Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun oleh:

DOBBY ALDINATHA JUCE


(P07220116010)

Prodi D3 Keperawatan Samarinda


Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Samarinda
Tahun 2018
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Deficit perawatan diri pada pasien dengan gagguan jiwa merupakan deficit peraatan
diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun (Keliat dan akemat 2007).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
B. Penyebab
1. Faktor prediposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
c) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain- lain.
g) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya
C. Manifestasi Klinis
1. Fisik:
 Badan bau, pakaian kotor
 Rambut dan kulit kotor
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut yang bau
 Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif
 Menarik diri, isolasi diri
 Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina
3. Social
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berprilaku sesuai norma
 Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat , gosok gigi dan mandi
tidak mampu mandiri

D. Akibat
Dampak yang ditimbulkan dengan keadaan defisit perawatan diri seperti pasien
dikucilkan di dalam keluarga atau masyarkat sehingga terjadi isolasi sosial dan bahkan
kehilangan kemampuan dan motivasi dalam melakukan perawatan terhadap tubuhnya.

E. Penatalaksanaan
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
 Bina hubungan saling percaya
 Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
 Kuatkan kemampuan klien merawat diri
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri
 Bantu klien merawat diri
 Ajarkan keterampilan secara bertahap
 Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
 Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan perawatan diri
 Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau oleh klien
 Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman

F. Pohon Masalah
Defisit Perawatan Diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


Isolasi social

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan berdandan)

G. Askep
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS (masuk
rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan alamat klien.

2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah
sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang
dicapai.

3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa
lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan pengkajiannya meliputi
psikologis, biologis, dan social budaya.

4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik
yang dialami oleh klien.

5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok, yang diikuti
dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah

6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, afek klien,
interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori,
tingkat konsentrasi, dan berhitung.

7. Kebutuhan persiapan pulang


a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan
merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d. Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.

8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus internal,
menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medic
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi, psikomotor,
okopasional, TAK dan rehabilitas.
12. Daftar masalah keperawatan
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

H. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
 Klien mengatakan dirinya malas  Ketidak mampuan mandi atau membersihkan diri
mandi karena airnya dingin,atau ditandai dengan rambut kotor,gigi kotor,kulit
di RS tidak tersedia alat mandi. berdaki,dan berbau serta kuku panjang dan kotor.
 Klien mengatakan dirinya malas  Ketidak mampuan berpakaian atau berhias ditandai
berdandan. dengan rambut acak-acakan,pakaian kotor dan tidak
 Klien mengatakan ingin disuapi rapi,pakaian tidak sesuai tidak bercukur ( laki-laki )
makan atau tidak berdandan ( wanita ).
 Klien mengatakan jarang  Ketidak mampuan makan secara mandiri ditandai
memberiskan alat kelaminya dengan ketidak mampuan mengambil makan
setelah BAK maupun BAB. sendiri,makan berceceran,dan makan tidak pada
tempatnya.
 Ketidak mampuan BAB atau BAK secara mandiri
ditandai BAK atau BAB tidak pada tempatnya,tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau
BAK.

H. Intervensi
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Defisit Perawatan Setelah dilakukan tindakan TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK

Diri keperawatan selama 3 x hari, klien Pasien


dapat mandiri melakukan perawatan  Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri dengan kriteria: dan kerapian diri
 Dapat menjelaskan pentingnya  Mendiskusikan ciri-ciri badan bersih
kebersihan dan kerapian dan rapi
 Menyebutkan ciri-ciri badan yang  Menjelaskan manfaat bsdsn bersih dan
bersih dan rapi rapi dan kerugian jika jika badan tidak
 Dapat menyebutkan manfaat bersih dan tidak rapi
badan bersih dan rapi  Mengajarkan cara menjaga kebersihan
 Dapat menyebutkan kerugian dan kerapian diri
badan badan yang tidak bersih dan  Memberikan kesempatan pada
tidak rapi pasien untuk mendemonstrasikan cara
 Dapat mempraktikan cara menjaga kebersihan dan kerapian diri
melakukan cara perawatan diri  Menganjurkan pasien memasukan cara
dengan benar menjaga kebersihan dan kerapian
 Badan bersih dan rapi kedalam jadwal kegiatan harian
 Badan tidak bau
 Dapat melakukan aktifitas Keluarga
perawatan diri secara mandiri  Mendiskusikan kesulitan yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien dengan
masalah deficit perawatan diri
 Menjelaskan ciri-ciri pasien yang
mengalami masalah deficit perawatan diri
dan jenis deficit perawatan diri yang
sering dialami oleh pasien dan proses
terjadinya
 Menjelaskan cara –cara merawat pasien
deficit perawatan diri
 Melatih keluarga mempraktekan cara
merawat pasien dengan deficit perawatan
diri
 Membantu keluarga membuat jadwal
aktifitas perawatan diri bagi pasien
dirumah termasuk minum obat (discharge
planning)
Daftar Pustaka
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai