} َوا ﱠﻟﺬِﯾ َﻨ َﯿﻘُﻮﻟُﻮﻧ ََﺮ ﱠﺑﻨَﺎ َھ ْﺒ َﻠﻨ َِﺎﻣ ْﻨﺄَ ْز َو ِاﺟﻨ ََﺎوذُ ِّرﯾﱠﺎ ِﺗﻨَﺎ ُﻗ ﱠﺮةَأَ ْﻋ ُﯿﻨ ٍَﻮاﺟْ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ِﻟ ْﻠ ُﻤﺘﱠ ِﻘﯿ َﻨﺈِ َﻣ ًﺎﻣﺎ
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk
hati (kami), dan jadikanlah kami imam (panutan) bagi orang-or-
ang yang bertakwa” (QS 25: 74).
Keperawatan
Keluarga
Konsep dan Aplikasi Asuhan
Keperawatan Keluarga
Undang-Undang Republik Indonesia no. 19/2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2:
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang
timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
telah berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal 72:
1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana penjaara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil
pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
Keperawatan
Keluarga
Konsep dan Aplikasi
Asuhan Keperawatan
Keluarga
Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga
Penulis
A
lhamdulillahi Rabbil’alamiin, puji syukur penulis ungkapkan
atas semua nikmat tak terhingga yang Allah curahkan. Al
lah telah memberikan nikmat ilmu, waktu, dan semua yang
penulis butuhkan untuk menyelesaikan buku ajar keperawatan keluarga
di Program Studi Pendidikan Ners UMY. Segala cinta penulis sampaikan
kepada yang selalu dirindukan semua umat muslim di seluruh dunia,
nabi, dan rasul terakhir, Muhammad saw., kepada keluarga, sahabat,
dan shahabiyah, serta umatnya sampai akhir zaman.
Buku ajar ini dikembangkan berdasarkan Rancangan Pembelajaran
Semester (RPS) mata kuliah Keperawatan Keluarga pada Program Studi
Pendidikan Ners UMY. Buku ini berisi konsep dan aplikasi yang sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa S1 maupun profesi dalam mempelajari
bagaimana pemberian asuhan kepada keluarga. Konsep yang pertama,
sesuai dengan visi misi prodi yaitu integrasi ke-Islaman, maka penulis
menyusun konsep Islam dalam keperawatan keluarga. Konsep selanjutnya
adalah konsep pemberian asuhan kepada keluarga dengan berbagai
macam setting. Buku ini tidak hanya dapat digunakan pada tahap S1,
namun dapat digunakan pula pada tahap profesi sehingga dalam buku
viii TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
Glosarium
Keperawatan keluarga Sebuah seni dan ilmu, filosofi dan cara berinteraksi
dengan keluarga mengenai perawatan kesehatan.
Daftar Isi
Bab 1
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan definisi keluarga dalam perspektif Islam
2. Menjelaskan perspektif Islam terhadap permasalahan dalam keluarga dan
cara-cara Islam dalam penyelesaian masalah dalam keluarga
3. Menjelaskan pengasuhan anak dalam keluarga
4. Mengerjakan soal-soal konsep Islam dalam keperawatan keluarga
7. Menciptakan kebersamaan
Mengembangkan pernikahan yang harmonis tentu akan mengalami
aral melintang. Perbedaan filsafat hidup dan pengalaman tidak harus
menyulut konflik, karena dari perbedaan biasanya ada perpaduan.
Mereka menemukan jalan untuk saling menghormati perbedaan
pasangan meskipun butuh waktu dan proses. Interaksi yang
dikembangkan untuk menyamakan makna perbedaan. Saat pernikahan
memiliki makna bersama ini, konflik jauh lebih tidak menggebu dan
masalah abadi jarang mengarah ke jalan buntu.
Pernikahan yang utuh bukan tanpa konflik, namun konflik dalam
pernikahan dapat diatasi dengan baik dan semakin mendewasakan sebuah
keluarga. Sejak sebelum menikah, pasangan suami istri dapat berdiskusi
tentang prinsip-prinsip hidup yang mereka pegang dan mencari jalan
keluar apabila terdapat prinsip yang bertolak belakang. Pada akhirnya
semua akan dikembalikan pada apa sebenarnya tujuan akhir dari
pembentukan keluarga. Keluarga perlu menyepakati hal-hal yang
mendasar yang tidak boleh ada pertentangan pendapat misalnya terkait
masalah aqidah dan akhlak dari masing-masing angota keluarga.
Dalam keluarga, setiap orang tentu tidak dapat memaksa diri memiliki
kesamaan pandangan karena latar belakang budaya mereka juga berbeda.
10 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
dan mendidik mereka menjadi anak yang saleh. Orang tua memiliki
tanggung jawab keimanan, fisik, moral, akal, kejiwaan, sosial, dan seks.
Tanggung jawab ini dituangkan dalam bentuk pengasuhan yang baik.
Pengasuhan memiliki berbagai macam pola yang menunjukkan adanya
hubungan dengan tujuan pendidikan, usia anak dan kompetensi yang
ingin dicapai sesuai tahapan perkembangan serta kebutuhan anak.
dilakukan orang tua pada anak usia setelah 6 tahun sesuai kasus
tersebut?
A. Mengajarkan tentang hukum syariat dengan bahasa sederhana
B. Mengenalkan Allah kepada anak dengan cara yang dimengerti
C. Mengajarkan dan membiasakan membaca Al-Quran
D. Mengenalkan tokoh-tokoh teladan
E. Mengajarkan tentang hak-hak orang tua
7. Seorang Ibu memiliki kesibukan di luar rumah dan tidak memiliki
waktu untuk anaknya. Dari kasus tersebut, Apa kesalahan orang tua
dalam hal pengasuhan anak?
A. Menyerahkan tanggung jawab pendidikan kepada pengasuh
B. Ucapan orang tua tidak sesuai dengan perbuatan
C. Kedua orang tua tidak sepakat dalam cara pengasuhan anak
D. Membiarkan anak jadi korban media elektronik
E. Orangtua menyerahkan tanggung jawab kepada sekolah
8. Sebuah keluarga mempunyai dua anak, anak pertama perempuan
usia 12 tahun dan anak kedua laki-laki berusia 6 tahun. Termasuk
kategori apa dalam Islam untuk anak yang kedua?
A. Usia pra baligh
B. Usia sebelum 6 tahun
C. Usia setelah 6 tahun
D. Usia baligh
E. Usia pra sekolah
9. Sepasang suami istri memutuskan bercerai, mereka mempunyai 2 anak
yang masih balita. Saat ini istrinya memutuskan bekerja di luar negeri.
Siapa yang berhak mengasuh anak setelah Ibu?
A. Ibu, nenek dari pihak ibu
B. Ayah anak tersebut
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 15
KEPERAWATAN KELUARGA
Daftar Pustaka
Amri MS dan Tulab Tali. (2018). Tauhid: Tamam, AB. (2018). Keluarga dalam
Prinsip keluarga dalam Islam (Problem perspektif Al-Qur’an: Sebuah kajian
keluarga di barat). Jurnal Ulul Albab: tematik tentang konsep keluarga. Jurnal
Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam. Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Vol 1 No 2. Volume 2 Nomor 1.
Asmaya Enung. (2018). Impelementasi Thohir, UF. (2015). Konsep keluarga dalam
agama dalam mewujudkan keluarga Al-Qur’an: Pendekatan linguistic dalam
sakinah. Jurnal Komunika. Volume 6 hokum perkawinan Islam. Isti’dal: Jurnal
Nomor 1. Studi Hukum Islam Volume 2 No. 1.
Sainul Ahmad. (2018). Konsep keluarga
harmonis dalam Islam. Jurnal Al-
Maqasid. Volume 4 Nomor 1.
16
Bab 2
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyusun pengkajian asuhan keperawatan keluarga
2. Menyusun analisis data dan diagnosis asuhan keperawatan keluarga
3. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan keluarga
4. Menyusun implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga
5. Mengerjakan soal-soal terkait asuhan keperawatan keluarga
A. PENGKAJIAN KELUARGA
H. ECOMAP
Ecomap adalah diagram yang sering digunakan oleh perawat untuk
memperlihatkan hubungan sosial maupun personal seseorang dengan
lingkungannya. Ecomap merupakan instrumen visual yang digunakan oleh
perawat keluarga dalam mengkaji keterlibatan keluarga dengan lingku-
ngan yang memengaruhi keluraga tersebut. Ecomap juga didefinisikan
sebagai representasi grafis dari hubungan pribadi dan sosial antara indi-
vidu atau keluarga dan lingkungannya. Ecomap dapat membantu mengi-
dentifikasi penyebab stres atau penyebab kecemasan dan depresi.
Ecomap sangat berguna sebagai gambaran bagaimana klien
berhubungan atau berinteraksi dengan berbagai sistem di kehidupannya.
Ecomap tidak hanya melihat hubungan namun dapat melihat juga kualitas
dari hubungan tersebut. Interaksi klien dengan lingkungan sekitarnya
dapat positif maupun negatif, apakah merupakan hubungan yang aman
atau penuh dengan tekanan atau stres. Hubungan dalam ecomap juga
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 23
KEPERAWATAN KELUARGA
dapat digambarkan menjadi satu arah atau dua arah (timbal balik), kuat
atau lemah dan dekat atau jauh.
I. TIPE-TIPE KELUARGA
Beberapa tipe keluarga meliputi:
1) Keluarga tradisional atau keluarga inti
Tipe keluarga tradisional merupakan keluarga yang terbentuk karena
adanya pernikahan terdiri atas orang tua (ayah dan ibu) beserta anak
yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga inti yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh saksi-
saksi legal dalam satu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
2) Keluarga besar
Keluarga besar adalah keluarga inti yang ditambah dengan sanak
keluarga yang lain seperti nenek, kakek, sepupu, adik, kakak, dan lain-
lain.
3) Keluarga inti baru
Keluarga ini merupakan keluarga baru yang terbentuk dari pernikahan
kembali suami atau istri. Masing-masing pasangan dapat membawa
anak masing-masing dan mereka tinggal dalam satu rumah.
4) Keluarga Pasangan dewasa
Keluarga ini terdiri dari pasangan suami istri yang tinggal hanya
berdua dikarenakan anak-anaknya sudah meninggalkan rumah
dikarenakan menikah, sekolah, atau bekerja.
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 25
KEPERAWATAN KELUARGA
5) Dyadic nuclear
Keluarga ini terdiri dari pasangan suami istri yang sudah berumur
dan tidak mempunyai anak. Mereka hanya tinggal berdua dalam satu
rumah.
6) Orang tua tunggal
Keluarga ini hanya terdiri dari satu orang tua dikarenakan perceraian/
kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah/di
luar rumah.
7) Pasangan karir
Pasangan karir merupakan keluarga yang suami istri sama-sama
bekerja dan tidak mempunyai anak.
8) Pernikahan jarak jauh
Keluarga ini hidup terpisah dikarenakan suami atau istri harus bekerja
di luar kota dan bertemu pada waktu-waktu tertentu.
9) Dewasa tinggal sendiri
Seorang dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang tinggal sendiri
dengan tidak ada keinginan untuk menikah atau membangun rumah
tangga.
10) Keluarga tiga generasi
Keluarga ini terdiri dari tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam
satu rumah.
11) Keluarga institusional
Kumpulan anak-anak atau orang dewasa yang tinggal dalam satu
panti, misal panti asuhan.
12) Keluarga komunal
Pada satu rumah tinggal lebih dari satu pasangan yang hidup dengan
keluarganya masing-masing.
26 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
J. SUKU BANGSA
Pengkajian suku bangsa diisi dengan apa latar belakang budaya
keluarga dan dikaitkan dengan kesehatan. Beberapa hal yang harus dikaji
pada bagian ini adalah:
1) Latar belakang budaya keluarga
2) Bahasa sehari-hari keluarga
3) Daerah atau negara asal keluarga
4) Hubungan sosial keluarga apakah dengan etnis yang sama atau tidak
5) Aktivitas agama, sosial, budaya, rekreasi, dan pendidikan keluarga
6) Gaya hidup keluarga apakah terpengaruh dari latar belakang budaya
7) Pengaruh budaya dalam penataan rumah
8) Pengaruh budaya terhadap struktur kekuatan keluarga
9) Budaya yang paling berpengaruh dalam keluarga.
10) Pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional untuk kesehatan misal
kebiasaan minum jamu.
K. AGAMA
Pengkajian agama harus dilakukan secara holistik yaitu terdiri dari:
1) Agama yang dianut oleh keluarga
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 27
KEPERAWATAN KELUARGA
7. Fungsi Keluarga
Fungsi dalam keluarga merupakan apa yang dikerjakan dalam
keluarga (Friedman, 2003). Fungsi keluarga meliputi proses yang
digunakan dalam keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Fungsi keluarga merujuk pada kemampuan keluarga dalam memenuhi
tugas perkembangan keluarga dan kebutuhan dari anggota keluarga
(Allender, Rector & Warner, 2014). Fungsi keluarga menurut Friedman
(2003) dan Kaakinen (2015) adalah:
A. FUNGSI AFEKTIF
Keluarga berfungsi dalam memberikan kenyamanan emosional
anggota keluarga, membantu anggota keluarga dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stres. Keluarga menyediakan
kasih sayang dan struktur yang memberikan rasa saling memiliki,
hubungan yang intim dan caring, saling ketergantungan satu sama lain
dalam anggota keluarga. Fungsi afektif sangat terkait dengan fungsi in-
ternal keluarga yaitu terkait dengan support psikososial kepada masing-
masing anggota keluarganya. Pertanyaan yang diajukan adalah:
1) Apakah anggota keluarga saling memahami atau peka dengan
kebutuhan-kebutuhan dan perasaan masing-masing anggota dalam
keluarga?
2) Bagaimana cara keluarga mengetahui kebutuhan-kebutuhan masing-
masing dalam dalam keluarga?
3) Apakah keluarga saling memahami dan menghormati perbedaan
kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan dari masing-masing
anggota keluarga?
4) Apakah dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang paling
dipercaya untuk membantu meringankan masalah yang ada dalam
keluarga?
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 37
KEPERAWATAN KELUARGA
B. FUNGSI SOSIALISASI
Fungsi sosialisasi keluarga yang penting adalah menyosialisasikan anak
ke masyarakat. Keluarga bertanggung jawab dalam menyosialisasikan
anak dalam masyarakat untuk menjadi anggota masyarakat yang baik,
keluarga tempat sosialisasi budaya termasuk agama dan kepercayaan.
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, aturan, sikap,
dan memberikan feedback. Pertanyaan yang diajukan adalah:
1) Bagaimana cara keluarga membesarkan anak misalnya mengontrol
perilaku, menerapkan kedisiplinan pada anak?
2) Bagaiman cara menyosialisasikan kepada anak terkait nilai-nilai dan
norma yang dianut dalam keluarga?
3) Apakah keluarga menerapkan sistem penghargaan dan hukuman
terhadap anak?
4) Bagaimana keluarga melatih perilaku anak yang sesuai usianya terkait
perkembangan sosial, fisik, emosional, bahasa, dan intelektual
5) Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak?
6) Apakah peran membesarkan anak dilaksanakan bersama-sama? Jika
iya, bagaimana cara mengatur peran tersebut?
7) Bagaimana pola pengasuhan anak dalam keluarga?
38 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
secara teratur?
- Kapan saja waktu yang tepat untuk menggosok gigi bagi keluarga?
- Apakah keluarga mempunyai frekuensi yang cukup sering dalam
mengonsumsi makanan yang mengandung gula atau makanan lain
yang berisiko merusak gigi?
- Apakah keluarga telah menerima perawatan gigi yang memadai
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada gigi?
k) Pelayanan kesehatan yang diterima
- Apakah jenis perawatan atau pelayanan kesehatan yang diperoleh
keluarga?
- Siapakah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
terhadap keluarga?
- Seberapa sering keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan?
- Jika terdapat kejadian darurat, apakah keluarga mengetahui di
mana penyedia pelayanan kesehatan darurat?
- Apabila tidak ada pelayanan darurat, di mana keluarga meminta
pertolongan?
- Apakah keluarga mengetahui cara memanggil ambulan, perawatan
medis, ketika dalam kondisi darurat?
l) Persepsi tentang pelayanan kesehatan
- Bagaimana persepsi keluarga terhadap pelayanan kesehatan di
komunitas?
- Bagaimana pengalaman keluarga dalam menerima perawatan
kesehatan yang terdahulu, apakah keluarga merasa puas, percaya
dan nyaman dengan perawatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan?
- Adakah pengalaman yang kurang menyenangkan yang dialami oleh
keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada?
42 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
m) Sumber pembiayaan
- Bagaimana keluarga membayar pelayanan yang diterima?
- Siapakah yang bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan
untuk perawatan kesehatan anggota keluarga?
- Apakah keluarga memiliki jaminan kesehatan?
- Apakah keluarga memiliki kesulitan dalam membayar pelayanan
kesehatan yang diterima?
- Apakah jaminan kesehatan yang dimiliki keluarga dapat digunakan
untuk semua jenis pelayanan kesehatan yang diterima keluarga?
- Apakah terdapat kesulitan yang dialami keluarga dalam
menggunakan jaminan kesehatan?
n) Logistik untuk mendapatkan perawatan
- Berapa jarak fasilitas perawatan dari keluarga?
- Apakah keluarga mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan
kesehatan?
- Alat transportasi apa yang digunakan untuk mencapai pelayanan
kesehatan?
- Adakah masalah yang ditemukan keluarga menggunakan fasilitas
transportasi umum?
D. FUNGSI REPRODUKSI
Keluarga berfungsi dalam meneruskan keturunan. Keluarga berfungsi
dalam melahirkan anak, menumbuhkembangkan anak. Pertanyaan yang
diajukan adalah:
- Sudah berama lama menikah?
- Bagaimana riwayat pernikahan dalam keluarga dari awal pernikahan
sampai saat ini?
- Adakah riwayat perceraian dalam keluarga?
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 43
KEPERAWATAN KELUARGA
E. FUNGSI EKONOMI
Keluarga memberikan pemenuhan kebutuhan finansial untuk anggota
keluarganya dan kepentingan di masyarakat. Keluarga berfungsi dalam
manajemen keuangan, pengelolaan rumah tangga, pemilihan jaminan
kesehatan dan pensiun, serta pengelolaan tabungan. Pertanyaan yang
diajukan adalah:
- Berapa pendapatan dan pengeluaran keluarga perbulan?
- Bagaimana keluarga memenuhi kebutuhan fisik (sandang, pangan,
papan) bagi anggota keluarga?
- Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga?
- Siapa yang mengelola manajemen keuangan dalam rumah tangga?
- Siapa yang menentukan pemilihan jaminan kesehatan dan pensiun?
- Adakah dana alokasi khusus untuk kesehatan setiap bulannya?
- Apakah keluarga memiliki tabungan? Bagaimana pengelolaannya?
B. MENGAMBIL KEPUTUSAN
Peran keluarga di sini adalah upaya keluarga untuk mencari
pertolongan yang tepat dan sesuai dengan keadaan keluarga dengan
pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai keputusan untuk
memutuskan tindakan yang tepat (Friedman, 2003). Pertanyaan yang
diajukan adalah:
- Siapa yang membuat keputusan terkait tindakan yang akan dilakukan
berkaitan dengan masalah kesehatan dalam anggota keluarga?
- Apakah anggota keluarga memiliki peran dalam pengambilan
keputusan terkait tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan
masalah kesehatan dalam anggota keluarga?
- Siapa yang memutuskan untuk memilih tempat perawatan kesehatan
bagi anggota keluarga?
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 45
KEPERAWATAN KELUARGA
- Dukungan penghargaan
- Dukungan informasional
- Dukungan instrumental
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran (formal dan informal)
Peran formal:
Peran Informal:
b. Pola komunikasi
c. Struktur kekuatan keluarga
5. Nilai dan Norma Keluarga
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi Perawatan kesehatan
- Nilai yang dianut keluarga.
- Definisi keluarga tentang sehat-sakit.
- Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit
- Diet keluarga
- Kebiasaan istirahat-tidur
- Latihan dan rekreasi
- Kebiasaan penggunaa obat-obatan oleh keluarga
- Peran keluarga dalam praktik perawatan diri dan lingkungan
- Tindakan preventif
- Kesehatan gigi
- Pelayanan kesehatan yang diterima
- Persepsi tentang pelayanan kesehatan
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 53
KEPERAWATAN KELUARGA
- Sumber pembiayaan
- Logistik untuk mendapatkan perawatan
7. Tugas Kesehatan Keluarga
a. Mengenal masalah
b. Mengambil keputusan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Modifikasi lingkungan
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
8. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor yang dimiliki
1) Stresor jangka pendek
2) Stresor jangka panjang
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
c. Strategi koping yang digunakan
d. Adaptasi keluarga
e. Adaptasi yang disfungsional
9. Pemeriksaan Fisik
DS:
2 DO:
DS:
Penilaian:
Skoring: Skor per item/Nilai tertinggi X Bobot
Hasil skoring tertinggi dijadikan prioritas pertama
Prioritas masalah:
1. ................................................................
2. ................................................................
3. ................................................................
56 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
O:
A:
P:
S:
O:
A:
P:
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 57
KEPERAWATAN KELUARGA
E. Fungsi aktualisasi
9. Seorang ners sedang melakukan pengkajian fungsi keluarga. Keluarga
mengatakan bahwa keluarga saling menunjukkan kasih sayang dan
rasa saling memiliki, saling menjaga hubungan intim, saling ketergan-
tungan satu sama lain dalam anggota keluarga. Apakah fungsi keluarga
yang sesuai dengan keluarga tersebut?
