Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA

KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh:

Ainun Jariyah (11141002)

Dian Permana (11141014)

Elena Annisa (11141018)

Fitria Amanda (11141023)

Mutia Shafrina (11141032)

Nur Fitriah (11141036)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

Jl. Bintaro raya no. 10, Tanah Kusir-Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
tlp. (021) 7234122,7207184 Fax 7234126

Email Stikespertamedika@gmail.com
Laporan Pendahuluan

I. Kasus (Masalah Utama)

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan gunu mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuia
dengan kondisi kesehatan, klien mengatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
melakukan perawatan diri. (Depkes, 2000)

Personal hygine adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Potter dan Perry, 2005)

Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah, 2006)

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
Faktor pendukung terjadinya deficit perawatan diri adalah sebagai berikut:
perkembangan, keluarga terlalu melindungi dan memenjakan klien sehingga
perkembangan insiatif terganggu. Biologis, penyakit kronik yang menyebabkan
klien tidak mampu melakukan perawtan diri. Kemampuan realitas turun, klien
dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. Social, kurang
dukungan dan latihan kemampuan keperawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam keperawatan diri.

B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit keperawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah, atau lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah
sebagai berikut: body image, gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya, dengan adanya perubahan fisik
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga tidak peduli dengan
kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygine. Social ekomoni, personal hygine memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya. Pengetahuan, pengetahuan personal hygine sangat
penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada klien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
Budaya, disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan. Kebiasan seseorang, ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan
lain-lain. Kondiisi fisik atau psikis, pada keadaan tertentu/sakit kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukaknnya.

C. Jenis
1. Kurang perawatan diri: mandi/kebersihan diri
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemapuan untuk
melakukan aktifitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri: makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukan aktifitas makan.
3. Kurang perawatan diri: toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
menyelesaikan aktifitas toileting sendiri
4. Kuang perawatan diri: berhias/berdandan
Kurang perawatan diri (berhias/berdandan) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktifitas berdandan sendiri.

D. Rentang Respon Kognitif (pake gambar)


Adaptif Maldaptif

Pola Perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan perawatan

Diri Seimbang Kadang tidak Diri pada saat stress


1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stressor dan
mampu untuk berperilaku adaptif,maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang,klien masih melakukan perawatan diri
2. Kadang perawatan diri,kadang tidak : saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan dirinya

E. Mekanisme Koping
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi diri
4. Intelektualisasi

III.
A. Pohon Masalah

Resiko Gsp: halusinasi

Isolasi social DPD

HDR

B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


1. Defisit perawatan diri
a) Data subyektif :
Mandi : Klien mengatakan malas mandi karena airnya dingin.
Makan : klien mengatakan malas makan sendiri dan tidak mampu untuk
makan sendiri.
BAB/BAK : Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK atau BAB.
Berhias : klien mengatakan dirinya malas berdandan.
b) Data obyektif :
Mandi : Ketidakmampuan mandi atau membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor dan kulit berdaki dan berbau serta kuku panjang
dan kotor.
Makan : Ketidakmampuan makan secara sendiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan berceceran dan
makan tidak pada tempatannya.
BAB/BAK : Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB atau BAK.
Behias : ketidakmampuan berpakaian atau berhias ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakain kotor, dan tidak rapih, pakain tidak sesuai, tidak
bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan (wanita).

IV. Diagnosa Keperawatan


Defisit perawatan diri, ketidakmampuan dalam kebersihan diri, makan mandiri,
toileting, berhias/berdandan.
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Terlampir

Sumber:

Dermawan, Deden. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep Dan Kerangka Kerja Auhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Herman, Ade. 2011. Asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Direja Surya.

Potter, P.A., A.G. Perry. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar.
Jakarta : EGC.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP1 KEBERSIHAN DIRI

Proses Keperawata

Kondisi Klien

Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin. Ketidakmampuan mandi
atau membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, dan kulit berdaki
dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.

Diagnosa Keperawatan

Defisit keperawatan diri, ketidakmampuan dalam kebersihan diri.

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


2. Klien dapat memahami pentingnya kebersihan diri
3. Klien dapat mengetahui cara menjaga kebersihan diri
4. Klien dapat mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

A. Tindakan Keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. Anjurkan klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
5. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan sehari – hari

Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

Fase Orientasi

1. Salam teraupetik
Selamat pagi Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Mutia. Saya senang dipanggil
dengan Mute.
“Nama Bapak/ Ibu siapa? Senangnya dipanggil siapa?”
Saya mahasiswa STIKes Pertamedika, yang akan merawat Bapak/Ibu, saya
praktek disini selama 5 hari. Hari ini saya dinas pagii dirungan ini mulai dari jam
7.00 sampai dengan 14.00 WIB.
Dari tadi, saya lihat Bapak/Ibu menggaruk badannya, “Gatal ya? bagaimana kalau
kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama kita bicara? 15 menit ya
Bapak/Ibu...mau dimana Bapak/Ibu?...disini saja ya Bapak/Ibu?”

2. Evaluasi atau Validasi


Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari in?
Bagaimana semalam istirahatnya? Apakah nyenyak?

3. Kontrak
Topik : Bapak/Ibu, saya ingin berbicara tentang kondisi/kebersihan diri
Bapak/Ibu selama perawatan.
Waktu : Bapak/Ibu, kita akan berbicara jam berapa ya dan berapa lama?
Bagaimana jika jam 8.00 – 8.15 WIB?
Tempat : Dimana kita akan berbicara, bagaimana jika kita berbicara ditaman?
Tujuan : kita berbicara agar saling mengenal

Fase Kerja

Bapak/Ibu ada apa menggaruk-garuk?. Apakah Bapak/Ibu sudah mandi hari ini?. Apa
alasan Bapak/Ibu sehingga tidak bisa merawat diri?, Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri, masalah apa menurut Bapak/Ibu yang dapat muncul?, “Betul, ada
kudis, ada kutu, dan lain – lain. “

Menurut Bapak/Ibu kita mandi harus bagaimana?, sebelum mandi apa yang harus kita
siapkan?, Benar sekali, Bapak/Ibu perlu menyiapkan handuk, sikat gigi, sabun,
shampo dan sisir. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, saya akan
membimbing Bapak/Ibu melakukannya. Sekarang, buka pakaian, siram seluruh tubuh
Bapak/Ibu termasuk rambut lalu ambil shampo dan gosokkan pada kepala Bapak/Ibu
sampai berbusa, lalu bilas sampe bersih. “Bagus sekali!”
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata, lalu siram dengan
air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol, giginya disikat dari atas sampai
bawah. Gosok seluruh gigi Bapak/Ibu mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu
kumur – kumur sampai bersih. Terakhir, siram lagi seluruh Bapak/Ibu sampai bersih
lalu keringkan dengan anduk. “Bapak/Ibu bagus sekali melakukannya.”

Fase terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakkan keperawatan


Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah berbicara dengan saya dan tahu cara
merawat kebersihan diri?
Evaluasi perawat (obyektif)
Coba Bapak/Ibu sebutkan kembali cara menjaga kebersihan diri.

2. Rencana tidak lanjut


Saya harap Bapak/Ibu melakukan cara menjaga kebersihan diri dan jangan lupa
masukkan dalam jadwal kegiatan seharian. (buat program, mandi berapa kali oagi
dan sore, diharapkan mempraktekkan )

3. Kontrak yang akan datang


Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbicara lagi tentang
cara makan yang baik.
Waktu : Bagaimana kalau kita berbicara kembali hari ini jam 10.00 selama 15
menit, apakah Bapak/Ibu setuju?
Tempat : Besok kita akan berbicara dimana, bagaimana kita di ruang makan?
Baiklah sampai ketemu lagi. Selamat pagi Bapak/Ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP2 MAKAN

Proses Keperwatan

Kondisi Klien

Klien mengatakan malas makan sendiri dan tidak mampu untuk makan sendiri.
Ketidakmampuan makan secara sendiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makanan sendiri, makanan berceceran, dan makan pada tidak pada tempatnya.

Diagnosa Keperawatan

Makan mandiri

Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


2. Klien dapat mengetahui cara dan alat makan yang benar
3. Klien dapat melakukan kegiatan makan
4. Klien dapat memasukan kegiatan makan dalam jadwal kegiatan harian

Tindakan Keperawatan

1. Bina hubungan saling percaya


2. Jelaskan cara dan alat makan yang benar
3. Latih kegiatan makan
4. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan

Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik :
“Selamat pagi bapak atau ibu,tampak rapi hari ini.Pagi ini kita akan latihan
bagaimana cara makan yang baik.”
“Kita latihan langsung diruang makan ya!”
“Mari…itu sudah datang makanannya”
2. Evaluasi/validasi :
“Bagaimana bapak/ibu sudah mandi hari ini?”
“Alat apa saja yang dibutuhkan ketika mau mandi?”
3. Kontrak :
Topik : “Bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang cara dan alat
makan yang benar”

Waktu : “Bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?”

