Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI: RISIKO PERILAKU KEKERASAN
SESI 1 : MENGENAL PERILAKU KEKERASAN YANG BISA
DILAKUKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Klinik Keperawatan Jiwa di Rumah Sakit dr.H.Marzoeki
Mahdi Bogor

Disusun Oleh :

Qisthi Qonia

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Persepsi: Risiko Perilaku Kekerasan” disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa stase keperawatan jiwa Program Studi Profesi Ners UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen Pembimbing Akademik Ns.Fajriyah Nur Afriyanti, M.Kep., Sp.Kep.J yang telah
mengarahkan kami dalam praktik profesi ners
2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan.
3. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
proposal TAK ini.

Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK
ini kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.

Bogor, 6 September 2019

Qisthi Qonia
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI: RISIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratoriun tempat klien beralih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive (Keliat, 2009)
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan atau
kehidipan untuk didiskusikan dalam kelompok. Pada terapi aktiitas stimulasi persepsi
ini klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan
proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan
menjadi adaptif. Terapi aktivitas kelompok ini membei hasil ; kelompok menunjukkan
loyalitas dan tanggung jawab bersama, menunjukkan pasrtisipasi aktif semua
anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukkan terjadinya komunikasi antar
anggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.

B. Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
2. Klien dapat meyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan ejala marah)
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasaan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

C. Pengorganisasian
1. Hari dan Tanggal : Jum’at, 6 September 2019
2. Jam : 09.00 – 09.30
3. Tempat : Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi
4. Lama Kegiatan :
 Perkenalan dan Pengarahan (5 menit)
 Permainan dan Diskusi (15 menit)
 Evaluasi (5 menit)
 Penutup (5 menit)
D. Metode
1. Diskusi Kelompok
2. Bermain peran atau stimulasi

E. Media dan Alat


1. Speaker wireless
2. Handphone berisi musik yang bersemangat
3. Spidol
4. Karton sebagai papan tulis
5. Jadwal harian klien

F. Setting Tempat
o
CL L

K K

F F

K K

K K

F F

K K

F K K F
o
G. Pembagian Tugas
1. Leader
Tugas :
a. Menyiapakan proposal kegiatan TAK
b. Menyampaikan tujuan dan peratauran kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai.
c. Menjelaskan aturan permainan.
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya.
e. Mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik dan bersih.
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
g. Menyimpulkan hasil kegiatan.
h. Menutup acara.
2. Co-leader
Tugas :
a. Mendampingi leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas pasien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dariu perencanaan yang telah
dibuat
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam proses terapi
3. Fasilitator
Tugas :
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
c. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi
4. Observer
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien selama kegiatan
berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan

H. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan
perawat
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
3. Jumlah klien
Jumlah klien yang mengikuti TAK yaitu sebanyak … orang yang memiliki
Risiko Perilaku Kekerasan.

I. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :
a. Leader : Qisthi Qonia
b. Co-leader : Basma Bonita
c. Fasilitator : 1. Desi Kurniawati
2. Nilna Camelia
3. Ranti Puspita Dewi
4. Novi Fitriani
5. Nurul Fadillah
6. Risna Dwi Astuti
d. Observer : 1. Siti Ayu Ningsih
2. Wafi Nursyifa Hajarani
2. Pasien peserta TAK sebagai berikut :

NO NAMA MASALAH KEPERAWATAN

1. Tn. Radityo Risiko Perilaku Kekerasan

2. Tn. Fandi Risiko Perilaku Kekerasan

3. Tn. Zainul Risiko Perilaku Kekerasan

4. Tn. Erland Risiko Perilaku Kekerasan

5. Tn. Riyalto Risiko Perilaku Kekerasan

6. Tn. Sigit Risiko Perilaku Kekerasan

7. Tn. Ade Risiko Perilaku Kekerasan

8. Tn. Bisma Risiko Perilaku Kekerasan

J. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menyebutkan stimulasi penyebab kemarahan
b. Menyebutkan respon yang dirasakan saat marah
c. Menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
d. Menyebutkan akibat perilaku kekerasan
K. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah
1. Tata tertib melaksanakan TAK :
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acxara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
berlangsung
e. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara selesai
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melakukan TAK telah habis, sedangkan
permainan belum selesai maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
utnuk memperpanjang waktu TAK
Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini

L. Proses Pelaksanaan
1. Topik
Sesi I : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Bisa Dilakukan
a) Tujuan
 Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
 Klien dapat meyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan ejala
marah)
 Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasaan)
 Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

2. Setting tempat
a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Tempat tenang dan nyaman.

3. Metode dan media


a). Media
 Spidol dan Whiteboard/ papan tulis/ flipchart
 Spidol
 Sound System
 Handphone yang berisi lagu yang semangat

b). Metode
 Diskusi kelompok
 Bermain peran atau simulasi
4. Langkah Kegiatan
a). Persiapan
 Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
 Membuat kontrak dengan klien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b). Orientasi
1) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2) Evaluasi/ validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan pengalaman klien tentang tanda gejala, dan perilakukekerasan
yang pernah dilakukannya
3) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin pada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Tahap kerja
1. Terapis mendiskusikan penyebab marah dengan klien
 Tanyakan pengalaman tiap klien
 Tulis di papan tulis
2. Terapis mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
 Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala)
 Tulis di papan tulis
3. Terapis mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
 Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
 Tulis di papan tulis
4. Terapis membantu klien memilih salah satu perilaku yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan
5. Terapis bermain peran/stimuasi untuk perilaku kekerasan ang tidak berbahaya
6. Terapis menanyakan erasaan klien setelah selesai bermn peran/stimulasi
 Tanyakan akibat perilaku kekerasan
 Tuliskan di papan tulis
7. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
8. Beri kesimpulan; dan akibat risisko perilaku kekerasan
9. Terapis menanyakan keedian klien untuk menghadapi kemarahan.
d) Tahap terminasi
1. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Memberikan reinforcement positifterhaap perilaku klien yang positif
2. Tindak lanjut
 Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebabb marah,
yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku
kekerasan
 Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda & gejala; perilaku kekerasan
dan akibat nya yang belum diceritakan
3. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan
 Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

M. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsiperilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah
mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut
Kemampuan mengenal perilaku kekerasan
Memberi tanggapan tentang
Penyebab
NO. Nama klien Tanda dan Perilaku
RPK Akibatt PK
Gejala kekerasan

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penjelasan entang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan. Beri tanda centang jika klien mampu dan tnda minus jika
klien mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sasi 1, TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan
(disalahkan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (“gregetan”
dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja) akibat yang
dirasakan (tangan sakit dan dibaw ke rumah sakit jiwa). Anjyrkan klien mengingat dan
menyampaikan jika semua di rasakan selama di rumah sakit.
SKENARIO TAK

“Pada hari jumat di Ruang Sadewa, RS Marzuki Mahdi akan dilakukan Terapi Aktivitas
Kelompok pada klien dengan Risiko Perilaku Kekerasan.” (posisi melingkar, duduk di kursi
masing-masing kecuali leader dalam posisi berdiri dan observer mengamati dari luar)

Leader : “Assalamu’alaikum wr. wb. Selamat pagi.”

Seluruh peserta : “Wa’alaikum salam wr. wb. Selamat pagi.”

L: “Perkenalkan nama saya Qisthi Qonia, senang dipanggil dengan suster Qisthi, disini saya
akan bertugas sebagai leader atau pemimpin pada kegiatan kita hari ini. Sebelum kita
memulai kegiatan kita hari ini, saya ingin mempersilahkan terlebih dahulu kapada rekan-
rekan saya untuk berkenalan terlebih dahulu. Dimulai dari sebelah kanan saya terlebih
dahulu.”

CL: “Selamat pagi. Perkenalkan nama saya Basma Bonita, senang dipanggil suster Bonita.
Pada kesempatan kali ini saya bertugas sebagai wakil ketua pada kegiatan kita hari ini.“

F1: “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ranti Puspita, senang dipanggil Ranti. Saya adalah
fasilitator dari bapak …. Terima kasih.”
F2: “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Novi Fitriani, senang dipanggil Suster Novi, saya
adalah fasilitator dari bapak …. Terima kasih.”
F3: “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Desi Kurniawati, senang dipanggil suster Desi.
Saya adalah fasilitator dari bapak ... Terima kasih.”
F4: “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Nurul Fadillah, senang dipanggil suster Nurul,
saya adalah fasilitator dari bapak …. Terima kasih.”
F5: “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Nilna Camelia Rahmah, senang dipanggil suster
Nilna. Saya adalah fasilitator dari bapak ... Terima kasih.”
F6: “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Risna Dw Astuti, senang dipanggil suster Risna.
Saya adalah fasilitator dari bapak ... Terima kasih.”
L: Oke, baiklah..semua telah memperkenalkan dirinya masing-masing. ”Bagaimana perasaan
bapak-bapak hari inii?”

All:”Alhamdulillah… baik sus..”


L: “Baik, bapak-bapak sesuai kontrak waktu kita, bahwa hari ini kita akan melanjutkan Terapi
Aktivitas kelompok tentang bercakap-cakap, tujuan nya agar bapak bapak mengetahui
mengenai perilaku kekerasan. Dalam kegiatan ini ada beberapa aturan yang harus kita taati
bersama, yaitu jika ada yang ingin meninggalkan kegiatan harus meminta izin kepada saya
selaku leader. Kegiatan ini berlangsung selama 30 menit, setiap peserta mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir. Dapat dimengerti bapak-bapak?”
All:”Ya..sus”

L : Nah pertama tama ada yang bisa menyebutkan atau menceritakan tanda dan gejala ketika
seseorang akan melakukan perilaku kekerasan, bagaimana bapak-bapak bisa ?

All : “ Bisa sus”

L : Baik, bagus yang lain ada yang bisa menyebutkan atau sharing perilaku kekerasan apa
yang pernah dilakuakn?

P4: saya suster, pukul pintu…

L: ”baguus sekali, pandu positif untuk bapak F. baiklah sekarang kita lanjut lagi

P5 : selain itu pak, ketika itu kerugian apa yang didapatkan ketika melakukan perilaku
kekerasan tersebut?

Selanjutnya kepada peserta sebelahnya sampai pada peserta terakhir.

L: ”Baiklah, sebelumnya saya ingin bertanya bagaimana perasaan bapak setelah mengikuti
kegiatan ini? Silahkan bapak … ”

F4: ”bapak … , bagaimana perasaannya pak?”

P4 :”ooh,saya? Hmmmm...lega sus.”

F1 :” Pak … , gimana perasaannya?”

P1 :”seneng aja sus.”

L : “ baiklah sebelumnya ada yang dapat mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang kita
lakukan hari ini ? ya silahkan bapak m
P2 : Kita dapat mengatahui dan memahami tentang perilaku kekerasan, sehingga ini bisa
menjai pelajaran untuk kita semua”

L: ”Bagus sekali pak, ya alhamdulillah kegiatan hari ini sudah selesai, mari kita tepuk tangan
untuk semua. Bapak-bapak sudah paham bagaimana cara bercakap ketika halusinasi.
Bagaimana kalau lebih lanjutnya kita belajar cara mengontrol maupun mencegah agar
halusinasi itu tidak dapat muncul dengan cara patuh minum obat? Apakah bapak-bapak
bersedia?”

All :”Bersedia, sus..”

L: "Iya jadi besok kita akan bertemu lagi dengan teman saya Basma Bonita sebagai leadernya
pada pukul 09.00 WIB ya pak. Untuk itu saya pamit assalamualaikum”

All: "Wa'alaikumussalam wr wb"


DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Ana. (2009). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai