Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MUSLIM PADA NY.

P (45 TAHUN)
DENGAN GANGGUAN SPIRITUAL : KESIAPAN MENINGKATKAN
RELIGIUSITAS DI RS AL ISLAM BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim

Dosen Pembimbing:

Inggriane Puspita Dewi, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh:
Alma Triana (402020050)

Asri Syahida R (402020001)

Rizqi Ahmad Fauzi (402020051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyeselaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. P (45Tahun) Dengan Diagnosa
Spiritual Kesiapan Meningatkan Religiusitas”.
Sehingga pada kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Karena dalam penyusunan
makalah ini, penyusun menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki sangat terbatas,
akan tetapi penyusun berusaha seoptimal mungkin untuk menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dari isi maupun sistematika penulisannya. Maka dengan kerendahan hati,
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat membangun dan
bersifat positif untuk kesempurnaan makalah asuhan keperawatan ini.

Bandung, 2 April 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara


subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila
seseorang mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan
perasaan objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut
bergerak. Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin “ Vertere “
yang berarti memutar. vertigo seringkali dinyatakan sebagai rasa pusing,
sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya berputar – putar
dan berjungkir balik (Putri et al., 2016).

Secara garis besar klasifikasi vertigo, yaitu : vertigo vestibular dan vertigo non
vestibular. Berdasarkan letak lesi vertigo dibagi menjadi 2 yaitu vertigo perifer
dan vertigo sentral. Vertigo perifer disebabkan oleh gangguan pada bagian telinga
dalam atau saraf kranial vestibulocochlear (VIII), sedangkan pada vertigo sentral
disebabkan oleh penyakit yang berasal dari SSP. Secara klinis, adanya kerusakam
akibat infark atau perdarahan pada serebelum, nuklei vestibular, atau jaras – jaras
ke batang otak (Basuki & Dian, 2011).
Prevalensi vertigo di Jerman, usia 18 hingga 79 tahun adalah 30%, 24%
diasumsikan karena kelainan vestibular. Penelitian di Prancis menemukan
prevalensi vertigo 48%. Di Indonesia angka kejadian vertigo pada tahun 2012 dari
usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan keluhan nomor tiga paling
sering dikeluhkan oleh penderita yang datang ke praktek umum, setelah nyeri
kepala dan stroke (Putri et al., 2016).
Dalam survei wawancara 2008 Kesehatan Nasional di Amerika Serikat
diperkirakan bahwa pravelensi pusing (Dizziness) pada orang dewasa di Amerika
sekitar 11,5% dalam 12 bulan terakhir (Lin dan Bhattacharyya, 2014) dan pusing
atau masalah keseimbangan sekitar 14,8% (Ward et al.,2013). Pada usia 65 tahun
pravelensi pusing dan masalah keseimbangan sekitar 19,6% dalam 12 bulan
sebelumnya (Lin dan Bhattacharyya, 2012). Masalah keseimbangan termasuk
kesulitan untuk berdiri (68%), berjalan pada permukaan yang tidak rata (55%),
vertigo (30%), dan pingsan (30%). Pada lanjut usia wanita lebih sering
mengalami pusing atau masalah keseimbangan dibandingak laki – laki (Steven et
al., 2008; Gassmann et al., 2009; Olsson Moller et al., 2013) (Furman & Lempert,
2016).
Kesiapan meningkatkan religiositas adalah suatu pola kesadaran terhadap
keyakinan agama dan/atau partisipasi dalam ritual tradisi keyakinan tertentu yang
dapat ditingkatkan (Nanda, 2017). Salah satu yang dialami oleh pasien dengan
gangguan jantung berkaitan dengan spiritualitas adalah beradaptasi terhadap
penurunan kesehatan serta keluhan yang dirasakannya sehinga ada beberapa
keterbatasan dalam ibadah karena penyakit yang dideritanya. Namun, pada
beberapa kondisi terkait lamanya seseorang menderita penyakit dapat menjadikan
orang tersebut menjadi lebih acceptance terhadap kondisinya (Lita, 2016).
Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam memberikan pemenuhan
kebutuhan spiritualitas kepada pasien yaitu dengan cara memberikan dukungan
emosional, memberi kesempatan pada pasien untuk berinteraksi dengan orang
lain, baik keluarga maupun teman, membantu dan mengajarkan doa, memotivasi
dan mengingatkan waktu untuk beribadah, memfasilitasi untuk mendengarkan
murotal al qur’an dan dzikir, mengajarkan relaksasi untuk mengatasi kesakitan
yang dialaminya, hadir untuk pasien, dan memberikan sentuhan selama
perawatan. Perawat harus memiliki sikap empati pada pasien, mendukung tujuan
dan spiritual pasien dan semangat kerjasama antara perawat dan pasien dalam
mencari kesembuhan pasien. Mendengarkan dan selalu hadir untuk pasien adalah
inti dari perawatan spiritual. Konsep kehadiran, dengan meningkatkan rasa empati
dan aktif mendengarkan, mencerminkan kepercayaan dan hal positif pasien pada
perawat, yang akan memungkinkan kebebasan pasien untuk mengekspresikan
masalah atau kebutuhan ruhaninya (Lita, 2016).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhanif et al (2020)
menemukan gambaran peran perawat terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual,
peran tersebut diantaranya tindakan mandiri perawat dan tindakan kolaborasi
perawat. Peran perawat dalam tindakan mandiri perawat yaitu perawat selalu ke
pasien apabila pasien membutuhkan, menghadirkan seseorang yang berarti bagi
pasien misalkan keluarga, menjelaskan tentang kondisi pasien, memotivasi untuk
berdzikir ketika pasien mengeluh penyakit atau merasa sakit, mengajarkan pasien
berdoa, membimbing berdoa, mengingatkan ibadah, mempersiapkan alat ibadah,
berdoa saat mau makan. Untuk peran dalam tindakan kolaborasi perawat seperti
berkolaborasi dengan petugas bimbingan rohani (bimroh) dan berkolaborasi
dengan keluarga pasien. Selain itu perawat dapat memfasilitasi pasien untuk
bimbingan ibadah berupa menfasilitasi pasien untuk berdzikir dan menbaca atau
mendengarkan al qur’an melalui media mp3 player.
Pada kondisi tertentu, bagi orang yang sedang sakit dan telah menderita sakit
yang cukup lama untuk dapat terus meningkatkan kesejahteraan dan minat dalam
menjalankan atau memenuhi kebutuhan spiritualnya maka perlu dilakukan
beberapa intervensi keperawatan berkaitan dengan spiritualnya. Intervensi
keperawatan yang bisa dilakukan yaitu dengan memotivasi pasien untuk terus
menjalankan ibadahnya, memfasilitasi kegiatan peribadahannya, mengajarkan
pasien berdoa, membimbing berdoa,berdzikir, dan memperdengarkan murotal al
qur’an.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari asuhan keperawatan spiritual muslim ini adalah untuk menggali
pemahaman mahasiswa mengenai pasien yang vertigo dengan
mengaplikasikan teori yang pernah dipelajari dalam mata kuliah AKSM.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami teori penyakit vertigo
b. Memahami dampak spiritual akibat penyakit yang dialami pasien
c. Mengaplikasikan psikoterapi islam sesuai dengan keluhan pasien
d. Mengkaji spiritual dan religiusitas pasien
e. Menegakkan diagnosa keperawatan
f. Melakukan intervensi keperawatan spiritual
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Penyakit Vertigo


1. Definisi
Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik
secara subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif
terjadi bila seseorang mengalami bahwa dirinya merasa bergerak,
sedangkan vertigo dengan perasaan objektif bila orang tersebut merasa
bahwa di sekitar orang tersebut bergerak.
Vertigo sering terjadi pada orang tua. Penyebab vertigo yaitu Benign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), Acute Vestibular Neuronitis
(AVN), dan penyakit Meniere.
2. Etiologi
Menurut Mohammad Maqbool, terdapat beberapa penyabab vertigo.
Penyebab vertigo terdiri dari:
a. Vascular
Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi
vertebrobasiler, stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan
penyakit meniere
b. Epilepsy
c. Receiving any treatment
Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung,
antihipertensi, obat sedatif, dan aspirin dapat menyebabkan gangguan
vertigo
d. Tumour or Trauma or Tyroid
1) Tumor
Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor
intraventrikular dapat menyebabkan gangguan vertigo
2) Trauma
Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma
servikal dapat menyebabkan gejala vertigo
3) Tiroid
Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala
vertigo
e. Infection
Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis
maupun vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo
f. Glial disease (multiple sclerosis)
g. Ocular diseases or imbalance
3. Patofisiologi
Reseptor yang berfungsi sebagai penerima informasi untuk sistem
vestibular terdiri dari vestibulum, proprioseptik dan mata,serta integrasi
dari ketiga reseptor terkait dengan batang otak serta serebelum.
Informasi yang berasal dari sistem vestibular 50 persen terdiri dari
vestibulum, sisanya dari mata dan proprioseptik. Adanya gangguan dari
sistem vestibular menimbulkan berbagai gejala antara lain vertigo,
nystagmus, ataksia, mual muntah, berkeringat, dan psikik. Gejala- gejala
tersebut dapat timbul secara bersamaan, sendiri, atau terjadi secara
bergantian. Gejala tersebut dipengaruhi oleh derajat, sumber, maupun
jenis dari rangsangan.
Fungsi sistem vestibular terletak pada kanalis semisirkularis yang
berada pada dalam apparatus vestibular, terisi cairan yang apabila bergetar
berfungsi mengirim informasi tentang gerakan sirkuler atau memutar.
Ketiga kanalis semisirkularis bertemu di vestibulum yang terletak
berdekatan dengan koklea. Adanya kerjasama dari mata dan sistem
vestibular mengakibatkan terjaganya pandangan agar benda terlihat
dengan jelas ketika bergerak. Hal ini disebut dengan reflek vestibular-
okular.
Gerakan cairan dalam kanalis semisirkularis memberi pesan kepada
otak bagaimana kecepatan kepala berotasi, ketika kepala mengangguk,
atau saat kepala menoleh. Setiap kanalis semisirkularis memiliki ujung
yang menggembung dan berisi sel rambut. Adanya rotasi kepala
mengakibatkan gerakan/aliran cairan yang akan mengubah posisi pada
bagian ujung sel rambut terbungkus jelly-like cupula. Selain kanalis
semisirkularis, terdapat organ yang termasuk dalam bagian sistem
vestibuler, yaitu sakulus dan utrikulus. Kedua organ tersebut termasuk
dalam organ otolit. Organ otolit memiliki otokonia yaitu sel rambut
terbungkus jelly-like layer bertabur batuan kecil kalsium.
Saat kepala menengadah maupun posisi tubuh berubah, terjadilah
pergeseran batuan kalsium karena pengaruh gravitasi. Akibatnya, sel
rambut menjadi bengkok sehingga terjadinya influx ion kalsium yang
selanjutnya neurotransmitter keluar memasuki celah sinap dan ditangkap
oleh reseptor. Selanjutnya, terjadi penjalaran impuls melalui nervus
vestibularis menuju tingkat yang lebih tinggi. Adanya sistem vestibular
bekerja sama dengan sistem visual dan proprioseptik membuat tubuh
dapat mempertahankan orientasi atau keseimbangan.11 Sistem
keseimbangan pada manusia adalah suatu mekanisme yang kompleks
terdiri dari input sensorik bagian dari alat vestibular, visual, maupun
proprioseptif. Ketiganya menuju otak dan medulla spinalis, dimodulasi
dan diintegrasikan aktivitas serebrum, sistem limbik, sistem
ekstrapiramidal, dan korteks serebri dan mempersepsikan posisi tubuh dan
kepala saat berada dalam ruangan, mengontrol gerak mata dan fungsi
sikap statik dan dinamik. Adanya perubahan pada input sensorik, organ
efektor maupun mekanisme integrasi mengakibatkan persepsi vertigo,
adanya gangguan gerakan pada bola mata, dan gangguan keseimbangan.
Kehilangan pada input dari 2 atau lebih dari sistem vestibular
mengakibatkan hilangnya keseimbangan sehingga terjatuh. Karenanya,
apabila seorang pasien dengan gangguan proprioseptif berat disertai
sensory disequilibrium, atau disfungsi vestibular unilateral uncompensated
dan vertigo, akan jatuh bila penglihatan ditutup
Vertigo sentral disebabkan salah satunya oleh karena iskemia batang
otak. Pada penyakit vertebrobasiler dan Transient Ischemic Attack batang
otak, vertigo dan disekulibrium adalah gejala yang sering muncul disertai
gejala iskemia seperti diplopia, disartria, rasa tebal pada muka dan
ekstremitas, ataksia, hemiparesis maupun hemianopsia.
Nistagmus posisional dapat dibangkitkan pada iskemia batang otak.
Adanya Manuver Nylen Barany dapat membedakan gangguan vestibuler
dan batang otak.
Pada kasus infark dan perdarahan serebral dapat menyebabkan vertigo
dan gangguan keseimbangan berat disertai disartria, sindrom horner, rasa
tebal pada wajah dan paresis facialis. Adanya Infark pada kawasan arteri
serebelaris posterior dapat menyebabkan disekulibrium jalan dan ataksia
pada ekstremitas tanpa disertai vertigo.
Berikut merupakan Klasifikasi Vertigo berdasarkan letak lesinya
a. Sentral
1) Infark batang otak
2) Tumor otak
3) Radang Otak
4) Insufisiensi a.v. basiler
5) Epilepsi
b. Perifer
1) Labirin
(a) Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
(b) Meniere
(c) Ototoksik
(d) Labirinitis
2) Saraf vestibuler
(a) Neuritis
(b) Neuroma Akustikus
BPPV ditandai oleh adanya rasa berputar yang hebat dengan atau tanpa
rasa mual akibat perpindahan secara cepat seperti bangun ke berbaring atau
berbaring ke bangun. Hal ini disebabkan karena adanya kelainan pada
otoconial berupa deposit pada kupula kanalis semisirkularis posterior.
Adanya deposit menyebabkan kanalis menjadi sensitif saat tubuh
mengalami perubahan gravitasi disertai perubahan posisi kepala.

B. Dampak Spiritual Pada Pasien Vertigo


1. Kesiapan Meningkatkan Religiusitas
a. Definisi
Suatu pola kesadaran terhadap keyakinan agama dan/atau partisipasi
dalam ritual tradisi keyakinan tertentu yang dapat ditingkatkan
b. Batasan karakteristik
1) Mengungkapkan keinginan meningkatkan pola keyakinan agama
yang dahulu dianut
2) Mengungkapkan keinginan meningkatkan hubungan dengan seorang
pemimpin agama
3) Mengungkapkan keinginan meningkatkan memaafkan
4) Mengungkapkan keinginan meningkatkan partisipasi dalam
pengalaman religius

5) Mengungkapkan keinginan meningkatkan partisipasi


dalam praktik religius (misalnya perayaan, peraturan,
pakaian, doa, pelayanan, hari keagamaan)
6) Mengungkapkan keinginan meningkatkan kebiasaan
religius yang dahulu dijalankan
7) Mengungkapkan keinginan meningkatkan pilihan religius
8) Mengungkapkan keinginan meningkatkan
penggunaan benda- benda religius

Gejala dan Tanda

Ritual Ibadah Aspek Ibadah Jenis Pasien


Terlaksana Ditambah keinginan Mau, termotivasi
(pada kasus mengalami menjalankan sunnah (klien berusaha untuk
kesiapan dalam (klien mengatakan lebih tidak melewatkan shalat)
meningkatkan sering berdzikir dan
religiusitas yaitu untuk berdo’a ).
ibadah klien mengatakan
seringnya yang wajib
saja dilakukan dengan
duduk dan terlentang,
wudlu diganti dengan
bertayamum)
C. Psikoterapi Islami

Psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit,


apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi.
1. Terapi Dzikir
a. Definisi Dzikir
Dzikir ditinjau dari segi Bahasa (lughatan) adalah mengingat,
sedangkan dzikir secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-
ucapan pujian kepada Allah.
Secara etimologi dzikir berasal dari kata “zakara” berarti menyebut,
mensucikan, menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari, memberi
dan nasehat. Oleh karena itu dzikir berarti mensucikan dan mengagungkan
juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau
menjaga dalam ingatan (mengingat).
Dzikir merupakan ibadah hati dan lisan yang tidak mengenal batasan
waktu. Bahlan Allah menyifati ulil albab, adalah mereka-mereka yang
senantiasa menyebut Rabnya, baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan
juga berbaring. Oleh karenanya dzikir bukan hanya ibadah yang bersifat
lisaniyah, namun juga qalbiyah. Imam Nawawi menyatakan bahwa afdhal
adalah dilakukan bersamaan di lisan dan di hati. Jika harus salah satunya,
maka dzikir hatilah yang lebh utama. Meskipun demikian, menghadirkan
maknanya dalam hati, memahami maksudnya merupakan suatu hal yang
harus diupayakan dalam dzikir.
b. Fungsi Dzikir
1) Mengusir, mengalahkan dan menghancurkan setan
2) Menghilangkan rasa susah dan kegelisahan hati
3) Membuat hati menjadi senang, gembira dan tenang
4) Dapat menghapus dan menghilangkan dosa-dosa
5) Dapat menyelamatkan seseorang dari kepayahan di hari kiamat
6) Dzikir merupakan tanaman di surge
c. Manfaat dzikir

1. Dapat sebagai sarana untuk memberikan ketenangan delam kehidupan, hal


ini terjadi karena yang di hadapi manusia tidak selamanya sesuai dengan
apa yang direncanakan, sehingga apabila terjadi hal yang demikian,
manusia tidak harus putus asa, karena menyadari bahwa manusia hanya
sekedar merencanakan dan berusaha sedangkan yang menentukan hasil
akhirnya hanyalah Allah Ta’ala.
2. Dapat berfungsi sebagai media untuk mempertebal keimanan, pengabdian,
kejujuran dan kematangan cita-cita dalam hidup. Karena iman seseorang
dalam hidup kadang berkurang (rapuh) maka dzikir merupakan
manifestasi rasa keimanan seseorang kepada Tuhannya. Membawa sikap
pengabdian yang luhur dan dengan dzikir pula seseorang dapat
meningkatkan ketabahan dan kesabaran, baik tabah secara aktif
(menjalankan ketaatan) dan tabah dalarn arti yang pasif
3. Dapat sebagai sarana pengendalian diri yaitu pengendalian hawa nafsu
yang sering menjadi mesin penggerak kejahatan serta dengan berdzikir
kepada Allah, maka akan mempertebat iman, dengan iman yang semakin
tebal seseorang diharapkan mampu mengendalikat hawa nafsunya,
sehingga niscaya hidupnya akan jauh lebih tenang Di samping itu juga
dapat berfungsi sebagai tolak balak, energi akhlak dan lain sebagainya.

d. Keutamaan Dzikir
1) Terlindung dari bahaya godaan
2) Tidak mudah menyerah dan putus asa
3) Memberi ketenangan jiwa dan hati
4) Mendaparkan cinta dan kasih saying Allah
5) Tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia yang
melenakan

2. Murrotal Al-Qur’an

a. Definisi

Al Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu jizat yang


diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, al – Quran adalah kitab suci
yang diyakini kebenaranya, dan menjadi suatu ibadah jika
membacanya, seni baca al-Quran atau tilawatil Qur’an ialah bacaan
kitab suci al quran yang bertajwid diperindah oleh irama orang yang
membacanya.

Definisi al murotal berasal dari kata ratlu as-syaqiri (tumbuhan


yang bagus dengan masaknya dan merekah) sedangkan menurut istilah
adalah bacaan yang tenang, keluarnya huruf dari makhroj sesuai
dengan semestinya yang disertai dengan renungan makna. Jadi al-
murotal yaitu pelestarian al quran dengan cara merekam dalam vita
suara dengan memperhatikan hokum-hukum bacaan, menjaga
keluarnya huruf-huruf serta memperhatikan waqof (tanda berhenti).

b. Manfaat murotal al Qur’an

1) Mendengarkan bacaan ayat-ayat al Quran dengan tartil akan


mendapatkan ketenangan jiwa

2) Lantunan al Quran secara fisik mengandung unsur suara manusia,


suara manusia merupakan instrument penyembuhan yang menakjubkan
dan alat yang paling mudah dijangkau.

Dengan terapi murotal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap


tuhan akan meningkat, kesadaran ini akan menyebabkan totalitas
kepasrahan kepada Allah SWT

D. Keterampilan Bimbingan Ibadah Praktik bagi Pasien di Rumah Sakit


Keterampilan bimbingan ibadah bagi pasien di rumah sakit adalah mengenai kajian
fikih dan tata cara ibadah thaharah (istinja dan wudhu), shalat serta do’a khususnya
untuk kondisi orang yang sedang sakit.

1. Wudhu dan Tayamum


Wudhu berasal dari kata wadha-wadhu’a-wudhuan yang berarti bersih, baik
atau elok. Al-wadha’ah berarti keelokan, keindahan dan kebersihan. Pendek
kata wudhu menggambarkan kebersihan, keelokan dan kebaikan. Dalam
terminologi fikih wudhu berarti membersihkan beberapa bagian tubuh dengan
air sebelum mendirikan shalat.
Pada kondisi tertentu, bagi orang yang sedang sakit, wudhu tidak mampu
dilakukan, maka, cara bersuci yang dilakukan bisa dengan tayamum. Secara
bahasa tayamum berasal dari kata tayammum yang berarti bersengaja atau
tujuan. Tetapi arti tayammum secara syara’ adalah menyapu muka dan kedua
tangan dengan debu dari tanah atau debu yang menempel di dinding, dibatu
ditempat- tempat lain.
Tayammum adalah model bersuci pengganti wudhu atau mandi junub, haid dan
nifas, dilakukan sebagai rukhsahah atau keringanan dari Allah SWT bagi orang
yang kesulitan mendapatkan air atau tidak menggunakan air karena berbagai
sebabab atau halangan. Karena itu, sebab pokok dibolehkannya tayammum
adalah sebagai berikut.
a. Karena sakit yang tidak boleh terkena air
b. Karena dalam perjalanan
c. Karena tidak ada air

Standar Operasional Prosedur Tayamum


1) Definisi
Tayammum adalah menyampaikan debu kepada muka dan dua tangan
sebagai ganti wudhu, mandi atau anggota keduanya dengan syarat tertentu.
2) Prinsip Tayammum
a) Sudah masuk waktu shalat
b) Tidak dapat menggunakan air karena beberapa sebab (tidak mampu
bergerak, mendapatkan kesulitan diluar batas kemampuannya saat
berwudhu, menyebabkan bahaya bagi kesehatannya, menyebabkan atau
merasa sakit bila kena air, sakitnya akan bertambah parah, ada
rekomendasi dari dokter, berdasarkan pengalaman pribadi, tidak ada
orang yang membantunya untuk wudhu, tidak/sulit mendapatkan
air/persediaan air terbatas, airnya terlalu dingin hingga bahaya bagi
kesehatannya.
c) Dengan debu dari tanah atau debu umumnya
d) Membersihkan terlebih dahulu najis apabila terdapat maerial najis.
3) Tata Cara Pelaksanaan
a) Cuci tangan memakai desinfektan dan keringkan
b) Gunakan baju kerja dan sarung tangan
c) Lafadzakan basmallah
d) Siapkan dan dekatkan alat
e) Atur posisi sesuai kemampuan pasien : duudk, setengah duduk,
terlentang, miring, telungkup
f) Menggulung lengan baju jika perlu
g) Ingatkan pasien untuk berniat tayammum
h) Persilahkan pasien menepuk kedua telapak tangan pada debu dari tanah,
pasir, batu tau permukaan benda-benda yang dianggap mengandung
debu (seperti dinding, kaca, tempat duduk atau benda sekitar yang
dianggap berdebu)
i) Mengusapkan kedua telapak tangan ke muka
j) Usapkan telapak tangan kiri ke tangan kanan mulai dari bagian
punggung tangan sampai pergelangan tangan, kemudian mengusap
bagian dalam tangan kedepan hingga ke pergelangan tangan.
k) Usapkan telapak tangan kanan ke tangan kiri sampai pergelangan tangan
dengan cara seperti poin diatas.
l) Bimbing pasien untuk membaca do’a sesudah bertayammum.

