Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS MANDIRI

“Asuhan Keperawatan Jiwa Lanjut pada Defisti Perawatan Diri”

oleh:
Salwa Nirwanawati NIM 206070300111003

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
RESUME
Asuhan Keperawatan Jiwa Lanjut pada Defisit Perawatan Diri

1 Konsep Defisit Perawatan Diri


Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah perawatan diri. ODGJ umumnya
memiliki masalah ketidakmampuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri
adalah seseorang yang tidak mampu untuk merawat dirinya sehingga
membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi perawatan dirinya. Untuk itu
perawatan diri menjadi fokus utama peran seorang perawat. Selain itu, perawat
memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri sehingga klien mampu
memenuhi perawatan dirinya (Wuryaningsih, E. W., 2018).
DPD adalah ketidakmampuan seseorang untuk melaksanakan atau
menyelesaikan aktivitas kebersihan diri (SDKI, 2016). Dimana seseorang gagalan
untuk melakukan kebersihan diri, berpakaian, makan dan minum, eliminasi, dan
lingkungan secara mandiri (NANDA-I, 2018).

2 Faktor Predisposisi Defisit Perawatan Diri


Faktor Predisposisi
Biologi a. Penyakit fisik yang bersifat menahun atau kronis
b. Keterbatasan gerak atau mobilitas fisik
c. Disabilitas mental tertentu yang mengganggu proses
pikir seseorang
Psikologi a. Penurunan kemampuan orientasi terhadap realitas
b. Perkembangan inisiatif anak yang terganggu karena
terlalu dimanja dan dilindungi orang tua
c. Konsep diri terutama penilaian diri terhadap
penampilan atau gambaran dirinya yang cenderung
negative
d. Pilihan pribadi masing-masing seperti waktu mandi,
berhias, bercukur, produk kecantikan
e. Motivasi untuk melakukan perawatan diri
Sosiokultural a. Kurangnya dukungan sosial dan lingkungan dalam
rangka meningkatkan kemampuan perawatan diri
b. Nilai atau keyakinan seseorang terkait dengan
perawatan diri seperti: kebersihan adalah sebagian
dari iman
c. Kebudayaan seperti kebiasaan frekuensi mandi
dalam sehari di masyarakat, kebiasaan berdandan
remaja, persepsi terhadap bau badan
d. Tingkat perekonomian yang rendah
Sumber: Wuryaningsih, E., dkk., 2018.

3 Presipitasi Defisit Perawatan Diri


Merupakan pencentus dari DPD pada klien akibat gangguan persepsi sensori
atau kognitif, kurangnya motivasi, penurunan kesadaran, kecemasan, kelelahan
dan kelemahan fisik, gangguan musculoskeletal, gangguan neuromuskular yang
membuat klien tidak mampu merawat diri sendiri (Wuryaningsih, E., dkk., 2018).

4 Penilaian Terhadap Stressor


Macam – Macam Respos Bentuk Respon
Pola perawatan diri Berperilaku adaptif, pola perawatan seimbang, tetap
seimbang melakukan perawan diri
Kadang perawatan diri Saat muncul stresor, klien kadang-kadang tidak
kadang tidak memperhatikan perawatan diri
Tidak melakukan Mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
perawatan diri melakukan perawatan saat stresor
Sumber: Bunaini, 2020

5 Sumber Koping
Kemampuan Usaha klien untuk mencari informasi dan identifikasi
personal masalah, mempertimbangkan solusi penyelesaian,
kemampuan menceritakan dan menyelesaikan masalah, serta
hubungan interpersonal dan identitas ego
Dukungan sosial Adanya dukungan dari keluarga, orang terdekat dan
masyarakat
Modal material Memiliki penghasilan yang sesuai dengan kebutuhan klien
dan mau memanfaatkan adanya pelayanan kesehatan
Keyakinan positif Keyakinan positif serta spiritual untuk mempertahankan
koping adaptif
Sumber: Stuart, 2016
Menurut Kelliat, B. A. (2018), kemampuan yang harus dimiliki klien
dengan DPD adalah kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri dalam
hal pemenuhan kebutuhan mandi, berhias, makan dan minum, serta toileting.
6 Mekanisme Koping Defisit Perawatan Diri
Mekanisme koping merupakan proses evaluasi diri terhadap stresor dan
penggunaan strategi pertahanan untuk mengatasi gangguan dalam diri maupun
lingkungan sekitar. Berikut merupakan rentang respon perlindungan diri dari
Stuart (2016):
Regresi Penyebabkan klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Proyeksi Upaya untuk mengatakan gangguan persepsi dengan
memindahkan tanggung jawab kepada orang lain atau benda
Menarik diri Ketidak percayaan kliem kepada orang lain dan lebih nyaman
dengan stimulus internal
Pengingkaran Mengalami trauma penolakan yang menyebabkan ketakutan
dan cemas
Sumber: Fatimah, 2020

7 Diagnosis Defisit Perawatan Diri


Berikut merupakan tabel dari tanda gejala minor dan mayor untuk
menentukan diagnosis defisit perawatan diri:
a. Menolak melakukan perawatan kebersihan
b. Menyampaikan ketidakinginan melakukan
Subjektif
perawatan diri
Mayor c. Menyatakan tidak tahu cara perawatan diri
(gejala yang a. Kulit, rambut, gigi, kuku kotor
muncul 80% b. Pakaian kotor, tidak rapi, dan tidak tepat
- 100%) Objektif c. Makanan dan minuman tidak beraturan
d. Eliminasi BAB, BAK tidak pada tempatnya
e. Lingkungan tempat tinggal kotor dan tidak rapi
Subjektif -
a. Ketidakmampuan menyiapkan perlengkapan
mandi
Minor
b. Ketidakmampuan melepas dan mengenakan
(gejala yang
Objektif pakaian
muncul 50%
c. Ketidakmampuan mengambil
- 79%)
makanan/minuman sendiri
d. Ketidakmampuan menggunakan toilet
Sumber: Keliat, B. A. (2020).
Selanjutnya yaitu kondisi klinis dan diagnosa keperawatan yang terkait pada
defisit perawatan diri seperti:
Kondisi Klinis Diagnosa Keperawatan
a. Psikotik a. Penurunan kemampuan dan motivasi
b. Skizofrenia merawat diri
c. Gangguan fungsi b. Isolasi Sosial
kognitif c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri,
d. Gangguan persepsi berdandan, makan, BAB/BAK
e. Gangguan muskuloskleletal