A. Fungsi afektif
B. Fungsi sosialisasi
C. Fungsi perawatan kesehatan
D. Fungsi motivasi
E. Fungsi reproduksi
10.Ners sedang melakukan pengkajian pada sebuah keluarga. Keluarga
mengatakan bahwa sering mengikuti kegiatan masyarakat di lingku-
ngan sekitar tempat tinggal. Dalam hal membesarkan anak, keluarga
selalu memberikan penghargaan walaupun hanya berupa kalimat pu-
jian atas hal positif yang dicapai anak-anaknya. Keluarga memberikan
teguran disertai saran apabila anak-anaknya melakukan kesalahan atau
hal yang negatif. Apakah fungsi keluarga yang dapat diidentifikasi pada
kasus tersebut?
A. Fungsi sosialisasi
B. Fungsi perawatan kesehatan
C. Fungsi motivasi
D. Fungsi afektif
E. Fungsi reproduksi
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 61
KEPERAWATAN KELUARGA
Daftar Pustaka
Allender, J.A Rector & Warner. (2014). 2020 May 20]. Available from http://
Community health nursing: promoting www.hdi.uky.edu/nectc/libraries/
and protecting the public health, 8th nectc_presentations_research_techniques/
edition. Philadelphia: Lippincott. using_eco-mapping_to_understand-
Friedman, M.H.,Bowden, V.R., & Jones, E.G. _family_strenghts_and_resources.sflb.ashx
(2003). Family nursing: Research, theory Tennessee Alliance for Children and
and practice, 5th edition. Norwalk, CT: Families. Genograms and ecomaps:
Appleton & Lange. tools for developing a broad view of
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P, Duff, V,H & family [Internet]. Nashville (TN):
Hanson, S.M. (2015). Family health care Tennessee Alliance for Children and
nursing: Theory, practice and research. Families; 2016 [cited 2020 May 20].
5th edition, Philadelphia, F.A. Davis Available from http://
Company. www.tnchildren.org/wp-content/
McCormick, K, Stricklin, S, Rous, B, Kohner- uploads/2014/11/Genograms-and-
Coogle, M, Nowak, T. Using eco- Ecomaps.pdf
mapping to understand family
strengths and resources [Internet].
Lexington (KY): National Early Child-
hood Transition Center; 2005 [cited
62
Bab 3
Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep balita
2. Mengidentifikasi tahap perkembangan keluarga dengan anak balita
3. Menyusun asuhan keperawatan keluarga pada balita
4. Menyelesaikan soal-soal terkait asuhan keperawatan keluarga dengan balita
A. KONSEP BALITA
Balita dalam keperawatan keluarga dilihat dari tahapan tugas
perkembangan keluarga. Masa balita terdiri atas 2 tahapan yaitu child-
bearing dan prasekolah. Masa childbearing dimulai dari kelahiran sampai
dengan usia 30 bulan. Tahapan kedua yaitu prasekolah dimulai dari usia
2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.
masa ini, peran ayah sangat terbatas yaitu hanya mengumumkan kelahi-
ran anaknya dan mencari bantuan wanita lain untuk membantu istrinya.
Pada awal tahun 1960-an, keluarga mulai meningkatkan pengetahuan
tentang proses kelahiran dan mulai menginginkan pengalaman melahir-
kan yang memuaskan. Keluarga mulai mencari informasi ke rumah sakit
tentang pengetahuan terkait kelahiran dan kebijakan yang melibatkan
suami dalam perawatan ibu sebelum, selama, dan setelah melahirkan.
Pada masa ini, terdapat praktik hasil penelitian yang menyatakan anak
ha-rus segera dilakukan rawat gabung bersama ibunya. Pada saat yang
sama, perawat, rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya mulai me-
nyadari bahwa proses kelahiran merupakan milik semua orang dan semua
anggota keluarga harus saling membantu agar prosesnya berjalan dengan
lancar.
Sejalan dengan kecenderungan meningkatnya pengetahuan keluarga
tentang reproduksi, maka meningkat pula tanggung jawab anggota
keluarga dalam dalam perencanaan perawatan selama kehamilan dan
kelahiran, dan waktu rawat inap yang singkat. Perawatan pascamelahirkan
menjadi berbasis keluarga dan dengan bantuan perawat yang datang ke
rumah. Fase ini terjadi perubahan paradigma terkait perawatan repro-
duksi pada ibu hamil dari berbasis individu ke berbasis masyarakat atau
berbasis keluarga.
Pada tahapan ini orang tua mulai menjalankan peran barunya, yang
sebelumnya hanya hidup berdua yaitu suami istri, saat anak lahir maka
terdapat penambahan anggota baru. Pada tahap ini, setiap keluarga mem-
punyai respon yang berbeda-beda, misalnya ada yang merasa belum siap
menjadi orang tua, perubahan pola hidup, minimalnya dukungan dari
keluarga terutama ibu yang suaminya bekerja di luar kota, usia ibu yang
terlalu muda atau pun terlalu tua, semua masalah yang timbul pada awal
64 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
AWAL ABAD 20
- Rumah sakit menjadi tempat untuk proses persalinan, saat melahirkan, dan proses pemulihan setelah melahirkan
pada keluarga menengah ke bawah
- Keluarga imigran dan keluarga pekerja di perkotaan melanjutkan untuk tetap memiliki anak dengan proses
kelahiran secara tradisional§ Awal perkembangan perawatan komunitas yang memiliki kepedulian pada
ibu dan anak di area perkotaan
- Munculnya kesadaran bahwa kebutuhan kesehatan semua anggota keluarga saling berhubungan satu dan
lainnya, perawat komunitas mulai mempertimbangkan keluarga sebagai klien bukan individu.
- Banyak rumah sakit telah mengganti pelayanan obstetric dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih
TABEL 1. TUGAS KELUARGA PADA TAHAP CHILDBEARING DAN INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
SESUAI TUGAS PERKEMBANGAN
TUGAS
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
PERKEMBANGAN
Tugas 1: Mengatur - Tanyakan pada keluarga terkait persiapan yang telah dilakukan oleh keluarga untuk
ruang untuk anak kelahiran bayi
- Tanyakan kepada keluarga terkait nilai dan kepercayaan dan kemungkinan ketakutan
yang akan terjadi untuk mengantisipasi kehadiran bayi
- Bantu keluarga untuk menggali dan mengelola ketakutannya terkait proses kelahiran
bayi dan upayakan semua sumber untuk membantu keluarga untuk mengatasi
masalah
- Bantu remaja yang hamil untuk menemukan cara komunikasi dengan keluarganya
- Bantu keluarga yang tinggal di lingkungan yang tidak layak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang adekuat
Tugas 2: - Bantu keluarga untuk mendapatkan informasi terkait sumber-sumber yang ada di
Pembiayaan proses lingkungannya, seperti program nutrisi dan klinik prenatal yang sesuai dengan
melahirkan dan keuangan keluarga
pengasuhan anak - Sediakan informasi yang dibutuhkan oleh keluarga
- Identifikasi adanya hambatan dalam perawatan prenatal, seperti kesulitan
transportasi dan pengasuhan anak, jam pelayanan kesehatan yang tidak sesuai
dengan jam bekerja keluarga.
Tugas 3: - Berikan pendidikan pada orang tua terkait realitas yang akan dialami dalam
Mengasumsikan pengasuhan pada anak, seperti tidur yang akan terganggu, dan perubahan pola
tanggung jawab aktivitas
yang berkualitas - Ajarkan pada keluarga untuk mencari alternatif untuk merespon kebutuhan bayi, yang
untuk pemberian meliputi menyusui, pemenuhan kebutuhan bayi, dan memberikan kenyamanan pada
asuhan pada anak bayi
- Bantu keluarga untuk mengembangkan keterampilan baru dalam memberikan
perawatan pada bayi dan mencari cara untuk berinteraksi dengan bayi mereka
- Observasi adanya kebutuhan dari keluarga dengan mendengarkan apa yang mereka
katakan tentang bayi mereka dan observasi perilaku orang tua
- Rujuk ke profesional lain, keluarga yang tidak dapat mendemontrasikan perilaku yang
diharapkan
Tugas 4: - Bantu dan dorong pasangan yang sedang hamil untuk menggali sikap dan ekspektasi
Memfasilitasi peran tentang peran keluarga
pembelajaran dari - Dorong kontak dengan yang orang tua lain yang dalam fase pengasuhan anak
anggota keluarga - Dorong ibu untuk mengajak pasangannya berbagi pengalaman terkait sensasi fisik
dan emosi yang mereka rasakan saat hamil
- Sediakan kesempatan kepada ayah untuk menjadi pemberi perawatan bayi yang
terlatih
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 67
KEPERAWATAN KELUARGA
TUGAS
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
PERKEMBANGAN
Tugas 5: Bantu - Didik orang tua tentang temperamen bayi yang berbeda-beda sehingga mereka bisa
untuk mengubah menginterpretasikan gaya komunikasi bayi yang unik
pola komunikasi - Dorong orang tua untuk berbicara dan mempertahankan kontak mata dengan bayi
- Bekerja sama dalam membangun komunikasi yang sehat dengan pasangan
- Dorong komunikasi yang efektif dengan pasangan dengan mendorong pasangan
untuk mendengar secara aktif satu sama lain
- Dorong pasangan untuk berbagi cerita secara rutin dan menikmati rasa cinta yang
mereke miliki
Tugas 6: - Pertimbangkan latar belakang budaya dan agama dan identifikasi struktur kekuatan
Perencanaan untuk dan pusat pengambilan keputusan dalam keluarga ketika mendiskusikan terkait
anak selanjutnya reproduksi
- Sediakan informasi terkini tentang keluarga berencana
- Rujuk ke perawat spesialis maternity untuk pengkajian lanjut dan pemberian konseling
jika diperlukan
Tugas 7: - Bantu keluarga untuk mencari bantuan dari teman, anggota keluarg sebagai cara
Menyelaraskan mengatasai masalah dalam pengasuhan anak
pola intergenerasi - Bekerja dengan keluarga untuk mengembangkan strategi yang dapat
mempertahankan aktivitas pasangan, hobi dan pertemanan
- Fasilitasi diskusi dengan pasangan mengenai persepsi keterlibatan keluarga besar
dalam pengasuhan anak
Tugas 8: - Informasikan kepada anggota keluarga tentang cara untuk meningkatkan
Mempertahankan kenyamanan, istirahat dan tidur, yang dapat mengatasai kelelahan yang mereka alami
motivasi dan moral - Ajarkan kepada keluarga cara untuk mengatasi anak yang sedang menangis sehingga
anggota keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membantu keluarga mendapatkan tidur
yang berkualitas
- Sediakan informasi tentang cara orangtua agar dapat mengurangi kesepian dengan
cara mencari bantuan dari keluarga, teman dan kelompok parenting
- Dorong orang tua untuk menyampaikan kebutuhannya dan mencari bantuan untuk
mendukung harga diri sebagai keluarga yang baru
- Konsultasikan dengan pasangan tentang perubahan pola seksualitas setelah
melahirkan dan bantu mereka untuk meningkatkan hubungan yang berkualitas
- Bantu keluarga untuk mengembangkan strategi yang dapat mempertahankan
aktivitas, hobi, dan pertemanan.
Tugas 9: - Tentukan budaya yang diadopsi oleh keluarga dan hargai budaya tersebut
Mempertahankan - Dorong keluarga untuk tetap melakukan ativitas rutin dan pertahankan kebiasaan
kebiasaan dalam yang berhubungan dengan bayi mereka
keluarga - Fasilitasi diskusi dengan pasangan pada saat waktu tidur mengenai prosesi yang
harus dilakukan terkait bayi misal sirkumsisi, akikah, dan perayaan lain baik dari aspek
budaya maupun agama.
68 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bp. S
b. Usia Kepala Keluarga : 46 tahun
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 69
KEPERAWATAN KELUARGA
A. GENOGRAM
70 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
B. ECOMAP
Keterangan Ecomap
------------------- : hubungan kuat
- - - - - - - - : hubungan lemah
C. TIPE KELUARGA
Traditional Nuclear Extended Family Reconstituted Family
Middle ade/Aging Couple Dyadic Nuclear Single Parent
Dual Carier Commuter Married Single Adult
Three Generation Institutional Communal
Group Marriage Unmarried Parent and Cohibiting Couple
Child
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 71
KEPERAWATAN KELUARGA
D. SUKU BANGSA
Latar belakang budaya keluarga adalah budaya Jawa karena Bapak
dan Ibu memang lahir dan dibesarkan di Yogyakarta. Bahasa sehari-hari
yang digunakan keluarga adalah bahasa Jawa. Bapak juga rajin mengikuti
kegiatan di kampung yang merupakan budaya yang dianut, dan keluarga
juga tidak menolak budaya lain yang ada di lingkungan warga seperti
budaya Tionghoa, Sunda, dan lain-lain. Dekorasi rumah dipengaruhi
oleh budaya Jawa di mana terdapat beberapa gerabah dan lemari dengan
ukiran khas Jawa. Menurut Bapak, selama ini tidak ada budaya Jawa
yang secara langsung memengaruhi kesehatan. Bapak dan keluarga
memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan terdekat.
E. AGAMA
Bapak dan keluarga menganut agama Islam. Tidak ada perbedaan
keyakinan dalam keluarga. Bapak menjelaskan sejak kecil ia beragama
Islam, orang tuanya juga beragama Islam, begitu pula istrinya. Bapak
mengatakan kalau sedang di rumah, ia akan berusaha pergi ke masjid
untuk menunaikan salat. Keluarga berusaha menjalankan setiap
kewajiban dalam agamanya, namun Bapak agak kesulitan dalam
mengingatkan An. D agar mau salat dan menunaikan ibadah yang lain.
An. D lebih sering main dengan teman-temannya. Menurut Ibu, tidak
ada keyakinan dalam agama yang memengaruhi kesehatannya. Menurut
Ibu semua ajaran Islam sudah baik dan keluarga berusaha menjalankan
dengan sebaik-baiknya.
72 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
3. Lingkungan
A. KARAKTERISTIK RUMAH
Dari hasil pengkajian lingkungan di rumah keluarga, terdapat 3 kamar
tidur (2 kamar untuk keluarga Bapak dan satu untuk mertua), 1 ruang
tamu, 1 ruang tv dan dapur dan tidak mempunyai pekarangan. Rumah
Bp. S tampak terlihat baik dan jenis rumah permanen dengan luas
bangunan ±15m2 dengan atap rumah menggunakan genteng dan seng
juga ada beberapa ventilasi yang baik dalam pertukaran udara. Dari
74 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
4. Struktur Keluarga
A. STRUKTUR PERAN (FORMAL DAN INFORMAL)
1) Peran Formal
Pihak yang bertugas sebagai kepala keluarga adalah Bapak. Kepala
keluarga dan mertua yang mengurus kebutuhan sehari-hari dalam
keluarga, sedangkan Ibu bekerja. Anak melakukan sesuai dengan
76 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
perannya masing-masing.
2) Peran Informal
Bapak berperan sebagai pemberi motivasi kepada anak-anaknya dan
menanamkan nilai-nilai tidak mudah menyerah. Ibu berperan me-
nguatkan anak-anaknya.
B. POLA KOMUNIKASI
Komunikasi antar anggota keluarga baik dan tidak pernah terjadi
kesalahpahaman.
6. Fungsi Keluarga
A. FUNGSI AFEKTIF
Bp. S mengatakan dengan Kakak dan Adik hubungannya agak kacau
karena permasalahan surat tanah. Bp. S tidak akrab dengan saudara
kandung. Jika Bp. S ada masalah dipendam saja tidak curhat pada siapa
pun.
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 77
KEPERAWATAN KELUARGA
B. FUNGSI SOSIALISASI
1) Cara keluarga dalam membesarkan anak
Tidak ada cara khusus yang digunakan keluarga dalam membesarkan
anak dan Bp. S mengatakan selalu berusaha memenuhi kebutuhan
anak-anaknya.
2) Penghargaan terhadap anak dalam keluarga
Keluarga selalu menerapkan sistem penghargaan terhadap anak jika
menggapai hasil yang capai
3) Risiko dalam sosialisasi
Tidak ada risiko dalam sosialisasi
rajin sikat gigi dikarenakan merokok dan konsumsi kopi 3-4 kali/hari
dan pernah nyeri beberapa bulan yang lalu akan ke dokter jika semakin
parah. Kesehatan gigi anak-anak Bp. S belum ada yang mengalami
keluhan masalah kesehatan gigi
11) Riwayat kesehatan keluarga
Bp. S mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
maupun cacat fisik, namun mertua Bp. S mengeluh nyeri sendi dan
kurang pendengaran.
12) Pelayanan kesehatan yang diterima
Bp. S mengatakan jika sakit yang tak kunjung sembuh akan berobat
ke puskesmas.
13) Persepsi tentang pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan apotek merupakan tempat
untuk berobat dan berkonsultasi.
14) Sumber pembiayaan
Bp. S mengatakan jika berobat menggunakan Jaminan Kesehatan
(BPJS)
15) Logistik untuk mendapatkan perawatan
Bp S mengatakan jarak Puskesmas Jetis dengan rumahnya sangat
dekat.
D. ADAPTASI KELUARGA
Bp. S mengatakan kalau ada masalah harus segera diselesaikan dan
tidak boleh berlarut-larut.
8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap untuk selalu diberikan kesehatan.
9. Pemeriksaan Fisik
NO SISTEM BAPAK/KK ANAK/KLIEN
1. TTV TD: 120/70 mmHg TD: 110/70 mmHg
Nadi: 70 kali/menit Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 36,5 ˚C Suhu: 36˚C
Pernafasan: 20 kali/menit Pernafasan: 24 kali/menit
2. Kulit/kepala Rambut sedikit beruban, Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak
persebaran rambut merata dan ada luka, warna rambut hitam dan bentuk
tidak rontok wajah simetris
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 81
KEPERAWATAN KELUARGA
ANALISIS DATA
Diagnosis Keperawatan
No Data Fokus
Keluarga
1 DO: Defisiensi Pengetahuan:
DS: nutrisi balita b/d kurang
· Bp. S mengatakan anaknya makan makanan yang sudah disiapkan informasi
keluarga (sering makan gorengan)
· Bp. S mengatakan tidak mengetahui kalau gorengan tidak baik untuk
anak
· Bp. S tidak mengetahui makanan yang baik (disarankan) untuk anak
usia 21 bulan
2 DO: Kerusakan gigi b/d
· Gigi Bp. S kuning dan ompong (depan) kebiasaan konsumsi zat
DS : yang mewarnai gigi
· Bp. S mengeluhkan giginya mulai keropos karena merokok dan (kopi, teh, anggur merah,
konsumsi kopi tembakau)
· Bp. S mengatakan rajin sikat gigi namun masih mengalami
pengeroposan gigi
· Bp. S mengatakan pernah nyeri beberapa bulan yang lalu dan belum
pernah periksa ke dokter (akan periksa jika sudah parah)
Latihan:
Silahkan diisi untuk scoring dari 2 diagnosis di bawah ini!
Prioritas Masalah:
1. Defisiensi pengetahuan: nutrisi balita b/d kurang informasi
2. Kerusakan gigi b/d kebiasaan konsumsi zat yang mewarnai gigi (kopi,
teh, anggur merah, tembakau)
3. Gangguan proses keluarga b/d pergeseran peran keluarga
86 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
DIAGNOSIS TANGGAL/
NO IMPLEMENTASI EVALUASI TANDA TANGAN
KEPERAWATAN JAM
1 Defisiensi 16 Juni - Memberikan orang S:
Pengetahuan: 2019 tua materi-materi - Keluarga mengatakan
nutrisi balita b/d tertulis yang sesuai sudah paham dengan
kurang informasi 11.30 kebutuhan materi edukasi yang
pengetahuan diberikan
- Instruksikan orang - Keluarga mengatakan
tua/pengasuh untuk materi yang
menawarkan disampaikan mudah
makanan tinggi zat dipahami
besi dan protein O:
- Memberikan edukasi - Keluarga Bp. S paham
terkait makanan sehat (menganggukkan
balita dengan media kepala) terkait materi
leaflet edukasi yang
diberikan
A:
Defisiensi Pengetahuan:
Nutrisi Balita
P:
Evaluasi pengetahuan
keluarga 1x24 jam
setelah pemberian
edukasi
2 Kerusakan gigi S:
b/d kebiasaan O:
konsumsi zat A:
yang mewarnai P:
gigi (kopi, teh,
anggur merah,
tembakau)
3 Gangguan S:
Proses Keluarga O:
b/d pergeseran A:
peran keluarga P:
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 89
KEPERAWATAN KELUARGA
C. Keluarga campuran
D. Keluarga besar
E. Keluarga serial
7. Seorang perawat home care melakukan intervensi pada keluarga dengan
balita kurang gizi. Perawat membantu keluarga dengan cara menga-
jarkan pada ibu cara memberikan gizi seimbang pada balita dan mem-
bantu ayah cara mengidentifikasi bahan makanan yang tepat. Apakah
prinsip yang diterapkan oleh perawat keluarga berdasarkan kasus
diatas?
A. Bekerja dengan keluarga secara kolektif
B. Memulai dari keluarga saat ini
C. Membangun kekuatan keluarga
D. Mengenal variasi struktur dari keluarga
E. Intervensi keperawatan sesuai dengan tahap perkembangan
keluarga
8. Sebuah keluarga dengan ayah ibu merokok dan seorang balita. Or-
ang tua selalu terlihat merokok di dalam rumah dengan balita yang
bermain dalam rumah. Apakah diagnosis keperawatan keluarga yang
paling prioritas pada kasus di atas?