2. Cara Shalat Pasien


Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa : “Shalat adalah tiang agama” ini
artinya shalat lima waktu itu merupakan kewajiban yang mutlak harus
dilaksanakan oleh setiap individu muslim yang telah ‘akil baligh dalam kondisi
fisik bagaimanapun dan situasi apapun selama kesadarannya masih berfungsi
dengan baik.
Kondisi sakit merupakan hal yang niscaya dialami oleh setiap manuasia,
begitupun seorang muslim/muslimah yang menderita sakit, selama masih ada
kesadaran, maka kewajiban shalat masih melekat. Hanya saja bagi orang sakit
islam tidak memberatkan dalam pelaksanaanya karena Allah SWT telah
memberikan keringanan (rukhsah) untuk tidak membebani hambanya dengan
berbagai hal yang memberatkannya.
Standar Operasinal Prosedur shalat dengan posisi berbaring
1) Definisi
Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhir dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan
2) Prinsip
Shalatlah engakau dengan berdiri, kalau engkau tidak mampu maka
duduklah, dan (kalau engkau) tidak mampu (untuk duduk) maka shalatlah
dengan berbaring.
3) Tatacara Pelaksanaan
Kaji ulang apakah pasien bisa shalat dengan posisi duduk Siapkan alat:

Tahap kerja :
a) Cuci tanga dengan desinfektan dan keringkan
b) Gunakan baju kerja, masker dan sarung tangan
c) Atur klien senyaman mungkin untuk posisi duduk iftirosy, bersila atau apa
saja yang pasien mampu
d) Hadapkan klien kearah kiblat bila memungkinkan, jika tidak
memungkinkan anjurkan pasien untuk berniat menghadap kiblat
e) Bimbing pasien untuk melaksanakan shalat dengan urutan:
f) Niat dalam hati
g) Mengangkat kedua tangan sambil takbirartulihrom
h) Menyimoan kedua tangan diatas perut, tangan kanan diatas tangan kiri
i) Membaca do’an iftitah
j) Membaca al-fatihah
k) Membaca surat atau ayat Al-Qur’an yang pasien hafal
l) Melakukan ruku’ dengan meletakkan tangan disamping badan dan pasien
membayangkan sedang dalam posisi ruku diikuti dengan menundukkan
kepala dan membaca doa ruku
m)Bangkit dari rukuk dengan cara mengangkat tangan dari samping badan
dengan membaca doa
n) Membaca takbir untuk terus sujud (sambil membayangkan posisi dan
gerakan sujud) dengan menundukkan kepala dan membaca doa sujud
o) Membaca takbir untuk bangkit dari sujud dengan mengakat kedua tangan
kemudian membayangkan duduk di antara dua sujud, membaca do’a
p) Membaca takbir untuk terus sujud kembali dengan cara yang sama seperti
diatas, sambil menundukkan kepala
q) Bangkit dari sujud kembali kepada posisi bagian g untuk melakukan
rakaat kedua dimulai prosedur bagian : g, h, i, j, k, l, m
r) Bimbing pasien untuk tasyahud awal dengan cara anjurkan pasien
membayangkan posisi tasyahud awal diikuti doa tasyahud setelah sujud
kedua (terutama untuk shalat selain shubuh atau shalat yang tidak di jama)
s) Melakukan rakaat ketiga dan ke empat (untuk shalat yang empat rakaat)
sesuai dengan prosedur bagian : g, h, i, j, k, l, m
t) Ingatkan untuk tasyahud akhir, dengan membayangkan dalam posisi
tersebut diikuti dengan doanya
u) Membaca salam dengan memalingkan wajah ke kanan dan kekiri
semampnya.
v) Bimbing klien membaca hamdallah dan doa setelah shalat
w) Rapihkan alat-alat
x) Kembalikan posisi semula

E. Religiusitas Islam dan Kesehatan


Konsep kesehatan berlandaskan agama yang memiliki konsep jangka panjang
dan tidak hanya berorientasi pada masa kini sekarang serta disini, agama dapat
memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap
kesehatan. Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental
adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan
mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian
diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan
mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun
kecerdasan intelektual.

Agama sebagai fitrah manusia telah diinformasikan oleh Al-Quran (QS. Ar


Ruum:30). Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
tetaplah atsa fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya”. Dalam al-Quran dan terjemahannya (Departemen Agama)
dijelaskan bahwa fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah
mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama
tauhid, maka hal itu tidak wajar. Mereka tidak beragama tauhid hanyalah lantaran
pengaruh lingkungan.

Agama merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Hubungan manusia dengan agama tampaknya merupakan hubungan yang bersifat
kodrati. Agama itu sendiri menyatu dalam fitrah penciptaan manusia. Terwujud dalam
bentuk ketundukan, kerinduan ibadah, serta sifat-sifat luhur. Manakala dalam
menjalankan kehidupannya, manusia menyimpang dari nilai-nilai fitrahnya, maka
secara psikologis ia akan merasa adanya semacam “hukuman moral”. Lalu spontan
akan muncul rasa bersalah atau rasa berdosa (sense of guilty).
Mengalami sakit dipandang sebagai penebusan atas dosa-dosa dan
kematian sebagai bagian dari perjalanan untuk bertemu dengan Tuhan mereka.
Meskipun demikian, kewajiban individu muslim untuk tetap mencari perawatan
dan pengobatan. Ketika seseorang sakit maka di dalamnya terkandung nilai-nilai
pahala bagi yang sabar serta ampunan dan orang sakit akan kembali mengingat
Allah SWT. Islam memiliki pandangan positif terhadap situasi sakit. Sakit dalam
Islam memiliki keutamaan sebagai berikut.
a. Menghapus dosa
Rasulullah SAW bersabda,
“Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang
penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk
(tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR.
Bukhari)
b. Tetap mendapatkan pahala dari amal kebaikan yang biasa dilakukannya di
waktu sehat Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila salah seorang hamba sakit atau berpergian (safar), maka Allah
mencatat pahalanya seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia
tidak berpergian atau sehat.” (HR. Bukhari)
c. Memperoleh pahala kebaikan
Seorang muslim yang sabar dalam menghadapi penyakit maka baginya
pahala kebaikan.
d. Memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah SWT
Seseorang yang sabar menghadapi sakitnya bisa mendapatkan derajat mati
syahid dengan penyakit yang menimpa sehingga menyebabkan
kematiannya, Rasulullah SAW bersabda, “Wabah adalah syahadah (mati
syahid) bagi setiap muslim.” (HR. Bukhari)

e. Memperoleh ganjaran berupa surga

Kebaikan dari buah kesabaran dan ketergantungan pada Allah SWT


dalam kesukaran dan penyakitr dipercaya dapat mengubah penderitaan
menjadi berkah. Juga diyakini bahwa tidak adanya rasa sabar dan
ketergantungan pada yang maha kuasa, dipercaya, seseorang akan lebih
rentan terhadap penderitaan emosional dan penyakit fisik.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Ny P, usia 45 tahun, masuk ke RS dengan keluhan pusing berputar- putar 1 hr smrs

pusing disertai keluar keringat dingin. Pusing yang dirasakan klien bertambah apabila

memjamkan mata. Klien mengatakan suka merasakan mual serasa mau muntah dan

terasa ingin muntah. Klien mengatakan pusing berputar-putar membuat tidak bisa

tidur dan tidak bisa melakukan aktivitas. Pada saat pengkajian klien masih mengeluh

pusing berputar-putar, mata tampak merah, keluar keringat dingin, mual dan terasa

ingin muntah, pusing masih terasa walaupun setelah diberi obat pusing. pusing yang

dirasakan masih membuat klien tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tekanan darah

110/80 Mmhg, nadi 85x/mnt, suhu 36.8ºC, RR 22x/mnt. Terpasang infus NACL 0,9%

20 gtt/mnt ditangan kiri. Klien menanyakan apakah pusing ini akan cepat sembuh,

klien merasa cemas dengan keadaan saat ini. Klien mengatakan merasa ketakutan dan

khawatir rasa pusingnya akan bertambah terutama bila menjelang malam, klien

tampak bingung dan khawatir.

Klien mengatakan 26 tahun yang lalu pernah mengalami penyakit vertigo seperti saat

ini namun vertigo yang dialami waktu itu tidak dalam waktu yang lama seperti

sekarang, diberi pengobatan dan bisa sembuh. Klien juga mengatakan menderita

hipertensi dan mengkonsumsi obat penurun tensi dan klien juga mempunyai penyakit

asam lambung. klien tidak mengalami penyakit berat yang lain. Di keluarga klien

tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.

Menurut klien sehat merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus selalu

klien syukuri, karena pada saat sehat klien dapat melakukan aktivitas dan beribadah.

Klien mengatakan sakit yang diderita sekarang merupakan teguran atau pengingat

Allah kepada klien karena selama sehat klien telah melalaikan dalam menjaga
badannya. Klien yakin sakit yang diderita ini karena Allah sayang sama klien, klien

disuruh beristirahat agar dapat mentafakuri kehidupan yang sebenarnya. Klien yakin,

Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatnya. Jadi sebisa

mungkin klien harus ikhlas dan terus berusaha untuk sembuh dan berusaha disaat

sehat untuk menjaga tubuhnya. Namun kien merasa terkadang ragu dan khawatir

apakah rasa sakit yang dideritanya akan hilang dan sembuh seperti sediakala.

Dalam kondisi sakit yang dirasakan mengganggu klien adalah pusing yang

terasa berputar-putar terutama bila memejamkan mata atau posisi tidur atau berbaring,

sehingga klien hanya bisa duduk terbaring di tempat tidur. Klien Menurut klien tidak

ada tindakan medis yang bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan klien.klien.

Oleh karena itu, klien mengatakan sangat berharap kepada keluarga terutama anak-

anaknya dan tenaga medis untuk mendo’akan klien agar cepat sembuh. Salah satu

sumber kekuatan untuk sembuh yang klien miliki yaitu dari keluarga yang membuat

klien tetap semangat. Harapan klien ingin segara sembuh yaitu anak perempuaanya

yang paling bungsu, karena klien ingin melihatnya segera menikah. Upaya yang

dilakukan klien untuk sembuh adalah terus berdoa dan mencoba untuk bersabar.

Klien mengatakan bahwa sakit yang di deritanya adalah sebagai bentuk ujian

dari Allah SWT. Klien yakin Allah memberikan sakit pasti terselip hikmah di balik

semua sakit yang dirasakan, dengan sakit yang dirasakannya merasa bahwa ini adalah

tanda bentuk kasih sayang yang diberikan Allah SWT. Klien mencoba menerima

dengan kondisinya ini berharap dan hanya bisa berdoa agar cepat sembuh dan bisa

berkumpul lagi dengan keluarga. Makna hidup bagi klien yaitu bertaqwa kepada

Allah, bersyukur dan mengharap ridho dari Allah SWT. Klien mengatakan saya

berharap bisa selamat dunia dan akhirat karena dunia hanyalah sementara sedangkan

akhirat adalah dunia yang paling abadi. Upaya klien untuk mendekatkan diri sama
Allah adalah dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya,

ketika sakit yang klien lakukan adalah berdoa dan memperbayak istigfar sehabis solat.

Klien mengatakan bahwa sejauh ini shalat 5 waktu selalu dilaksanakan klien

selalu berusaha tepat waktu dalam mengerjakan shalat setelah mendengarkan

kumandang azan. Shalat sunat yang sering dilakukan oleh klien seperti shalat dhuha,

shalat tahajud kadang - kadang dan sunat rawatib, puasa wajib tidak pernah

terlewatkan setiap tahunnya. Infak dan sodaqoh pun klien rutin dilakukan, dzikir dan

tilawah quran selalu dikerjakan setiap habis shalat di saat ada kesempatan.

Klien mengatakan bahwa selama sakit klien bisa melakukan ibadah nya dengan

baik, klien mengetahui bahwa ibadah shalat bila sakit bisa dikerjakan sambil duduk

berbaring. Klien merasa sangat pusing berputar - putar maka klien melakukan

tayamum sebagai pengganti wudhu. Klien mengatakan sudah mengetahui tatacara

ibadah saat sakit dan dalam pelaksanaannya alhamdulillah dibantu oleh anaknya.

Klien mengatakan untuk fasilitas dirinya sudah membawa mukena dan sajadah. Klien

menyadari bahwa shalat hukumnya wajib bagi muslim jadi sebisa mungkin klien

selalu berusaha mengerjakan shalat. Klien menyadari sakit bukan merupakan

penghalang untuk melakukan ibadah.

klien mengatakan bahwa yang menjadi support untuk sembuh adalah anak –

anaknya. Klien mengatakan merasa tenang dan nyaman pada saat di temani oleh

keluarganya. Klien mengatakan yang membuatnya ingin tetap bertahan adalah

keluarganya terutama anak perempuannya yang paling bungsu, karena ingin sekali

segera melihatnya menikah. Klien berharap untuk saat ini dukungan rohani dari

perawat cukup doakan dirinya supaya cepat sembuh.

ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MUSLIM PADA NY. P (45 TAHUN)


DENGAN GANGGUAN SPIRITUAL : KESIAPAN MENINGKATKAN
RELIGIUSITAS

A Biodata Pasien
.
1 Inisial Pasien : Ny. P
.
2 Usia : 45 Tahun
.
3 Jenis Kelamin : Perempuan
.
4 Agama : Islam
.
5. Pendidikan Terakhir : SMA
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Alamat :
8. Diagnosa Medis : Vertigo
9. Tanggal Masuk RS : 1 april 2021
10. Tanggal Pnegkajian : 1 april 2021

B. Riwayat Kesehatan Dahulu Dan Sekarang


1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan 26 tahun yang lalu pernah mengalami penyakit vertigo seperti saat
ini namun vertigo yang dialami waktu itu tidak dalam waktu yang lama seperti
sekarang, diberi pengobatan dan bisa sembuh. Klien juga mengatakan menderita
hipertensi dan mengkonsumsi obat penurun tensi dan klien dan klien juga mempunyai
penyakit asam lambung. klien tidak mengalami penyakit berat yang lain..
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
klien masuk ke RS dengan keluhan pusing berputar- putar 1 hr smrs pusing disertai
keluar keringat dingin. Pusing yang dirasakan klien bertambah apabila memjamkan
mata. Klien mengatakan suka merasakan mual serasa mau muntah dan terasa ingin
muntah. Klien mengatakan pusing berputar-putar membuat tidak bisa tidur dan tidak
bisa melakukan aktivitas. Pada saat pengkajian klien masih mengeluh pusing berputar-
putar, mata tampak merah, keluar keringat dingin, mual dan terasa ingin muntah, pusing
masih terasa walaupun setelah diberi obat pusing. pusing yang dirasakan masih
membuat klien tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tekanan darah 110/80 Mmhg, nadi
85x/mnt, suhu 36.8ºC, RR 22x/mnt. Terpasang infus NACL 0,9% 20 gtt/mnt ditangan
kiri.

C. Pengkajian Spiritual
1. Hubungan Kesehatan Dengan Spiritual
Pada saat dikaji aspek spiritualnya, Klien mengatakan sakit yang diderita sekarang
merupakan teguran atau pengingat Allah kepada klien karena selama sehat klien telah
melalaikan dalam menjaga badannya, Klien yakin sakit yang diderita ini karena Allah
sayang sama klien, klien disuruh beristirahat agar dapat mentafakuri kehidupan yang
sebenarnya. Klien yakin, Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan
umatnya. Jadi sebisa mungkin klien harus ikhlas dan terus berusaha untuk sembuh dan
berusaha disaat sehat untuk menjaga tubuhnya. Namun kien merasa terkadang ragu dan
khawatir apakah rasa sakit yang dideritanya akan hilang dan sembuh seperti sediakala,.
2. Konsep Ketuhanan

Klien mengatakan bahwa sakit yang di deritanya adalah sebagai bentuk ujian
dari Allah SWT. Klien yakin Allah memberikan sakit pasti terselip hikmah di balik
semua sakit yang dirasakan, dengan sakit yang dirasakannya merasa bahwa ini adalah
tanda bentuk kasih sayang yang diberikan Allah SWT. Klien mencoba menerima
dengan kondisinya ini berharap dan hanya bisa berdoa agar cepat sembuh dan bisa
berkumpul lagi dengan keluarga. Makna hidup bagi klien yaitu bertaqwa kepada
Allah, bersyukur dan mengharap ridho dari Allah SWT. Klien mengatakan saya
berharap bisa selamat dunia dan akhirat karena dunia hanyalah sementara sedangkan
akhirat adalah dunia yang paling abadi. Upaya klien untuk mendekatkan diri sama
Allah adalah dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya,
ketika sakit yang klien lakukan adalah berdoa dan memperbayak istigfar sehabis solat.

3. Kebiasaan Praktik Ibadah Dirumah


Klien mengatakan bahwa sejauh ini shalat 5 waktu selalu dilaksanakan klien
selalu berusaha tepat waktu dalam mengerjakan shalat setelah mendengarkan
kumandang azan. Shalat sunat yang sering dilakukan oleh klien seperti shalat dhuha,
shalat tahajud kadang - kadang dan sunat rawatib, puasa wajib tidak pernah
terlewatkan setiap tahunnya. Infak dan sodaqoh pun klien rutin dilakukan, dzikir dan
tilawah quran selalu dikerjakan setiap habis shalat di saat ada kesempatan.
4. Kebiasaan Praktik Ibadah Ketika Sakit
Klien mengatakan bahwa selama sakit klien bisa melakukan ibadah nya dengan
baik, klien mengetahui bahwa ibadah shalat bila sakit bisa dikerjakan sambil duduk
berbaring. Klien merasa sangat pusing berputar - putar maka klien melakukan
tayamum sebagai pengganti wudhu. Klien mengatakan sudah mengetahui tatacara
ibadah saat sakit dan dalam pelaksanaannya alhamdulillah dibantu oleh anaknya.
Klien mengatakan untuk fasilitas dirinya sudah membawa mukena dan sajadah. Klien
menyadari bahwa shalat hukumnya wajib bagi muslim jadi sebisa mungkin klien
selalu berusaha mengerjakan shalat. Klien menyadari sakit bukan merupakan
penghalang untuk melakukan ibadah

5. Support System Dan Dukungan


Klien mengatakan klien mengatakan bahwa yang menjadi support untuk sembuh adalah
anak – anaknya. Klien mengatakan merasa tenang dan nyaman pada saat di temani oleh
keluarganya. Klien mengatakan yang membuatnya ingin tetap bertahan adalah
keluarganya terutama anak perempuannya yang paling bungsu, karena ingin sekali
segera melihatnya menikah. Klien berharap untuk saat ini dukungan rohani dari perawat
cukup doakan dirinya supaya cepat sembuh.

6. Pengkajian Aspek Non Verbal/ Pengkajian Spiritual Yang Dilakukan Secara


Observasi
a. Afek Dan Sikap
Klien mengatakan klien mencoba menerima dengan kondisinya ini berharap dan
hanya bisa berdoa agar cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga.
Klien yakin Allah memberikan sakit pasti terselip hikmah di balik semua sakit yang
dirasakan, dengan sakit yang dirasakannya merasa bahwa ini adalah tanda bentuk
kasih sayang yang diberikan Allah SWT.
b. Prilaku
sebisa mungkin klien harus ikhlas dan terus berusaha untuk sembuh dan berusaha
disaat sehat untuk menjaga tubuhnya. Namun kien merasa terkadang ragu dan
khawatir apakah rasa sakit yang dideritanya akan hilang dan sembuh seperti
sediakala.
c. Hubungan Interpersonal
Dukungan sepenuhnya di berikan oleh keluarga. Klien berharap untuk saat ini
dukungan rohani dari perawat cukup doakan dirinya supaya cepat sembuh

d. Lingkungan
Saat klien sakit untuk beribadah, klien mengatakan seringnya yang wajib saja, sholat
biasanya hanya duduk sama terlentang, wudlu pun diganti dengan tayamum ,
alhamdulillah klien sudah mengetahui caranya dan di bantu oleh anaknya. klien
menyadari bahwa sakit bukan halangan untuk beribadah.

D. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Ds : Kesiapan Meningkatkan religiusitas
- Klien mengatakan untuk sholat
klien selalu melaksanakannya
- Klien mengatakan bahwa selama
sakit klien bisa melakukan
ibadah nya dengan baik
- klien mengetahui bahwa ibadah
shalat bila sakit bisa dikerjakan
sambil duduk berbaring.
- Klien mengatakan merasa sangat
pusing berputar - putar maka
klien melakukan tayamum
sebagai pengganti wudhu.
- Klien mengatakan sudah
mengetahui tatacara ibadah saat
sakit dan dalam pelaksanaannya
alhamdulillah dibantu oleh
anaknya.
- Klien mengatakan untuk fasilitas
dirinya sudah membawa mukena
dan sajadah.
- Klien menyadari bahwa shalat
hukumnya wajib bagi muslim
jadi sebisa mungkin klien selalu
berusaha mengerjakan shalat.
- Klien menyadari sakit bukan
merupakan penghalang untuk
melakukan ibadah
- Klien mengatakan klien
mencoba menerima dengan
kondisinya ini berharap dan
hanya bisa berdoa agar cepat
sembuh dan bisa berkumpul lagi
dengan keluarga. Klien yakin
Allah memberikan sakit pasti
terselip hikmah di balik semua
sakit yang dirasakan, dengan
sakit yang dirasakannya merasa
bahwa ini adalah tanda bentuk
kasih sayang yang diberikan
Allah SWT.
-
DO :
- Tekanan darah 110/80 Mmhg, nadi
85x/mnt, suhu 36.8ºC, RR 22x/mnt.
Terpasang infus NACL 0,9% 20
gtt/mnt ditangan kiri.

E. Analisa Kasus
Aktivitas Spiritual Aktivitas Religius
Makna Sakit Hubungan Dengan Suport Sosial Aspek Ibadah
Allah Ta’ala

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Diagnose keperawatan merupakan dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi masalah-
masalah kebutuhan kesehatan meliputi biopsikospiritual. Pada saat pengkajian
ditemukan Ny. P dengan keluhan pusing berputar-putar disertai keringat dingin, Ny. P
mengatakan sehat merupakan anugerah dari Allah SWTyang harus selalu klien
syukuri, karena pada saat sehat klien dapat melakukan aktivitas dan beribadah.
Klien mengatakan sakit yang diderita sekarang merupakan teguran atau pengingat
Allah kepada klien karena selama sehat klien telah melalaikan dalam menjaga
badannya.Klien yakin sakit yang diderita ini karena Allah sayang sama klien, klien
disuruh beristirahat agar dapat mentafakuri kehidupan yangsebenarnya. Klien yakin,
Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatnya. Jadi sebisa
mungkin klien harus ikhlas dan terus berusaha untuk sembuh dan berusaha disaat sehat
untuk menjaga tubuhnya. Namun kien merasa terkadang ragu dan khawatir apakah
rasa sakit yang dideritanya akan hilang dan sembuh seperti sediakala.

B. Diagnose keperawatan
Diagnose keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan dan merupakan suatu
pernyataan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu,
keluarga atau kelompodimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi keperawtan untuk mencapai hasil yangn hendak dicapai. Diagnose
diambil berdasarkan batasan karakteristik di Nanda International Inc. Diagnosa Keperawatan
dan tanda gejala mayor minor di standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI). Diagnose
yang dapat diambil dari hasil pengkajian yaitu:
Kesiapan meningkatkan regisotas
Definisi : suatu pola terhadap keyakinan agamadan/atau partisipasi dalam ritual tradisi
keyakinan tertentu, yang dapat ditingkatkan.
Batasana karakteristik

1. Menyatakan keinginan meningkatkan hubungan dengan seoang pemimpin agama

2. Menyatakan keinginana meningkatkan kebiasaan riligius yang dahulu dijalankan

3. Menyatakan keinginan meningkatkan memaafkan

4. Menyatakan keinginan meningkatkan partisipasi dalam pengalaman religious

5. Menyatakan keinginan meningkatkan partisipasi dalam praktek religious (mis. Perayaan,


peraturan, pakaian, doa, pellayanan, hari keagamaan)

6. Menyatakan keinginan meningkatkan penggunaan benda-benda rohani

7. Menyatakan keinginan meningkatkan pilihan regius

8. Menyatakan keinginan meningkatkan pola keyakinan agama yang dahulu dianut

C. Intervensi

D. Implementasi serta evaluasi

Anda mungkin juga menyukai