Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

TENTANG ASKEP RESIKO PERILAKU KEKERASAN

OLEH

Syukri Herman

DOSEN PENGAJAR : Ns. Nur Aulia, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES RIAU

PRODI D III KEPERAWATAN DI LUAR KAMPUS UTAMA

2020
Kasus Fiktif 1

Tn B usia 28 tahun bekerja sebagai karyawan swasta. Hasil pengkajian


didapatkan data muka pasien memerah, rahang mengatup, suara keras dan bicara
ketus saat dilakukan wawancara. Klien marah ketika diminta untuk bekerja dirumah
dan beranggapan akan di PHK oleh perusahaan, klien memukul kepala HRD
perusahaan saat jam kerja berakhir. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD 130/90
Mm Hg, Nadi 100 x per menit. Pasien memiliki riwayat penganiayaan sejak kecil
di mana pasien sering dikurung dan dipukul oleh ibu tirinya seharian dan tidak
diberi makan.

Tugas: Pergunakanlah format pengkajian

1. Buatlah laporan pendahuluan kasus di atas


2. Buatlah strategi pelaksanaan untuk kasus di atas pada pertemuan yang
ke dua cara mengontrol marah fisik 2
3. Lakukanlah pengkajian untuk gangguan jiwa sesuai format yang ada dan
lengkapi data pasien untuk dapat melengkapi diagnosa perilaku kekerasan
4. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
5. Buatlah pohon masalah!
6. Tetapkanlah tindakan keperawatan
7. Lakukanlah evaluasi keperawatan
8. Lakukanlah dokumentasi keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

TENTANG RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psiklogis. Berdasarkan definisi
tersebut maka perilaku kekerasan dapat dilakukakn secara verbal, diarahkan
pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi
dalam dua bentuk yaitu sedang berlangsung kekerasan atau perilaku kekerasan
terdahulu (riwayat perilaku kekerasan). Perilaku kekerasan adalah suatu
keadaan dimana seorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan yang
dirasakan sebagai ancaman (Kartika Sari, 2015:137).

B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Menurut Yosep (2010), faktor predisposisi klien dengan perilaku
kekerasan adalah:
a. Teori Biologis
Neurologic Faktor
Beragam komponen dari sistem syaraf seperti sinap, neurotransmitter,
dendrit, akson terminalis mempunyai peran memfasilitasi atau
menghambat rangsangan dan pesan-pesan yang mempengaruhi sifat
agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku bermusuhan dan respon agresif (Mukripah Damaiyanti, 2012:
hal 100).Lobus frontalis memegang peranan penting sebagai penengah
antara perilaku yang berarti dan pemikiran rasional, yang merupakan
bagian otak dimana terdapat interaksi antara rasional dan emosi.
Kerusakan pada lobus frontal dapat menyebabkan tindakan agresif
yang berlebihan (Nuraenah, 2012: 29).
Genetic Faktor
Adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang tua, menjadi potensi
perilaku agresif. Menurut riset kazu murakami (2007) dalam gen
manusia terdapat dorman (potensi) agresif yang sedang tidur akan
bangun jika terstimulasi oleh faktor eksternal. Menurut penelitian
genetik tipe karyotype XYY, pada umumnya dimiliki oleh penghuni
pelaku tindak kriminal serta orang-orang yang tersangkut hukum
akibat perilaku agresif (Mukripah Damaiyanti, 2012: hal 100).
Cycardian Rhytm
Irama sikardian memegang peranan individu. Menurut penelitian pada
jam sibuk seperti menjellang masuk kerja dan menjelang berakhirnya
kerja ataupun pada jam tertentu akan menstimulasi orang untuk lebih
mudah bersikap agresif (Mukripah Damaiyanti, 2012: hal 100).
b. Teori Psikogis

Teori Psikoanalisa

Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh


kembang seseorang. Teori ini menjelaskan bahwa adanya
ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak
mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan air susu yang cukup
cenderung mengembangkan sikap agresif dan bermusuhan setelah
dewasa sebagai komponen adanya ketidakpercayaan pada
lingkungannya. Tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat
mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri
yang yang rendah. Perilaku agresif dan tindakan kekerasan merupakan
pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaan dan
rendahnya harga diri perilaku tindak kekerasan (Mukripah
Damaiyanti, 2012: hal 100 – 101)

Learning Theory

Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap


lingkungan terdekatnya. Ia mengamati bagaimana respon ayah saat
menerima kekecewaan dan mengamati bagaimana respon ibu saat
marah ( Mukripah Damaiyanti, 2012: hal 101).

