LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi
(Videbeck, 2008). Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang
(Suliswati, 2005). Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).
Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek positif dari individu berkembang dengan
B. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
C. Faktor Presipitasi
1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik yang
meliputi :
a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi
E. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan,
yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008)
ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan
panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
b. Respon kognitif
c. Respons emosional
- Perilaku otomatis
- Sedikit tidak sadar
- Aktivitas menyendiri
- Terstimulasi
- Tenang
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
a. Respon fisik :
b. Respons kognitif
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
b. Respons kognitif
c. Respons emosional
- Sangat cemas
- Agitasi
- Takut
- Bingung
- Merasa tidak adekuat
- Menarik diri
- Penyangkalan
- Ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
a. Respons fisik
b. Respons kognitif
c. Respon emosional
- Merasa terbebani
- Merasa tidak mampu, tidak berdaya
- Lepas kendali
- Mengamuk, putus asa
- Marah, sangat takut
- Mengharapkan hasil yang buruk
- Kaget, takut
- Lelah
F. Sumber Koping
Individu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan menggunakan atau
mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan
memecahkan masalah, dukungan sosial budaya yang diyakini. Dengan integrasi sumber-
sumber koping tersebut individu dapat mengadopsi strategi koping yang efektif
(Suliswati, 2005).
G. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan
faktor utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang
koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal,
memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri
pada orang lain (Suliswati, 2005). Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan
sedang, berat dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2005),
kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi
pemenuhan kebutuhan.
b Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri,
sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak
makanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi
hal-hal berikut :
a Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan klien.
b Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya terhadap
disorganisasi kepribadian.
c Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan klien.
d Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.
H. Penatalaksanaan Ansietas
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup
2. Terapi psikofarmaka
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka
yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang
bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
5. Terapi psikoreligius
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang
I. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
Identitas Klien
a. Initial : Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita daripada laki-laki, karena
mengalami ansietas
kerentanan tertentu.
3. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
diinginkan
4. Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi dalam
kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan
depresi
IV. Fisik
a. Tanda Vital:
TD : Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.
N : Menurun
S : Normal (36C - 37,5C ), ada juga yang mengalami hipotermi tergantung
engah
b. Ukur : TB dan BB: normal (tergantung pada klien)
c. Keluhan Fisik : refleks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku,
tenggorokan, terengah-engah.
B2 : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan,
V. Psikososial:
A. Konsep diri:
1. Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, keringat
berlebihan.
2. Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta terjadi pada
5. Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang tidak
B. Hubungan Sosial:
kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan menghindar dalam
menyelesaikan masalah.
8. Proses pikir : persevarsi
9. Isi pikir : obsesi, phobia dan depersonalisasi
10. Tingkat kesadaran : bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap waktu, tempat
terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai gangguan daya ingat jangka
pendek.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak mampu berkonsentrasi
13. Kemampuan penilaian : gangguan kemampuan penilaian ringan
14. Daya titik diri : menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan orang lain/
ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar, sedangkan ansietas berat dan sedang
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative pada tingkat tidak
sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat
kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan menghindar dalam keluarga/
kelompok/ masyarakat.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan tingkat stressor
hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini menyebabkan individu tidak
anorexia Defisit
Isolasi sosial perawatan diri
Mual, muntah
Gangguan proses pikir : Ansietas
Kurang pengetahuan
Peristiwa Traumatik
TUM : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
TUK : Klien mampu mengontrol rasa cemasnya
Intervensi Rasional
Memperkenalkan diri dengan sopan dan
koping
Intervensi Rasional
a. Monitor intensitas kecemasan Dengan memonitor tingkat ansietas
tingkat ansietasnya tinggi (berat prioritas. Klien yang sangat cemas tidak
akan meningkat.
c. Pindahkan klien ke tempat yang Kemampuan klien untuk menghadapi
kecil atau area siklusi dapat stimulus eksternal. Ruangan yang lebih
situasi.
e. Gunakan pernyataan yang Kemampuan klien untuk menghadapi
perawat sendiri.
g. Dorong partisipasi klien dalam Latihan relaksasi merupakan cara yang
(untuk jiwa).
3. Koping individu inefektif b.d. harga diri rendah
TUM :Menunjukan koping yang efektif.
TUK :Menunjukan pengendalian impuls dengan mempertahankan pengendalian diri
Intervensi Rasional
Peningkatan koping : Membantu pasien untuk beradaptasi
pengobatan, prognosis.
- Menganjurkan pasien untuk
Meningkatkan koping individu klien dan
mengguanakan tekhnik relaksasi
keluarga, serta memandirikan.
sesuai kebutuhan.
- Memberikan pelatihan
Kolaboratif :
Intervensi Rasional
Pengkajian : Karena kemampuan dalam memenuhi
makan.
atau minum
Kolaboratif :
mendapatkan pertolongan
kesehatan di rumah.
- Gunakan terapi fisik dan okupasi
sebagai sumber dalam perencaan
Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. 3rd ed. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Aesculapius
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. 5th ed. Jakarta : Penerbit
MocoMedia.
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Viedebeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. 7th ed. Jakarta : Penerbit