Anda di halaman 1dari 19

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI : HARGA

DIRI RENDAH DI RUANG KENARI RSJ MENUR SURABAYA

OLEH :
Moh. Ridwan Helmi (20194663057)
Ardhy Igo Sanggar Pratama (20194663039)
Vika Ramadhana Fitriyani (20194663074)
Herlinda Astoria (20194663048)
Rifma Yuniar M.W (20194663064)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 1


DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI
PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH
2.1 DESKRIPSI
2.2 MASALAH KEPERAWATAN
2.3 TUJUAN
2.4 PERSIAPAN
2.5 KEGIATAN
2.6 KRITERIA EVALUASI
2.7 RENCANA PELAKSANAAN
BAB 3 PELAKSANAAN TAK
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 2


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnnya. Salah satu kebutuhanya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan
interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki
oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, pemghargaan orang lain, serta
pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selama memberi hasil yang sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu
gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain
(Riyadi, 2009).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan komponen konsep diri. Harga diri merupakan
perasaaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan, tetap merasa penting dan berharga
(Struart, 2007). Pada pasien dengan gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga
diri sulit menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang
lain. Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik maka akan muncul harga diri
rendah yang sangat kronis. Menurut studi pendahuluan di RSJD Dr.
Aminogondohutomo dari 24 klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3
orang. Rata-rata dari mereka berkisar antara usia 30-40 tahun. Tanda-tanda HDR
yang ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri
sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang disebabkan
oleh perasaan tidak berharga. Masalah rumah tangga dan ekonomi menduduki
prosentase 67% (Purwaningsih & Karlina, 2009).

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 3


Penatalaksanaan klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah dapat
dilakukan dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi : harga
diri rendah. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi modalitas
yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien (7-10 orang per-
kelompok), dalam gejala yang sama, jenis kelamin sama, usia yang hampir sama,
dan dalam waktu yang bersamaan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1.2.1. Apa ladasan teori TAK stimulasi persepsi dan harga diri rendah?
1.2.2. Apa masalah keperawatan yang dapat diambil?
1.2.3. Apa tujuan TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah?
1.2.4. Bagaimana persiapan TAK stimulasi persepsi : hargadiri rendah?
1.2.5. Bagamana kegiatan TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah?
1.2.6. Bagaimana kriteria Evaluasi TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah?
1.2.7. Bagaimana rencana Pelaksanaan TAK stimulasi persepsi : harga diri
rendah?
1.2.8. Bagaimana pelaksanaan TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah?
1.3.Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat ditarik tujuan penulisan, sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui landasan teori TAK stimulasi persepsi dan harga diri
rendah.
1.3.2. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang dapat diambil.
1.3.3. Unuk mengetahui tujuan dari TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah.
1.3.4. Unuk mengetahui persiapan TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah.
1.3.5. Untuk mengetahui kegiatan TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah.
1.3.6. Untuk mengetahui kriteria Evaluasi TAK stimulasi persepsi : harga diri
rendah.
1.3.7. Untuk mengetahui rencana Pelaksanaan TAK stimulasi persepi : harga diri
rendah.
1.3.8. Untuk mengetahui pelaksanaan TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 4


BAB 2
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI
PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

1.1.DESKRIPSI
1.1.1. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi
A. Definisi
Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama lalu
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih (Yosep, 2007).
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal (Riyadi, 2009).
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan antar anggota (RISKESDAS, 2009).
TAK stimulasi persepsi adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan
dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan
perilaku adaptif kepada klien. (Klleat B.A. & Akemat, 2004).
B. Tujuan
Menurut Yosep (2007), Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas
kelompok ini yaitu tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik
meliputi :
1) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi.
2) Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu.
3) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif.
4) Meningkatkan rasa dimiliki.
5) Meningkatkan rasa percaya diri.
6) Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 5


Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi :
1) Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri.
2) Meningkatkan kemampuan empati.
3) Meningkatkan keterampilan sosial.
4) Meningkatkan pola penyelesaian masalah.
C. Aspek yang Perlu Diperhatikan
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan
klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah (Struart, 2007) :
1) Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai,
tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien
merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain.
2) Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan
perawat.
3) Aspek social
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat,
klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau
berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain.
1.1.2. Harga Diri Rendah
A. Definisi
Konsep diri termasuk persepsi individual akan sifat kemampuannya,
interaksi dengan orang lain dan lingkungan nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek tujuan serta keinginan (Keliat, 2011).
Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang
dilikiki seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran
yang berharga bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan
patut dipertimbangankan (Yusuf, 2015).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri (Riyadi, 2009).

