Anda di halaman 1dari 30

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

TENTANG ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH

Syukri Herman

18928

DOSEN PENGAJAR : Ns. Nur Aulia, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES RIAU

PRODI D III KEPERAWATAN DI LUAR KAMPUS UTAMA

2020
Kasus fiktif 1

Ny. W usia 28 tahun tamat SMP gagal berumah tangga. Memiliki anak 2 orang, saat
pengkajian klien makan berantakan tidak menggunakan sendok, sisa makanan
berceceran di lantai dan dimulut pasien. Penampilan kotor, penggunaan pakaian
tidak sesuai dan tercium bau yang tidak sedap dari badan dan mulut pasien.
Pasien pun sering membuang air kecil maupun besar di sembarang tempat dan
tidak melakukan cebok setelah BAB dan BAK sehingga tercium bau tidak sedap.

Tugas: Pergunakanlah format pengkajian

1. Buatlah laporan pendahuluan kasus di atas


2. Buatlah strategi pelaksanaan untuk kasus di atas pada pertemuan yang
ke tiga dan empat
3. Lakukanlah pengkajian untuk masalah psikososial sesuai format yang ada dan
lengkapi data pasien untuk dapat melengkapi diagnosa DPD
4. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
5. Buatlah pohon masalah!
6. Tetapkanlah tindakan keperawatan untuk kebersihan diri, berdandan dan
makan
7. Lakukanlah evaluasi keperawatan
8. Lakukanlah dokumentasi keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Defenisi
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya,
kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya .
Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya ika tidak dapat melakukan
perawatan dirinya (Mukhripah & Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari – hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas,
dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan dir,
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil
sendiri (toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif
dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat
(Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154).

B. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri
adalah :
1. kelelahan fisik dan,
2. penurunan kesadaran.

Sedangkan Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :


1. Faktor presdiposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri. (Mukhripah & Iskandar, 2012:147 - 148).
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri (Mukhripah & Iskandar, 2012: 148).
faktor – faktor yang mempengaruhi personl higiene adalah
a. Body image : gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial : pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi peruabahan personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi : personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan : pengetahuan personal hygiene sangat penting akrena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misanya, pada
pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya : disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan orang : ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan
lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis : pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

C. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah
sebagai berikut:
1. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam,memiliki pakaian, meggunakan alat tambahan, emngguakan kancig
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskkan, mengambil pakaian dan
mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
meggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah
lalu memasukannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan
menurut cara diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta
mencerna cukup makanan dengan aman.
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil (Mukhripah & Iskandar,
2012:149-150).

D. Mekanisme koping
mekanisme koping menurut penggolongannya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukund fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatn diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade,
2011:154) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri
2. Membimbing dan menolong klien perawatan diri
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
4. BHSP (bina hubungan saling percaya)

Asuhan Keperawatan Jiwa


A. Pengkajian
Melakukan pengkajian kepada pasien dengan menanyakan secara langsung
atau pun observasi pada pasien

B. Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri (Mandi) , berdandan , makan,
BAB/BAK (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:155).

C. Rencana Asuhan Keperawatan


Defisit perawatan diri merupakan core probem atau diagnosa utama
dalam pohon masalah di atas, berikut ini adalah rencana asuhan keperawatan
dari defisit perawatan diri menurut (Kelliat,2006)

Diagnosa
Keperawat Tujuan Kriteria hasil Intervensi
an
Deficit TUM : - Ekspresi wajah - Bina
perawatan Pasien dapat bersahabat, hubungan
diri memelihara - menunjukkan rasa saling percaya
kesehatan diri senang, dengan prinsip
secara mandiri - klien bersedia komunikasi
TUK : berjabat tangan, terapeutik
1. Klien dapat - klien bersedia - sapa klien
membina menyebutkan dengan ramah
hubungan saling nama, baik verbal
percaya - ada kontak mata, maupun
- klien bersedia untuk nonverbal
duduk - perkenalkan
berdampingan diri dengan
dengan perawat, sopan
- klien bersedia - tanyakan
mengutarakan nama lengkap
masalah yang klien dan maa
dhadapi panggilan
- jelaskan
tujuan
pertemuan
- jujur dan
menepati janji
- tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klien apa
adanya
- beri perhatian
pada
pemenuhan
kebutuhan
dasar klien
2. Mengidentifikas - Klien dapat - Kaji
i kebersihan diri menyebutkan pengetahuan
klien. dirinya klien tentang
kebersihan
diri dan
tandanya
- Beri
kesempatan
klien untuk
menjawab
pertanyan
- Berikan pujian
terhadap
kemampuan
klien
menawab
pertanyaan.
3. Menjelaskan - Klien dapat - Menjelaskan
pentingnya memahami pentingnya
kebersihan diri pentinya kebersihan
kebersihan diri diri
- Meminta klien
menjelaskan
kembali
pentingnya
kebersihan
diri
- Diskusikan
dengan klien
tentang
tentang
kebersihan
diri
- Beri
penguatan
positif atas
jawabannya
4. menjelaskan - Klien dapat - Menjelaskan
peralatan yang menyebutkan dan alat yang
digunakan dapat dibutuhkan
untuk menjaga mendemonstrasik dan cara
kebersihan diri an dengan alat membersihkan
dan cara kebersihan diri
melakukan - Memperagaka
kebersihan diri n cara
membrsihkan
diri dan
mempergunak
an alat untuk
membersihkan
diri
- Meminta klien
untuk
memperagaka
n ulang alat
dan cara
kebersihan
diri
- Beri pujian
positif
terhadap klien
5. Menjelaskan - Klien dapat - Menjelaskan
cara makan mengerti cara cara makan
yang benar makan yang yang benar
benar - Beri
kesempatan
klien untuk
bertanya dan
mendemonstra
si kan cara
benar
- Memberikan
pujian positif
terhadap klien
6. Menjelasakan - Klien dapat - Menjelaskan
cara mandi mengerti cara cara mandi
yang benar mandi yang benar yang benar
- Beri
kesempatan
klien untuk
bertanya dan
mendemonstra
si kan cara
yang benar
- Memberi
pujian positif
terhdap klien
7. Menjelaskan - Klien dapat - Menelskan
cara berdandan mengerti cara cara
yang benar berdandan yang berdandan
benar yang benar 2.
Beri
kesempatan
klien untuk
bertanya dan
mendemonstra
si kan cara
yang benar 3.
Memberi
pujian positif
terhdap klien
8. Menjelaskan - Klien dapat toileting - Menjelaskan
cara toileting yang benar cara toileting
yang benar yang benar
- Beri
kesempatan
klien untuk
bertanya dan
mendemonstra
si kan cara
yang benar
- Memberi
pujian positif
terhdap klien
9. Mendiskusikan - Keluarga dapat - Menjelsakan
masalah yang mengerti tentang kepada
dirasakan merawat klien keluarga
tentang
pengertian
tanda dan
gejala tanda
defisit
perawatan
diri, dan jenis
perawatan diri

D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. SP 1
a. Bina hubungan saling percaya
b. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
d. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
e. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal harian
2. SP 2
a. Bina hubungan saling percaya
b. Jelaskan pentingnya berhias/berdandan
c. Latihan cara berhias/berdandan
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
3. SP 3
a. Bina hubungan saling percaya
b. Jelaskan cara dan alat makan yang benar.
c. Latih kegiatan makan
d. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan makan dalam jadwal kegiatan
harian.
4. SP 4
a. Bina hubungan saling percaya
b. Latihan cara BAB dan BAK dengan baik
c. Jelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
d. Jelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

E. Evaluasi
Defisit perawatan diri pada pasien dapat teratasi

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


SP 3 MAKAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat siang Bapak atau ibu, tampak rapi hari ini. Siang ini kita akan
latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya!
b. Evaluasi
Bagaimana bapak atau ibu makannya sudah habis 1 porsi ? Bapak atau
ibu ketika makan apa saja yang harus dilakukan ?
c. Kontrak
Bapak atau ibu saya ingin berbincang – bincang tentang cara dan alat
makan yang benar sesuai janji kita kemarin ya. Bapak atau ibu kita akan
berbincang – bincang jam berapa ? Dan berapa lama ? Bagaimana jika
jam 08.00 – 08-15. Sesuai janji kita akan melakukan diruang makan ya
2. Kerja
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Bapak
atau Ibu makan? “Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya,
mari kita praktikkan!”“ Bagus, setelah itu kita duduk dan ambil makanan.
Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Bapak atau Ibu yang pimpin!
Bagus.” “Mari kita makan! Saat makan kita harus menyuap makanan satu
persatu dengan pelan-pelan. Ya, ayo......sayurnya dimakan ya. Setelah makan
kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul ......dan kita akhiri dengan
cuci tangan.” “Ya bagus ! itu suster sedang membagikan obat, coba Bapak
atau Ibu minta sendiri obatnya.’’
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang – bincang dengan
saya dan setelah kita makan bersama.
b. Evaluasi Obyektif
Coba bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita lakukan
pada saat makan.
c. Kontrak
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi
tentang cara toileting yang baik. Besok kita akan berbincang – bincang
dimana ? Bagaimana kalau ditaman ? Bagaimana kalau kita berbincang –
bincang kembali besok jam 08.00 – 08.15 ? Apakah Bapak atau ibu setuju
?
d. Rencana tindak lanjut
Saya harap Bapak atau ibu melakukan makan secara mandiri dan jangan
lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
SP 4 TOILETING
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini ? baik. Sudah
dijalankan jadwal kegiatannya ?. . kita akan membicarakan tentang cara
BAB dan BAK yang baik ya.
b. Evaluasi
Bagaimana Bapak atau ibu hari ini sudah BAB/BAK ? Bapak atau ibu
ketika BAB/BAK apa saja yang harus dilakukan.?
c. Kontrak
Bapak atau ibu saya ingin berbincang – bincang tentang melakukan BAB
dan BAK secara mandiri. Bapak atau ibu kita akan berbincang – bincang
jam berapa ? Dan berapa ? Dan berapa lama ? Bagaiman jika jam 08.00 –
08.00? Dimana kita akan berbincang – bincang ? bagaimana jika kita
berbincang – bincang di taman ?
2. Kerja
Untuk pasien laki-laki:
Dimana biasanya bapak buang air besar dan buang air kecil? Benar bapak
buang air besar atau kecilyang bail itu di WC, kamar mandi atau tempat lain
yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotoran. Jadi kita tidak boleh
buang air besar atau kecil di sembarang tempat. Sekarang, apakah bapak tau
bagaimana cara cebok? Yang perlu diingat saat mencebok adalah bapak
membersihkan bokong atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan
tidak ada tinja atau air kencing yang di tubuh bapak. Setelah bapak selesai
cebok, jangan lupa tinja atau air kencing yang ada di WC di bersihkan.
Caranya siram tinja atau air kencing yang ada di WC secukupnya sampai
tinja atau air kencing itu tidak tersisa diWC. Setelah itu cuci tangan dengan
menggunakan sabun.
Untuk perempuan:
Cara membilas yang bersih setelah ibu buang air besar yaitu dengan
menyiram air kea rah depan ke belakang. Jangan terbalik yah.. cara seperti ini
berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di bokong ke
bagian kemaluan kita. Setelah ibu selesai cebok, jangan lupa tinja atau air
kecingyang ada di WC di bersihkan. Caranya siram tinja atau air kencing
tersebut dengan air secukupnya sampai air kencing atau tinja tidak tersisa di
WC. Lalu cuci dengan menggunakan sabun.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaiman perasaan Bapak atau ibu setelah berbincang – bincang lagi
tentang Buang air besar atau kecil yang baik.
b. Evaluasi Obyektif
Coba bapak atau ibu jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang baik.
c. Kontrak
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi
tentang aktivitas yang bisa dilakukan .Besok kita akan berbincang –
bincang dimana ? Bagaimana kalau di ruangan ? Besok jam berapa Bapak
atau ibu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau jam 08.00 – 08.15 seperti
biasa.
d. Rencana tindak lanjut
Saya harap Bapak atau ibu melakukan toileting yang baik dan jangan lupa
masukkan dalam jadwal kegiatan harian

FORMAT PENGKAJIAN
IDENTITAS
1. Nama pasien :Ny. W
2. Umur :28 tahun
3. Jenis kelamin : perempuan
4. Status perkawinan :sudah kawin
5. Orang yang berarti : anak
6. Pekerjaan : tidak bekerja
7. Pendidikan :SMP
8. Tanggal masuk :08 agustus 2020
9. Tanggal pengkajian :10 agustus 2020
10. Diagnosis medik :defisiit perawatan diri
Keluhan Utama Klien dan Keluarga:
klien makan berantakan tidak menggunakan sendok, sisa makanan berceceran di
lantai dan dimulut pasien. Penampilan kotor, penggunaan pakaian tidak sesuai
dan tercium bau yang tidak sedap dari badan dan mulut pasien. Pasien pun
sering membuang air kecil maupun besar di sembarang tempat dan tidak
melakukan cebok setelah BAB dan BAK sehingga tercium bau tidak sedap.
Tanyakan
a. Apa yang terjadi di rumah sampai pasien dibawa ke rumah sakit
b. Apa yang dirasakan keluarga hingga pasien dibawa ke rumah sakit
c. Perilaku apa yang diperlihatkan pasien hingga pasien dibawa ke rumah
sakit

Faktor predisposisi:
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya √ Tidak
Petunjuk: (tanyakan pada keluarga atau pasien)
1. Tanyakan apakah pernah mengalami gangguan jiwa? Jika Ya ini perawatan
yang
keberapa?
2. Tanyakan pertama kali pasien dirawat di RS jiwa atau mulai kapan
pasien
mengalami gangguan jiwa
3. Kapan terakhir pasien dirawat di RS dan Berapa lama dirawat?
4. Apakah pasien pulang atas persetujuan dokter atau pulang paksa.
5. Tanyakan apa yang menyebabkan pasien kembali dirawat
b. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil  Kurang berhasil √ Tidak berhasil
Petunjuk
1. Tanyakan bagaimana pengobatan (minum obat dan perawatan di rumah
oleh
keluarga) apakah ada yang membantu untuk mengingatkan minum obat
dan
mengajarkan perawatan di rumah
2. Bila kurang /tidak berhasil, kenapa ?

c. Riwayat Penganiayaan
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
1. Aniaya fisik : tidak ada
2. Aniaya seksual : tidak ada
3. Penolakan : tidak ada
4. Kekerasan dalam keluarga : tidak ada
5. Tindakan kriminal : tidak ada
Jelaskan No. 1, 2, 3 : tidak ada riwayat penganiayaan
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
Petunjuk :
Tanyakan apakah pasien pernah memiliki riwayat penganiayaan

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


 Ya √ Tidak
Hubungan keluarga : ……………………………………………….
Gejala : ………………………………………………………......…
Riwayat pengobatan :……………………………………………
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
Jelaskan :
Mengalami kegagalan dalam berumah tangga
Masalah keperawatan :
……………………………………………………………………….
Petunjuk :
Tanyakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yang
mempengaruhi dan menghantui kehidupan klien hingga saat ini sehingga
mengakibatkan pasien mengalami gangguan jiwa.

Fisik.
a. Tanda vital :
TD:120/80mmHg Nadi:80x/i Suhu: 37 celsius Pernafasan : 20 x/i
b. Ukur : TB 155 cm
c. Keluhan fisik : gatal-gatal
 Ya  Tidak
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………
Tanyakan :
1. Apakah pasien mengalami keluhan fisik? Bila Ya apa keluhan tersebut
2. Apakah keluhan fisik pasien mengakibatkan gangguan jiwa atau
maslah
lainnya.

Genogram
Jelaskan : pasien tinggal bersama kedua orang tuanya
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………….
Petunjuk :
1. Buat genogram tiga generasi
2. Jelaskan hubungan pasien dengan keluarga terutama yang mengalami
gangguan jiwa

Konsep diri
a. Gambaran diri : pasien mengatakan bagian tubuh yang tidak disukai ya itu
wajah karena dia merasa wajah terlalu jelek hingga suami nya pergi meninggal
kannya
b. Identitas : pasien tidak mau menatap lawan bicara
c. Peran: pasien tidak mau melakukan apa-apa
d. Ideal diri :
e. Harga diri : …………………………..............................................
Jelaskan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………..
…………………………………………………...........
…………………………………………………………..........................................
.............................
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………..........................................
.................................................
Petunjuk :
Tanyakan konsep diri pasien jelaskan dengan rinci

Hubungan sosial.
a. Orang yang berarti: anak-anak nya
b. Peran serta dalam kelompok : sebagai ibu rumah tangga
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: merasa minder jumpa
dengan dengan orang lain
Masalah keperawatan :…………………………………
Spritual.
a. Nilai dan keyakinan : mempunyai keyakinan agama islam
b. Kegiatan Ibadah : jarang melakukan kegiatan shalat dan mengaji
Status mental.
a. Penampilan.
 Rapih √Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………..........................................
..............................................
b. Pembicaraan
 Cepat  Keras √ Gagap  Inkoheren
 Apatis √ Lambat  Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………………………...........
…............................................
c. Aktivitas Motorik
√ Lesu  Tegang  Agitasi
 Tremor  Gelisah
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………...........
………………………………………………………................
d. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan  Tidak kooperatif  Defensif
 Mudah tersinggung √ Kontak mata kurang  Curiga
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………………..
…………………………………………………
e. Alam Perasaan
√ Sedih  Ketakutan √ Putus asa
 Khawatir  Gembira berlebihan
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………
……………...........…………...
f. Daya tilik diri
 Mengingkari penyakit yang di derita
√ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………..
.........………………………..

Analisis Data
No Data Masalah
1. Data Subjektif: Defisit perawatan diri
klien mengatakan tidak mau mandi
dan jarang ganti baju

Data Objektif:
- klien makan tampak berantakan,
- tampak berpenampilan kotor,
- tampak menggaruk-garuk badan
- tampak sering membuang air
kecil maupun besar di sembarang
tempat
- klien tercium bau tidak sedap.
Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan
(BAB/BAK,mandi, makan minum)

Defisit perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri

Menurunnya motivasi dalam perawatan diri

Rencana Keperawatan
Tgl/Har No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Intervensi
i . Keperawata
Dx n
10 1 Defisit TUM: Ekspresi Bina hubungan
Pasien dapat wajah saling percaya
agustus perawatan memelihara bersahabat, dengan prinsip
2020 diri kesehatan diri menunjukkan komunikasi
secara mandiri rasa terapeutik :
TUK: senang, klien 1. Sapa klien
1. Klien dapat bersedia dengan ramah baik
membina berjabat verbal maupun
hubungan saling tangan, klien nonverbal
percaya bersedia 2. Perkenalkan diri
menyebutkan dengan sopan
nama, ada 3. Tanyakan nama
kontak mata, lengkap klien dan
klien nama panggilan
bersedia 4. Jelaskan tujuan
duduk pertemuan
berdampinga 5. Jujur dan
n dengan menepati janji
perawat, 6. Tunjukan sikap
klien empati dan
bersedia menerima klien
mengutaraka apa adanya
n masalah 7. Beri perhatian
yang pada pemenuhan
dihadapinya kebutuhan dasar
klien
2.
Mengidentifikas Klien dapat 1. Kaji
i kebersihan diri menyebutkan pengetahuan klien
klien. kebersihan tentang kebersihan
diri nya diri dan tandanya
Klien dapat 2. Beri kesempatan
memahami klien untuk
pentinya menjawab
kebersihan pertanyan
diri 3. Berikan pujian
terhadap
kemampuan klien
menawab
pertanyaan.
4. jelaskan
pentingnya
kebersihan diri
5. minta klien
menjelaskan
kembali
pentingnya
kebersihan diri
6. Diskusikan
dengan klien
tentang tentang
kebersihan diri
7. Beri penguatan
positif atas
jawabannya
3. Menjelaskan Klien dapat 1. jelaskan cara
cara makan mengerti cara makan yang benar
yang benar makan yang 2. Beri kesempatan
benar klien untuk
bertanya dan
mendemonstrasika
n cara benar
3. berikan pujian
positif terhadap
klien setelah
mendemostrasikan

4. Menjelaskan Klien dapat 1. jelaskan cara


cara toileting toileting yang toileting yang
yang benar benar benar
2. Beri kesempatan
klien untuk
bertanya dan
mendemonstrasika
n cara yang benar
3. beri pujian
positif terhdap
klien

Implementasi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal Keperawatan
10 Defisit 1. menyapa klien dengan S : pasien mengatakan
ramah baik verbal maupun
agustus perawatan nonverbal tidak mengetahui
2020 diri 2. Perkenalkan diri dengan kebersihan diri
sopan
3. menanyakan nama lengkap O:pasie n tampak mau
klien dan nama panggilan menjawab pertanyaan
4. menjelaskan tujuan
pertemuan perawat
5. Jujur dan menepati janji A:defisit perawatan
6. menunjukan sikap empati
dan menerima klien apa belum teratasi
adanya
P: intervensi dilanjutkan
7. memberi perhatian pada
pemenuhan kebutuhan dasar
klien
8. membuat perjanjian untuk
pertemuan berikunya

1. mengkaji pengetahuan klien


11 tentang kebersihan diri dan
tandanya
agustus 2. memberi kesempatan klien S: pasien mengatakan
2020 untuk menjawab pertanyan sudah mengetahui
3. memberikan pujian terhadap
kemampuan klien menawab tentang kebersihan diri
pertanyaan.
O: pasien tampak bisa
4. menjelaskan pentingnya
kebersihan diri menjelaskan kembali
5. meminta klien menjelaskan
kembali pentingnya kebersihan pentingnnya kebersihan
diri diri
6. mendiskusikan dengan
klien tentang tentang A: defisit perawatan diri
kebersihan diri belum teratasi
7. Beri penguatan positif atas
jawabannya P: intervensi dilanjutkan

12
1.jelaskan cara makan yang
agustus benar S: pasien mengatakan
2. Beri kesempatan klien untuk
2020 sudah mampu makan
bertanya dan
mendemonstrasikan cara dengan benar
makan yang benar
3. berikan pujian positif O: pasien tampak bisa
terhadap klien setelah mendemonstrasikan cara
mendemostrasikan
makan yang benar
A: defisit perawatan diri
(makan) teratasi
P: intervensi selanjutnya

1. Menjelaskan cara toileting


13 yang benar S:pasien mengatakan
2. Beri kesempatan klien untuk
agustus bertanya dan sudah mengetahui cara
2020 mendemonstrasikan cara yang BAB dan BAK yang
benar
3. Memberi pujian positif benar
terhdap klien O:pasien tampak bisa
melakukan tindakan
toileting
A:defisit perawatan diri
(toileting) teratasi
P: intervensi dilanjutkan
dengan observasi

Petunjuk
Boleh dibuat landscape jk perlu
1. Kolom diagnosis
Tulis nomor dan rumusan diagnosis keperawatan.
2. Kolom Implementasi.
a. Tulis tanggal dan jam dilakukan tindakan keperawatan.
b. Tulis semua tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana :
- Tindakan perawat.
- Tindakan perawat bersama pasien.
- Tindakan perawat bersama keluarga.
- Tindakan perawat bersama pasien dan keluarga.
3. Kolom evaluasi
a. Tulis semua respons pasien/keluarga terhadap tindakan yang dilaksanakan
baik
objektif maupun subjektif.
b. Analisis respons pasien dengan mengaitkan pada diagnosis, data, dan tujuan.
Jika
ditemukan masalah baru maka dituliskan apakah akan dirumuskan diagnosis
baru.
c. Tuliskan rencana lanjutan, dapat berupa:
- Rencana dilanjutkan jika evaluasi sesuai dengan harapan.
- Selesai jika tujuan telah tercapai.
- Modifikasi tindakan keperawatan jika semua rencana telah dilaksanakan
tetapi tujuan belum tercapai.
- Batal jika hasil evaluasi kontradiksi dengan diagnosis yang ada.
4. Tulis nama jelas dan tanda tangan setiap selesai melaksanakan tindakan
keperawatan
dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai