OLEH : JUMAISAH
Nim : 18913
2020
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang kesehatan jiwa tahun 2014
adalah suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadaro kemampuan sendiri. Dapat
mengatasi tekanan, dapat berkerja secara produktif dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada
individu dsebut gangguan jiwa.(Direja, 2013).
Masalah kurangnya peraatan diri pada gangguan jiwa tidak boleh dianggap
remeh. Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan, guna untuk mempertahankan kehidupannya. Kurangnya
perawatan diri atau yang sering disebut defisit perawatan diri merupakan
gangguan kemampuan untuk melakukan pearawatn terhadap dirinya sendiri,
klien dinyatakan mengalami defisit perawatan diri jika tidak dapat melakukan
kegiatan perawatan diri, berhias secara mandiri, makan secar mandiri dan
toileting. ( Dermawan, 2013).
Data statistik yang dikemukakan World Helath Organitation (WHO)
(2012) menyebutkan bahwasekitar 450 juta orang didunia mengalami masalah
gangguan kesehatan jiwa. Sepertiga diantaranya terjadi di negara berkembang.
Data yang ditemukan oleh peneliti di Harvard University dan University
College London, yang dimuat dalam VOA Indonesia mengatakan penyakit
kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di seluruh
dunia, angka tersebut meningkat pada tahun sebelumnya.
Kurangnya perawatan diri pada penderita gangguan jiwa disebabkan oleh
kelemahan fisik dan kurangnya kesadaran penderita akan pentingnya
melakukan perawatan diri. Kurang perawatan dir dapat dilihat dari segi fisik,
psikologis dan sosial. Secara fisik dapat dilihat dari ketidak mampuan
penderita untuk melakukan kegiatan perawatan diri secara mandiri. Secara
psikologis, penderita tidak melakukan kegiatan perawatan diri disebabkan oleh
kurangnya minatatau kesadaran penderita akan pentingnya kegiatan perawatan
diri, sedangkan segi sosial dapat dilihat dari penderita yang tidak suka
berinteraksi dengan orang lain, menarik diri serta malas untuk melakukak
kegiatan perawatan diri, penderita akan terlihat kotor, badan bau, malas dan
kurangnya inisiatigf untuk melakukan kegiatan perawatan diri. ( Dermawan,
2013).
Tindakan keperawatan yang tepat yang sudah di kembangkan dalam
mengatasi defisit keperawatan diri ini terdiri dari tindakan keperawatan
individu dan kelompok, tindakan keperawatan individu yang diberikan yaitu
klien di ajarkan dan dilatih untuk memenuhi kebutuhan keperawatan diri secara
mandiri. Yang meliputi mandi, berhias, makan dan minu dengan benar serta
toileting ( BAB dan BAK secara benar). Tindakan keperawatan kelompok yang
dapat diberikan untuk klien dengan defisit perawatan diri antara lain adalah
terapi aktivitas kelompok (TAK) tujuan klien melatih klien adalah untuk
meningkatkan kemampuan perawatan diri sehingga klien dapat melakukan
sendiri secara mandiri.( Keliat, 2015).
Penggunaan TAK dalam praktik keperawatan jiwa lebih efektif diberikan
untuk memberikan dampa positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau
terapi pemulihan kesehatan. Keuntungan yang di dapat dari TAK . meliputi
dukunganm meningkatkan pemecahan masalah, dan meningkatkan hubungan
interpersonal. Keunikan dari masing-masing individu akan mendorong seluruh
anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahannya. Terapi secara
kelompok juga akan meningkatkan keterampilan untuk mengekpresikan diri
keterampilan serta keterampilan untuk berempati ( Direja, 2011).
A. DEFINISI
Defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang mengalani kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaiakn aktivitas kehidupan sehari-
hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak
berhias, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam: kebersihan diri,
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri
(toileting) (Keliat B.A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidak pedulian
keperawatan diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
( Yusuf, dkk, 2014).
Defisit perawatan diri adalah salah satu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampun dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian atau berhias, makan,
dan toiletting. ( Fitria, 2010).
Kurangnya perawatan diripada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri,
berhias, dan toileting secara mandiri.
B. Proses terjadinya masalah
1. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang keperawatan diri
adalah, perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang telah terlalu
melindungi dan memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan inisiatif
dan keterampilan, lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah faktor biologis,
beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri. Faktor selanjutnya adalah kemampuan realistis
menurun yang menurun. Klien dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan
realitas yang kurang, sehingga menyebabkan ketidak pedulian dirinya
terhadaplingkungan termasuk perawatan diri, selanjutnya adalah faktor sosial,
kurang dukungan serta latihan kemampuan dari lingkungannya.
