Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhu Tugas Dk (Diskusi Kelompok) Modul Keperawatan
Management
Di susun oleh:
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK
NAMA NIM
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................38
PENUTUP.....................................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................39
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia berperan sebagai pemain kunci untuk keberhasilan perubahan. Oleh
karena itu, kedepan, sumber daya manusia harus selalu ditingkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya secara terus-menerus.
Manajemen perubahan merupakan pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi, dalam kondisi lingkungan yang bergerak terus-menerus. Manajemen perubahan perlu
mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya, menjalankan proses perubahan dengan benar
dan memberika peran dan tanggung jawab kepada semua stakeholder sesuai proporsinya.
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di tengah-tengah
masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis, selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu menuntut organisasi untuk juga memiliki
sifat dinamis. Tanpa dinamika yang sejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak
akansurvive apalagi berkembang. Ini berarti bahwa perubahan dalam suatu organisasi merupakan
kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus menerus organisasi harus menyesuaikan diri
dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Proses penyesuaian dengan lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang
dihadapi organisasi modern. Kecuali perubahan yang bertujuan menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan, organisasi kadang-kadang menganggap perlu secara sengaja melakukan
perubahan guna meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Karena
sifat dan tujuan setiap organisasi berbeda satu sama lain maka frekuensi dan kadar perubahan
PEMBAHASAN
Proses berubah juga dapat diartikan sebagai proses beranjaknya seseorang dari keadaan status
quo menjadi keadaan keseimbangan semu. Status quo “Is a situation or state of affairs as it is
now, or as it was before a recent change” atau keadaan dimana seseorang belum bergerak dari
keadaan semula.
- Perubahan yang direncakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat
yang lebih baik.
d. Perubahan berencana.
- Adanya titik mula yang jelas dan dipersiapkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
e. Perubahan acak/kacau.
a. Partisipatif
b. Paksaan
Yaitu perubahan yang total menggunakan kekuatan misalnya instruksi dari atasan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang
diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang menjadi dalam
perubahan adalah sebagai berikut
c. Reaksi psikologis
e. Kebiasaan
f. Ketergantugan
h. Norma
2. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum
melakukan perubahan, yaitu :
[Type text] Page 12
1. Ada perubahan yang akan dilakukan
2. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
3. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
4. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Tingkat kepuasan pasien merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja
melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. Sedangkan mutu pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standard an
kode etik profesi.
Untuk mengukur sejauhmana kinerja itu berjalan dan mencapai hasil yang diharapkan,
dapat diukur dengan hal-hal berikut ini :
Kesan pasien
Kesan yang diterima saat konsultasi biaya, kunsultasi medik dan pertemuan khusus dengan
pasien.
Laporan
Laporan dari pasien, lewat dokter, perawat, koran, kenalan dan tokoh masyarakat.
Aspek yang terkait dengan kepuasan pasien ada 4 jenis seperti berikut ini :
1. Aspek kenyamanan
2. Aspek hubungan pasien dengan staf rumah sakit
3. Aspek kompetensi
4. Aspek biaya
1. Ketersediaan pelayanan
2. Kewajaran pelayanan
3. Kesinambungan pelayanan
4. Penerimaan pelayanan
5. Ketercapaian pelayanan
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun
meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai
dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. Metode Need.
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk menghitung kebutuhan
tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien selama di
rumah sakit. Sebagai contoh untuk pasien yang menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan
pelayanan, mulai dari pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotek dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar
pelayanan itu berjalan dengan baik.
a) Hudgins.
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat jalan menggunakan metode dari
Hudgins, yaitu menetapkan standar waktu pelayanan pasien rawat jalan
Lama waktu (menit) untuk pasien
Kegiatan
baru Lama
Pendaftaran 3 4
Pemeriksaan dokter 15 11
Pemeriksaan asisten dokter 18 11
Penyuluhan 51 0
Laboratorium 5 7
b) Douglas.
Untuk pasien rawat inap standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut.
i. Perawatan minimal memerlukan waktu: 1−2 jam/24 jam.
3. Metode gilles
a) Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah:
A x B x C F
H
(C-D) x E G
Keterangan:
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Formula ini memperhitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu yang dihitung dari: 365 −
(52 hr minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan) = 289 hari atau 41 minggu.
Angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu. Nilai 40 jam didapat
dari jumlah jam kerja dalam seminggu. Tambahan 25% adalah untuk penyesuaian terhadap
produktivitas.
Berdasarkan tabel hasil di atas dapat dihitung bahwa total beban kerja unit adalah 91.300 jam.
Informasi tambahan yang didapatkan adalah:
a. 1 FTE = 2.080 jam
b. Persentase jam produktif perawat adalah 85% (jadi rerata jam produktif adalah 1.768/FTE)
c. Tenaga perawat di unit ini dijadwalkan untuk bekerja sesuai standar yaitu 55% untuk sif siang
dan 45% untuk sif malam
d. Kualifikasi tenaga perawat adalah 75% Registered Nurse (RN), 15% Licensed Practical Nurse
(LPN), 10% Nurse Assistants (NA).
Tenaga perawat keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut
91.300 jam yg dibutuhkan dalam setahun = 51.64 FTE tenaga perawat yg dibutuhkan dalam 1th
1.769 jam produktif/FTE
Jumlah perawat yang dibutuhkan pada sif siang dan malam dihitung dengan cara berikut.
a. Siang: 51,64 FTE × 55% = 28,4 FTE
b. b. Malam: 51,64 FTE × 45% = 23,2 FTE.
Jenis tenaga perawat yang dibutuhkan ditentukan dengan cara berikut:
a. Siang:
• RN: 28,4 × 75% = 21,3
• LPN: 28,4 × 15% = 4,26
• NA: 28,4 × 10% = 2,84
b. Malam:
• RN: 23,2 × 75% = 17,4
• LPN: 23,2 × 15% = 3,48
• NA: 23,2 × 10% = 2,32.
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan: Hari
libur/cuti/hari besar (loss day) Loss day =
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar + Jumlah perawat yang diperlukan
Jumlah hari kerja efektif
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-nursing
jobs) seperti contohnya: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan. (Jumlah tenaga keperawatan + loss day) × 25%
ii. Jumlah tenaga untuk kamar operasi
1) Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi:
a) jumlah dan jenis operasi;
b) jumlah kamar operasi;
c) Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja;
v. Critical Care
Rata-rata jumlah pasien/hari = 10
Jumlah jam perawatan/hari = 12
Rata-rata jumlah pasien/hari × Jumlah jam perawatan/hari
Jam kerja/hari
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara personel antara lain
sebagai berikut.
1) Work sampling.
Teknik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang dipangku oleh
personel pada suatu unit, bidang maupun jenis tenaga tertentu.
Pada metode work sampling dapat diamati hal-hal spesifik tentang pekerjaan antara lain:
a. aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja;
Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survei tentang kerja personel dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. menentukan jenis personel yang akan disurvei.
b. bila jumlah personel banyak perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek personel
yang akan diamati dengan mengunakan metode simple random sampling untuk mendapatkan
sampel yang representatif.
c. membuat formulir kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif
dan tidak produktif dapat juga dikategorikan sebagai kegiatan langsung dan tidak langsung.
d. melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan menggunakan work
sampling.
e. pengamatan kegiatan personel dilakukan dengan interval 2–15 menit tergantung
karakteristik pekerjaan yang dilakukan.
Pada teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan pengamatan kegiatan dari
sejumlah personel yang kita amati. Oleh karena besarnya jumlah pengamatan kegiatan
penelitian akan didapatkan sebaran normal sampel pengamatan kegiatan penelitian. Artinya
data cukup besar dengan sebaran sehingga dapat dianalisis dengan baik. Jumlah pengamatan
dapat dihitung.
2) Time and motion study.
Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan yang
dilakukan oleh personel yang sedang kita amati. Melalui teknik ini akan didapatkan beban
kerja personel dan kualitas kerjanya.
Langkah-langkah untuk melakukan teknik ini yaitu:
a. menentukan personel yang akan diamati untuk menjadi sampel dengan metode purposive
sampling;
b. membuat formulir daftar kegiatan yang dilakukan oleh setiap personel;
c. daftar kegiatan tersebut kemudian diklasifikasikan seberapa banyak personel yang
melakukan kegiatan tersebut secara baik dan rutin selama dilakukan pengamatan;
Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk melakukan evaluasi
tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang bersertifikat atau bisa juga digunakan
untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu
instansi seperti rumah sakit.
Dari metode work sampling dan time and motion study maka akan dihasilkan output sebagai
berikut. a. Deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu untuk masing-masing
pekerjaan baik yang bersifat medis, perawatan maupun administratif. Selanjutnya dapat
dihitung proporsi waktu yang dibutuhkan untuk masingmasing kegiatan selama jam kerja.
b. Pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau karakteristik
demografis dan sosial.
c. Kesesuaian beban kerja dengan variabel lain sesuai kebutuhan penelitian. Beban kerja
dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis kelamin atau variabel lain.
d. Kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan menentukan kompetensi
atau keahlian yang harus dimiliki oleh personel yang diamati.
3) Daily log.
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana work sampling yaitu
pencatatan dilakukan sendiri oleh personel yang diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang
dilakukan dan waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut. Penggunaan ini
tergantung kerja sama dan kejujuran dari personel yang diamati. Pendekatan ini relatif lebih
sederhana dan biaya yang murah. Peneliti biasa membuat pedoman dan formulir isian yang
dapat dipelajari sendiri oleh informan. Sebelum dilakukan pencatatan kegiatan peneliti
menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir kepada subjek personal yang diteliti,
tekankan pada personel yang diteliti yang terpenting adalah jenis kegiatan, waktu dan lama
kegiatan, sedangkan informasi personel tetap menjadi rahasia dan tidak akan dicantumkan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut kamus bahasa Indonesia perubahan dapat di artikan sebagai keadaan
yang berubah. Jadi bisa kita definisi kan bahwa perubahan adalah peralihan keadaan yang
sebelumnya, perubahan tersebut tidak hanya berupa keadaan saja melainkan bisa berupa
perubahan pola pikir, dan perilaku suatu masyarakat.
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)
Dalam buku Sosiologi Skematika dan Terapan (Abdulsyani, 2007) perubahan-perubahan
dalam kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap
manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak stetelah
tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan
kehidupan masyarakat yang baru.
Sedangkan menurut Nanang Martono (2012) bahwa perubahan dapat mencakup aspek
yang sempit maupun yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola pikir
individu. Aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang
nantinya dapat memengaruhi perkembangan masyarakat dimasa yang akan datang.