C. Tanda dan Gejala


Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala perilaku
kkekerasan: (Mukripah Damaiyanti, 2012: hal 97)
1. Muka merah dan tegang
2. Mata melotot atau pandangan tajam
3. Tangan mengepal
4. Rahang mengatup
5. Wajah memerah dan tegang
6. Postur tubuh kaku
7. Pandangan tajam
8. Jalan mondar mandir

D. Penatalaksanaan

1. Farmakoterapi

Pasien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan pengobatan


mempunyai dosis efektif tinggi contohnya: clorpromazine HCL yang
berguna untuk mengendalikan psikomotornya. Bila tidak ada dapat
bergunakan dosis efektif rendah. Contohnya trifluoperasineestelasine, bila
tidak ada juga maka dapat digunakan transquilizer bukan obat anti
psikotik seperti neuroleptika, tetapi meskipun demikian keduanya
mempunyai efek anti tegang,anti cemas,dan anti agitasi (Eko Prabowo,
2014: hal 145).

2. Terapi okupasi

Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja terapi ini buka
pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk melakukan
kegiatan dan mengembalikan kemampuan berkomunikasi, karena itu
dalam terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi segala bentuk
kegiatan seperti membaca koran, main catur dapat pula dijadikan media
yang penting setelah mereka melakukan kegiatan itu diajak berdialog atau
berdiskusi tentang pengalaman dan arti kegiatan uityu bagi dirinya. Terapi
ni merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh petugas terhadap
rehabilitasi setelah dilakukannya seleksi dan ditentukan program
kegiatannya (Eko Prabowo, 2014: hal 145).

3. Peran serta keluarga

Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan


perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) pasien. Perawat
membantu keluarga agar dapat melakukan lima tugas kesehatan, yaitu
mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan,
memberi perawatan pada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
keluarga yang sehat, dan menggunakan sumber yang ada pada masyarakat.
Keluarga yang mempunyai kemampuan mengtasi masalah akan dapat
mencegah perilaku maladaptif (pencegahan primer), menanggulangi
perilaku maladaptif (pencegahan skunder) dan memulihkan perilaku
maladaptif ke perilakuadaptif (pencegahan tersier) sehinnga derajat
kesehatan pasien dan keluarga dapat ditingkatkan secara optimal (Eko
Prabowo, 2014: hal 145).

4. Terapi somatik
Menurut depkes RI 2000 hal 230 menerangkan bahwa terapi somatic
terapi yang diberikan kepada pasien dengan gangguan jiwa dengan tujuan
mengubah perilaku yang mal adaftif menjadi perilaku adaftif dengan
melakukan tindakan yang ditunjukkan pada kondisi fisik pasien,terapi
adalah perilaku pasien (Eko Prabowo, 2014: hal 146).

5. Terapi kejang listrik

Terapi kejang listrik atau electronic convulsive therapy (ECT) adalah


bentuk terapi kepada pasien dengan menimbulkan kejang grand mall
dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang menangani
skizofrenia membutuhkan 20-30 kali terapi biasanya dilaksanakan adalah
setiap 2-3 hari sekali (seminggu 2 kali) (Eko Prabowo, 2014: hal 146).

Asuhan Keperawatan jiwa


A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien
1. Observasi muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebat, sering pula tampak klien memaksakan kehendak
merampas makanan, memukul jika tidak senang
2. Wawancara diarahkan pada penyebab marah, perasaan marah, tanda-
tanda marah yang dirasakan klien

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Keliat (2014) daftar masalah yang mungkin muncul pada
perilaku diagnose perilaku kekerasan yaitu:
a. Perilaku kekerasan
b. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
c. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
d. Harga diri rendah kronis
e. Isolasi sosial
f. Berduka disfungsional
g. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
h. Koping keluarga inefektif

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Menurut Fitria (2010) rencana tindakan keperawatan yang digunakan
untuk diagnose perilaku kekerasan yaitu:
a. Tindakan keperawatan untuk klien
1) Tujuan
a) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c) Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
d) Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku
kekerasannya
e) Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
f) Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan terapi psikofarmaka
2) Tindakan
a) Bina hubungan saling percaya
b) Diskusi bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang
terjadi di masa lalu dan saat ini
c) Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku
kekerasan
d) Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biaisa
dilakukan pada saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan
e) Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari
perilaku marahnya
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga
1) Tujuan
Keluarga dapat merawat klien di rumah
2) Tindakan
a) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
meliputi penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul,
serta akibat dari perilaku tersebut
b) Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan
perilaku kekerasan
c) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi klien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau
memukul benda/orang lain

D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Menurut Fitria (2010) strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan
keperawatn perilaku kekerasan
a. SP 1 Pasien
Membina hubungan saling percaya, pengkajian perilaku kekerasan dan
mengajarkan cara menyalurkan rasa marah
b. SP 2 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
c. SP 3 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
d. SP 4 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
e. SP 5 Pasien
Mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
f. SP 1 Keluarga
Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien
perilaku kekerasan di rumah

E. Evaluasi
Adapun hasil tindakan yang ingin dicapai pada pasien dengan perilaku
kekerasan antara lain:
a. Klien dapat mengontrol atau mengendalikan perilaku kekerasan
b. Klien dapat membina hubungan saling percaya
c. Klien dapat mengenal penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
e. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah
dilakukan
f. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
g. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan
kemarahan
h. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
i. Klien mendapatkan dukungan dari keluarga untuk mengontrol perilaku
kekerasan
j. Klien menggunakan obat sesuai program yang ditetapkan

STRATEGI PELAKSANAAN 2
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
A. Fase Orientasi
- Assalamualaikum bapak B, masih ingat nama saya? Bagus bapak, ya
saya sri
- Sesuai dengan janji saya kemaren, sekarang saya datang lagi.
- Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan
bapak marah?
- Baik, sekarang kita akan belajar cara menegendalikan perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua
- Mau berapa lama ? bagaimana kalau 10 menit?
- Dimana kita bicara? Bagaimana kalau diruang ini ya pak.
B. Fase kerja
- Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan
kesal, selain nafas dalam bapak dapat memukul bantal
- Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak langsung lampiaskan
marah bapak dengan memukul bantal
- Nah coba bapak lakukan. Ya bagus sekali bapak
- Untuk cara ini dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah ya
pak

C. Fase terminasi
- Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
- Coba bapak sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus
- Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul
berapa bapak mau mempraktekkan memukul bantal? Bagaimana kalau
setiap bangun tidur? Baik jadi 5 pagi dan jam 3 sore, lalu kalau ada
keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak.
- Baiklah pak, besok kita bertemu lagi ya. Kita akan belajar
mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik ya pak
FORMAT PENGKAJIAN
IDENTITAS
1. Nama pasien :Tn. B
2. Umur : 28 tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Status perkawinan : belum kawin
5. Orang yang berarti :
6. Pekerjaan : karyawan Swasta
7. Pendidikan :S1
8. Tanggal masuk : 15 agustus 2020
9. Tanggal pengkajian :17 agustus 2020
10. Diagnosis medik : resiko perilaku kekerasan
Keluhan Utama Klien dan Keluarga:
Teman kerja Tn. B mengatakan bahwa Tn. B memukul kepala HRD perusahaan saat
jam kerja berakhir

Tanyakan
a. Apa yang terjadi di rumah sampai pasien dibawa ke rumah sakit
b. Apa yang dirasakan keluarga hingga pasien dibawa ke rumah sakit
c. Perilaku apa yang diperlihatkan pasien hingga pasien dibawa ke rumah
sakit

Faktor predisposisi:
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya √ Tidak
Petunjuk: (tanyakan pada keluarga atau pasien)
1. Tanyakan apakah pernah mengalami gangguan jiwa? Jika Ya ini perawatan
yang
keberapa?
2. Tanyakan pertama kali pasien dirawat di RS jiwa atau mulai kapan
pasien
mengalami gangguan jiwa
3. Kapan terakhir pasien dirawat di RS dan Berapa lama dirawat?
4. Apakah pasien pulang atas persetujuan dokter atau pulang paksa.
5. Tanyakan apa yang menyebabkan pasien kembali dirawat
b. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil  Kurang berhasil  Tidak berhasil
Petunjuk
1. Tanyakan bagaimana pengobatan (minum obat dan perawatan di rumah
oleh
keluarga) apakah ada yang membantu untuk mengingatkan minum obat
dan
mengajarkan perawatan di rumah
2. Bila kurang /tidak berhasil, kenapa ?

c. Riwayat Penganiayaan
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
1. Aniaya fisik : pelaku ibu tirinya saat Tn. B masih kecil
2. Aniaya seksual : tidak ada
3. Penolakan: tidak ada
4. Kekerasan dalam keluarga : ibu tirinya
5. Tindakan kriminal: memukuli dan tidak beri makan seharian

Masalah Keperawatan:
Resiko perilaku kekerasaan
Petunjuk :
Tanyakan apakah pasien pernah memiliki riwayat penganiayaan

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


 Ya √ Tidak
Hubungan keluarga : ……………………………………………….
Gejala : ………………………………………………………......…
Riwayat pengobatan :……………………………………………
Masalah keperawatan :……………………………………………..
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
Jelaskan :
Pasien memiliki riwayat penganiayaan sejak kecil di mana pasien sering
dikurung dan dipukul oleh ibu tirinya seharian dan tidak diberi makan.

Masalah keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan
Petunjuk :
Tanyakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yang
mempengaruhi dan menghantui kehidupan klien hingga saat ini sehingga
mengakibatkan pasien mengalami gangguan jiwa.

Fisik.
a. Tanda vital :
TD: 130/90 mmHg Nadi: 100 x/i Suhu: 37 celsius Pernafasan: 21 x/i
b. Ukur : TB: 170 cm
c. Keluhan fisik : tidak ada keluhan
 Ya √ Tidak
Masalah keperawatan :

Tanyakan :
1. Apakah pasien mengalami keluhan fisik? Bila Ya apa keluhan tersebut
2. Apakah keluhan fisik pasien mengakibatkan gangguan jiwa atau
maslah
lainnya.

Genogram
Jelaskan : ibu kandung pasien meninggal dunia saat pasien masih kecil, dan ayah
kandung nya menikah lagi dan pasien memiliki ibu tiri
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………….
Petunjuk :
1. Buat genogram tiga generasi
2. Jelaskan hubungan pasien dengan keluarga terutama yang mengalami
gangguan jiwa

Konsep diri
a. Gambaran diri : pasien mengatakan bagian tubuh yang tidak disukai nya yaitu
tangannya karna mengingat kejadian saat kecil bersama ibu tirinya
b. Identitas : pasien mengatakan tidak ingin bertatap muka lagi dengan kepala
HRD nya saat bekerja
c. Peran : pasien mengatakan berstatus sebagai karyawan swasta
d. Ideal diri : pasien mengatakan tidak terima bahwa ia diinstruksikan untuk
bekerja dirumah saja
e. Harga diri :pasien mengatakan senang bekerja diperusahaan tempai ia bekerja
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………..........................................
.................................................
Petunjuk :
Tanyakan konsep diri pasien jelaskan dengan rinci

Hubungan sosial.
a. Orang yang berarti : ibu kandung dan ayah kandung
b. Peran serta dalam kelompok : anak yang bekerja
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: susah berkomunikasi
dengan orang bersuara keras
Masalah keperawatan :…………………………………
Spritual.
a. Nilai dan keyakinan : menganut agama islam
b. Kegiatan Ibadah : sering shalat walaupun masih ada bolong-bolong
Status mental.
a. Penampilan.
 Rapih √ Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan (dengan terperinci)
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………………..
…………………………………………………...........
………………………………………………………........................................
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………..........................................
..............................................
b. Pembicaraan
√ Cepat √ Keras  Gagap  Inkoheren
 Apatis  Lambat  Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………………………...........
…............................................
c. Aktivitas Motorik
 Lesu √ Tegang  Agitasi
√ Tremor √ Gelisah

Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………...........
………………………………………………………................
d. Interaksi selama wawancara
√ Bermusuhan  Tidak kooperatif  Defensif
 Mudah tersinggung  Kontak mata kurang √ Curiga
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………………..
…………………………………………………
e. Alam Perasaan
 Sedih  Ketakutan  Putus asa
√ Khawatir  Gembira berlebihan
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………
……………...........…………...
f. Daya tilik diri
 Mengingkari penyakit yang di derita
 Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………………..
…………………………………………………...........
………………………………………………………........................................
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………..
.........………………………..
Analisis Data
No Data Masalah
1. Data Subjektif: Resiko perilaku kekerasan
- Pasien mengatakan sejak kecil di
mana pasien sering dikurung dan
dipukul oleh ibu tirinya seharian
dan tidak diberi makan.
- Pasien mengatakan marah ketika
diminta untuk bekerja dirumah dan
beranggapan akan di PHK oleh
perusahaan, klien memukul kepala
HRD perusahaan saat jam kerja
berakhir.
Data Objektif:
- muka pasien memerah, rahang
mengatup, suara keras dan bicara
ketus saat dilakukan wawancara.
- Hasil pemeriksaan didapatkan
data TD 130/90 Mm Hg, Nadi
100 x per menit.

Pohon Masalah

Resiko Mencederai diri sendiri dan


orang lain Effect

Perilaku Kekerasan Cor Problem

Halusinasi Causa

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif


Faktor Predisposisi dan Prespitasi

Rencana Keperawatan
Tgl/Har No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Intervensi
i . Keperawata
Dx n
17 1 Resiko - Klien mau a) Beri salam
Tujuan Umum: membalas dan panggil
agustus perilaku salam nama kien
Klien dapat
2020 kekerasaan melanjutkan
- Kien mau b) Sebutkan
hubungan berjabat
peran sesuai nama perawat
tangan sambil berjabat
denga
tanggung - Klien mau tangan
jawab menyebutkan c) Jelaskan
nama maksud
TUK: hubungan
- Klien mau
Klien dapat interaksi
kontak mata
membina
hubungan saling - Klien mau d) Jelaskan
percaya mengetahui tentang kontrak
nama perawat yang akan
dibuat
- Klien mau
menyediakan e) Beri rasa
waktu untuk aman dan sikap
kontak empati
f) Lakukan
kontak singkat
tapi sering

Klien dapat - Klien dapat a) Beri


mengidentifikas mengungkap kesempatan
kan
i penyebab perasaannya mengungkapkan
perilaku perasaannya
kekerasan - Klien dapat
mengungkap b) Bantu klien
kan penyebab mengungkap
perasaan perasaannya
jengkel/jengk
el (dari diri
sendiri, orang
lain dan
lingkungan)

- Klien dapat
Klien dapat
mengontrol a) Bantu klien
mengontrol
perilaku memilih cara
perilaku
kekerasan yang tepat
kekerasan
untuk klien
Fisik :
olahragadan b) Bantu klien
menyiram mengidentifikas
tanaman i manfaat cara
Verbal : yang dipilih
mengatakan
secara c) Bantu klien
langsung dan menstimulasi
tidak cara tersebut
menyakiti d) Berikan
Spiritual : reinforcement
sembahyang, positif atas
berdoa/ibdah keberhasilan
yang lain klien
menstimulasi
cara tersebut
e) Anjurkan
klien
menggunakan
cara yang telah
dipilihnya jiak
ia sedang
kesal/jengkel
Implementasi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal Keperawatan
17 Resiko - memberi salam dan panggil S :pasien mengatakan
nama kien
agustus perilaku - menyebutkan ebutkan nama
memukuli atasannya
2020 kekerasaan perawat sambil berjabat O: pasien tampak serius
tangan
- menjelaskan maksud menceritakan,menggemp
hubungan interaksi al tangan
- menjelaskan tentang kontrak
yang akan dibuat A:resiko perilaku
- memberi rasa aman dan kekerasaan belum
sikap empati
- melakukan kontak singkat teratasi
tapi sering
P:intervensi dilanjutkan

S: pasien mengatakan
- menjumpai pasien
18 sangat marah pada
-menanyakan kembali nama
agustus perawat atasannya
2020 - memberi kesempatan O: pasien tampak
mengungkapkan perasaannya berbicara dengan suara
- membantu klien mengungkap keras
perasaannya
A: resiko perilaku
kekerasan belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan

- membantu klien memilih


19 cara yang tepat untuk klien S: pasien mengatakan
agustus - membantu klien sudah paham apa yang
2020 mengidentifikasi manfaat cara harus dilakukan jika
yang dipilih
merasa jengkel/marah
- membantu klien
menstimulasi cara tersebut O: pasien tampak sedikit
-memberikan reinforcement rileks
positif atas keberhasilan klien
menstimulasi cara tersebut A: resiko perilaku
kekerasaan (mengontrol
-menganjurkan klien
menggunakan cara yang telah rasa marah) teratasi
dipilihnya jiak ia sedang
kesal/jengkel P: intervensi dilanjutkan
dengan observasi pasien

Petunjuk
Boleh dibuat landscape jk perlu
1. Kolom diagnosis
Tulis nomor dan rumusan diagnosis keperawatan.
2. Kolom Implementasi.
a. Tulis tanggal dan jam dilakukan tindakan keperawatan.
b. Tulis semua tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana :
- Tindakan perawat.
- Tindakan perawat bersama pasien.
- Tindakan perawat bersama keluarga.
- Tindakan perawat bersama pasien dan keluarga.
3. Kolom evaluasi
a. Tulis semua respons pasien/keluarga terhadap tindakan yang dilaksanakan
baik
objektif maupun subjektif.
b. Analisis respons pasien dengan mengaitkan pada diagnosis, data, dan tujuan.
Jika
ditemukan masalah baru maka dituliskan apakah akan dirumuskan diagnosis
baru.
c. Tuliskan rencana lanjutan, dapat berupa:
- Rencana dilanjutkan jika evaluasi sesuai dengan harapan.
- Selesai jika tujuan telah tercapai.
- Modifikasi tindakan keperawatan jika semua rencana telah dilaksanakan
tetapi tujuan belum tercapai.
- Batal jika hasil evaluasi kontradiksi dengan diagnosis yang ada.
4. Tulis nama jelas dan tanda tangan setiap selesai melaksanakan tindakan
keperawatan
dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai