Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HARGA DIRI RENDAH


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu:
Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep
NIP 19791221 200501 2 007

Disusun Oleh Kelompok IV:


Putri Lestari PO.62.20.1.20.
Rika Pebriani Srinata PO.62.20.1.20.
Sulis Agustina PO.62.20.1.20.139
Thomas Jhonson PO.62.20.1.20.
Tomi Setiawan PO.62.20.1.20.
Vanessa Angie Aurora PO.62.20.1.20.
Vivin Kezia PO.62.20.1.20.
Sutrian PO.62.20.1.

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER VI SEMESTER IV
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syuur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Harga
Diri Rendah tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah keperawatan jiwa Ibu
Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep yang telah memberikan tugas ini serta teman-teman dan
semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan proposal ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini
kedepanya.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mahasiswa
dan pembaca.

Palangka Raya, 3 Maret 2022

Penyusun
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi
hubungan satu sama lain, saling terkait dan mengikuti norma yang sama.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas
kelompok penderita bersarna-sarnadengan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.

2. Jenis-jenis TAK
Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling
banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut:
a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada
tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehatsecara fisik.
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori)
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol
halusinasinya,klien paham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan
sehat secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang telah
dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik)
3. Manfaat TAK
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik,
yaitu manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian
berikut:
a. Manfaat Umum
 Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
 Melakukan sosialisasi.
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b. Manfaat Khusus
 Meningkatkan identitas diri.
 Menyalurkan emosi secara konstruktif.
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat Rehabilitasi
 Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
 Meningkatkan keterampilan sosial.
 Meningkatkan kemampuan empati.
 Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

B. Harga Diri Rendah


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat & Akemat,
2010). Harga diri rendah juga didefinisikan sebagai perasaan tidak berguna, tidak
berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012).
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan keyakinan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain. Harga diri terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari
sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang
terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart,2006).
Menurut Towsend, gangguan harga diri rendah adalah evaluasi terhadap diri
dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung ataupun tidak langsung diekspresikan.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena
karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri (Keliat, 2001).
Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tidak langsung.
Jadi dapat disimpulkan, harga diri rendah merupakan perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan baik secara langsung maupun tidak
langsung yang terkait dengan mekanisme koping tiap individu yang berbeda-beda
tergantung dari efektif atau tidaknya baik dari diri sendiri ataupun dari pihak
keluarga.

2. Jenis-jenis Harga Diri Rendah


Menurut Dalami et al. (2009), harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional, yaitu terjadinya trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan
malu karena terjadi sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-
tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:
 Privasi yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran rambut
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan parineal).
 Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat atau sakit.
 Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan.
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri telah berlangsung lama
sebelum sakit dan dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir negatif,
kejadian sakit, dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
3. Etiologi Harga Diri Rendah
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah:
a. Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima.
c. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan
d. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya.

4. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah


Tanda gejala harga diri rendah menurut (Carpenito 2003) antara lain yaitu
perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat, gangguan
hubungan sosial, seperti menarik diri, tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih
suka sendiri, percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan,mencederai diri.
Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, ingin mengakhiri
kehidupan. Tidak ada kontak mata, sering menunduk, tidak atau jarang
melakuakan kegiatan sehari-hari, kurang memperhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, berkurang selera makan, bicara lambat dengan nada lemah.
BAB II
PELAKSANAA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

A. Pengorganisasian Kelompok
Leader :
Co. Leader :
Observasi :
Fasilitator :

B. Peran Fungsi Pemimpin/Terapis


1. Peran Leader

2. Peran Co. Leader

3. Peran Observasi

4. Peran Fasilitator

5. Peran Anggota TAK

C. Uraian Struktur Kegiatan


Hari/Tanggal :
Tempat Kegiatan :
Waktu Kegiatan :
Metode Kegiatan :

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

E. Metode
F. Media dan Alat

G. Setting Tempat

H. Langkah-langkah Kegiatan

I. Kriteria Evaluasi dan Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai