Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“WARMER BLANKET”

Ns. Elmukhsinur,S.Kep.,M.Biomed

Disusun Oleh :

Era Meizela

18. 905

POLTEKKES KEMENKES RIAU

PRODI D III KEPERAWATAN

DILUAR KAMPUS UTAMA

2020/2021
A. Definisi warmer blanket
warmer blanket / selimut penghangat adalah sistem sekaligus tahan lama dan terjangkau
dirancang untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi mereka yang sakit,
memulihkan, atau terluka. Hal ini sering dipergunakan oleh para profesional dalam
perawatan jangka panjang. Selimut ini portable, tahan lama, dipasanag ke sop kontak 110
V , tidak menimbulkan bahaya listrik.

B. Tujuan
1) Membantu mngembalikan suhu tubuh normal
2) Menghangatkan pasien

C. Indikasi
1) Pada pasien yang mengalami penurunan suhu tubuh tubuh inti 28º c.
2) Kerentangan jantung untuk mengalami fibrilasi pada suhu

D. Kontaindikasi
1. Pasien < 18 tahun
2. Digunakan dalam operasi aeromedical (evakuasi di udara dalam dunia penerbangan)
E. Manfaat
Ketika pasien tidak dapat menghasilkan cukup panas metabolik untuk menghangatkan
diri maka selimut mungkin hanya apa yang mereka butuhkan. Pasien dingin akan lebih
hangat dengan selimut bahkan meskipun efek termal sebenarnya warmed blanket
berlangsung tidak lebih dari 10 menit. Jelas, selimut tidak mengalihkan signifikan-panas
kepada pasien. Manusia sensitive untuk perpindahan panas melalui kulit, serta suhu,
yang dapat menjelaskan com- forting efek selimut hangat. Dan selimut hangat
menghindari ketidaknyamanan kehilangan panas yang disebabkan ketika seorang pasien
dibungkus dengan selimut dingin dari kulit mereka. Warmer blanket juga
bermanfaat dalam mengelola trauma klien, Northern Territory konteks remote
Kesehatan umumnya tidak menunjukkan bahwa kehangatan tambahan akan menjadi
pertimbangan penting dalam manajemen klinis.

F. Prosedur Kerja warmer blanket

No. Tindakan Skor

A Tahap Prainteraksi 0 1 2

Kaji :
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa
dapat menyebabkan cedera. Kaji apakah klien
menyadari rasa panas untuk jaringan tubuh.
b. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum
klien. Klien yang sangat muda, sangat tua,
tidak sadar, atau yang lemah dapat menoleransi
dingin dengan baik.
c. Tingkat ke tidak nyamanan dan rentang
pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri
d. Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
Faktor ini penting di kaji sebelum tindakan di
berikan pada area tubuh yang luas.
B Tahap Orientasi
a) Mengucapakan salam,
memperkenalkan diri dan menjelaskan
prosedur yang akan di lakukan.
b) Berikan kesempatan pasien untuk bertanya.
c) Ajak pasien berdoa bersama sebelum
melakukan tindakan dengan membaca do’a
sesuai keyakinan dan agama klien masing-
masing.
C Tahap kerja
a) Cuci tangan
b) Menganjurkan pasien untuk berbaring
c) Memeriksa tanda- tanda vital
d) Kemudian Balik pasien kearah perawat
e) Kemudian letakkan selimut ditempat tidur lalu
balik kembali pasien dan ratakan selimut di
tempat tidur.
f) Kemudian letakkan selimut diatas pasien.
g) Pantau asupan cairan untuk melihat perubahan
pada kulit dan bibir
h) Merubah posisi pasien setiap 30 menit
i) Pantau tanda-tanda vital dan aktivitas
neurologis setiap 5 menit sampai suhu tubuh
yang di stabil / normal.
D Tahap Terminasi
a) Evaluasi :
1) Mengevaluasi respon klien terhadap
tindakan yang telah dilakukan
2) Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah
dilakukan tindakan selimut hangat /
warmer blanket
b) Dokumentasi :
1) Mencatat respon klien terhadap
pemindahan yang telah dilakukan
2) Mencatat kenyamanan posisi pasien
setelah dilakukan pemberian selimut
hangat/ warmer blanket.

Anda mungkin juga menyukai