Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR KESEHATAN JIWA

DALAM RANGKA MEMPERINGATI


HARI KESEHATAN JIWA SEDUNIA DENGAN TEMA
PERAN STRATEGI IPKJI SUMSEL DALAM UPAYA
PENANGANANKASUS RESIKO BUNUH DIRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAYU YUDHA SAMUDRA


NIM : 21117024
PRODI : PSIK III.A
Pembicara : 1. Ns. H. Sumpena, S.Kep, M.Si
2. dr. H. Abdullah Sahab, Sp.Kj, MARS
3. Ns. Ice Yulia Wardani, M.Kep., Sp.Kep.J
4. Suzanna, S.Kep., Ns., M.Kep

Dosen Pembimbing : Ayu Dekawati, S.kep., Ns., M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PALEMBANG PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
A. Pengertian Bunuh Diri
Bunuh diri (bahasa Inggris: suicide, berasal dari kata Latin suicidium,
dari sui caedere, "membunuh diri sendiri") adalah sebuah tindakan sengaja
yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan
akibat putus asa.
Stuart Sundeen dalam Principle Psychiatric Nursing (1995), bunuh diri
adalah menimbulkan kematian sendiri, suicide attempt (upaya bunuh diri)
adalah dengan sengaja melakukan kegiatan tersebut. Bila kegiatan tersebut
sampai tuntas akan menyebabkan kematian. Suicide gesture (isyarat bunuh
diri) adalah bunuh diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi
perilaku orang lain. Suicide threat (ancaman bunuh diri) adalah suatu
peringatan baik secara langsung atau tak langsung, verbal atau non verbal
bahwa seseorang sedang mengupayakan bunuh diri.

B. Faktor yang Berkonstribusi pada Anak dan Remaja


Menurut Kaplan Sadock (1997), seorang anak yang berupaya bunuh diri
sangat rentang terhadap pengaruh stressor sosial, seperti :
1. Percekcokkan keluarga yang kronis,
2. Penyiksaan,
3. Penelantaran, Kehilangan sesuatu yang dicintai,
4. Kegagalan akademik, dan
5. Lingkungan yang buruk.
Stuart Sundeen (1995), jenis kepribadian melakukan bunuh diri adalah
tipe :
1. Agresif,
2. Bermusuhan,
3. Putus asa,
4. Harga diri rendah, dan
5. Kepribadian anti sosial.
C. Stressor Pencentus Secara Umum
Stressor pencentus bunuh diri sebagian besar adalah kejadian memalukan,
masalah interpersonal, dipermalukan didepan umum, kehilangan
pekerjaan, ancaman penjara. Faktor resiko secara psikososial putus asa,
ras, jenis kelamin laki-laki, lansia, hidup sendiri, klien riwayat pernah
mencoba bunuh diri, riwayat keluarga bunuh diri, riwayat adiksi obat,
diagnostik penyakit kronis, psikosis, dan penyalahgunaan zat.

D. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Bunuh Diri


1. Faktor Mood dan Biokimia Otak
2. Faktor Jenis Kelamin
3. Faktor Usia
4. Faktor Riwayat Gangguan Mental
5. Faktor Ras
6. Faktor Pekerjaan
7. Faktor Metode yang Digunakan Untuk Membunuh Diri
8. Faktor Meniru, Imitasi, dan Pembelajaran
9. Faktor Isolasi Sosial
10. Faktor Religius

E. Jenis Bunuh Diri


1. Anomik
Bunuh diri yang di akibatkan faktor stress dan juga akibat tekanan
ekonomi.
2. Altrustik
Bunuh diri berkaitan dengan kehormatan seseorang “Harakiri” yang
sudah membudaya di Jepang.
3. Egolistik
4. Bunuh diri diakibatkan faktor dalam diri seseorang putus cinta, atau
putus harapan, seseorang memutuskan mengakhiri hidupnya.
F. Pelayanan Keperawatan Komprehensif
Pencegahan Terbagi 3, yaitu :
1. Pencegahan Primer
Target pelayanan : Anggota masyarakat yang belum mengalami
gangguan (Sehat Jiwa) sesuai dengan kelompok umur yaitu anak-anak,
remaja, dewasa dan usia lanjut.
2. Pencegahan Sekunder
Target pelayanan : Anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan
tanda-tanda masalah psikososial & gangguan jiwa.
3. Pencegahan Tersier
Target pelayanan : Anggota masyarakat yang mengalami gangguan
jiwa pada tahap pemulihan.

G. Upaya Pencegahan Bunuh Diri di Masyarakat


1. Individu / Keluarga
2. Masyarakat
3. Guru
4. Sektor Kesehatan
5. Tokoh Masyarakat / Tokoh Agama
6. Media Massa

H. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 1-4 RESIKO BUNUH DIRI

1. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 1 RESIKO BUNUH DIRI
Tujuan Khusus & tindakan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan dirinya
3) Klien aman dari benda-benda yang dapat membahayakan dirinya
4) Klien dapat melakukan kontrak treatment
5) Klien dapat belajar mengendalikan dorongan bunuh diri
6) Klien dapat melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri.

2. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 2 RESIKO BUNUH DIRI
Tujuan Khusus & Tindakan:
1) Mengidentifikasi aspek positif pasien
2) Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3) Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang
berharga

3. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 3 RESIKO BUNUH DIRI
Tujuan Khusus & Tindakan:
1) Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan
2) Menilai pola koping yang biasa digunakan
3) Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
4) Memilih pola koping yang konstruktif
5) Menerapkan pola koping yang konstruktif dalam kegiatan harian

4. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 4 RESIKO BUNUH DIRI
1) Membuat rencana masa depan yang realistis
2) Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
3) Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis

Anda mungkin juga menyukai