8 Intervensi dan Implementasi Asuhan Keperawatan


8.1 Terapi Individu, Keluarga, dan Kelompok pada Defisit Perawatan Diri
a. Generalis (Kelliat, B. A., 2020)
1. Individu
a) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
1) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
b) Melatih pasien makan secara mandiri
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
c) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
d) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
2. Keluarga (Kelliat, B. A., 2020)
a) Mengkaji masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b) Menjelaskan proses terjadinya masalah secara sederhana
c) Mendiskusikan cara merawat DPD dan memutuskan cara
merawat sesuai kondisi klien
d) Melatih keluarga merawat seperti yang te;ah dilatih perawat pada
klien
e) Melatih keluarga menciptakan suasana yang mendukung
perawatan
f) Mendiskusikan keperluan rujukan
3. Kelompok (Kelliat, B. A., 2020)
Melakukan TAK defisit perawatan diri sesuai masalah yang dialami
klien
b. Spesialis
Terapi perilaku (behavioral therapy) adalah terapi yang bertujuan
untuk mengubah perilaku negative yang dapat membahayakan klien serta
menangani pikiran dan perasaan yang dapat menyebabkan perilaku yang
membahayakan diri sendiri. Terapi perilaku didasarkan pada kepercayaan
bahwa perilaku seseorang sangat berkaitan atau dipengaruhi oleh masalah
psikologisnya. Oleh karena itu, perilaku yang bermasalah bukanlah
sesuatu yang dimiliki seseorang, melainkan akibat dari pembelajaran,
lingkungan, dan pengaruh dari luar. Berikut sesi dari BT (Modul UI,
2019):
Sesi 1 : Mengidentifikasi peristiwa yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan perilaku negatif serta latihan mengubah satu
perilaku negatif
Sesi 2 : Melatih mengubah perilaku negatif kedua
Sesi 3 : Memanfaatkan sistem pendukung
Sesi 4 : Mengevaluasi manfaat mengubah perilaku negatif
8.2 Interpersonal Therapy
Interpersonal Therapy (IPT) merupakan terapi keterampilan personal untuk
mengatasi gangguan mood dan stres. Terapi ini dapat memberi dukungan sosial
dan mengetahui isi pikir klien secara interpersonal. Interpersonal tersebut meliputi
peningkatan dukungan sosial, menurunkan stres, memfasilitasi proses emosional,
dan meningkatkan interpersonal (Ariani, 2016).
8.3 Psychodynamic Therapy
Menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan
caranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga. Disini anggota keluarga
didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas
tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapis hendaknya
dapat secara aktif melakukan intervensi juga menghindari memberi saran dan
memanipulasi keluarga dengan eksplorasi masa lalu (Ariani, 2016).

9 Evaluasi Keperawatan
Adapun hasil penulisan Kelliat, B. A. (2020), kriteria evaluasi yang
diharapkan pada pasien diagnosis deficit perawatan diri yaitu:
a. Penurunan tanda dan gejala DPD
b. Peningkatan kemampuan klien melakukan perawatan diri
c. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
Setelah dilakukan penilaian evaluasi tindakan keperawatan, perawat dalam
memberikan rencana tindak lanjut seperti:
a. Anjurkan untuk merujuk klien dan keluarga ke perawat spesialis jiwa
b. Anjurkan untuk merujuk ke case manager
c. Anjurkan klien dan keluarga bergabungan dengan kelompok pendukung
DAFTAR PUSTAKA

Ariani. (2016). Interpersonal Therapy (IPT) Pada Pasien Paliatif. Tinjauan


Pustaka. Denpasar: Univeristas Udayana.

Bunaini Santoso. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Skizofrenia


Dengan Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri di RSJD Dr. Arif
Zainudin Surakarta (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo).

Fatimah, I., (2020). Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Psikososial:


Defisit Perawatan Diri Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Penitipan
Pasien Gangguan Jiwa Aulia Rahma Kota Bandar Lampung Tahun
2020 (Doctoral Dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

Herdman, T. H. Dan Kamitsuru, S. (Eds.). (2018). Nanda International Nursing


Diagnoses: Definitions & Classification, 2018-2020. Oxford: Wiley
Blackwell Bunaini, 2020

Keliat, B. A., Dkk. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Modul Ui. (2019). Modul Terapi Perilaku. Depoj: Universitas Indonesia.

Stuart, G. W. (2016). Prinsip Dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.


Edisi Indonesia: Elsevier.

Tim Pokja Sdki Dpp Ppni. (2017). Standar Diagnosis Keperawtan Indonesia:
Definisi Dan Indikator Diagnostik Edisi 1 Cetakan Iii (Revisi). Jakarta: Dpp
Ppni

Wuyaningsih, Emi Wuri., Windarwati, Heni Dwi., Dewi, Erti Ikhtiarini.,


Deviantony, Fitrio., Kurniyawan, Enggal Hadi. (2018). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa I. Jember : Unej Press.

Yusuf, A, Fitryasari,. P, Nihayati, H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan


Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai