Disusun oleh :
AIDA PITRIANI S.Kep
PEMBIMBING
Ns JUMILIA, M.Kep
I. Pengkajian
A. Identitas
Identitas klien
Nama : Tn O
Umur : 24 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Minang/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status perkawinan : Belum menikah
Diagnosa medis : Skizoprenia
Tanggal datang berobat : 5 Desember 2020
Tanggal pengkajian : 7 Desember 2020
Alamat : Pasir Talangt
No RM : 006468
Identitas Penanggung Jawab
Nama : ny D
Umur : 54 th
Alamat : Pasir Talang
Hubungan dengan klien : Ibu
B. Alasan Masuk
Klien sering berteriak membentak dan kesal pada seseorang. Dan
memukul diri nya.
C. Faktor Predisposisi
Keluarga menyatakan kurang lebih 10 tahun yang lalu pasien dirawat di
RSJ dengan keluhan suka mengamuk, suka membentak dan membenci
orang suka bicara sendiri, sering melamun. Dirawat selama 14 hari. pulang
dan rawat jalan obat tidak teratur, keluarga klien mengeluh susah memberi
obat pada pasien. pasien menolak minum obat. Keluarga klien mengatakan
kadang pasien tenang, tapi apabila ada permintaannya yang terhalang dia
mulai marah- marah,dan berteriak,kadang - kadang diam tidak dapat di
ajak berkomunikasih. keluarga selalu mengambilkan obat ke puskesmas.
Kadang klien mau makan obat, kadang- kadang susah karena klien
mengatakan dia tidak sakit. Baru 1 bulan belakangan pasien mulai kambuh
gejala suka membentak, berteriak, membenci seseorang dan menyerang
orang yang mengusiknya,dan suka memukul dirinya. kadang - kadang
diam, mandi, ganti baju inisiatif sendiri makan mengambil sendiri, pasien
sering pergi berjalan keluar rumah, klien kadang melamun.
Klien termasuk orang yang pendiam, pemalu,tidak banyak teman dan suka
menyendiri.
Anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
D. Faktor precipitasi
Klien trauma karena bapaknya berpisah dengan ibunya, dan klien mintak
beli motor tidak dibelikan.
E. Pemeriksaan Fisik
TTV = TD = 120/80 mm Hg
N = 88 X /menit
S = 375 C
TB = 157 cm
BB = 65 Kg
Keluhan fisik : klien batuk – batuk sejak 2 minggu yang lalu.
F. Psikososial
1. Genogram
= laki-laki hidup
= perempuan hidup
= klien
Tidak ada anggota keluarga yang sakit sepeti ini. Klien anak kedua
dari 3 bersaudara klien paling dekat dengan ibunya dalam keluarga.
Tidak ada penyakit keturunan, komunikasi dalam keluarga baik dan
pola asuh dalam keluarga baik
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien suka dengan anggota tubuhnya, tidak ada anggota tubuh
yang tidak disukai.
b. Identitas
Klien berjenis kelamin laki-laki sebelum sakit klien sedang belajar
di SMP Kelas 1.
c. Peran
Klien selama di RSJ tidak bisa melakukan perannya sebagai
pelajar karena sakit. Klien hanya menghabiskan waktu seharian
untuk beristirahat di tempat tidurnya.sekarang klien menghabiskan
waktu berjalan keluar rumah, kadang menyendiri dan diam
dirumah.
d. Ideal diri
Klien bercita-cita untuk menjadi seorang guru dan berguna bagi
keluarga dan masyarakat mau menerimanya. Klien ingin cepat
sembuh.
e. Harga diri
Klien merasa malu pada dirinya karena selalu di ejek orang lain,
dan ragu-ragu untuk mencoba hal yang baru. Hubungan dengan
orang lain agak renggang karena merasa orang lain mengejeknya.
MK = gangguan harga diri : harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat klien adalah ibu.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat: klien jarang
berperan serta dalam kegiatan kelompok karena minder.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien ragu atau
malu sehingga hubungan dengan orang lain renggang, selama sakit
klien hanya berdiam diri di rumah, kadang berjalan sendiri tidak
tahu arah lalu pulang kerumah
MK = gangguan isolasi sosial: menarik diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien dan keluarganya beragama Islam.
Sebelum sakit klien rajin melakukan
sholat, tetapi setelah sakit klien sekali -
kali melakukan sholat.
b. Kepercayaan ibadah : sebelum sakit klien sering berdoa namun
setelah sakit pasien sekali - kali pernah
terlihat berdoa.
G. Status Mental
1. Penampilan
Kebersihan dan kerapian kurang, rambut pendek kering,
menggunakan pakaian rumah kadang pakaian bersih tiap mandi
diganti, dan ada kalanya pakaian tidak diganti - ganti. Dalam
melakukan perawatan diri masih harus dibantu keluarga terdekat.
MK = defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Klien apatis sering berdiam diri, sekali - kali mau bicara, berbicara
sepatah kata dengan nada keras.
3. Aktifitas motorik
Klien tampak lesu, gelisah dan tidak tenang, klien tidak mengikuti
kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mencuci piring, mengepel,
4. Alam perasaan
Klien tampak sedih karena terpisah dari bapaknya dan bapaknya
tidak pernah melihat dan menghiraukannya
5. Afek
Klien lebih banyak terlihat diam jika diajak bicara mau menjawab
dengan sepatah kata dengan nada keras.
J. Masalah Psikososial
Menurut ibu klien semenjak klien mulai berteriak,mengamuk dan marah-
marah lingkungan tidak mau menerima.
K. Pengetahuan
Klien merasa pengetahuannya terbatas untuk mengatasi masalahnya.
L. Terapi Medik
Cpz 2 x1
B.COMPLEK 3X1
Amroxsol 3x1
II. Daftar masalah
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
2. Perilaku kekerasan : amuk
3. gangguan harga diri : harga diri rendah
V. Diagnosa keperawatan
1. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Resiko menciderai diri sendiri TUM
dan orang lain G.d perilaku Klien dapat melanjutkan
kekerasan hubungan peran sesuai dengan
tanggung jawab
TUK
1. Klien dapat membina 1. Klien mau membalas salam. 1. Beri salam/panggil nama klien. - Hubungan saling percaya
hubungan saling percaya. 2. Klien mau menjabat tangan. 2. Sebut nama perawat sambil merupakan landasan u t ama
3. Klien mau menyebut nama. berjabat tangan. untuk hubungan
4. Klien mau tersenyum. 3. Jelaskan maksud hubungan selanjutnya.
5. Klien mau kontak mata. interaksi.
6. Klien mengetahui nama 4. Jelaskan tentang kontrak yang
perawat. akan dibuat.
7. Menyediakan waktu untuk 5. Beri rasa aman dan sikap
kontrak. empati.
6. Lakukan kontak singkat tapi
sering.
2. Klien dapat mengidentifikasi 1. Klien dapat mengungkapkan 1. Beri kesempatan untuk - Beri kesempatan untuk
penyebab perilaku kekerasan. perasaannya. mengungkapkan perasaannya. mengungkapkan perasaan
2. Klien dapat mengungkapkan 2. Bantu klien untuk dapat membantu
penyebab perasaan jengkel / mengungkapkan penyebab mengurangi stres dan
kesal (dari diri sendiri, dari jengkel / kesal. penyebab perasaan jengkel /
lingkungan/orang lain). kesal dapat diketahui
3. Klien dapat mengidentifikasi 1. Klien dapat mengungkapkan 1. Anjurkan klien mengungkapkan - Untuk mengetahui hal-hal
tanda -tanda perilaku perasaan saat marah. yang dialami saat marah / yang dialami dan dirasakan
kekerasan. 2. Klien dapat menyimpulkan jengkel. saat jengkel.
tanda-tanda jengkel / kesal yang 2. Observasi tanda perilaku - Untuk mengetahui tanda -
diambil. kekerasan pada klien. tanda klien jengkel / kesal.
3. Simpulkan bersama klien tanda- - Menarik kesimpulan
tanda jengkel / kesal yang bersama klien supaya klien
dialami klien. mengetahui secara garis
besar tanda -tanda marah /
kesal.
4. Klien dapat mengidentifikasi 1. Klien dapat mengungkapkan 1. Anjurkan klien untuk - Mengeksplorasikan
perilaku kekerasan yang biasa perilaku kekerasan yang biasa mengungkapkan perilaku perasaan klien terhadap
dilakukan. dilakukan. kekerasan yang biasa dilakukan perilaku kekerasan yang
klien. biasa dilakukan.
2. Klien dapat bermain peran 2. Bantu klien bermain peran - Mengungkapkan perasaan
dengan perilaku kekerasan yang sesuai dengan perilaku klien terhadap perilaku
biasa dilakukan. kekerasan yang biasa kekerasan yang biasa
dilakukan. dilakukan dan dengan
bantuan perawat bisa
membedakan perilaku
destruktif & kontraktif.
3. Klien dapat mengetahui cara 3. Biacarakan dengan klien - Dapat membantu klien
yang biasa dapat menyesuaikan apakah denga n cara yang klien menemukan cara yang dapat
masalah atau tidak. lakukan masalahnya selesai. menyelesaikan masalah.
5. Klien dapat mengidentifikasi 1. Klien dapat menjelaskan akibat 1. Bicarakan akibat / kerugian dari - Membantu klien untuk
akibat perilaku kekerasan. dari cara yang digunakan klien. cara yang dilakukan klien. menilai perilaku kekerasan
yang dilakukannya.
2. Bersama klien menyimpulkan - Dengan mengetahui akibat
akibat cara yang digunakan PK diharapkan klien dapat
oleh klien. merubah perilaku destruktif
menjadi konstruktif.
6. Klien dapat mengidentifikasi 1. Klien dapat melakukan cara 1. Tanyakan pada klien “apakah ia - Dengan mengidentifikasi
cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan ingin mempelajari cara baru cara yang konstruktif dala m
merespon terhadap secara konstruktif. yang sehat? berespon terhadap
kemarahan. kemarahan dapat membantu
klien mengurangi
kejengkelan.
2. Beri reinforcemen jika klien
mengetahui cara lain yang
sehat.
3. Diskusikan dengan klien cara - Berdiskusi dengan klien
lain yang sehat untuk memilih cara yang
a. Secara fisik : tarik nafas lain sesuai dengan
dalam jika sedang kesal / kemampuanklien.
memukul bantal / kasur
atau olahraga atau
pekerjaan yang
memerlukan tenaga.
b. Secara verbal : katakan
bahwa anda sedang kesal
(saya kesal anda berkata
seperti itu : saya marah
karena ibu tidak memenuh i
keinginan saya)
c. Secara sosial: lakukan
dalam kelompok cara -cara
marah yang sehat latihan
asertif.
d. Secara spiritual: anjurkan
klien beribadah, berdoa.
7. Klien dapat - Klien dapat mendemonstrasikan a. Bantu klien memilih cara yang − Memberikan stimulasi pa da
mendemonstrasikan cara cara mengontrol PK. tepat untuk klien. klien untuk menilai respon
mengontrol perilaku - Disik : tarik nafas, OR. PK secara tepat.
kekerasan. - Verbal : mengatakannya secara b. Bantu klien − Membantuklien dalam
langsung dengan tidak mengidentifikasikan manfaat membuat keputusan untuk
menyakiti. cara yang dipilih. mengontrol PK.
- Spiritual: sembahyang, berdoa. c. Bantu klien untuk − Agar klien mengetahui cara
menstimulasi cara tersebut. marah yang asertif.
d. Anjurkan klien untuk − Agar klien dapat
menggunakan cara yang melaksanakan pada saat
dipelajari saat kesal / jengkel. marah.
8. Klien dapat dukungan Keluarga klien dapat a. Identifikasi kemampuan − Kemampuan keluarga dalam
keluarga dalam mengontrol - Menyebutkan cara merawat kleuarga merawat klien dari mengidentifikasi untuk
PK. klien yang berperilaku sikap apa yang telah melakuka n penilaian
kekerasan. dilakukan keluarganya. terhadap PK.
- Mengungkapkan rasa puas b. Jelaskan peran serta keluarga − Meningkatkan pengetahuan.
dalam merawat klien. dalam merawat klien.
c. Jelaskan cara -cara merawat − Agar keluarga dapat
klien merawat klien dengan
- Cara mengontrol marah perilaku kekerasan.
asertik.
- Sikap tenang.
- Membantu klien mengenal
penyebab marah.
9. Klien dapat menggunakan 1. Klien dapat menyebutkan obat- 1. Jelaskan jenis-jenis obat yang Klien dan keluarga dapat
obat-obat yang diminum dan obat yang diminum dan diminum klien pada klien mengetahui nama obat.
kegunaan (jenis, waktu, dosis, kegunaannya. keluarga.
efek) 2. Diskusikan manfaat minum Klien&keluarga mengetahui
obat dan kerugian berhenti kegunaan obat yang diminum
minum obat tanpa seijin klien.
dokter.
3. Jelaskan prinsip benar minum Supaya tidak terjadi kesalahan
obat (dosis, cara, waktu, obat). dalam minum obat.