2. Faktor Presitipasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya
atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebakan individu kurang mampu melakukan
perawatn diri. Sedangkan menurut Depkes (2000) faktor yang mempengaruhi
personal hygine adalah body image, praktik sosial, status sosial ekono i,
pwngwtahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
dirinya. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka,
kemungkinana akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
C. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Manurut Nanda ( 2012) jenis perawatan diri terdiri dari:
1. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaiakan mandi/beraktifitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri: berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atu menyelesaiakn aktifitas berpakaiak
dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri: makan
Hambatan utnuk melakukan atau menyelesaiakan aktivitas makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri: toiletiing
Hambatan kemampuan untuk menyelesaikan atau melakukan aktivitas eliminasi
sendiri.
D. Tanda dan gejala
Adapun tanda gejala defisit perawatan diri menurut (Fitria, 2010) adalah sebagai
berikut:
1. Mandi / hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlekngkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berhias/ berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien
juga memeiliki ketidakmampuan untuk mengenakkan pakaian dalam, memilih
pakaian, mengambil pakaian dan mengenakkan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk
yoileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
E. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Effect Gangguan
pemeliharaan kesehatan
Faktor predisposisi:
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya √ Tidak
Petunjuk: (tanyakan pada keluarga atau pasien)
1. Tanyakan apakah pernah mengalami gangguan jiwa? Jika Ya ini
perawatan yang
keberapa?
2. Tanyakan pertama kali pasien dirawat di RS jiwa atau mulai kapan
pasien
mengalami gangguan jiwa
3. Kapan terakhir pasien dirawat di RS dan Berapa lama dirawat?
4. Apakah pasien pulang atas persetujuan dokter atau pulang paksa.
5. Tanyakan apa yang menyebabkan pasien kembali dirawat
b. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
Petunjuk
1. Tanyakan bagaimana pengobatan (minum obat dan perawatan di
rumah oleh
keluarga) apakah ada yang membantu untuk mengingatkan minum obat
dan
mengajarkan perawatan di rumah
2. Bila kurang /tidak berhasil, kenapa ?
c. Riwayat Penganiayaan
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
1. Aniaya fisik /......... /......... /.........
2. Aniaya seksual /......... /......... /.........
3. Penolakan /......... /......... /.........
4. Kekerasan dalam keluarga /......... /......... /.........
5. Tindakan kriminal /......... /......... /.........
Jelaskan No. 1, 2, 3 : tidak ada riwayat penganiayaan
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
Petunjuk :
Tanyakan apakah pasien pernah memiliki riwayat penganiayaan
Fisik.
a. Tanda vital :
TD: 120/80 mmHg Nadi:70x/menit Suhu:36˚c Pernafasan:18 x/menit
b. Ukur : TB 170 cm. BB 80 kg
c. Keluhan fisik :
Ya √Tidak
Jelaskan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………………..
………………………………………………….......
………………………………………………………
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………
Tanyakan :
1. Apakah pasien mengalami keluhan fisik? Bila Ya apa keluhan tersebut
2. Apakah keluhan fisik pasien mengakibatkan gangguan jiwa atau
maslah
lainnya.
Genogram
Jelaskan :
Keterangan
: Perempuan
: laki-laki
: pasien
: Meninggal
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………….
Petunjuk :
1. Buat genogram tiga generasi
2. Jelaskan hubungan pasien dengan keluarga terutama yang mengalami
gangguan jiwa
Konsep diri
a. Gambaran diri : pasien ingin sembuh dari oenyakitnya, dan ingin bersih
b. Identitas pasien meruapak seorang ayah dan tulang punggung keluarga
c. Peran : sebagai seorang suami, dan seorang ayah
d. Ideal diri : pasien mengatakan dirinya sangat kotor
e. Harga diri : pasien malu untuk berinteraksi dengan orang, dan lebih
memilih menyendiri
Jelaskan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………..
…………………………………………………...........
………………………………………………………….....................................
..................................
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………….....................................
......................................................
Petunjuk :
Tanyakan konsep diri pasien jelaskan dengan rinci
Hubungan sosial.
a. Orang yang berarti : Anak
b. Peran serta dalam kelompok :sebagai ayah dan tulang punggung
keluarganya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:baik
Masalah keperawatan :…………………………………
Spritual.
a. Nilai dan keyakinan pasien beragama islam
b. Kegiatan Ibadah :sewaktu sehat pasien rajin melakukan kegiatan sholat 5
waktu
Status mental.
a. Penampilan.
Rapih √Tidak rapi
√Penggunaan pakaian tidak sesuai
√Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan (dengan terperinci)
Pasien terlihat kotor, jarang ganti baju, dan memakai pakaian yang tidak
sesuai, dan memakai kaos kaki di sebelah kanan
Masalah keperawatan :
Defisit perawatan diri
b. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis √Lambat Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : ( dengan terperinci)
Pasien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, tidak jelas dan sulit
dimengerti. Namun klien tidak mampu memeulai pembicaraan kepada
orang lain
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
…………………………………………………………………………........
