Oleh:
Jl. Bintaro raya no. 10, Tanah Kusir-Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
tlp. (021) 7234122,7207184 Fax 7234126
Email Stikespertamedika@gmail.com
Laporan Pendahuluan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan gunu mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuia
dengan kondisi kesehatan, klien mengatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
melakukan perawatan diri. (Depkes, 2000)
Personal hygine adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Potter dan Perry, 2005)
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah, 2006)
B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit keperawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah, atau lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah
sebagai berikut: body image, gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya, dengan adanya perubahan fisik
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga tidak peduli dengan
kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygine. Social ekomoni, personal hygine memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya. Pengetahuan, pengetahuan personal hygine sangat
penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada klien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
Budaya, disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan. Kebiasan seseorang, ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan
lain-lain. Kondiisi fisik atau psikis, pada keadaan tertentu/sakit kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukaknnya.
C. Jenis
1. Kurang perawatan diri: mandi/kebersihan diri
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemapuan untuk
melakukan aktifitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri: makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukan aktifitas makan.
3. Kurang perawatan diri: toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
menyelesaikan aktifitas toileting sendiri
4. Kuang perawatan diri: berhias/berdandan
Kurang perawatan diri (berhias/berdandan) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktifitas berdandan sendiri.
E. Mekanisme Koping
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi diri
4. Intelektualisasi
III.
A. Pohon Masalah
HDR
Sumber:
Dermawan, Deden. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep Dan Kerangka Kerja Auhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Potter, P.A., A.G. Perry. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar.
Jakarta : EGC.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Proses Keperawata
Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin. Ketidakmampuan mandi
atau membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, dan kulit berdaki
dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Khusus :
A. Tindakan Keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. Anjurkan klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
5. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan sehari – hari
Fase Orientasi
1. Salam teraupetik
Selamat pagi Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Mutia. Saya senang dipanggil
dengan Mute.
“Nama Bapak/ Ibu siapa? Senangnya dipanggil siapa?”
Saya mahasiswa STIKes Pertamedika, yang akan merawat Bapak/Ibu, saya
praktek disini selama 5 hari. Hari ini saya dinas pagii dirungan ini mulai dari jam
7.00 sampai dengan 14.00 WIB.
Dari tadi, saya lihat Bapak/Ibu menggaruk badannya, “Gatal ya? bagaimana kalau
kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama kita bicara? 15 menit ya
Bapak/Ibu...mau dimana Bapak/Ibu?...disini saja ya Bapak/Ibu?”
3. Kontrak
Topik : Bapak/Ibu, saya ingin berbicara tentang kondisi/kebersihan diri
Bapak/Ibu selama perawatan.
Waktu : Bapak/Ibu, kita akan berbicara jam berapa ya dan berapa lama?
Bagaimana jika jam 8.00 – 8.15 WIB?
Tempat : Dimana kita akan berbicara, bagaimana jika kita berbicara ditaman?
Tujuan : kita berbicara agar saling mengenal
Fase Kerja
Bapak/Ibu ada apa menggaruk-garuk?. Apakah Bapak/Ibu sudah mandi hari ini?. Apa
alasan Bapak/Ibu sehingga tidak bisa merawat diri?, Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri, masalah apa menurut Bapak/Ibu yang dapat muncul?, “Betul, ada
kudis, ada kutu, dan lain – lain. “
Menurut Bapak/Ibu kita mandi harus bagaimana?, sebelum mandi apa yang harus kita
siapkan?, Benar sekali, Bapak/Ibu perlu menyiapkan handuk, sikat gigi, sabun,
shampo dan sisir. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, saya akan
membimbing Bapak/Ibu melakukannya. Sekarang, buka pakaian, siram seluruh tubuh
Bapak/Ibu termasuk rambut lalu ambil shampo dan gosokkan pada kepala Bapak/Ibu
sampai berbusa, lalu bilas sampe bersih. “Bagus sekali!”
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata, lalu siram dengan
air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol, giginya disikat dari atas sampai
bawah. Gosok seluruh gigi Bapak/Ibu mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu
kumur – kumur sampai bersih. Terakhir, siram lagi seluruh Bapak/Ibu sampai bersih
lalu keringkan dengan anduk. “Bapak/Ibu bagus sekali melakukannya.”
Fase terminasi
SP2 MAKAN
Proses Keperwatan
Kondisi Klien
Klien mengatakan malas makan sendiri dan tidak mampu untuk makan sendiri.
Ketidakmampuan makan secara sendiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makanan sendiri, makanan berceceran, dan makan pada tidak pada tempatnya.
Diagnosa Keperawatan
Makan mandiri
Tujuan Khusus
Tindakan Keperawatan
Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik :
“Selamat pagi bapak atau ibu,tampak rapi hari ini.Pagi ini kita akan latihan
bagaimana cara makan yang baik.”
“Kita latihan langsung diruang makan ya!”
“Mari…itu sudah datang makanannya”
2. Evaluasi/validasi :
“Bagaimana bapak/ibu sudah mandi hari ini?”
“Alat apa saja yang dibutuhkan ketika mau mandi?”
3. Kontrak :
Topik : “Bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang cara dan alat
makan yang benar”
Waktu : “Bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?”
Tujuan : “Kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat makan mandiri”
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan
yang telah dilakukan)
Saya harap bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita lakukan
pada saat makan.
SP3 TOILETING
Proses Keperawatan
Kondisi Klien
Diagnosa Keperawatan
Toileting
Tujuan Khusus
Tindakan Keperawatan
Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
Selamat pagi Bapak/Ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik..., sudah di jelaskan
jadwal kegiatannya?. Kita akan membicarakan tentang cara buang air besar dan
buang air kecil yang baik. Kira – kira 30 menit ya? Dimana kita akan duduk ?
2. Evaluasi atau validasi
Bagaimana Bapak/Ibu makanya sudah habis 1 porsi ?
Bapak/Ibu ketika makan apa saja yang harus dilakukan ?
3. Kontrak
Topik : Bapak/Ibu saya ingin berbicara tentang melakukan BAB/BAK secara
mandiri
Waktu : Bapak/Ibu kita akan berbicara jam berapa? Dan berapa lama?
Bagaimana kalau kita jam 08.00 smpai dengan 08.30?
Tempat : Bagaimana kita berbicara, bagimana kalau kita berbicara di taman ?
Tujuan : Kita berbicara agar Bapak/Ibu dapat melakukan BAB/BAK secara
mandiri
Fase Kerja
Fase terminasi
Proses keperawatan
Kondisi klien
Diagnosa Keperawatan
Berhias/berdandan
Tujuan Khusus:
Tindakan Keperawatan:
Fase Orientasi:
1. Salam Terapeutik
“selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? “
“baik.., sudah dijalankan jadwal kegiatannya?”
“hari ini kita akan latihan berhias/berdandan, mau dimana latihannya?”
“bagaimana kalau di ruang tamu?”
“bagaimana kalau kita melakukannya selama 30 menit?”
3. kontrak
topik: “bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang melakukan
berhias/berdandan”
waktu: “bapak atau ibu kita akan berbincng-bincang jam berapa? dan berapa
lama?” “ bagaimana jika jam 08.00-08.30”
tempat: “dimana kita dapat berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang
di ruang tamu?”
tujuan: “kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat melakukan
berhias/berdandan”
Fase Kerja
Fase Terminasi
Nama : ...........................................
Ruang : ...........................................
Tanggal Kegiatan
No Jam Kegiatan Ket
1 05.00-06.00
2 06.00-07.00
3 07.00-08.00
4 08.00-09.00
5 09.00-10.00
6 10.00-11.00
7 11.00-12.00
8 12.00-13.00
9 13.00-14.00
10 14.00-15.00
11 15.00-16.00
12 16.00-17.00
13 17.00-18.00
14 18.00-19.00
15 19.00-20.00
16 20.00-21.00
17 21.00-22.0 0
18 22.00-23.00
19 23.00-24.00
20 24.00-01.00
21 01.00-02.00
22 02.00-03.00
23 03.00-04.00
24 04.00-05.00
25 05.00-06.00
KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta
kendalanya