Anda di halaman 1dari 15

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI(TAKS)

SESI 6

Disusun Oleh :

Mei Masitah Fadlilah Hermawan (201910420312124)


Dwi Ratna Novitasari (201910420312125)
Dewi Insiah (201910420312131)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi sesi 6 yaitu kemampuan untuk mengikuti
permainan kelompok dengan bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang
lain, menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat memiliki kemampuan melakukan sosialisasi dengan orang lain melalui
permainan sosialisasi kelompok.
2. Tujuan Khusus
a. klien mampu bertanya dan meminta sesuai kebutuhan pada orang lain
b. klien mampu menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan
c. klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat seluruh kegiatan TAK yang
telah dilakukan

C. LANDASAN TEORITIS
Isolasi sosial merupakan salah satu respon maladaptif dalam rentang respon neurobiologi
selain delusi, halusinasi, gangguan emosi dan gangguan perilaku (Stuart & Laraia, 2006).
Isolasi sosial merupakan suatu perubahan negatif yang terjadi pada klien yang mengalami
skizofrenia. Hasil penelitian Hatfield dalam Sinaga (2008) menunjukkan bahwa sekitar 72%
klien gangguan jiwa mengalami masalah isolasi sosial. Klien yang mengalami isolasi sosial
akan cenderung menghindar saat berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri
terhadap lingkungan agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan
orang lain tidak terulang kembali (Keliat, 1999). Pada klien isolasi sosial ketika menghadapi
stresor tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang efektif. mekanisme koping yang
digunakan yaitu denial, regresi, proyeksi, identifikasi, dan religiosity yang berakhir dengan
koping maladaptif (Towsends, 2009).

Individu dengan isolasi sosial menunjukkan perilaku menarik diri, tidak komunikatif,
mencoba menyendiri, lebih suka dengan pikiran dan dirinya sendiri, tidak ada kontak mata,
sedih, afek tumpul, perilaku bermusuhan, menyatakan perasaan sepi atau ditolak, kesulitan
membina hubungan sosial di lingkungannya, menghindari orang lain dan mengungkapkan
perasaan tidak dimengerti orang lain (NANDA, 2007). Menurut Carpernito (2006) penyebab
dari isolasi sosial adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan
malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah, gangguan hubungan sosial merendahkan martabat.

Secara keseluruhan, klien yang dirawat di ruangan Kresna, RS. DR. Marzoeki Mahdi, Bogor,
merupakan klien dengan masalah yang akut dan masih aktual. Masalah keperawatan yang
terjadi pada klien berbeda-beda, salah satunya adalah masalah isolasi sosial. Ruangan ini
memiliki beberapa kegiatan yang dirancang untuk dilakukan klien secara bersama-sama.
Namun, tidak semua klien mau mengikuti kegiatan tersebut, melainkan lebih memilih
berdiam diri, tidur, ataupun melamun di kamar. Oleh karena itu mahasiswa menilai perlu
dilakukannya intervensi untuk membantu klien dengan permasalahan tersebut.

Tindakan keperawatan generalis yang dilakukan pada klien dengan isolasi sosial menurut
Keliat dan Akemat (2010) adalah dengan cara mengajarkan klien mengenal penyebab klien
menyendiri; menyebutkan keuntungan dan kerugian klien berhubungan dengan orang lain;
melatih klien cara berkenalan dengan orang lain; melatih klien berkenalan secara bertahap
mulai dari satu orang, dua orang atau lebih serta melakukan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Pengaruh
kelompok ini cukup besar untuk klien isolasi sosial dalam meningkatkan kemampuannya
berinteraksi dengan orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Renidayati (2008) tentang
pengaruh Social Skill Training (SST) pada klien isolasi sosial menunjukkan bahwa adanya
peningkatan kemampuan kognitif dan perilaku sosial. Martin (2010) pun menyebutkan bahwa
penerapan terapi psikososial dengan perilaku kognitif dapat mengubah pola pikir yang negatif
menjadi positif. Dengan demikian, terapi aktivitas kelompok dapat dilakukan untuk
mengatasi klien isolasi sosial agar mampu menjalin hubungan sosial dengan baik.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok sosialisasi,
stimulasi kognitif/persepsi, stimulasi sensori, dan realita. Pada proposal kegiatan ini, penulis
akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) untuk mengintervensi klien
dengan masalah isolasi sosial di ruang Kresna, RS. DR. Marzoeki Mahdi, Bogor. Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) merupakan bagian terapi aktivitas kelompok yang
bertujuan mengembangakan sosialisasi. Klien akan dibantu untuk melakukan sosialisasi
dengan individu yang ada di sekitar klien. Aktivitas tersebut dilakukan sebanyak tujuh sesi,
yaitu (1) memperkenalkan diri, (2) berkenalan dengan anggota kelompok, (3) bercakap-cakap
dengan anggota kelompok, (4) menyampaikan dan membicarakan topik percakapan, (5)
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain, (6) bekerjasama dalam
permainan sosialisasi kelompok, serta (7) menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan (Keliat & Akemat, 2005). Pada proposal ini, penulis akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) sesi ke-6, yaitu menanyakan dan
meminta sesuatu sesuai dengan kebutuhan kepada orang lain, menjawab dan memberi sesuatu
pada orang lain sesuai dengan permintaan

D. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria
a. klien yang mampu diajak berkomunikasi verbal
b. klien yang mengalami dan mempunyai isolasi sosial yang telah mulai melakukan
interaksi interpersonal
c. klien mampu membaca tulisan
d. klien tidak mengalami gangguan/penyakit fisik yang menyulitkan mobilisasi

2. Proses Seleksi
a. hasil observasi sehari-hari
b. informasi dan keterangan dari klien sendiri atau perawat mengenai masalah isolasi
sosial
c. kontrak dengan klien, yaitu kesediaan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan
kesepakatan mengenai kegiatan, tempat dan waktu

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari, Tanggal: Rabu, 2 Desember 2015

b. Jam: pukul 9.00-9.45 WIB


c. Pengorganisasian Waktu

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

9.00-9.05  Salam pembukaan Leader


 Evaluasi validasi
 Penjelasan tujuan
 Penjelasan peraturan
9.05-9.10 Yel-yel semangat Co-leader

9.10-9.20 Inti kegiatan Leader


Fasilitator
Observer

9.20-9.30 Yel-yel semangat Co-leader

9.30-9.40 Evaluasi peserta Leader


Observer

9.40-9.45  Penjelasan rencana tindak lanjut Leader


 Penjelasan kontrak selanjutnya
 Salam penutup

2. Tempat
Ruang tengah Kresna laki-laki

3. Jumlah Peserta
(enam orang)
a. Tn. I
b. Tn. R
c. Tn. S
d. Tn. N
e. Tn. B
f. Tn. A
4. Tim Terapis
a. Leader
Tugas:
 Menyusun rencana TAK.
 Membuka, menjelaskan tujuan dan peraturan TAK.
 Mengarahkan proses TAK untuk mencapai tujuan.
 Memfasilitasi sikap anggota kelompok untuk mengikuti permainan sosialisasi
kelompok: bertanya dan meminta sesuatu sesuai kebutuhan, meminta dan menjawab
permintaan orang lain serta menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.
 Menjelaskan rencana dan kontrak selanjutnya, serta menutup TAK.

b. Co-leader
Tugas:
 Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok.
 Mengingatkan leader apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana.
 Memimpin yel-yel.
 Mengoperasikan music player.
 Menjadi time keeper.
c. Fasilitator
Tugas:
 Membantu mobilisasi anggota kelompok ke tempat kegiatan TAKS berlangsung.
 Memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan memotivasi anggota
kelompok,
 Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung.
 Memberikan reward yang telah disediakan Leader pada anggota kelompok yang
berhasil mengikuti kegiatan TAKS dengan baik.

d. Observer
Tugas:
 Mengobservasi setiap respon klien.
 Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi serta perubahan perilaku klien
(form penilaian terlampir).
 Memberi umpan balik kepada kelompok.
 Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader.
 Mencatat modifikasi strategi untuk kegiatan kelompok berikutnya.
 Melaporkan hasil observasi selama kegiatan TAKS berlangsung saat evaluasi.

5. Metode dan Media


a. Metode
 dinamika kelompok
 diskusi dan tanya jawab
 simulasi

b. Alat dan Bahan


 laptop dan musik  reward
 kartu  papan nama peserta
 spidol

c. Pengorganisasian Tempat
 Tempat nyaman dan tenang.
 Klien duduk dalam lingkaran.
 Terapis duduk selang-seling dengan klien

Sketsa:

O L CL

K (Tn.R) K (Tn.B)

F1
F4
K (Tn.A)

K (Tn. N)
F2
K (Tn.I)
K (Tn.S)
F3
Keterangan:

L : Leader CL : Co leader

F : Fasilitator O : Observer

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan/Pre-Orientasi
 Mengingatkan/kontrak dengan anggota kelompok.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
 Mobilisasi peserta.
 Peserta dan terapis memakai papan nama.

2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
 Salam terapeutik dari terapis
 Perkenalan ulang nama-nama terapis

b. Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang topik atau hal tertentu dan
menceritakan masalah pribadi dengan orang lain.

c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan meminta sesuatu sesuai kebutuhan,
menjawab dan memberi sesuatu sesuai permintaan serta menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan TAKS yang sudah dilakukan.
 Menjelaskan aturan main:
- Lama kegiatan 45 menit. Jika waktu kurang, maka terapis meminta persetujuan
kepada anggota kelompok untuk perpanjangan waktu.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin kepada terapis.
- Selama kegiatan, suara anggota kelompok harus dapat didengar oleh anggota
lainnya.
- Apabila selama kegiatan berlangsung, klien ingin ketawa dipersilahkan untuk
ketawa tetapi tidak mengganggu berlangsungnya kegiatan.

3. Kerja
 Leader mempersilahkan co leader untuk memimpin yel-yel semangat.
 Co-leader memimpin yel-yel semangat.
 Leader menjelaskan cara menyampaikan tujuan TAK sesi 6 mencontohkan cara
bermain.
 Co leader memutar musik, bola diedarkan. Saat musik berhenti, maka peserta yang
terakhir memegang bola harus mengocok kertasnya
 Leader meminta peserta untuk mengambil kertas dan membaca petunjuk
 Leader meminta peserta untuk mengikuti petunjuk
 Co leader memutar musik
 Fasilitator membantu memutar bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam
 Pada saat musik dihentikan, peserta yang memegang bola memulai permainan berikut:
1. Menanyakan kepada semua peserta siapa yang bernama... memiliki kartu/kertas
yang sesuai dengan petunjuk
2. Peserta terlebih dahulu memperkenalkan diri dan bertanya, “bolehkah aya meminta
kartu/kertas yang ada pada anda?
3. Jika kartu/kertas sudah didapatkan, peserta menyimpannya dan menyusunnya di
akhir acara. Kata yang akan tersusun adalah
“H E B A T”
4. Setiap menerima kartu/kertas, diminta mengucapkan terima kasih.
 Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi pandu
positif.
 Bola tenis kembali diedarkan sambil diputarkan musik. Saat musik berhenti maka
peserta yang memegang bola tenis harus menyampaikan pendapatnya tentang manfaat
seluruh kegiatan TAK yang telah dilakukan.
 Fasilitator membantu memberi reward pada peserta.
 Co-leader memimpin yel-yel semangat.

4. Terminasi
a. Evaluasi
 Menanyakan perasaan dan manfaat klien mengikuti TAK.
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Rencana Tindak Lanjut


 Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta, menjawab dan
memberi sesuai kebutuhan pada kehidupan sehari-hari.
 Memasukan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian setiap peserta.

c. Kontrak yang Akan Datang


 Menyepakati kegiatan berikutnya.
 Menyepakati waktu dan tempat.
 Memberi salam penutup.

G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


1. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Tim berjumlah 7 orang, terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 4 fasilitator, dan 1
observer.
 Lingkungan tenang.
 Peralatan lengkap.

b. Evaluasi Proses
 Minimal 75% klien dapat mengikuti permainan dan dapat mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
 Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
c. Evaluasi hasil
 Minimal 75% mampu mengikuti peraturan kegiatan.
 Minimal 75% mampu meminta dan memberi sesuatu sesuai dengan permintaan dan
kebutuhan kelompok.
 Minimal 75% mampu menyebutkan manfaat dari TAKS.
2. Dokumentasi
Form dokumentasi TAKS sesi ke-6

H. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
 Memanggil klien.
 Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien
yang lain.
 Memberi pandu positif pada klien.

2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit


 Panggil nama klien.
 Tanya alasan klien meninggalkan permainan
 Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa
klien dapat melaksanakan keperluannya, setelah itu klien. boleh kembali lagi.

3. Bila ada klien lain ingin ikut


 Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih.
 Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
klien tersebut.
 Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2006). Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC.


Keliat B.A., & Akemat. (2005). Keperawatan jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC.
Keliat B.A., & Akemat. (2010). Asuhan keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

Keliat, B.A. (2006). Keperawatan jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

Renidayati. (2008). Pengaruh social skill training (SST) pada klien isolasi sosial di RSJ H.B.
Sa’anin Padang Sumatera Barat. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.

Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing (7th ed.).
St Louis: Mosby.
Sinaga, L.R. (2005). Basic concepts of psychiatric mental health nursing. 6th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Towsends, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing concepts of care in evidence-
based practice. 6th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
FORM DOKUMENTASI TAKS SESI KE-6
Kemampuan Bertanya, Meminta, Menjawab dan Memberi sesuai Permintaan dan
Kebutuhan

a. Kemampuan verbal: bertanya dan meminta

Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Bertanya dan meminta


dengan jelas
2 Bertanya dan meminta
dengan ringkas
3 Bertanya dan meminta
secara relevan
4 Bertanya dan meminta
secara spontan
Jumlah

b. Kemampuan verbal: menjawab dan memberi

Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menjawab dan
memberi dengan jelas
2 Menjawab dan
memberi secara
ringkas
3 Menjawab dan
memberi yang relevan
4 Menjawab dan
memberi secara
spontan
Jumlah
c. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk
 Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
 Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan pada klien
atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
 Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika
nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu

Anda mungkin juga menyukai