4. Ajarkan klien minta obat dan Klien dapat memiliki kesadaran
minum tepat waktu. pentingnya minum obat dan
bersedia minum obat dengan
kesadaran sendiri.
5. Anjurkan klien melaporkan Supaya mendapat tindakan
pada perawat jika merasakan lanjut untuk menghindari
efek yang tidak komplikasi.
menyenangkan.
6. Beri pujian, jika klien minum Reinforcement dapat
obat dengan benar. memotivasi keluarga dan klien
serta dapat meningkatkan harga
diri.
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
10-11-2007 Resiko TUK : I
08.00 menciderai • Menyapa klien dengan ramah. S : Klien bicara kacau dan tidak
diri,orang • Memperkenalkan diri dengan jelas
lain dan sopan. O : - Klien tidak menjawab salam
lingkungan • Menanyakan nama klien dan tapi mau menyebutkan
b.d nama panggilan yang disukai. namanya.
perilaku • Membuat kontrak yang jelas. - Ekspresi wajah acuh tak
kekerasan • Mendengarkan klien dengan acuh, tegang.
TUK : 2 P :
Perawat : Lanjutkan BHSP dan
• Menanyakan penyebab pasien
mengidentifikasi
dibawa ke RSJ dulu. penyebab PK.
• Menanyakan penyebab pasien Klien : Ingat kembali penyebab
marah. PK
• Mendengarkan dengan seksama.
• Memberikan reinforcement
positif atas jawaban pasien.
13-12-2020 Resiko S:
TUK: 2,3
08.00 menciderai - klien mengatakan hal-hal
• Menyapa klien dengan ramah
diri,orang yang menyebabkan marah
• Menanyakan perasaan klien
lain dan adalah ketika disakiti
dan kebutuhan saat bertemu
lingkungan hatinya , ketika klien
• Menanyakan kembali hal-hal
b.d mendengar suara keras dan
yang menyebabkan marah
perilaku membentak serta
• Menanyakan tanda-tanda PK
kekerasan menyinggung perasaannya.
• Mendenga rkan dengan empati
kerasan - klien mengatakan diam
dan mengurung diri di
kamar sebelum marah tapi
kalau sudah tidak tahan
klien membanting perabot
rumah tangga.
O : klien kooperatif, tenang, minim
obat sendiri
A : TUK 3 tercapai
P:
Perawat : lanjutkan TUK 4
. Klien : dapat mengetahui akibat dari
PK
13-12-2020 Resiko TUK: 4,5
09.00 menciderai • Menyapa klien dengan ramah S:
diri,orang • Menanyakan perasaan klien ➢ Klien mengatakan masih
lain dan dan kebutuhan dasarnya saat merasa sedikit kesal tapi tida k
lingkungan bertemu tahu penyebab kesal yang
b.d • Menanyakan apakah masih dirasakan sekarang
perilaku merasa kesal ➢ Klien mengatakan memilih
kekerasan • Menanyakan kepada klien h a l- tidur sedang marah
kerasan hal apa saja yang dilakukan ➢ Klien mengatakan tahu akibat
A. Latar belakang
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya
meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusi pada
fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu,
keluarga, kelompok,organisasi atau komunitas. Oleh karena itu perawat harus
mempunyai kemampuan prefesional dalam memberikan asuhan keperawatan
khususnya pada tingkat individu, keluarga, perawat harus membekali diri dan
berbagai konsep teori dan ilmu yang berkaitan dengan keperawatan mental
psikiatri (rasmun,2001)
Klien dengan skizofrenia mempunyai gejala utama menyendiri sehingga
dapat menyebabkan perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah suatu
keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang
tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan asuhan keperawatanpada Tn. A dengan perilaku
kekerasan di Puskesmas Lubuk Gadang, kec. Sangir, Kabupaten Solok
Selatan
2. Tujuan Khusus
Menggambarkan hasil pengkajian, hasil analisa, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi yang di lakukan
pada Tn.A dengan perilaku kekerasan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)
2. Penyebab
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku
kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
Gejala Klinis
▪ Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
▪ Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
▪ Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
▪ Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
▪ Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budiana Keliat, 1999)
3. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti
menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
C. 1. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Core Problem kekerasanKekerasan/amuk
D. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
perilaku kekerasan/amuk.
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri: harga diri
rendah.
E. Rencana Tindakan
Diagnosa I : Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan perilaku kekerasan
a. Tujuan Umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
b. Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran interaksi
Tindakan:
1.1 Bina hubungan saling percaya :
A. Kesimpulan