Tempat : “Dimana kita berbincang-bincang?,bagaimana kalau kita berbincang-


bincang diruang makan?”

Tujuan : “Kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat makan mandiri”

Fase Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)

“bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan?”


“dimana bapak atau ibu makan?”
“sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun.”
“iya. Mari kita praktikan!”
“bagus, setelah itu kita duduk dan ambil makanan.” “sebelum disantap kita berdoa
dulu.”
“silahkan bapak atau ibu memimpin!” “bagus.”
“mari kita makan!” “saat makan kita harus menyuap makanan satu persatu dengan
pelan-pelan.” “iya, ayo sayurnya dimakan ya.”
“setelah makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor.”
“iya betul. Dan akhiri dengan cuci tangan.”
Fase Terminasi

1. Evaluasi respons klien berharap tindakkan keperawatan


Evaluasi klien (Subjektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang dengan saya dan
setelah kita makan bersama.
Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita lakukan pada saat
makan.

2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan
yang telah dilakukan)
Saya harap bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita lakukan
pada saat makan.

3. Kontrak Topik yang akan datang :


Topik: bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentang cara toileting yang baik.
Waktu: bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali hari ini jam 8 selama
30 menit, apakah bapak atau ibu setuju?
Tempat: besok kita berbincang-bincang dimana, bagaimana kalau diruang taman?
Baiklah, sampai bertemu lagi. Selamat pagi bapak.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP3 TOILETING

Proses Keperawatan

Kondisi Klien

Klien mengatakan jarang membersihkan air kelainanya setelah BAK/BAB


ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri di tandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

Diagnosa Keperawatan

Toileting

Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


2. Klien dapat melalukan BAB/BAK yang baik
3. Klien dapat menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
4. Klien dapat menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK

Tindakan Keperawatan

1. Bina hubungan saling percaya


2. Latihan cara BAB/BAK yang baik
3. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
4. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK

Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakkan

Fase Orientasi

1. Salam terapeutik
Selamat pagi Bapak/Ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik..., sudah di jelaskan
jadwal kegiatannya?. Kita akan membicarakan tentang cara buang air besar dan
buang air kecil yang baik. Kira – kira 30 menit ya? Dimana kita akan duduk ?
2. Evaluasi atau validasi
Bagaimana Bapak/Ibu makanya sudah habis 1 porsi ?
Bapak/Ibu ketika makan apa saja yang harus dilakukan ?

3. Kontrak
Topik : Bapak/Ibu saya ingin berbicara tentang melakukan BAB/BAK secara
mandiri
Waktu : Bapak/Ibu kita akan berbicara jam berapa? Dan berapa lama?
Bagaimana kalau kita jam 08.00 smpai dengan 08.30?
Tempat : Bagaimana kita berbicara, bagimana kalau kita berbicara di taman ?
Tujuan : Kita berbicara agar Bapak/Ibu dapat melakukan BAB/BAK secara
mandiri

Fase Kerja

1. Untuk pasien laki – laki :


Dimana biasanya bapak buang air besar dan buang air kecil? Benar buang air
besar atau kecil yang baik itu di WC, kamar mandi artau tempat lain yang tertutup
dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak boleh buang air besar
atau buang air kecil di sembarang tempat. Sekarang, apakah Bapak tau bagaimana
cara cebok? Yang perlu di ingat saat mencebok adalah Bapak membersihkan
bokong atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja atau air
kencing yang tersisa didalam tubuh Bapak/Ibu. Setelah Bapak/Ibu selesai cebok,
jangan lupa tinja air kencing yang ada di WC secukupnya sampai tinja atau air
kencing itu tidak tersisa di WC. Setelah itu cuci tangan dengan menggunakan
sabun.

2. Untuk pasien perempuan :


Cara membilas yang bersih setelah ibu buang air besar yaitu dengan menyiram air
ke arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya..cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kototan/tinja yang ada di bokong kebagian kemaluan kita.
Setelah Bapak/Ibu selesai cebok, jangan lupa tinja atau air kencing yang ada di
WC di bersihkan. Cara siram tinja atau air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja tidak tersisa di WC. Lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun .

Fase terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakkan keperawatan


Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan Bpak/Ibu setelah berbicara tentang cara buang air besar atau
kecil yang baik
Evaluasi perawat (obyektif)
Coba Bapak/Ibu jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang baik

2. Rencana tindak lanjut


Saya harap Bapak/Ibu melakukan toileting yang baik jangan lupa masukkan dalam
jadwal kegiatan harian

3. Kontrak yang akan datang


Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbicara lagi tentang
cara berhias/berdandan
Waktu : Bagaimana kalu kita berbicara kembali hari ini jam 08.00 selama 30
menit, apakah Bapak/Ibu setuju?
Tempat : Besok kita akan berbicara dimana, bagaimana kalau diruang tamu?
Baiklah sampai bertemu lagi. Selamat pagi Bapak/Ibu.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP 4 Berhias Atau Berdandan

Proses keperawatan

Kondisi klien

Klien mengatakan dirinya malas berdandan. Ketidakmampuan berpakaian atau


berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapih, pakaian
tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan (wanita)

Diagnosa Keperawatan

Berhias/berdandan

Tujuan Khusus:

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.


2. Klien dapat menjelaskan pentingnya berhias/berdandan.
3. Klien dapat melakukan cara berhias/berdandan.
4. Klien dapat memasukan kegiatan berhias/berdandan dalam jadwal kegiatan
harian.

Tindakan Keperawatan:

1. Bina hubungan saling percaya


2. Jelaskan pentingnya berhias/berdandan
3. Latian cara berhias/berdandan
4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan

Fase Orientasi:
1. Salam Terapeutik
“selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? “
“baik.., sudah dijalankan jadwal kegiatannya?”
“hari ini kita akan latihan berhias/berdandan, mau dimana latihannya?”
“bagaimana kalau di ruang tamu?”
“bagaimana kalau kita melakukannya selama 30 menit?”

2. evaluasi atau validasi:


“bagaimana bapak/ibu hari ini sudah BAB/BAK ?”
“bapak atau ibu ketika BAB/BAK apa saja yang harus dilakukan?”

3. kontrak
topik: “bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang melakukan
berhias/berdandan”
waktu: “bapak atau ibu kita akan berbincng-bincang jam berapa? dan berapa
lama?” “ bagaimana jika jam 08.00-08.30”
tempat: “dimana kita dapat berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang
di ruang tamu?”
tujuan: “kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat melakukan
berhias/berdandan”

Fase Kerja

“Apa yang bapak atau ibu lakukan setelah mandi?”


“Apakah bapak atau ibu sudah ganti baju?”
“Untuk berpakaian pilihlah pakaian yang bersih dan kering berganti pakaian yang
bersih 2 hari sekali.”
“Sekarang bapak atau ibu ganti bajunya.” “Ya...bagus seperti itu”
“Apakah bapak atau ibu menyisir rambut?” “Bagaimana cara bersisir?” “Coba kita
praktikan lihat ke cermin,bagus.. sekali “
“apakah bapak bercukur?” “berapa hari sekali bercukur?” “betul... 2 kali semminggu”

Fase Terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


Evaluasi klien (Subjektif)
“Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berhias/berdandan?”
Evaluasi Perawat (Objektif dan Reinforcemente)
“Coba bapak atau ibu sebutkan cara berhias/berdandan diri yang baik sekali lagi.”
2. Rencana tindak lanjut
“Saya harap bapak atau ibu melakukan berhias/berdandan yang baik dan jangan
lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian”
3. Kontrak yang akan datang
Topik : “bagaimana kalau besok kita bertemu lagi ? dan berbincang-bincang lagi
tentang kondisi bapak atau ibu yang lain?”
Waktu : “bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali jam 08.00 selama 30
menit,apakah bapak atau ibu setuju?”
Tempat : “Besok kita akan berbincang-bincang dimana?” “bagaimana kalau
taman?” “baiklah sampai bertemu lagi.Selamat pagi bapak atau ibu”
JADWAL KEGIATAN HARIAN

Nama : ...........................................
Ruang : ...........................................

Tanggal Kegiatan
No Jam Kegiatan Ket
1 05.00-06.00
2 06.00-07.00
3 07.00-08.00
4 08.00-09.00
5 09.00-10.00
6 10.00-11.00
7 11.00-12.00
8 12.00-13.00
9 13.00-14.00
10 14.00-15.00
11 15.00-16.00
12 16.00-17.00
13 17.00-18.00
14 18.00-19.00
15 19.00-20.00
16 20.00-21.00
17 21.00-22.0 0
18 22.00-23.00
19 23.00-24.00
20 24.00-01.00
21 01.00-02.00
22 02.00-03.00
23 03.00-04.00
24 04.00-05.00
25 05.00-06.00

KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta
kendalanya

Anda mungkin juga menyukai