Anda di halaman 1dari 4

A.

Kasus (Defisit Perawatan Diri)


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes RI, 2010).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan
jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, serta (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktivitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan secara
mandiri (Direja, 2011). Sedangkan menurut SDKI (2016) defisit perawatan diri adalah
tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri. Kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Kurangnya perawatan diri
pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun (Keliat dkk,
2014).
B. Proses Terjadinya Masalah
Tarwoto dan Wartonah (2015), penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan
fisik dan penurunan kesadaran. Depkes RI (2010), penyebab kurang perawatan diri
adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan Realitas Turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan tidak kepedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi : kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes RI (2010)
faktor-faktor yang mempengaruhi personal higiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal higiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal higiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
C. Pohon Masalah

D. Analisis
DATA MASALAH
Data Subjektif: Defisit perawatan diri
a. Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri (mandi
dan berhias)
b. Mengungkapkan dirinya tidak
ingin makan.
Data Objektif:
a. Tercium aroma tidak sedap dari
tubuh klien
b. Pakaian terlihat kotor.
c. Rambut dan kulit kotor.
d. Kuku panjang dan kotor
e. Gigi kotor dan aroma mulut tidak
sedap.
f. Penampilan tidak rapi.
g. Tidak bisa menggunakan alat
mandi.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri ialah tidak mampu melakukan atau menyelesaikan
aktivitas perawatan diri. Penyebabnya ialah:
a. Gangguan muskuloskeletal
b. Gangguan neuromuskuler
c. Kelemahan
d. Gangguan psikologis dan/atau psikotik
e. Penurunan motivasi/minat
F. Rencana Tindakan
No Tujuan dan Kriteria
Diagnosa Intervensi Rasional
. Hasil
1. D.0109 Setelah diberikan I.11348 Dukungan
Defisit tindakan keperawatan Perawatan Diri
perawatan selama 1x15 menit,
diri diharapkan defisit Observasi
perawatan diri pasien a. Identifikasi
teratasi dengan kriteria kebiasaan aktivitas
hasil: perawatan diri
a. Klien mampu sesuai usia
menjaga kebersihan b. Monitor tingkat
diri secara mandiri. kemandirian
b. Klien mampu c. Identifikasi
menyebutkan kebutuhan alat
pengertian dan bantu kebersihan
tanda-tanda diri, berpakaian,
kebersihan diri. berhias, dan
c. Klien dapat makan
mengetahui Terapeutik
pentingnya a. Sediakan
kebersihan diri. lingkungan yang
terapeutik (mis.
suasana hangat,
rileks, privasi)
b. Siapkan keperluan
pribadi (mis.
parfum, sikat gigi,
dan sabun mandi)
c. Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
d. Jadwalkan
rutinitas
perawatan diri
Edukasi
a. Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai
kemampuan
G. Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat.
H. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif
dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah
dicapai atau belum, evaluasi membandingkan keadaan yang ada pada pasien dengan
kriteria hasil pada perencanaan. Evaluasi menggunakan sistem SOAP (Subjektif,
objektif, analisis, planing).
I. Literatur Rujukan
Depkes RI. 2010. Pengertian Gangguan Jiwa. Tersedia di: www.depkes.co.id
(Diakses
pada: 20 Sep. 22).
Elvara, Tiara. 2017. Defisit Perawatan Diri. Tersedia di: www.academia.edu (Diakses
pada: 20 Sep. 22).
SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Tim Pokja SDKI
DPP PPNI. (Diakses pada: 20 Sep. 22).
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Mansia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. (Diakses pada: 20 Sep. 22).

Anda mungkin juga menyukai