A. Proses keluarga disfungsional
B. Koping individu tidak efektif
C. Koping keluarga tidak efektif
D. Konflik peran pada orang tua
E. Risiko kegagalan hubungan orang tua
9. Seorang anak didiagnosis wasting, saat dilakukan pengkajian ke rumah,
perawat mendapatkan data bahwa anak ini berasal dari keluarga
mampu namun orang tua sibuk bekerja dan pengasuhan anak
diserahkan kepada pembantu yang hanya berpendidikan SD. Anak
92 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
Daftar Pustaka
Allender, J.A Rector & Warner. (2014). Nursing, 10th Edition, St. Louis: Mosby
Community health nursing: promoting Elsevier
and protecting the public health, 8th Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P, Duff, V,H &
edition. Philadelphia: Lippincott. Hanson, S.M. (2015). Family health care
Friedman, M.H.,Bowden, V.R., & Jones, E.G. nursing: Theory, practice and research. 5th
(2003). Family nursing: Research, theory edition, Philadelphia, F.A. Davis Com-
and practice, 5th edition. Norwalk, CT: pany.
Appleton & Lange. Ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit,
Hockenberry M, Rodgers C, Wilson D. Edisi 2. Jakarta: EGC
(2016). Wong’s Essentials of Pediatric
93
Bab 4
Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep remaja
2. Mengidentifikasi tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja
3. Menyusun asuhan keperawatan keluarga pada remaja
4. Menyelesaikan soal-soal terkait asuhan keperawatan keluarga dengan remaja
A. KONSEP REMAJA
Remaja merupakan periode yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat dari fisik, emosi, kognitif, dan sosial yang
menjembatani masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja adalah
anak usia 13- 20 tahun (Friedman, 2003). Menurut Undang-undang No.
22 tahun 2003 (dalam Kozier, 2004), yang disebut remaja adalah anak
usia 10 sampai 18 tahun. Masa remaja dibagi menjadi tiga periode yaitu
masa remaja awal (10-14 tahun), masa remaja pertengahan (14-17 tahun),
dan masa remaja akhir (17-19 tahun).
Remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Pada masa transisi ini, remaja dipandang dari dua sisi yang
berlainan, di satu sisi remaja ingin menjadi seorang yang mandiri tanpa
bantuan orang tuanya lagi namun di sisi lain remaja masih membutuhkan
bantuan dari orang tuanya. Remaja masih menunjukkan ketergantungan
terhadap orang tua terutama jika dihadapkan pada masalah penting yang
menyangkut kehidupannya. Meskipun remaja masih bergantung pada
94 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
1. Perubahan fisik
Perubahan fisik pada remaja ditandai dengan masa pubertas. Puber-
tas merupakan peralihan dari immaturity (ketidakdewasaan) seksual ke masa
potensial subur yang berhubungan dengan munculnya tanda kelamin
sekunder. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja perempuan berbeda
dengan remaja laki-laki. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja
perempuan antara lain: pembesaran payudara, tumbuhnya rambut pu-
bis, dan menstruasi. Perubahan fisik pada remaja laki-laki antara lain:
pembesaran testis, tumbuhnya rambut pubis, pembesaran penis,
perubahan suara, tumbuhnya kumis, dan mimpi basah.
2. Perubahan emosi
Perubahan emosi pada remaja terjadi karena pada tahap ini remaja
mulai mencari jati diri atau identitas dirinya sendiri. Perubahan emosi
yang terjadi pada remaja antara lain remaja cenderung lebih emosional,
ingin melakukan sesuatu sesuai keinginannya, rasa ingin tahu yang tinggi,
ingin menunjukkan kelebihannya, berani dengan tantangan baru.
Perubahan emosi yang terjadi pada remaja antara lain remaja cenderung
lebih emosional, ingin melakukan sesuatu sesuai keinginannya, rasa ingin
tahu yang tinggi, ingin menunjukkan kelebihannya, berani dengan
tantangan baru (Wong, 2016).
Erikson (dalam Ristianti, 2008) menyatakan bahwa remaja merupakan
masa mencari identitas diri, atau biasa disebut dengan masa
pemberontakan. Pada masa pencarian identitas ini, kebanyakan remaja
menghabiskan waktu dengan teman sebayanya saat mereka dapat merasa
lebih bebas, terbuka, bersemangat, dan termotivasi. Identitas adalah
penyesuaian remaja mengenai keterampilan-keterampilan khusus, dan
bagaimana remaja tersebut dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat
96 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
3. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif yang terjadi pada remaja antara lain remaja
mengalami perubahan cara berpikir, lebih banyak berpikir abstrak, sudah
mampu menganalisis situasi sekitar atau masalah yang terjadi, serta
remaja sudah mulai dapat berpikir tentang cita-cita atau masa depan.
4. Perubahan sosial
Perubahan sosial yang terjadi pada remaja antara lain remaja mudah
terpengaruh dengan teman sebayanya, remaja cenderung menghabiskan
waktunya lebih banyak dengan temannya daripada dengan keluarga, lebih
suka berkumpul atau nongkrong dengan teman sebayanya.
Perkembangan pada kehidupan sosialnya dengan teman sebaya maupun
masyarakat, dengan adanya rasa keingintahuan yang tinggi yang dimiliki
remaja, membuat remaja ingin mencoba melakukan suatu hal yang
negatif yaitu mencoba-coba merokok, minuman keras, yang dipengaruhi
oleh lingkungan sosialnya. Bahkan di kalangan remaja tetentu
berkembang stigma bahwa kalau remaja mau dianggap “gaul”, modern
maka ia harus berani mencoba merokok, minuman keras, yang hal ini
akhirnya akan membuat remaja terpengaruh untuk terjerumus ke arah
sana. Perubahan sosial inilah yang akan memengaruhi pembentukan
identitas diri pada remaja.
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 97
KEPERAWATAN KELUARGA
1. DATA UMUM
a. Nama keluarga (KK) : Bp. R
b. Usia KK : 56 tahun
c. Alamat : Dusun X
d. Pendidikan : SD
e. Komposisi keluarga:
NO NAMA JENIS HUB DG KK TEMPAT/TGL LAHIR PENDIDIKAN
KELAMIN
1 Ibu S P Istri 53 tahun SD
2 An. J L Anak 19 tahun SMA
3 An K P Anak 12 tahun SD
f. Genogram
i. Agama
Agama yang dianut keluarga adalah Islam dan keluarga mengatakan
untuk beribadah mereka tidak meninggalkan salat dan orang tua rajin
mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat.
j. Status sosial ekonomi keluarga :
Bp. R sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan serabutan, yang
tidak tentu mendapatkan penghasilan. Bp R mendapatkan penghasilan
jika ada yang butuh bantuan tenaganya sebagai buruh bangunan.
Upah buruh yang didapatkannya setiap hari sebagai buruh bangunan
adalah sebesar Rp 35.000,- dan dalam 1 bulan, tidak full bekerja. Jadi
penghasilan rata-rata perbulan adalah sekitar Rp 600.000,-. Ibu S
adalah sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai pekerjaan sambilan
sebagai buruh anyam kerajinan. Penghasilannya juga hanya hanya
berkisar Rp 200.000,-perbulan. Keluarga mengatakan penghasilan
keduanya tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan sehari-hari
dan sekolah untuk anaknya.
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan tidak memiliki jadwal tertentu untuk rekreasi.
Kegiatan rekreasi dilakukan dengan menonton TV dirumah
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
Denah rumah:
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Terkait pola komunikasi pada keluarga Bp R dengan An J, terlihat
komunikasinya masih bersifat tertutup, dan tidak dua arah. Belum ada
forum yang dimanfaatkan untuk saling berdiskusi terkait masalah yang
dialami An J. An J juga belum bisa terbuka menceritakan apa yang
diinginkannya, terkait pergaulannya di luar rumah, terkait masalah dan
kendala yang dialaminya, akibatnya Bp R dan Ibu S cenderung
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 107
KEPERAWATAN KELUARGA
c. Struktur peran
Selama ini peran yang dijalankan oleh Bp R adalah sebagai kepala
keluarga dan pencari nafkah untuk keluarga yang sehari-hari bekerja
sebagai buruh. Selain itu Bp. R juga berperan sebagai ayah dan suami
yang melindungi dan menjaga keluarganya. Ibu S berperan sebagai ibu
rumah tangga, seorang istri dan ibu. Ibu S berperan mengurusi hampir
semua kebutuhan keluarga baik kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan
sekolah anak. Selain itu Ibu S juga membantu mencari nafkah keluarga
sebagai perajin anyaman. Ibu S secara informal berperan sebagai me-
diator dalam keluarga, terutama jika terdapat dalam masalah dalam
keluarga. An. J berperan sebagai anak yang masih sekolah di bangku
SMA. An. K berperan sebagai anak yang masih sekolah di bangku SD.
6. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Rasa kasih sayang dan perhatian Bp R dan Ibu S terhadap An J dan
An K yang begitu besar, akan tetapi keluarga belum tahu dan belum
memahami apa yang seharusnya dilakukan dalam merawat anak remaja
supaya terhindar dari pergaulan bebas, seperti minum minuman beralko-
hol. Kasih sayang dan kedekatan antara orang tua dengan anak remajanya
menjadi kurang harmonis. Orang tua cenderung merasa frustrasi dalam
menghadapi perilaku anak remajanya.
b. Fungsi sosialisasi
Tanggung jawab dan peran membesarkan anak dilaksanakan bersama-
sama oleh Bp R dan Ibu S. Diawal, keluarga selalu mengawasi dan mence-
gah supaya An. J tidak terjerumus ke pergaulan bebas, seperti minum-
minuman keras dengan membatasi aktivitas dan pergaulan An J di luar
rumah, namun kondisi ini justru menuai sikap protes dari anak dan
memberontak sehingga justru sebaliknya, An J malah melakukan hal
tersebut. Tidak ada sistem reward yang diterapkan terhadap anak. Namun
untuk hukuman, diterapkan terutama dalam menghadapi perilaku An J
kadang dihukum dengan dikunci di dalam kamar dalam jangka waktu
tertentu supaya tidak keluar rumah. Lingkungan sekitar rumah berisiko
menimbulkan masalah pergaulan pada remaja karena sering banyak
remaja yang nongkrong sampai larut malam.
cobaan dari Tuhan yang harus dihadapi dan dapat melatih bersabar dan
bersyukur. Keluarga mengatakan saat ini tidak mengalami keluhan
kesehatan yang membahayakan. Keluarga mengatakan tidak ada pan-
tangan makanan apapun dalam keluarga. Keluarga makan 3 kali sehari
dan selalu dimasak sendiri oleh Ibu. S. keluarga juga mengatakan jam
tidur malam adalah pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00. Keluarga
mengatakan tidak ada keluhan kesehatan terkait pola makan dan pola
tidurnya. Ada anggota keluarga yang mengonsumsi minuman beralkohol
yaitu An J. Jika mengalami sakit, keluarga langsung pergi ke dokter praktik.
7. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap dengan kehadiran perawat dapat memberikan
informasi tentang apa yang seharusnya dilakukan keluarga untuk anak
remajanya tersebut dan berharap anaknya bisa tumbuh dan berkembang
menjadi anak remaja yang baik.
8. PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN IBU S BAPAK R
Kepala Keadaan secara umum normal. Inspeksi Keadaan secara umum normal. Inspeksi yang
yang didapat adalah bentuk simetris, didapat adalah bentuk simetris, distribusi rambut
distribusi rambut merata, tebal, panjang merata, tebal, panjang seleher, berwarna hitam,
sebahu, berwarna hitam, terdapat sedikit terdapat sedikit uban.
uban.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak
kiri, tidak terdapat gangguan pendengaran. terdapat gangguan pendengaran.
Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka Mata sering kabur jika membaca terlalu lama,
menutup, sclera bersih, alis mata berbatas sclera tidak bersih, kelopak mata terlihat dapat
tegas dan simetris, pembengkakan mata (- membuka dan menutup, alis mata berbatas tegas
), Ibu S tidak menggunakan kacamata. dan simetris, Bapak R tidak mengunakan
kacamata.
Mulut dan Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, tidak ada
hidung tidak ada secret yang keluar melalui hidung, secret yang keluar melalui hidung, bicara tidak
bicara tidak pelo, bibir simetris, mukosa pelo, bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada
bibir lembab, tidak ada cuping hidung, cuping hidung.
perdarahan dan pembengkakan (-). Keluhan Bapak R adalah gigi bagian belakang
sering tiba-tiba goyah
Dada dan paru- Inspeksi tidak ada retraksi dada saat Inspeksi tidak ada retraksi dada saat bernafas.
paru bernafas.
Abdomen Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Reproduksi Ibu S mengalami menstruasi yang tidak Tidak ada keluhan
teratur, sejak 2017. Ibu S sudah tidak
menggunakan KB.
Eliminasi Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Sistem Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Integumen
Sistem Tidak ada keluhan Kaki sering kesemutan
muskuloskelet
al
BB dan TB 57 kg & 160 cm 60 kg & 170 cm
Tanda-tanda TD : 120/80 mmHg TD : 120/80 mmHg
vital
Capillary refill Kurang dari 2 detik Kurang dari 2 detik
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 111
KEPERAWATAN KELUARGA
MASALAH
DATA
sering minum minuman keras. KEPERAWATAN
DO:
- Pola komunikasi antara Bp R dan Ibu S dengan An J bersifat tertutup, dan tidak Domain 7 Class 1
dua arah. Belum ada forum yang dimanfaatkan untuk saling berdiskusi terkait
masalah yang dialami An J, An J juga belum bisa terbuka menceritakan apa
yang diinginkannya, terkait pergaulannya di luar rumah, terkait masalah dan
kendala yang dialaminya, akibatnya Bp R dan Ibu S cenderung membatasinya
dan An J merespon sikap kedua orangtuanya tersebut dengan cara protes.
- Keluarga mengatakan belum mengetahui cara berkomunikasi yang tepat
dengan anak usia remaja.
- Keluarga mengatakan kemungkinan An. J belum mau terbuka menceritakan
masalah yang dihadapinya karena anaknya adalah laki-laki yang cenderung
tertutup.
- Keluarga mengatakan takut terhadap masa depan anak remajanya yang
sekarang berperilaku negatif.
- Keluarga merasa putus asa, frustrasi dengan kondisi anak remajanya dan
bingung harus bagaimana.
- Keluarga mengatakan bahwa merasa putus asa sehingga yang pada akhirnya
membiarkan saja masalah itu berlarut-larut sambil berserah pada Allah
memohon petunjuk hidayah untuk anaknya.
ANGKA
KRITERIA SKOR TER- BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
TINGGI keluarga, sumber ekonomi keluarga
Sifat masalah: 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah
kurang. Dibersifat
sekitaraktual
rumahBerdasarkan
keluarga
terdapat fasilitas pelayanan kesehatan
(dokter praktik), perawat memiliki
kemampuan dalam mengatasi
masalah tersebut dari segi waktu,
pengetahuan, dan keterampilan
TOTAL 3 1/3
SKOR
114 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
ANGKA
KRITERIA SKOR TER- BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
TINGGI
Sifat masalah: 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual Berdasarkan
keluarga termasuk rendah dan
lingkungan keluarga yang berisiko
tinggi untuk perkembangan anak
remajanya.
Prioritas masalah:
1. Impaired Parenting pada Keluarga Bp R
2. Ineffective copingpada Keluarga Bp R
116 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
Daftar Pustaka
Allender, J.A Rector & Warner. (2014). Kozier, B., et al. (2004). Fundamental of
Community health nursing: promoting Nursing: Concepts, Process and Practice.
and protecting the public health, 8th 7th ed. New Jersey: Prentice -Hall, Inc.
edition. Philadelphia: Lippincott. McMurray, A. (2003) Community Health and
Friedman, M.H.,Bowden, V.R., & Jones, E.G. Wellness – A Sociological Approach. 2nd
(2003). Family nursing: Research, theory Ed. Elsevier, Australia
and practice, 5th edition. Norwalk, CT: Ristianti, A. 2008. Hubungan Antara
Appleton & Lange. Dukungan Sebaya Dengan Identitas Diri
Hockenberry M, Rodgers C, Wilson D. pada Remaja di SMA Pusaka 1 jakarta.
(2016). Wong’s Essentials of Pediatric UniversitasGunadarma Fakultas
Nursing, 10th Edition, St. Louis: Mosby Psikologi.Skripsi: Jakarta.
Elsevier
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P, Duff, V,H &
Hanson, S.M. (2015). Family health care
nursing: Theory, practice and research. 5th
edition, Philadelphia, F.A. Davis Com-
pany.
124
Bab 4
Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep lansia
2. Mengidentifikasi tugas perkembangan keluarga dengan lansia
3. Menyusun asuhan keperawatan keluarga pada lansia
4. Menyelesaikan soal-soal terkait asuhan keperawatan keluarga dengan lansia
A. KONSEP LANSIA
1. Definisi Lansia
usia. Mereka juga telah menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu: usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun. Dari berbagai hal di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan periode saat seorang individu telah mencapai kematangan
dalam proses kehidupan, serta telah menunjukkan kemunduran fungsi
organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55
tahun sampai meninggal.
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
d. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda
Dikarenakan arti tua itu sendiri kabur dan tidak jelas dan tidak dapat
dibatasi pada anak muda, maka orang cenderung menilai tua itu adalah
hal penampilan dan kegiatan fisik. Bagi usia tua, anak-anak adalah
lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa dan harus dirawat,
sedangkan orang dewasa adalah seseorang yang sudah dapat merawat
dirinya sendiri.
Lansia usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehi-
dupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai
akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yaitu pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap
usia lanjut adalah tahap saat terjadi penuaan dan penurunan, yang penu-
runannya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia
baya.
Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut
perkembangan atau perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya
yaitu:
a. Perkembangan jasmani
Penuaan terbagi atas penuaan primer (primary aging) dan penuaan
sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah
dan mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan
sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor eksternal, seperti
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 127
KEPERAWATAN KELUARGA
perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Hal – hal
tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan
dalam melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia
dengan penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya
usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan
akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian
suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri
pada masa-masa selanjutnya.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat
dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan
hidup, harga diri, dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan)
sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi
para lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali
penyakit tua”. Sehingga religiositas atau penghayatan keagamaan besar
pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan men-
tal.
d. Perubahan sosial
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka,
walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia
yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami
kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disagreement theory. Aktivitas sosial
yang banyak pada lansia juga memengaruhi baik buruknya kondisi
fisik dan sosial lansia.
menjaga daya tahan tubuh. Bila berjalan dilakukan makin lama makin
cepat, akan makin sempurna. Senam terapi dan aerobik atau yoga
memberikan keuntungan dalam mempertahankan bentuk fisik dan
mental.
b. Joging dilakukan dengan tidak terlalu cepat, berguna untuk memper-
baiki kemampuan pengambilan zat asam (O2) yang menyangkut fungsi
jantung, paru-paru dan peredaran darah kaki dan lain-lain.
c. Bersepeda atau berenang. Kegiatan ini dapat dilakukan apabila me-
mungkinkan, terutama untuk penderita artritis, karena dapat mening-
katkan kerenggangan dan daya tahan tubuh, tapi tidak menambah
kelenturan pada derajat yang lebih tinggi.
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air (62,4%), protein (16,9%),
lemak (13,8%), hidrat arang, dan garam (6,9%). Untuk mencapai kompo-
sisi tubuh yang demikian, manusia memenuhinya melalui makanan yang
berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. makanan terdiri atas bagian-
bagian yang berbentuk ikatan kimia atau unsur-unsur organik yang
disebut zat gizi atau nutrisi. Selain itu juga ada beberapa makanan yang
harus diperhatikan oleh para lansia yaitu sebagai berikut:
a. Makanan berlemak
Dua jenis substansi lemak yang dibutuhkan dan dibuat oleh tubuh
kita, yakni kolesterol dan trigleserida. Makanan dengan kandungan
lemak tinggi menjadi penyebab utama munculnya berbagai penyakit
jantung dan sirkulasi. Lemak akan mengendap di sepanjang dinding
arteri, sehingga akan mengurangi kelancaran peredaran darah.
Makanan yang mengandung lemak tinggi juga telah dinyatakan
berhubungan erat dengan pertambahan insiden kanker payudara,
kolon, dan rektal. Makanan yang tingkat kolesterolnya tinggi
132 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
meningkatkan pemahaman.
- Gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan, meningkat-
kan rasa aman.
1. Data umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bapak P
b. Usia Kepala Keluarga : 60 tahun
c. Alamat : Rw 17, Rt 80, Gedongkiwo
d. Pendidikan KK : SMP
e. Pekerjaan : wirausaha
f. Komposisi Keluarga :
Jenis Hubungan
No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
Kelamin dengan KK
2. Ibu X Perempuan Isteri 52 SMP Pegawai Hipertensi
(catering) (tanpa konsumsi
obat)
3. A Laki-laki Anak 32 STM Wiraswasta -
4. B Perempuan Anak 14 SMP Pelajar -
Genogram:
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 143
KEPERAWATAN KELUARGA
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
a. Tipe Keluarga
Tipe keluarga yaitu nuclear family. Bapak P tinggal bersama dengan
isterinya, Ibu X dan kedua anaknya.
b. Suku
Keluarga Bapak P berasal dari suku Jawa. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah Jawa dan bahasa Indonesia.
c. Agama
Kepercayaan yang dianut keluarga Bapak P adalah Islam. Keluarga
Bapak P menjalankan ibadah salat di rumah. Ibu X dan Bapak P juga
mengikuti pengajian-pengajian yang diadakan di sekitar rumah.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Bapak P memiliki penghasilan sebagai wirausaha dengan membuka
warung sembako di rumah yang hasilnya diperoleh harian. Ibu X juga
memiliki penghasilan tambahan dari bekerja di catering. Penghasilan
ini dirasa keluargamencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya
sekolah anak. An. A sudah bekerja sebagai karyawan swasta memiliki
penghasilan sendiri, akan tetapi lebih digunakan untuk kebutuhan
mandiri, terkadang membantu orangtua untuk memberikan fasilitas
adiknya.
e. Aktivitas rekreaksi keluarga
144 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
3. Lingkungan
A. KARAKTERISTIK RUMAH
Denah rumah:
W
Teras
K
RK
KM
K
RM
Dapur
Rumah Bapak P yang ditempati saat ini adalah rumah pribadi. Tipe
bangunan rumah Bapak P adalah rumah permanen. Terdapat 2 kamar
tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang tengah, 1 ruang tamu, dan 1
teras depan rumah untuk warung. Ventilasi atau jendela di dalam kamar
diberi strimin. Hasil observasi menunjukkan lingkungan rumah terlihat
bersih, lantai terasa tidak berdebu, kamar mandi bersih dan luas, ruang
tengah terlihat terang, dan warung Bapak P bersih dan rapi. Untuk pem-
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 147
KEPERAWATAN KELUARGA
buangan septic tank jarak dengan sumur kurang lebih 4,5 meter. Pembua-
ngan limbah rumah tangga Bapak P menggunakan jasa pembuangan
sampah yang diambil setiap hari dengan biaya Rp 12.000,00/bulan.
4. Struktur Keluarga
A. STRUKTUR PERAN (FORMAL DAN INFORMAL)
1) Peran formal
Bapak P berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah, yang
dibantu oleh Ibu X dan An. A yang juga bekerja. Ibu X juga melakukan
peran sebagai pengasuh anak-anaknya dan mengurus rumah. Peran
tersebut diterima dan konsisten sesuai dengan ekspektasi anggota
keluarga. Bapak P menjadi panutan dalam keluarga. Peran keluarga
dipengaruhi oleh masalah kesehatan seperti ketika Bapak P sakit, beliau
tidak dapat bekerja serta membantu anak dan isterinya.
2) Peran Informal
Bapak P dan Ibu X bersama-sama merawat kedua anaknya. Namun,
di sisi lain kedekatan Bapak P lebih dekat dengan anak perempuannya
(An. B) dan Ibu X lebih dekat dengan anak laki-lakinya (An. A).
Kedekatan ini tidak membuat adanya jarak, mereka tetap saling
melengkapi. Bapak P cenderung banyak berperan dalam melengkapi
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 149
KEPERAWATAN KELUARGA
B. POLA KOMUNIKASI
Pola komunikasi dalam keluarga adalah saling terbuka. Komunikasi
keluarga Bapak P tidak begitu banyak hambatan karena masing-masing
anggota keluarga memahami satu sama lain. Anggota keluarga saling
memahami dan memberikan kesempatan untuk siapa saja yang ingin
mengemukakan sesuatu. Setiap ada masalah, keluarga inti Bapak P
memecahkan dengan bermusyawarah. Anggota keluarga bertingkah laku
sopan dalam berinteraksi dan saling menghargai.
5. Fungsi Keluarga
A. FUNGSI AFEKTIF
Setiap anggota keluarga saling peduli dan menyayangi satu sama lain.
Bapak P dan Ibu X selalu memberikan dorongan dan dukungan kepada
anak-anaknya. Dukungan yang diberikan dari Bapak P dan Ibu X untuk
anak-anaknya berupa dukungan verbal dengan doa. Adik dan kakak
rukun dan kakak melindungi adiknya dan terkadang juga memperhatikan
serta membantu membelikan kebutuhan sekolah adiknya. Anggota
keluarga ini saling mengerti dan memahami keadaan masing-masing.
B. FUNGSI SOSIALISASI
Bapak P dan Ibu X dalam membesarkan anak dengan memberlakukan
fungsi sosialisasi berupa pemberian reward. Reward yang orangtua berikan
berupa dukungan. Reward berupa fasilitas tidak semena-mena diberikan,
kecuali anak membutuhkan fasilitas tersebut sebisa mungkin orangtua
memenuhinya. Bapak P dan Ibu X juga memberikan teguran kepada
anaknya jika melakukan hal yang tidak sesuai.
Keluarga Bapak P sering bersosialisasi dengan masyarakat. Bapak P
dan Ibu X sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh masyarakat.
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 151
KEPERAWATAN KELUARGA
Namun, untuk anak-anak, baik An. A dan An. B tidak begitu aktif mengi-
kuti sosialisasi dan kegiatan di masyarakat. An. A karena kesibukannya
bekerja cenderung mengikuti kegiatan masyarakat sesekali saja. An. B
dikatakan jarang keluar rumah karena tengah sibuk belajar untuk
mempersiapkan ujian.
C. FUNGSI PERAWATAN
Bapak P dan Ibu X mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit
biasanya diminta untuk beristirahat dan diberikan obat apotek terlebih
dahulu. Jika keadaan tidak kunjung sembuh, baru di bawa ke klinik
Gading (Fasilitas Kesehatan Tingkat I) lantas ke RS Bethesda Lempuyang
Wangi. Bapak P dan Ibu X mengatakan cukup puas dengan pelayanan
kesehatan yang diterima dari klinik, akan tetapi mengatakan kurang puas
dengan pelayanan puskesmas karena antrian yang lama.
Ibu X mengatakan bahwa ketika merasa sakit, apapun yang dirasakan,
seperti batuk, pilek, pusing, demam, keluarga sudah dapat diatasi dengan
obat “PAMOL” dan beristirahat. Bapak P mengalami diabetes dan
mengonsumsi obat rutin berupa “METFORMIN” dan “AMLODIPIN”.
Bapak P mengatakan semua anggota keluarga makan makanan jenis yang
sama dan senang mengonsumsi makanan apapun. Hanya saja, Bapak P
mengatur porsi makannya, tidak seperti anggota keluarga yang lain.
Ibu X mengalami tekanan darah tinggi dan kambuh jika kurang
istirahat, dan Ibu X memang tidak minum obat. Ibu X mengatakan bahwa
memang tidak mengonsumsi makanan berupa jeroan. Makanan dengan
rasa asin tidak dikonsumsi, hanya pemberian garam memang disesuaikan
dengan masakan. Ibu X mengatakan bahwa belum tahu dari mana sebab
timbulnya tekanan darah tinggi.
Frekuensi makan di keluarga Bapak P tiga kali sehari. Menunya tidak
dibedakan antara anggota keluarga. Ibu X yang merencanakan,
mengolah, dan menyiapkan makanan bagi keluarga.
152 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
D. ADAPTASI KELUARGA
Keluarga Bapak P selalu dapat mengatasi stresor dan beradaptasi
dengan keadaan baru.
7. Harapan Keluarga
Kehadiran mahasiswa keperawatan diharapkan dapat saling berbagi
ilmu tentang kesehatan dan cara merawat anggota keluarga yang sakit.
154 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ibu X Bapak P
Kepala Keadaan secara umum normal. Inspeksi Keadaan secara umum normal. Inspeksi yang
yang didapat adalah bentuk simetris, didapat adalah bentuk simetris, distribusi
distribusi rambut merata, tebal, panjang rambut merata, tebal, panjang seleher,
sebahu, berwarna hitam, terdapat sedikit berwarna hitam, terdapat sedikit uban.
uban.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri,
kiri, tidak terdapat gangguan tidak terdapat gangguan pendengaran.
pendengaran.
Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka Mata sering kabur jika membaca terlalu lama,
menutup, sclera bersih, alis mata sclera tidak bersih, kelopak mata terlihat
berbatas tegas dan simetris, dapat membuka dan menutup, alis mata
pembengkakan mata (-), Ibu X tidak berbatas tegas dan simetris, Bapak P tidak
menggunakan kacamata. mengunakan kacamata.
Mulut dan Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, tidak
hidung tidak ada secret yang keluar melalui ada secret yang keluar melalui hidung, bicara
hidung, bicara tidak pelo, bibir simetris, tidak pelo, bibir simetris, mukosa bibir
mukosa bibir lembab, tidak ada cuping lembab,tidak ada cuping hidung.
hidung, perdarahan dan pembengkakan
Keluhan Bapak X gigi bagian belakang sering
(-).
tiba-tiba goyah dan terkadang ada yang
hingga tanggal.
Dada dan Inspeksi tidak ada retaksi dada saat Inspeksi tidak ada retaksi dada saat bernafas.
paru- paru bernafas.
Eliminasi Tidak ada keluahan Bapak P mengatakan sering buang air kecil di
malam hari. Jam-jam yang disebutkan Bapak
P saat BAK ada
Capillary refill
ANALISIS MASALAH
Diagnosis Keperawatan
No. Analisis Data
Keluarga
1. DO: Ketidakefektifan
Ibu X TD : 140/90 mmHg. Pemeliharaan
DS : Kesehatan pada Ibu X.
· Ibu X mengatakan bahwa, mengalami tekanan darah tinggi sejak
awal tahun 2018, pada bulan Januari dan belum mengetahui dari
mana tekanan darahnya dapat tinggi.
· Ibu X telah memeriksakan kondisinya di Klinik Gading.
· Ibu X mengalami tekanan darah tinggi dan kambuh jika kurang
istirahat.
· Ibu X mengatakan bahwa, ketika tekanan darahnya tinggi
merasakan tengkuknya kencang/pegal.
· Ibu X mengatakan bahwa, terkait dengan pekerjaan sebagai pegawai
catering, Ibu X bekerja di jam tidur/istirahat malam sampai pagi.
Ibu X mengatakan bahwa jarang olahraga.
156 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
Diagnosis Keperawatan
No. Analisis Data
Keluarga
PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Ibu X.
Prioritas masalah:
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Ibu X.
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko pada Bapak P.
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN 159
KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosis Tanggal/
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Jam
1 Ketidakefektifan 17/2/ 2018, TUK 1 Subjektif :
Pemeliharaan jam 11.00 WIB Dengan berdiskusi : - Klien menyebutkan kembali pengertian
Kesehatan pada KNOWLEGDE (K) hipertensi yaitu tekanan darah mencapai 140/90.
Ibu X 1. Pendidikan kesehatan tentang - Klien menyebutkan merasakan tekanan darah
hipertensi. Pemateri bersama
tinggi dengan tanda tengkuk terasa kaku, pusing,
dengan klien dan suami klien
mendiskusikan mengenai berkeringat dan jantung berdebar.
pengetahuan klien soal - Klien mengatakan faktor risiko hipertensi adalah
kondisinya, stres, konsumsi garam berlebihan, kurangnya
pengertian,penyebab, tanda dan olahraga.
gejala,faktor risiko, cara - Klien mengatakan cara mempertahankan kondisi
mempertahankan kondisi
hipertensi dengan obat, latihan, dan mengatur
kesehatan pada klien hipertensi
pola makan.
agar tetap stabil.
2. Memberikan reinforcement
kepada klien mengenai Objektif :
pengetahuan kondisinya. - Klien dan suami klien memperhatikan saat
diskusi berlangsung .
- Klien aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan.
- Terdapat kontak mata selama proses diskusi.
- Sesekali menganggukkan kepala, gerakan tangan,
dan tertawa, saat diberi penguatan atau
penjelasan.
Analisa :
- TUK 1 tercapai, ketika klien mengenal kondisinya.
Perencanaan :
- Lanjutkan ke TUK 2 kemampuan keluarga
mengambil keputusan
17/2/ 2018 TUK : 2 Subjektif:
pukul 11.25 - Klien menyebutkan pengertian hipertensi adalah
KNOWLEGDE peninggian yang menetap daripada tekanan darah
MOTIVATION 140/90 mmHg.
1. Menjelaskan pada klien tentang - Klien menyebutkan bahwa pnyebab hipertensinya
hipertensi. bisa jadi karena kurang istirahat, stres, dan
2. Bersama klien mengidentifikasi konsumsi garam yang belum sesuai.
penyebab hipertensi untuk klien.
3. Bantu klien mengidentifikasi Objektif:
tanda dan gejala hipertensi. - Keluarga mampu memutuskan
4. Memberikan motivasi/dukungan Analisa:
klien untuk memutuskan - Keluarga mampu memutuskan tindakan yang
meluangkan waktu untuk tepat dalam merawat anggota keluarga dengan
melakukan latihan.
hipertensi.
5. Memberi pujian atas keputusan
Perencanaan:
klien.
- Lanjutkan TUK 3 kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
164 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
Diagnosis Tanggal/
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Jam
17/2/ 2018 TUK 3 Objektif
pukul 12.00 SKILLS (S) − Klien mampu mengikuti latihan qigong yang
1. Mencontohkan dan menjelaskan dicontohkan.
pada klien cara melakukan Analisis
latihan qigong. − Klien mampu melakukan latihan qigong.
2. Memberi pujian atas upaya
keluarga yang benar
3. Lansia usia 70 tahun, pensiun, saat ini masih aktif menjadi ketua di
organisasi sosial. Lansia ini sangat dihargai oleh lingkungan sekitar.
Apakah teori penuaan berdasarkan kondisi yang dialami lansia
tersebut?
A. Teori aktivitas/perkembangan
B. Teori stratifikasi
C. Teori perlepasan
D. Teori berkelanjutan
E. Teori kecocokan individu dan lingkungan
4. Lansia laki-laki usia 68 tahun, pensiunan, tinggal bersama istri yang
juga lansia. Lansia ini mempunyai kemampuan memimpin yang sangat
dibutuhan oleh lingkungan sekitarnya. Apakah teori penuaan
berdasarkan kondisi yang dialami lansia tersebut?
A. Teori kecocokan individu dan lingkungan
B. Teori stratifikasi
C. Teori perlepasan
D. Teori berkelanjutan
E. Teori aktivitas/perkembangan
5. Perawat mengkaji seorang lansia usia 80 tahun. Hasil pengkajian
menunjukkan lansia mengalami depresi dikarenakan ditinggalkan oleh
anak-anaknya di panti sosial. Lansia terlihat sering menyendiri dan
tidak bersedia mengikuti kegiatan bersama teman-teman di panti.
Apakah teori perkembangan yang di alami oleh lansa dimana salahsatu
kebutuhan merasa dicintai tidak terpenuhi?
A. Teori hirarki Maslow
B. Teori Erikson’s
C. Teori kompensasi
D. Teori individu Jung’s
166 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
C. Mempertahankan aktivitas
D. Mengatasi kematian pasangan
E. Mengasumsikan peran kakek-nenek
9. Lansia laki-laki usia 80 tahun, istrinya telah meninggal setahun lalu.
Sebelumnya lansia ini sangat atif mengikuti kegiatan di lingkungan,
namun setelah istrinya meninggal, lansia ini hanya tinggal di rumah.
Apakah perubahan psikologis yang terjadi pada lansia berdasarkan
kasus di atas?
A. Mempertahankan aktivitas
B. Mengatasi kehilangan
C. Penyesuaian masa pensiun
D. Mengatasi kematian pasangan
E. Mengasumsikan peran kakek-nenek
10. Lansia usia 76 tahun, tinggal sendiri dengan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dibantu oleh anak yang tempat tinggalnya tidak jauh dari
rumahnya. Lansia ini sering berkunjung ke rumah anak-anaknya agar
tidak merasa kesepian. Apakah koping untuk mengatasi masalah
psikososial yang seharusnya ditunjukkan lansia berdasarkan kasus di
atas?
A. Meningkatkan sumber -sumber di keluarga
B. Beribadah
C. Melakukan konseling
D. Mempertahankan sistem dukungan
E. Meningatkan sumber-sumber di masyarakat
168 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI
KEPERAWATAN KELUARGA:
KONSEP DAN APLIKASI ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
Daftar Pustaka
Allender, J.A Rector & Warner. (2014). Nursing: Concepts, Process and Practice.
Community health nursing: promoting 7th ed. New Jersey: Prentice -Hall, Inc.
and protecting the public health, 8th Messecar D. (2008). Family caregiving
edition. Philadelphia: Lippincott. nursing standard of practice protocol:
Amri MS dan Tulab Tali. (2018). “Tauhid: Family caregiving. 4th Edition, Springer
Prinsip keluarga dalam Islam (Problem Publishing Company.
keluarga di barat)”. Jurnal Ulul Albab: McMurray, A. (2003). Community Health and
Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam. Wellness – A Sociological Approach. 2nd
Vol 1 No 2. Ed. Elsevier, Australia
Asmaya Enung. (2018). “Impelementasi Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit,
Agama dalam Mewujudkan Keluarga Edisi 2. Jakarta: EGC
Sakinah”. Jurnal Komunika. Volume 6 Ristianti, A. 2008. Hubungan Antara
Nomor 1. Dukungan Sebaya Dengan Identitas Diri
Bruner, Suddarth. (2001). Buku Ajar pada Remaja di SMA Pusaka 1 jakarta.
Keperawatan Medikal Bedah, A1ih Universitas Gunadarma Fakultas
bahasa: Agung Waluyo, et al, Edisi 8, Psikologi. Skripsi: Jakarta.
vol-I, PGC; Jakarta. Sainul Ahmad. (2018). Konsep Keluarga
Friedman, M.H.,Bowden, V.R., & Jones, E.G. Harmonis dalam Islam. Jurnal Al-
(2003). Family nursing: Research, theory Maqasid. Volume 4 Nomor 1.
and practice, 5th edition. Norwalk, CT: Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang
Appleton & Lange. Anak. Jakarta: EGC
Hockenberry M, Rodgers C, Wilson D. Tamam, AB. (2018). Keluarga dalam
(2016). Wong’s Essentials of Pediatric perspektif Al-Qur’an: Sebuah kajian
Nursing, 10th Edition, St. Louis: Mosby tematik tentang konsep keluarga. Jurnal
Elsevier Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Volume 2 Nomor 1.
Perkembangan: Suatu Pendekatan Thohir, UF. (2015). Konsep keluarga dalam
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Al-Qur’an: Pendekatan linguistic dalam
Gramedia. hokum perkawinan Islam. Isti’dal: Jurnal
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Studi Hukum Islam Volume 2 No. 1.
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P, Duff, V,H &
Hanson, S.M. (2015). Family health care
nursing: Theory, practice and research. 5th
edition, Philadelphia, F.A. Davis Com-
pany.
Kozier, B., et al. (2004). Fundamental of
169
Daftar Pustaka
Allender, J.A Rector & Warner. (2014). nursing : Theory, practice and research.
Community health nursing: promoting 5th edition, Philadelphia, F.A. Davis
and protecting the public health, 8th Company.
edition. Philadelphia: Lippincott. Kozier, B., et al. (2004). Fundamental of
Amri MS dan Tulab Tali. (2018). “Tauhid: Nursing: Concepts, Process and Practice.
Prinsip keluarga dalam Islam (Problem 7th ed. New Jersey: Prentice -Hall, Inc.
keluarga di barat)”. Jurnal Ulul Albab: Messecar D. (2008). Family caregiving
Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam. nursing standard of practice protocol:
Vol 1 No 2. Family caregiving. 4th Edition, Springer
Asmaya Enung. (2018). “Impelementasi Publishing Company.
Agama dalam Mewujudkan Keluarga McMurray, A. (2003). Community Health and
Sakinah”. Jurnal Komunika. Volume 6 Wellness – A Sociological Approach. 2nd
Nomor 1. Ed. Elsevier, Australia
Bruner, Suddarth. (2001). Buku Ajar Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit,
Keperawatan Medikal Bedah, A1ih Edisi 2. Jakarta: EGC
bahasa: Agung Waluyo, et al, Edisi 8, Ristianti, A. 2008. Hubungan Antara
vol-I, PGC; Jakarta. Dukungan Sebaya Dengan Identitas Diri
Friedman, M.H.,Bowden, V.R., & Jones, E.G. pada Remaja di SMA Pusaka 1 jakarta.
(2003). Family nursing: Research, theory Universitas Gunadarma Fakultas
and practice, 5th edition. Norwalk, CT: Psikologi. Skripsi: Jakarta.
Appleton & Lange. Sainul Ahmad. (2018). Konsep Keluarga
Hockenberry M, Rodgers C, Wilson D. Harmonis dalam Islam. Jurnal Al-
(2016). Wong’s Essentials of Pediatric Maqasid. Volume 4 Nomor 1.
Nursing, 10th Edition, St. Louis: Mosby Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang
Elsevier Anak. Jakarta: EGC
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Tamam, AB. (2018). Keluarga dalam
Perkembangan: Suatu Pendekatan perspektif Al-Qur’an: Sebuah kajian
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : tematik tentang konsep keluarga. Jurnal
Gramedia. Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Volume 2 Nomor 1.
Perkembangan : Suatu Pendekatan Thohir, UF. (2015). Konsep keluarga dalam
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Al-Qur’an: Pendekatan linguistic dalam
Erlangga. hokum perkawinan Islam. Isti’dal: Jurnal
Kaakinen, J.R., Coehlo, D.P, Duff, V,H & Studi Hukum Islam Volume 2 No. 1.
Hanson, S.M. (2015). Family health care
170 TITIH HURIAH
NINA DWI LESTARI