Ny. N (29 tahun) menikah dengan Tn. T (35 tahun) yang saat ini dikaruniai 2 orang
anak. Kondisi ekonomi Tn. Toni cukup baik. Pada hari senin Ny. N membawa suaminya
kerumah sakit X dengan hasil pengkajian di dapat kesadaran pasien somnolen, akord vocal
dan dyspnea yang disertai hemoptisis kronis, istrinya mengatakan saat di rumah pasien sering
mengeluh pusing, nyeri di bagian dada kanan dan terjadi penurunan berat badan tiba-tiba.
Hasil pemeriksaan low-dose spiral CT scan (LDCT) menunjukkan ada titik hitam sepanjang 3
cm di lobuske 2 paru-paru kanan yang sudah bermetastase ke kelenjar getah bening yang
menyebabkan limfadenopati, pada tes darah terjadi peningkatan leukosit. Berdasarkan hasil
tersebut dokter menyatakan Tn. T terserang kanker paru stadium IV yang membutuhkan
perawatan paliatif karena sudah tidak bereaksi terhadap tindakan curatif. Mendengar hal ini
Ny. N terkejut, ia mengatakan bahwa suaminya memang perokok berat tetapi sudah berhenti
5 tahun lalu dan sangat aktif berolahraga serta aktif di kegiatan sosial. Sang istri tidak percaya
dengan dokter dan mencari second opinion di luar negri, namun hasilnya masih tetap sama.
Ny. N sangat terpukul dan tidak siap bila di tinggal suami untuk selamanya.
I. Identifikasi istilah
1. Apa itu samnole? (amirul)
2. Akord vocal (anom)
3. Hemoptisi? (dini yuli)
4. Limfadenopatik (anisa)
5. Dispnea (dwi putra)
6. Low dose spiral CT scan? (duwi marda)
7. Kuratif? (citra mega)
8. Mestatase? (atika)
9. Leukosit? (bayu)
V. Pathway
Penyebab : Perokok pasif , polusi udara , bakteri virus , genetik, merokok
Muncul zat karsinogenik yang mengendap di paru-paru dan menghancurkan
jarigan sekitarnya baik itu bronkus sehingga dapat menyebabkan dipsnea
selain menyebabkan dipsnea terjadi perubahan epitel sila dan mukosa atau
userasi atau terkikisnya dinding bronkus dan menyebabkan dekumasi
terjadinya peradangan (penebalan udara dibagian cabang bronkus)
menyebabkan rongga bronkus rusak sehingga pasien sesak (dipsnea) dan
menyababkan nyeri pada saat bernafas dibagian dada, kekebalan tubuh yang
menurunan sehingga meyebabkan getah benih (limfadenopatik), dari akibat ca
paru stadium 4 sehingga pasien mengalami penurunan bb secara tiba-tiba
Diagnosa : ketidakefektifan pola nafas, ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, nyeri kronis
VI. Menentukan learning objektif\
1. Mahasiswa mampu memgetahui asuhan keperawatan paliatif pada kasus
diatas.
2. Mahasiswa mampu memgetahui cara merawat pasien paliatif kasus diatas.
3. Mahasiswa mampu memgetahui apa yang dilakukan perawat kepada
keluarga.
4. Mahasiswa mampu memgetahui prinsip-prinsip dalam keperawatan paliatif.
5. Mahasiswa mampu memgetahui terapi peningkatan kualitas hidup pada
pasien kanker paru-paru.
6. Mahasiswa mampu memgetahui proses kanker paru mengalami penurunan
bb tiba-tiba.
7. Mahasiswa mampu memgetahui pemeriksaan fisik pada pasien paliatif?
8. Mahasiswa mampu memgetahui karakteristik pasien yang masuk kedalam
rana paliatif.
9. Mahasiswa mampu mengetahui langkah-langkah dalam pelayanan paliatif.
1. Mahasiswa mampu memgetahui asuhan keperawatan paliatif pada kasus diatas?
2 . Pengkajian:
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku
bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien (hubunganya
dengan tempat kerja pasien missal: terpapar asbes)
2. Keluhan Utama
Biasanya pada pasien Ca. Paru mengeluhkan nyeri pada dada, nyeri bahu/tangan
(khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma), nyeri abdomen hilang timbul,
sesak nafas,tidak ada nafsu makan. Penderita Ca. Paru juga biasanya kelihatan
lemah,lesu, kelihatan takut dan gelisah. Pasien biasanya juga mengalami
insomnia.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Batuk yang kadang-kadang disertai sesak nafas dan batuk. Sesak yang dirasa oleh
pasien juga disertai nyeri pada dada sebelah kanan, adanya obstruksi ditandai
dengan suara nafas stridor, suara serak.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit seperti ca paru, pneumoni, efusi pleura, trauma, dan sebagainya.
Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi
(merokok, radiasi, akibat kerja, polusi udara, genetic, diet/pola hidup).
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada anggota keluarga yang menderita penyakit Ca paru seperti efusi pleura, asma,
TB paru dan lain sebagainya.
6. Riwayat Psikososial
Cemas, takut, menarik diri
B. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : biasanya diatas normal > 120/80
Pernafasan : biasanya diatas normal > 24x/menit
Nadi : biasanya diatas normal > 100x/menit
Suhu : diatas normal > 35° celcius
2. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : biasanya keadaan kepala normal bentuknya sismetris, berwarna hitam
dan kulit kepala tampak sedikit kotor,dan tidak ada lesi dikulit kepala.
Palpasi : tidak terdapat benjolan pada kepala.
b. Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada ikterik dan konjungtiva anemis
Palpasi : biasanya tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan, ada seurmen
d. Hidung
Inspeksi : bentuk tulang hidung, kesimetrisan lobang hidung, perubahan warna,
cuping hidung, pengeluaran, karakter, jumlah dan warnanya dalam keadaan
normal dan simetris.
Palpasi: tidak ada benjolan.
e. Mulut
Inspeksi :
Bibir : mukosa bibir kering
Gigi : tidak ada karies gigi, gigi tanpak kurang bersih
Gusi : merah muda, lembab, sedikit tidak teratur tanpa rongga atau edema
Lidah : merah muda dan tidak ada jamur atau keputihan pada lidah.
Palpasi : biasanya tidak ada kelainan
f. Leher
Inspeksi : tidak ada jaringan parut dan tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, dan
odema massa
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
Trakea : kedudukan trakea tepat tidak ada perubahan atau kelainan pada saat
pemeriksaan
g. Dada dan Paru
Inpeksi dada : dari depan tidak simetris klavikula, sternum tulang rusuk anatara
kiri dan kanan. Dari belakang bentuk tulang belakang, scapula tidak simetris dan
adanya retraksi interkostalis selama bernafas
Palpasi : tidak fremitusnya antara kiri dan kanan
Perkusi : bunyi pekak saat diperkusi
Auskultasi : terdengar bunyi ronki saat bernafas
h. Jantung
Inspeksi : ictus lkordis tidak terlihat
Palpasi : istulkordis teraba di RIC,IRC ke 5
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : irama jantung sinus
i. Payudara
Inspeksi :
Mamae : tidak simetris kiri dan kanan
Axilla : tidak ada pembengkakan atau kemerahan
Palpasi :
Mame : tidak teraba pembengkakan
Axilla : tidak ada pembengkakan
j. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak adanya jaringan parut, tidak asites
Palpasi : tidak teraba hepar dan limpa
Perkusi : bunyi tympani pada abdomen
Askultasi : bising usus 4x/menit
k. Genetalia
Inspeksi : tidak ada kelainan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan invasi kanker ke pleura dinding dada
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan keluarga,takut
akan hasil (kematian) dengan lingkungnnya penuh dengan stres (tempat perawatan)
4. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
6. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
jumlah/viscositas secret ditandai dengan batuk tidak efektif.
7. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan ancaman
2. Mahasiswa mampu memgetahui cara merawat pasien paliatif kasus diatas?
(meri rizki)
Bergantung pada lokasi tumor. Pembedahan, kemoterapi, dan medikametosa
(atika nur)
Meningkatkan kualitas hidup, menghilangkan nyeri
(duwi marda)
tindakan operasi, radioterapi, atau terapi obat antikanker. (jurnal:
(dwi putra)
Meningkatkan kualitas hidup dengan meringankan penderita kanker, memberikan
dukungan spiritual dan psikososial mulai dari diagnose ditegakkan sampai akhir
hayat, serta dukungan pada keluarga yang merasa kehilangan. (who, 2005)
3. Mahasiswa mampu memgetahui apa yang dilakukan perawat kepada keluarga?
(citra mega)
Memberikan bimbingan kepada pasien dan keluarga dalam proses akhir kehidupan
merupakan bagian dari peran perawat sebagai pendidik. Selama proses pengambilan
keputusan perawatan akhir hidup, perawat membimbing keluarga untuk mendorong
mereka untuk membuat keputusan. Peran perawat dalam proses komunikasi yaitu
sebagai perantara atau penerjemah komplikasi antara pasien dan keluarga dengan
dokter. (jurnal: persepsi perawat neurosurgical kritical care unit terhadap perawatan
pasien menjelang ajal)