OLEH :
Moh. Ridwan Helmi (20194663057)
Ardhy Igo Sanggar Pratama (20194663039)
Vika Ramadhana Fitriyani (20194663074)
Herlinda Astoria (20194663048)
Rifma Yuniar M.W (20194663064)
1.1.Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnnya. Salah satu kebutuhanya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan
interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki
oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, pemghargaan orang lain, serta
pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selama memberi hasil yang sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu
gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain
(Riyadi, 2009).
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan komponen konsep diri. Harga diri merupakan
perasaaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan, tetap merasa penting dan berharga
(Struart, 2007). Pada pasien dengan gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga
diri sulit menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang
lain. Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik maka akan muncul harga diri
rendah yang sangat kronis. Menurut studi pendahuluan di RSJD Dr.
Aminogondohutomo dari 24 klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3
orang. Rata-rata dari mereka berkisar antara usia 30-40 tahun. Tanda-tanda HDR
yang ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri
sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang disebabkan
oleh perasaan tidak berharga. Masalah rumah tangga dan ekonomi menduduki
prosentase 67% (Purwaningsih & Karlina, 2009).
1.1.DESKRIPSI
1.1.1. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi
A. Definisi
Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama lalu
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih (Yosep, 2007).
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal (Riyadi, 2009).
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau
dan meningkatkan hubungan antar anggota (RISKESDAS, 2009).
TAK stimulasi persepsi adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan
dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan
perilaku adaptif kepada klien. (Klleat B.A. & Akemat, 2004).
B. Tujuan
Menurut Yosep (2007), Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas
kelompok ini yaitu tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik
meliputi :
1) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi.
2) Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu.
3) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif.
4) Meningkatkan rasa dimiliki.
5) Meningkatkan rasa percaya diri.
6) Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.
= Leader
= Co-Leader
= Observer
2) Proses Pelaksanaan
a. Perkenalan
- Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh
pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader
menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok.
4.1.Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal. Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu
tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Beberapa aspek dari klien yang
harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas
kelompok adalah Aspek emosi, Aspek intelektual, dan Aspek sosial.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negative terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. penyebab harga diri rendah adalah Kurang
umpan balik positif, Tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan, Retardasi
perkembangan ego, Menceritakan umpan balik negatif, mengakibatkan
berkurangnya harga diri, dan Faktor pribadi atau situasi disfungsi sistem
keluarga atau tidak ada dukungan sosial.
Therapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ditujukan pada klien dengan
masalah keperawatan: Harga Diri Rendah dan dapat ditegakkan diagnosis
Gangguan konsep diri harga diri rendah.
Pelaksanaan TAK terdiri dari Perawat ruangan, Leader, Co-Leader,
Observer, dan Fasilitator. Pada klien harga diri rendah pada pelaksaan TAK
dilakukan Bermain dan bernyanyi bersama.
4.2.Saran
Sebagai seorang perawat yang dimana kita mungkin akan bekerja dirumah
sakit jiwa atau rumah sakit yang ada pelayanan masalah kesehatan jiwa untuk
dapat melakukan dan mengaplikasikan terapi aktivitas kelompok. Dengan
dilaksanakan terapi aktivitas kelompok diharapkan klien dapat memiliki
konsep diri yang postif dan mampu bersosialisasi kembali dengan lingkungan
sekitarnya.