
 Klien mengatakan “kerugian tidak berinteraksi
 Menanyakan sudah kenalan dengan siapa saja?
yaitu tidak ada teman”
2. Melatih berhubungan sosial secara bertahap dengan
 Klien mengatakan “sudah kenal dengan 1
cara mengajak berbincang-bincang seperti
teman sekamarnya namanya z”
menanyakan tentang pekerjaan, tentang keluarga
 Klien mengatakan “dengan z jarang ngobrol”
atau tentang sesuatu yang disukai  Ketika ditanya perasannya setelah berkenalan
3. Mempakat jadwal harian untuk melakukan kegiatan klien menjawab “biasa saja”
yang telah dilakukan  Ketika ditanya jam berapa akan latihan
berkenalan dan berbincang-bincang klien
menjawab “terserah”
O:

 Kontak mata masih kurang


 Klien mencoba bertanya kepada D mengenai
pekerjaan
 Klien masih terlihat diam ketika diajak ngobrol
oleh teman sekamarnya
A:

 Masalah teratasi sebagian


P:

Intervensi perawat :

 Lanjutkan ke SP. 3
Intervensi klien :
 Berkenalan dengan 2,3,4 orang teman
 Berbincang-bincang dengan teman kenalannya

3 Isolasi sosial Tanggal 4 Juni 2018 Tanggal 4 juni 2018

Jam 09.00 WIB Jam 09.00 WIB

SP. 3 S:

1. Mengevaluasi SP. 1 dan SP.2 :  Ketika ditanya dengan siapa saja sudah
 Menanyakan dengan siapa saja sudah berkenalan? berkenalan, klien menjawab “dengan R”
 Menanyakan sudah ngobrol dengan siapa saja?  Klien mengatakan “tadi ngobrol dengan R
Ngobrol tentang apa? tentang rokok”
2. Melatih cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih  Ketika ditanya perasannya setelah berkenalan
3. Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien dan ngobrol-ngobrol klien menjawab “senang”
O:

 Kontak mata klien masih kurang


 Klien mengenalkan temannya kepada perawat
 Klien bercakap-cakap dengan temannya
 Bicara klien pelan dan lambat
 Klien mencoba berkenalan dengan teman
perawat.
A:

 Masalah teratasi sebagian


P:

Intervensi perawat :

 Mengevaluasi SP.1, Sp.2 dan SP.3


Intervensi klien :
 Berkenalan dengan dengan 3,4 orang teman
sekamarnya
 Berbincang-bincang dengan teman kenalannya

Anda mungkin juga menyukai