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 6


Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negative terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri (Yosep, 2007).
B. Penyebab
Menurut Struart (2007), menyebutkan bahwa penyebab harga diri rendah
adalah :
1) Kurang umpan balik positif.
2) Tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan.
3) Retardasi perkembangan ego.
4) Menceritakan umpan balik negatif, mengakibatkan berkurangnya harga
diri.
5) Faktor pribadi atau situasi disfungsi sistem keluarga atau tidak ada
dukungan sosisal.
C. Karakteristik dan perilaku yang ditampilkan
Menurut Yosep (2007), karakteristik dan perilaku yang ditampilkan dari
harga diri rendah yaitu :
1) Kesulitan menerima penguatan positif.
2) Tidak berpartisipasi dalam terapi:
a. Menyatakan penyangkalan diri.
b. Evaluasi diri sebagai tidak mampu mengatasi kejadian-kejadian.
c. Ragu-ragu mencoba situasi baru atau hal baru karena takut gagal.
d. Proyeksi kesalahan atau tanggung jawab untuk permasalahan.
e. Merasiaonalkan kegagalan personal.
f. Sangat sensitif terhadap sikap meremehkan atau kritikan.
g. Waham kebesaran.
3) Kurang kontak mata.
4) Manipulasi seorang staf terhadap staf yang lain sebagai usaha untuk
mencapai hak-haknya yang khusus.
5) Ketidakmampuan membentuk hubungan personal yang dekat dan
akrab.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 7


6) Merendahkan orang lain sebagai usaha untuk meningkatkan perasaan
dirinya sendiri.
1.2.MASALAH KEPERAWATAN
Therapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ditujukan pada klien dengan
masalah keperawatan: Harga Diri Rendah dan dapat ditegakkan diagnosis
Gangguan konsep diri harga diri rendah.
1.3.TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Klien dapat memiliki konsep diri yang postif serta mampu meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok dan memotivasi proses pikir dan
afektif.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan.
3. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
4. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.
5. Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
6. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.
7. Klien dapat memanfaatkan system dukungan yang ada.
1.4.PERSIAPAN
1.4.1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian
tugas perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan.
1.4.2. Uraian tugas perawat.
1) Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola
komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk
menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok
untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota
kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya,
memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk
berkembang dan bergerak secara dinamis.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 8


2) Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain
agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok.
3) Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya
aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang
drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai).
1.4.3. Proses Seleksi
1) Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh
perawat.
2) Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari
serta kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut
dengan perawat ruangan.
3) Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilakukan.
1.4.4. Program antisipasi masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi
keadaan yang bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses
pelaksanaan kegiatan therapi aktivitas kelompok.
1.5.KEGIATAN
1.5.1. Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing
dipimpin oleh leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok.
1.5.2. Kegiatan
Klien mencari pasangan yang tepat, melakukan perkenalan dengan
pasangan, melakukan perkenalan di depan kelompok pasangan, melakukan
perintah permainan dan memberikan jawaban atas pertanyaan dari kelompok.
1.5.3. Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan
perasaan dan pendapatnya tentang kegiatan.
1.5.4. Terminasi/Penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien
menyebutkan kembali tujuan dan manfaat kegiatan.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 9


1.6.KRITERIA EVALUASI
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan :
1) 80% klien mendapatkan pasangan yang tepat.
2) 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya.
3) 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain.
4) 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan
mendengarkan klien lain yang sedang berbicara.
5) 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan
yang diajukan.
6) 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan.
7) 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah
ditentukan.
8) 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi
aktifitas kelompok yang dilakukan.
1.7.RENCANA PELAKSANAAN
1.7.1. Kriteria Klien
Klien yang mengikuti TAK di ruang Kenari RSJ Menur Surabaya.
1) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.
2) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai
dengan stimulus
1.7.2. Masalah Keperawatan
Harga diri rendah
2.7.3 Persiapan
1) Analisa Situasi
a. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019
Waktu : Pk. 08.00-08.45
b. Alokasi Waktu : 45 menit
- Perencanaan ( 5 menit)

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 10


- Perkenalan dan pengarahan ( 5 menit)
- Permainan ( 20 menit)
- Ekpress feeling (10 menit)
- Penutup ( 5 menit)
Jumlah Perawat : 5 orang
c. Pembagian Tugas
Leader : Vika Ramadhana F
Co-Leader : Moch. Ridwan Helmi
Observer : Herlinda Astoria
Fasilitator : Ardhy Igo Sanggar
Rifma Yuniar M.W
d. Alat Bantu
- Spidol sebanyak jumlah klien yang mengalami TAK.
- Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.
e. Setting Tempat
Keterangan
= Peserta

= Leader

= Co-Leader

= Observer

2) Proses Pelaksanaan
a. Perkenalan
- Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh
pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader
menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 11


- Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih
dulu menunjukkan tangannnya.
- Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin
pada perawat.
- Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan
identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat
yang ditunjuk oleh leader.
b. Permainan
- Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas
dan duduk membentuk lingkaran.
- Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan
dari alat-yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, sapu
dengan tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus
kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada setiap peserta
secara acak.
- Selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan
gambar yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan
identitas selengkapnya : nama, alamat, hobby, yang disukai tentang
dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki.
- Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok
identitas dirinya dan pasangannya selengkap-lengkapnya.
- Kemudian co leader memutar kaset untuk berjoget bersama
masing-masing pasangan dengan berpegangan tangan. Musik
dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan meledakkan balon
untuk mencari kegiatan yang dituliskan pada kertas didalam balon.
Setelah kertas perintah dibaca, masing-masing pasangan
melakukan kegiatan yang diminta.
- Setelah selesai, Leader, Co leader dan motifator memotivasi klien
lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang di depan.
Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut,
setelah klien menjawab pertanyaan perawat memberikan

