Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HARGA DIRI RENDAH

OLEH :

ATIK KARYONO
201000414901001

CI AKADEMIK

(Ns. Yade Kurnia Sari, S.Kep, M.Kep.)

PROGRAM STUDI NERS INSTITUT KESEHATAN


PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2021

1
HARGA DIRI RENDAH

I. Konsep Dasar

A. Pengertian

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,

rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri (Keliat, 2015).

Pelaksanaan perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai

respons seseorang terhadap situasi yang sedang dialami. (Wilkinson, 2016).

Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan

harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Herman, 2014). Gangguan

harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,

yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak

mampu dalam mencapai keinginan. (Fitria, 2015).

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu

dimana individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri

dan kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan

diri akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu yang lama karena

merasa gagal dalam mencapai keinginan.

B. Rentang Respon

2
(Keliat Budiana, 2015)

C. Etiologi

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat

terjadi secara :

1. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,

dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena

sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).

Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :

 Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,

pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

 Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena

dirawat/ sakit/ penyakit.

 Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai

pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa

persetujuan.

2. Kronik

Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu

sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.

3
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap

dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini

dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien

gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR

adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang

dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok

(Yosep, 2014).

Menurut Fitria (2015), harga diri rendah dibedakan menjadi :

1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang

sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif

mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,

perubahan).

2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami

evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu

lamaKronik

D. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal

yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai

dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam

penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan

kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang

penting dan berharga.

Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan

diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya

4
disertai oleh evalauasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak

diri sendiri. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan,

dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang

dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang

diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang

tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak

tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak

menghargai.

b. Kronik

Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu

sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative.

Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap

dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini

dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien

gangguan jiwa.

E. Mekanisme Koping

1. Jangka pendek

a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis dentitas

( misal : konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )

b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara ( misal:

ikut serta dalam aktivitas social, agama, klub politik, kelompok, atau geng)

5
c. Aktivitas sementara menguatkan perasan diri ( misal : olah raga yang

kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan poipularitas)

d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah

identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu (misal :

penyalahgunaan obat ).

2. Jangka panjang

a. Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh

orang yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan keinginan,

aspirasi, dan potensi diri individu tersebut.

b. Identitas negatif ; asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima

oleh nilai dan harapan masyarakat.

c. Mekanisme pertahanan ego:

o Penggunaan fantasi

o Disosiasi

o Isolasi

o Projeksi

o Pergeseran ( displasement )

o Peretakan ( splitting )

o Berbalik marah pada diri sendiri

o Amuk

F. Penatalaksanaan

1. Farmakologi

6
 Obat anti psikosis: Penotizin

 Obat anti depresi: Amitripilin

 Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam

 Obat anti insomnia: Phneobarbital

2. Terapi modalitas

a. Terapi keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah

klien dengan memberikan perhatian

 BHSP

 Jangan memancing emosi klien

 Libatkan klien dalam kegiatan yang

berhubungan dengan keluarga

 Berikan kesempatan klien mengemukaan

pendapat

 Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk

mengemukakan masalah yang dialaminya

b. Terapi kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial,

aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan

keadaan klien karena masalah sebagian orang merupakan persaan dan

tingkah laku pada orang lain.

7
c. Terapi musik

G. Prinsip Tindakan keperawatan Harga Diri Rendah:

1) Terapi generalis

Prinsip tindakan:

 Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.

 Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan

 Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

 Latih kemampuan yang dipilih klien

 Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien

 Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

 Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian

 Latih kemampuan kedua

 Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian

2) Terapi Kognitif

Prinsip tindakan:

Sesi  I    : Mengungkapkan pikiran otomatis

Sesi II   : Mengungkapkan alasan

Sesi III   : Tanggapan terhadap pikiran otomatis

Sesi  IV  :Menuliskan pikiran otomatis

8
Sesi V   : Penyelesaian masalah

Sesi VI  : Manfaat tanggapan

Sesi VII : Mengungkapkan hasil

Sesi VIII : Catatan harian

Sesi IX  : Support system

3) Tindakan keperawatan pada keluarga

  Tindakan keperawatan :

1) Terapi generalis

Prinsip tindakan:

 Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri rendah

 Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR

 Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien

denganHDR

 Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara

merawat klien dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan

perawat sebelumnya

2) Triangle terapi

Prinsip tindakan :

9
Sesi I      : Mengenali dan mengekspresikan perasaan

Sesi II     : Menerima orang lain (klien)

Sesi III   : Penyelesaian masalah

Sesi IV   : Mengungkapkan hasil

4) Tindakan keperawatan untuk kelompok

1) Terapi generalis : TAKS

Prinsip tindakan:

 Sesi 1 : Membantu klien meningkatkan kemampuan memperkenalkan

diri

 Sesi 2 : Membantu klien berkenalan dengan anggota kelompok

 Sesi 3 : Membantu klien untuk mampu bercakap-cakap dengan anggota

kelompok

 Sesi 4 : Membantu klien untuk mampu menyampaikan topik

pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok

 Sesi 5 : Bantu klien untuk mampu menyampaikan dan membicarakan

masalah pribadi dengan orang lain

 Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan

sosialisasi kelompok

 Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang

manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan

10
5) Logo terapi

Prinsip tindakan :

 Sesi 1 : Mengenal masalah

 Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri

 Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna

 Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis

 Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi

11
2. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama

mahasiswa, nama panggilan, nama klien, nama panggilan klien, tujuan,

waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan. Tanyakan dan

catat usia klien dan No RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang

didapat.

2.  Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah

sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan

keluarga untuk mengatasi masalah ini.

3. Faktor predisposisi

Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana

hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam

keluarga, dan tindakan criminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga

apakah ada yang mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang

pengalaman yang tidak menyenangkan.

4.Pemeriksaan fisik

Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan

apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.

12
5.Psikososial

a. Genogram

Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola

komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh

b. Konsep diri

c. Gambaran diri

Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,

reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.

d.Identitas diri

Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap

status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan,

keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.

e. Fungsi peran

Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok masyarakat,

kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang

terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat perubahan

tersebut.

f. Ideal diri

Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam

keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan

klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan

harapannya.

13
g. Harga diri

Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada

klien dalam berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak sesuai

harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai harapan,

penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan orang lain.

6. Hubungan sosial

Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya

yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja yang

diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan

kelompok / masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan orang lain,

minat dalam berinteraksi dengan orang lain.

7.  Spiritual

Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan, kepuasan

dalam menjalankan keyakinan.

8. Status mental

1. Penampilan

Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada

yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak

seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak

ketidakmampuan berpenampilan baik / berpakaian terhadap status psikologis

klien.

14
2. Pembicaraan

Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering

terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu memulai

pembicaraan.

3.  Aktivitas motorik

a. Lesu, tegang, gelisah.

b. Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan

c. Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol

d. Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak terkontrol

klien

e. Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan dan

merentangkan jari-jari

f. Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang

4.  Alam perasaan

a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan

b. Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas

c. Khawatir : objeknya belum jelas

5. Afek

a. Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang

menyenangkan atau menyedihkan.

b. Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat

c. Labil : emosi klien cepat berubah-ubah

d. Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus

15
6. Interaksi selama wawancara

a. Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara

b. Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan pewawancara dengan

spontan

c. Mudah tersinggung

d. Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak bersahabat atautidak

ramah

e. Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara

f. Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada pewawancara

atau orang lain.

g. Persepsi

Jenis-jenis halusinasi dan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada

saat klien berhalusinasi.

7. Proses pikir

a. Sirkumtansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan

b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan

c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat

dengan kalimat lainnya

d. Flight of ideas : pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik yang

lainnya.

e. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar kemudian

05 dilanjutkan kembali

f. Perseferasi : kata-kata yang diulang berkali-kali

g. Perbigerasi : kalimat yang diulang berkali-kali

16
8. Isi fikir

a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

menghilangkannya.

b. Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi

tertentu.

c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ tubuh yang

sebenarnya tidak ada.

d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain

dan lingkungan.

e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi

dilingkungan yang bermakna yang terkait pada dirinya.

f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal

yang mustahil atau diluar kemampuannya.

g. Memori

 Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian

lebih dari 1 bulan.

 Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian

dalam minggu terakhir.

 Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru

saja terjadi.

 Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan

memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya

ingatnya.

 Tingkat konsentrasi

17
a. Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke objek

lainnya.

b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang

karena tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak dapat menjelaskan

kembali pembicaraan.

c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan atau

pengurangan pada benda-benda yang nyata

d. Daya tilik diri

 Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala

penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak

perlu minta pertolongan / klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien

tidak mau bercerita tentang penyakitnya

 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang

lain ataulingkungan yang menyebabkan timbulnya

penyakit atau masalah sekarang

9. Kebutuhan persiapan pulang

a Makan

Tanyakan frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara makan, observasi

kemampuan klien menyiapkan dan membersihkan alat makan.

b. Buang Air Besar dan Buang Air Kecil

Observasi kemampuan klien untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air

Kecil (BAK), pergi menggunakan WC atau membersihkan WC.

c. Mandi

18
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci

rambut, gunting kuku, observasi kebersihan tubuh dan bau badan klien.

d. Berpakaian

Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan

pakaian, observasi penampilan dandanan klien.

e. Istirahat dan tidur

Observasi  dan tanyakan lama dan waktu tidur siang atau malam,

persiapan sebelum tidur dan aktivitas sesudah tidur.

f. Penggunaan obat

Observasi penggunaan obat, frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara

pemberian.

g.Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien tentang bagaimana, kapan perawatan lanjut, siapa

saja sistem pendukung yang dimiliki.

h.Aktivitas di dalam rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam mengolah dan menyajikan makanan,

merapikan rumah, mencuci pakaian sendiri, mengatur kebutuhan biaya sehari-

hari.

i. Aktivitas di luar rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam belanja untuk keperluan sehari-hari,

aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah.

10.  Pola dan mekanisme koping

Data didapat melalui wawancara dengan klien atau keluarganya.

19
Mekanisme koping

1.Koping adaptif

a. Bicara pada orang lain

b. Mampu menyelesaikan masalah

c.Teknik relaksasi

d. Aktifitas kontruksi

e. Olah raga dan lain lain

2. Koping maladaptive

a.Minum alcohol

b. Reaksi lambat/berlebihan

c. Bekerja berlebihan

d. Menghindar

e. Mencerai diri

11. Masalah Psikososial

Biasanya klien mengalami HDR cenderung menarik diri dari lingkungan

sekitar,biasanya klien bersepsi terhadap dirinya,biasanya klien memiliki rasa

frustasi tidak mampu melakukan perannya seperti orang normal

lainnya,biasanya pandangan dan keyakinan klien HDR terhadap gangguan

jiwa sesuai dengan budaya dan agama yg dianut,biasanya klien tidak

medekatkan diri dengan yang maha kuasa.

12. Pengetahuan

Klien tidak memepunyai pengetahuan tentang penyakit jiwa

20
13.  Aspek medis

       Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh Dokter, tuliskan obat-obatan

klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

B.  Masalah Keperawatan

 Harga Diri Rendah

 Menarik Diri

 Koping individu tidak efektif

C.   Pohon Masalah

( Keliat Budi ana , 2009)

D. Kemungkinan Dianosa Keperawatan

Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat

ditemukan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah  yaitu :

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Menarik Diri 

2.Harga Diri Rendah 

21
         ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1. Ds : Harga diri Rendah Menarik Diri

-  Klien mengatakan sering

menunduk, kurangnya interaksi

sosial

Do

-  Klien tampak menyendiri


2. Ds : Koping Individu Harga Diri Rendah

-  Klien mengatakan reman Tidak Efektif

berkurang semenjak sakit

-  Klien malu dengan teman karena

klien merasa tidak pantas diantara

mereka

Do :

-  Klien tampak malu saat

berbicara

22
23
RENCANA KEPERAWATAN

NO DX. KEPERAWATAN PERENCANAAN


TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Harga diri rendah TUM; Klien dapat

meningkatkan harga

dirinya

TUK: 1. Setelah…kali interaksi, 1. Bina hubungan saling percaya dengan

1. Klien dapat membina klien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi

hubungan saling ekspresi wajah terapeutik:

percaya dengan bersahabat, menunjukkan * Sapa klien dengan ramah baik verbal

perawat. rasa senang, ada kontk maupun non verbal.

mata, mau berjabat * Perkenalkan diri dengan sopan.

tangan, mau menyebutkan * Tanyakan nama lengkap dan nama

nama, mau menjawab panggilan yang disukai klien.

salam, klien mau duduk * Jelaskan tujuan pertemuan.

24
berdampingan dengan * Jujur dan menempati janji.

perawat, mau * Tunjukkan sikap empati dan menerima

mengutarakan masalah klien apa adanya.

yang dihadapi * Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan

dasar klien.

2. Klien dapat 2. Setelah…kali 2.1 Diskusikan dengan klien tentang:

mengidentifikasi interaksiklien * aspek positif yang dimiliki klien,

aspek positif dan menyebutkan: keluarga, lingkungan.

kemampuan yang *Aspek positif dan * Kemampuan yang dimiliki klien.

dimiliki. kemampuan yang dimiliki 2.2. Bersama klien buat daftar tentang:

klien. * Aspek positif klien, keluarga,

* * Aspek positif keluarga. lingkungan.

* * Aspek positif lingkungan * Kemampuan yang dimiliki klien.

klien. 2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan

25
memberi penilaian negatif.

3. Klien dapat menilai 3. Setelah dilakukan …kali 3.1 Diskusikann dengan klien kemampuan

kemampuan yang interaksi klien menyebutkan yang dapat dilaksanakan.

dimiliki untuk kemampuan yang dapat 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat

dilaksanakan. dilaksanakan. dilanjutkan pelaksanaannya.

4. Klien dapat 4. Setelah…kali interaksi 4.1 Rencana bersama klien aktivitas yang

merencanakan klien menbuat rencana dapat dilakukan setiap hari sesuai

kegiatan sesuai kegiatan harian. kemampuan klien:

dengan kemampuan * Kegiatan mandiri

yang dimiliki. * kegiatan dengan bantuan

4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi

klien.

26
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan

yang dapat klien lakukan.

5. Klien dapat 5.Setelah…kali interaksi 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan

melakukan kegiatan klien melakukan kegiatan kegiatan yang telah direncanakan.

sesuai rencana yang sesuai jadwal yang dibuat. Pantau kegiatan yang dilaksanakan

dibuat. klien.

5.2 Beri pujian atas usaha yang dilakukan

klien.

5.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan

kegiata setelah pulang.

6. Klien dapat 6. Setelah…klai interaksi 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga

memamfaatkan klien memamfaatkan sistem tentang cara merawat klien dengan harga

27
sistem pendukung pendukung yang ada di diri rendah.

yang ada. keluarga. 6.2. Bantu kelurga memberi dukungan selama

klien dirawat.

6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan

dirumah.

28
No Kemampuan

SP I p
1 Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
4 Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuan kedua
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II k
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri
rendah
SP III k
1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang/ perawatan dirumah
TAKS
Terapi spesialis : CBT, family system terapi, kelompok suportif,
psikoterapi kelompok dan MST

29
DAFTAR PUSTAKA

Fitria Nita. 2015. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Herdman, T.H. 2014. International Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran.

Jakarta: EGC.

Keliat, B.A. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CNHM(basic

course). Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku

Kedokteran : EGC

Wilkinson A. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran : EGC

Yosep Iyus. 2014. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi.Bandung.RevikamAditama

30

Anda mungkin juga menyukai