Pemberian Obat
Oleh:
Agnes Dewi Astuti
Farmakologi dalam
Praktik Keperawatan
Perawat berperan penting dalam
pemberian obat pasien.
Perawat perlu mempelajari tentang
farmakologi : farmasetika,
farmakodinamika, farmakokinetik, nama
obat, dosis, indikasi-kontra indikasi obat,
efek samping, dan pertimbangan
pemberian obat pada pasien.
Pada fase farmasetik, obat yang
diberikan secara oral berubah menjadi
larutan sehingga dapat menembus
membran biologi.
Fase farmasetik yaitu:
Disintegrasi (pemecahan obat menjadi
partikel kecil)
Disolusi (melarutkan partikel kecil
dalam gastrointestinal untuk
diabsorbsi).
Farmakokinetik sebagai
Dasar Cara Kerja Obat
Obat yang diberikan melalui IC, SC dan
IM mengalami farmakokinetik.
Fase dalam farmakokinetik yaitu :
Absorbsi
Distribusi
Metabolisme/ Biotransformasi
Ekskresi/ eliminasi
Tipe-tipe Medication Action
Administrasi Obat yang Aman
Obat diresepkan oleh dokter
Obat yang tersedia harus dicatat dan
dicek oleh perawat sebelum
menyiapkan obat
Dosis obat diberikan sesuai dengan
ketersediaan obat
Perawat menghitung dosis obat dan
menyiapkan obat
Obat dicek minimal 3 kali yaitu: saat
mengambil obat, menyiapkan obat dan
saat mengembalikan obat.
Panduan Adminstrasi Terapi
Mengetahui dan mengikuti kebijakan dan
prosedur institusi kesehatan
Carilah apa yang Anda tidak tahu tentang
pengobatan pasien.
Jangan meninggalkan obat di samping
tempat tidur pasien.
Buatlah catatan dengan teliti.
Dengarkan perkataan pasien: “saya tidak
pernah mendapat itu sebelumnya” dan
yang semacam itu.
Lanjutan...
Periksa kembali dosis karena beberapa
obat memiliki dosis yang bervariasi.
Beri etiket pada setiap obat.
Jangan memberikan obat yang
dituangkan oleh perawat lain.
Usahakan untuk mendapatkan
pengetahuan obat yang terkini.
Penyuplaian Obat
Obat disimpan ditempat yang aman dan
sesuai dengan aturan/ protokol institusi
pelayanan
Obat pasien disediakan dan diberikan
kepada pasien sesuai resep yang telah
diberikan
Obat dikelola dengan baik dan benar
serta penuh rasa tanggung jawab.
Yang diperhatikan dalam
Proses Penyimpanan Obat
Suhu
Kebanyakan obat bersifat termo-labil
(rusak atau diubah oleh panas)
Di tempat sejuk: >15 ˚C (misalnya
insulin tidak boleh beku)
Dalam lemari es: 2-10 ˚C (misalnya
vaksin tifoid)
Beku: ≤5 ˚C (misalnya vaksin air).
Lanjutan..
Letak
Obat itu bersifat toksik karena itu
tempat penyimpanan harus terang,
kering, letak setinggi mata, bukan di
tempat umum.
Lemari obat harus terkunci
Etiket obat
Obat diberikan etiket/ label obat yang
sesuai
Lanjutan..
Kedaluarsa
Kurangi kemungkinan kedaluarsaan
obat dengan cara rotasi, artinya obat
baru (pengganti) diletakkan di belakang.
Obat kedaluarsa akan berkurang
khasiatnya.
Perhatikan perubahan warna (dari
bening menjadi keruh) dan tablet
menjadi basah.
Administrasi
Pendokumentasian Pengobatan
Tenaga kesehatan mendokumentasikan
semua hal yang berhubungan dengan
pengobatan berupa nama pasien, nama
obat, dosis obat, rute obat, waktu
pemberian obat, efek samping obat.
Dokumentasi tentang obat telah
diberikan maupun tentang obat tidak
dapat diberikan.
Administrasi
Pendokumentasian Pengobatan
Informasi reaksi pasien terhadap obat
sebelumnya misalnya alergi
Informasi reaksi obat dengan obat lain.
Dokumentasi pendidikan kesehatan
pada pasien tentang pengobatan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kerja Obat
Rute Pemberian Obat
Perhitungan Terapi Obat
Rumus dasar
D
x V= A
H
Dimana:
D = dosis yang diinginkan/ sesuai resep
H = dosis yang tersedia (sesuai label obat)
V = bentuk obat yang tersedia
A = jumlah hasil dosis yang akan diberikan
Prinsip 6 Benar dalam
Pemberian Obat Sebagai
Hasil Kolaborasi
Kaitan Proses Keperawatan
dan Pemberian Obat
Sebagai Hasil Kolaborasi
Pengkajian Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Peran profesional dalam
Terapi Pengobatan
Peran kolaborator dengan rekan perawat:
Berbagi keahlian personal dan
mendapatkan keahlian dari tenaga
kesehatan lain
Membina rasa percaya dan saling
menghargai dalam anggota kelompok
kerja.
Peran profesional dalam
Terapi Pengobatan
Peran kolaborator dengan profesi lain:
Mengakui kontribusi yang dibuat masing-
masing anggota tim interdisiplin
berdasarkan pengalaman dan sesuai
situasi.
Mendengarkan pandangan masing-masing.
Berbagi tanggung jawab
Berpartisipasi dalam penelitian interdisiplin
kolaboratif.
Peran profesional dalam
Terapi Pengobatan
Pasien mencapai kesembuhannya melalui
tindakan perawatan dan pengobatan.
Dokter bertanggung jawab atas diagnosis
dan terapi.
Perawat berkolaborasi (bekerjasama)
dengan dokter dalam hal pengobatan bagi
pasien.
Suatu dimensi moral dan hukum perawat
bertanggung jawab atas tindakannya
dalam pemberian obat kepada pasien.
Lanjutan….
Perawat adalah mata rantai terakhir
dalam proses pemberian obat kepada
pasien.
Bila ada obat yang diberikan kepada
pasien, maka hal tersebut menjadi bagian
integral dari rencana keperawatan.
Perawat mengetahui kebutuhan dan
respon pasien terhadap pengobatan,
misalnya pasien susah menelan, muntah
dan tidak dapat minum obat tertentu.
Lanjutan….
Rencana perawatan harus mencakup
rencana pemberian obat bergantung
pada hasil pengkajian, pengetahuan
tentang kerja dan interaksi obat, efek
samping, lama kerja dan program
dokter.
Perawat berperan sebagai edukator
dalam pemberian informasi kesehatan
Perawat berperan sebagai pelaksana
pemberian pengobatan
Lanjutan….
Perawat berperan sebagai peneliti
tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pengobatan pasien
Perawat sebagai fasilitator dalam
memfasilitasi pasien untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat
dan profesional