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 12


reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan
/dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi
sehingga klien memiliki persepsi yang positip/baik tanpa
dipengaruhi oleh perawat.
- Kemudian dilanjutkan dengan pasangan berikutnya dengan cara
yang sama.
- Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara.
c. Peer Review (Evaluasi Kelompok)
- Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan
dirinya.
- Klien mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien lain
dengan menyebut nama.
- Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini.
d. Terminasi
- Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan.
- Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari
kegiatan kelompok ini.
3) Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi.
d. Bila ada klien lain ingin ikut.
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 13


- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut.
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 14


BAB 3
PELAKSANAAN TAK

Tanggal : Jumat, 25 Oktober 2019


Tempat : Ruang Kenari RSJ Menur Surabaya
Jumlah peserta : 8 Orang dengan masalah Gangguan Harga Diri Rendah.
Metode : Diskusi dan Permainan.
Pembagian tugas anggota :
Leader : Vika Ramadhana F
Co-Leader : Moch. Ridwan Helmi
Observer : Herlinda Astoria
Fasilitator : Ardhy Igo Sanggar
Rifma Yuniar M.W
Jalannya Acara :
1. FASE PERKENALAN.
a. Mengumpulkan anggota di ruang TAK Kenari RSJ Menur Surabaya
Perawat melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat berhasil
mengumpulkan delapan orang klien sesuai dengan rencana semula.
b. Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK
kepada klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan.
2. FASE KERJA
a. Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-
yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat
sampah, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, meja dengan kursi,
dan membagikan pada setiap peserta secara acak, selanjutnya peserta
mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang.
b. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : Nama,
alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang
dimiliki.
c. Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas
dirinya dan pasangannya selengkap-lengkapnya.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 15


d. Kemudian co leader memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget bersama
masing-masing pasangan dengan berpegangan tangan.
e. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan harus
menampilkan suatu keterampilan didepan kelompok.
f. Co leader menyiapkan gitar, dan masing-masing pasangan menyanyikan
lagu dengan diiringi music dari handphone.
g. Setelah berhenti menyanyi Leader , Co leader dan motifator memotifasi
klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang didepan.
h. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut , setelah
klien menjawab pertanyaan dan selesai bernyanyi perawat memberikan
reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh
klien.
i. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi ,sehingga klien memiliki
persepsi yang positip / baik tampa dipengaruhi oleh perawat.
j. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalanya acara .
3. FASE TERMINASI.
a. Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi
aktifitas kelompok yang dilakukan.
Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat mengurangi setress,
terjalin keakraban, tidak membosankan, mengisi waktu luang dan klien
menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi?
Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan
TAK. Merasa dibutuhkan oleh klien.
b. Melakukan evaluasi :
1. Proses
90 % klien berpartisipasi aktif.
90 % Klien dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang
sesuai dengan Stimulus external.
90 % Klien mampu bekerja sama dalam kelompok.
100 %Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
2. Hasil

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 16


90 % Klien mampu memperkenalkan diri /menyebutkan nama, alamt
serta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien lain.
80 % Klien mampu menyanyikan sebuah lagu.
50 Klien mampu mengungkapkan manfaat kegiatan TAK.
c. Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi
kepada klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien
lain.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 17


BAB 4
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal. Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu
tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Beberapa aspek dari klien yang
harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas
kelompok adalah Aspek emosi, Aspek intelektual, dan Aspek sosial.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negative terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. penyebab harga diri rendah adalah Kurang
umpan balik positif, Tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan, Retardasi
perkembangan ego, Menceritakan umpan balik negatif, mengakibatkan
berkurangnya harga diri, dan Faktor pribadi atau situasi disfungsi sistem
keluarga atau tidak ada dukungan sosial.
Therapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ditujukan pada klien dengan
masalah keperawatan: Harga Diri Rendah dan dapat ditegakkan diagnosis
Gangguan konsep diri harga diri rendah.
Pelaksanaan TAK terdiri dari Perawat ruangan, Leader, Co-Leader,
Observer, dan Fasilitator. Pada klien harga diri rendah pada pelaksaan TAK
dilakukan Bermain dan bernyanyi bersama.

4.2.Saran
Sebagai seorang perawat yang dimana kita mungkin akan bekerja dirumah
sakit jiwa atau rumah sakit yang ada pelayanan masalah kesehatan jiwa untuk
dapat melakukan dan mengaplikasikan terapi aktivitas kelompok. Dengan
dilaksanakan terapi aktivitas kelompok diharapkan klien dapat memiliki
konsep diri yang postif dan mampu bersosialisasi kembali dengan lingkungan
sekitarnya.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 18


DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (basic


course). Jakarta: EGC.
Purwaningsih, W., & Karlina, I. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
RISKESDAS. (2009). Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil riset kesehatan
dasa. Jakarta: Depkes RI.
Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatn Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Struart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Yusuf, A. d. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

TAK Stimulus Persepsi : HDR| 19

Anda mungkin juga menyukai