...…............................................
c. Aktivitas Motorik
√Lesu Tegang Agitasi
Tremor Gelisah
Jelaskan : (dengan terperinci)
Pasien tampak lesu, malas beraktivitas,pasien lebih sering berdiam diri dan
sering menghabiskan waktunya di tempat tidur
Masalah keperawatan :
Defisit perawatan diri
d. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan √Tidak kooperatif Defensif
Mudah tersinggung Kontak mata kurang Curiga
Jelaskan (dengan terperinci)
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat, sehingga perawat harus mengulani
beberapa pertanyaan kepada klien, selain itu klien tidak memiliki
keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
e. Alam Perasaan
√Sedih Ketakutan Putus asa
Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan : (dengan terperinci)
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarganya, klien
juga mengatakan merasa sedih karena tidak pernah di jenguk keluarganya
Masalah keperawatan :
f. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang di derita
√ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
Pasien mengatakan ia tidak tahu tentang penyakit nya, bertanya-tanya
mengapa saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya
mengantuk dan lemah
Masalah keperawatan :
………..…………………………………………………...........
………………………………………………………………………………
…...........………………………..
Analisis Data
No Data Masalah
1. Data Subjektif:
-keluarga klien mengatakan klien
tidak mau mandi selama 3 hari
-klien tidak mau di motivasi untuk
mandi
Data Objektif: terlihat kotor berbau, Defisit perawatan diri
rambut panjang dan berketombe,
kumis panjang, gigi kotor , pakaian
tidak sesuai tidak ganti baju sejak 2
hari yang lalu, memekai kaos kaki
pada kaki kanan
2. Data Subjektif:
-keluarga klien mengatakan tidak
mau mandi, tidak mau ganti baju Penurunan kemampuan dan
Data Objektif: motivasi merawat diri
-ekspresi sedih, selalu menyendiri,
komunikasi kurang
Pohon Masalah
Effect Gangguan
pemeliharaan kesehatan
Rencana Keperawatan
Tgl/Hari No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Intervensi
. Keperawatan
Dx
3 Juli 1 Defisit Klien mampu - klien 1. identifikasi
2015 perawatan melakukan mampu masalah perawatan
diri perawatan menjaga diri: kebersihan
diri:higine kebersihan diri, berdandan,
-klien dapat secara makan/minum,
menyebutkan mandiri BAB/BAK
pengertian - klien 2. jelaskan
dan tanda- mampu pentingnya
tanda menyebutkan kebersihan diri
perawatan diri tanda 3. jelaskan cara
-klien dapat kebersihan dan alat kebersihan
mengetahui diri diri
pentingnya -klien dapat 4. latih cara
kebersihan mengetahui menjaga
diri pentingnya kebersihan diri
-klien dapat kebersihan 5.masukkan pada
mengetahui diri jadwal kegiatan
bagaimana harian klien
cara
membersihka
n diri
TUK II - klien 1.evaluasi kegiatan
Klien dapat mampu kebersihan diri,
berdandan mengganti beri pujian
secar mandiri baju secar 2.jelaskan cara dan
arutin, alat untuk
menyisir berdanda
rambut dan 3.latih cara
memotong berdandan,
kuku mencukur alis
4.masukan pada
jadwal kegiatan
utnuk kebersihan
diri dan berdandan
1.
Implementasi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal Keperawatan
3 juli Defisit -mengidentifikasi masalah S :saat ditanya, pasien
2015 keperawatan keperawatan diri: kebersihan mengatakan akan menjaga
diri diri, berdandan, kebersihan dirinya
makan/minum, BAB/BAK
-menjelaskan pentingnya O:- penampilan klien
keperawatan diri terlihat lebih rapi
-membantu pasien -klien menjawab
memperaktekkan cara pertanyaan perawatn
menjaga kebersihan tentang cara menjaga
-menjelaskan cara menjaga kebersihan
kebersihan
-menganjurkan klien A:defisit perawatan diri
memasukkan dalam jadwal belum teratasi
kegiatan harian
P:Anjurkan klien untuk
menjaga kebersihan
dirinya
4 Juli -mengevaluasi jadwal S: klien mengatakan mau
2015 kegiatan harian klien mandi dan sikat gigi
-menjelaskan cara berdandan O:- klien tampak lebih
-membantu klien bersih
memperaktikan cara -rambut klien terlihat rapi,
berdandan dan tidak kotor
-mengajurkan klien
memasukkan dalam jadwal A: gangguan berdandan
kegiatan harian pada diri klien
P:menganjurkan klien
untik memasukan dalam
jadwal harian