Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (2017) pada umumnya gangguan mental
yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan gangguan depresi. Diperkirakan
4,4% dari populasi global menderita gangguan depresi dan 3,6% gangguan
kecemasan. Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun
2005 dan 2015. Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di seluruh
dunia. Lebih dari 80% penyakit dialami orang-orang yang tinggal dinegara
yang berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2017).

Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Hasil analisis dari
WHO sekitar 450 juta orang menderita gangguan jiwa termasuk skizofrenia.
Skizofernia menjadi gangguan jiwa paling dominan dibanding gangguan jiwa
lainnya. Penderita gangguan jiwa sepertiga tinggal dinegara berkembang, 8
dari 10 orang yang menderita skizofrenia tidak mendapatkan penanganan
medis. Gejala skizofernia muncul pada usia 15-25 tahun lebih banyak
ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan (Ashturkar & Dixit, 2013).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013


pravelensi gangguan jiwa berat (psikosis/skizofernia) pada penduduk
Indonesia 1,7 per mil. Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia ke 2
terdapat di daerah Istimewa Yogyakarta (27,8%), diikuti Aceh (27,6%)
(Riskesdas, 2013). Berdasarkan data tersebut terlihat jelas jumlah penduduk
Indonesia mengalami peningkatan gangguan mental emosional serta gangguan
jiwa berat, salah satunya adalah skizofernia.

Skizofernia merupakan salah satu gangguan jiwa yang sering ditunjukan oleh
adanya gejala positif, diantaranya adalah halusinasi. Gangguan persepsi
sensori (halusinasi) merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat
ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa
suara , penglihatan, pengecapan, perabaan, penghiduan tanpa stimulus yang
nyata (Keliat, 2012).

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 1
Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa diman pasien mengalami
perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, penghiduan. Halusinasi merupakan respon
respon presepsi panca indra yang dialami oleh seseorang tanpa rangsangan
dan stimulus dari luar dan tidak dialami oleh orang lain. Kasus terbanyak di
rumah sakit jiwa adalah pasien dengan skizofernia, 70% mengalami halusinasi
dan 30% mengalami waham. Sedangkan pasien yang mengalami waham, 35%
mengalami halusinasi (Hawari, 2014).

Jenis-jenis halusinasi meliputi halusinasi pendengaran , halusinasi


penglihatan, halusinasi penciuman, halusinasi pengecapan, halusinasi
perabaan, halusinasi kinesthetic, halusinasi seksual dan halusinasi visceral.
Sedangkan jenis halusinasi yang sering dialami oleh seseorang adalah
halusinasi pendengaran dan penglihatan (Aristina, 2013). Halusinasi
pendengaran berupa bunyi mendering atau suara bising yang tidak mempunyai
arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau kalimat yang
bermakna, dan biasanya suara tersebut ditunjukan kepada penderita sehingga
tidak jarang penderita bertengkar atau berdebat dengan suara tersebut.
Sedangkan halusinasi penglihatan, seseorang melihat sesuatu yang tidak sesuai
dengan kenyataan yang kemudian dapat menimbulkan rasa takut akibat
gambaran-gambaran yang mengerikan (Yosep, 2011).

Respon pasien akibat terjadinya halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,


perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan
keadaan nyata atau tidak nyata. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan
pasien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan
kesendirian halusinasinya, sehingga seseorang akan semakin jauh dari
hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, seseorang yang
mengalami halusinasi khususnya halusinasi pendengaran, bisa bertengkaratau
berbicara dengan suara-suara yang dia dengar, bisa juga berbicara keras
seperti menjawab pertanyaan seseorang, kemudian dapat berakibat melukai
diri sendiri maupun orang lain.Yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang
mengalami halusinasi adalah kehilangan kontrolnya. Pasien akan mengalami

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 2
panic dan perilakunya akan dikendalikan oleh halusinasi. Pada situasi ini
pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain
(homicide) bahkan merusak lingkungan. Untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya hal tersebut maka diperlukan penanganan yang tepat (Gupita,
2018).

Penanganan halusinasi sama dengan penanganan skizofrenia pada umumnya.


Di Rumah Sakit, penanganan halusinasi dapat berupa intervensi biologis,
intervensi psikologis, maupun intervensi sosiokultural. Peran perawat yang
dapat dilakukan dalam penanganan halusinasi dengan gejala-gejala yang
timbul akibat halusinasi dapat diberikan obat-obatan psikotik berupa
neuroleptic sebagai bentuk intervensi psikologis, serta terapi perubahan
lingkungan dan melibatkan keluarga dalam perawatan sebagai bentuk
intervensi sosialkultural. Menangani atau mengontrol pasien halusinasi bisa
dilakukan ke pasien langsung (individu), keluarga maupun kelompok (TAK).
Menangani atau mengontrol halusinasi yang dilakukan ke pasien langsung
(individu) dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu menghardik halusinasi,
bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktifitas secara terjadwal,
mengkonsumsi obat secara teratur (Keliat, 2012).

2.1 Tujuan
1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan jiwa pada pasien
dengan halusinasi pendengaran serta dapat menangani kasus pemicu
dengan masalah halusinasi.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari halusinasi
b. Untuk mengetahui rentang respon neurobiology halusinasi
c. Untuk mengetahui tingkat halusinasi
d. Untuk mengetahui jenis-jenis halusinasi
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan halusinasi.

3.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan halusinasi?
2. Apa rentang respon neurobiology halusinasi?
3. Apa tingkat halusinasi?

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 3
4. Apa jenis-jenis halusinasi/
5. Bagaimana asuhan keperawatan halusinasi?

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Halusinasi


Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu objek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh
pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang
pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. (Yusuf, dkk. 2015).

Istilah halusinasi berasal dari bahasa latin hallucinatio yang bermakna secara
mental atau menjadi linglung. (Jardri, dkk. 2013). Salah satu manifestasi yang
timbul adalah halusnasi membuat klien tidak dapat memenuhi kehidupannya
sehari-hari. Halusinasi merupakan salah satu dari sekian bentuk psikopatologi
yang paling parah dan membingungkan. Secara fenomenologis halusinasi
adalah gangguan yang paling umum dan paling penting. Selain itu halusinasi
dianggap sebagai karakteristik psikosis. (Sutejo, 2017).

2.2 Rentang Respon Neurobiologi Halusinasi


Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, sehingga halusinasi
merupakan gangguan dari respon neurobiologi. Rentang respon halusinasi
mengikuti kaidah rentang respon halusinasi. Rentang respon neurobiologi
yang paling adaptif adalah adanya pikiran logis, persepsi akurat, emosi yang
konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan terciptanya hubungan
sosial yang harmonis dan respon maladaptif meliputi adanya waham,
halusinasi, kesukaran proses emosi, perilaku tidak terorganisasi, dan isolasi
sosial : menarik diri.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 5
Adaptif Maladaptif

 Pikiran logis  Pikiran  Gangguan


kadang proses pikir :
 Persepsi akurat
menyimpang waham
 Emosi konsisten
 Illusi  Halusinasi
dengan
pengalaman  Emosi tidak  Ketidakmamp
stabil uan untuk
 Perilaku seksual
megalami
 Perilaku
 Hubungan sosial emosi
aneh
 Ketidakteratu
 Menarik diri
ran

 Isolasi sosial

(Sumber : Stuart, 2013)

2.3 Tingkat Halusinasi


Intensitas halusinasi meliputi empat tingkat, mulai dari tingkat I hingga tingkat IV
menurut Sutejo, (2017) sebagai berikut :
Tingkat Karakteristik dan Perilaku Klien
Halusinasi
Tingkat I  Mengalami ansietas  Tersenyum
Memberi rasa nyaman kesepian, rasa  Menggerakan bibir
Tingkat ansietas sedang bersalah dan tanpa suara
Halusinasi merupakan ketakutan  Menggerakan mata
suatu kesenangan  Mencoba berfokus dengan cepat
pada pikiran yang  Respon verbal yang
dapat menghilangkan lambat
ansietas
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
HALUSINASI PENDENGARAN 6
 Pikiran dan  Diam dan konsentrasi
pengalaman sensori
masih ada dalam
kontrol kesadaran
(jika ansietas
dikontrol)
Tingkat II  Pengalaman sensori  Peningkatan sistem
Menyalahkan menakutkan saraf otak, tada-tanda
Tingkat ansietas berat  Mulai merasa ansietas, seperti
Halusnasi menyebabkan kehilangan kontrol peningkatan denyut
rasa antipati  Merasa dilecehkan jantung, pernapasan
oleh pengalaman dan tekanan darah.
sensori tersebut  Rentang perhatian
 Menarik diri dari menyempit.
orang lain  Konsentrasi dengan
NON PSIKOTIK pengalaman sensori
 Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusnasi dari realita
Tingkat III  Klien menyerah dan  Perintah halusinasi
Mengontrol tingkat menerima ditaati
ansietas berat pengalaman  Sulit berhubungan
pengalaman sensori tidak sensorinya dengan orang lain
dapat ditolak lagi.  Isi halusinasi menjadi  Rentang perhatian
atraktif hanya beberapa detik
 Kesepian bila atau menit.
pengalaman sensori  Gejala fisik ansietas
berakhir. berat berkeringat,
tremor dan tidak
PSIKOTIK mampu mengikuti
perintah.
Tingkat IV  Pengalaman sensori  Perilaku panik

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 7
Menguasai tingkat menjad ancaman  Berpotensi untuk
ansietas panik yang diatur  Halusnasi dapat membunuh atau
dan dipengaruhi oleh berlangsung selama bunuh diri
waham beberapa jam atau  Tindakan kekerasan
hari. agitasi, menarik diri,
atau katatonia
PSIKOTIK  Tidak mampu
merespon perintah
yang kompleks
 Tidak mampu
merespon terhadap
lebih dari satu orang.

2.4 Jenis-jenis Halusinasi


Menurut Iko, (2016) Halusinasi banyak jenisnya yaitu sebagai berikut :
a. Halusinasi penglihatan (visual, optik) : tak berbentuk (sinar, kilapan atau
cahaya) atau berbentuk (orang, binatang atau barang-barang lain yang
dikenalinya).
b. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik) : suara manusia, hewan atau
mesin, barang, kejadian alamiah atau musik.
c. Halusinasi penciuman (olfaktorik): mencium suatu bau
d. Halusinasi pengecapan (gustatorik): rasa mengecap sesuatu
e. Halusinasi perabaan (taktil): merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau
seperti ada ulat bergerak di kulitnya.
f. Halusinasi kinestetik: merasa badanya bergerak dalam sebuah ruang atau
anggota badanya bergerak.
g. Halusinasi viseral : perasaan tertentu timbulnya di dalam tubuhnya.
h. Halusinasi hipnagonik : ada kalanya terjadi pada seseorang yang normal,
tetapi sebelum terbangun penuh dari tidurnya.
i. Halusinasi histerik: timbul pada neurosis histerik karena konflik
emosional.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 8
j. Formication: halusnasi (taktil) dimana pasien merasa ada serangga
merayap dibawah kulit, ini sering terjadi pada pengguna kokain.

2.5 Dampak Halusinasi


Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan pasien menjadi menarik diri
terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian halusinasinya,
sehingga seseorang akan semakin jauh dari hubungan sosial dengan
lingkungan sekitarnya. Selain itu, seseorang yang mengalami halusinasi
khususnya halusinasi pendengaran, bisa bertengkaratau berbicara dengan
suara-suara yang dia dengar, bisa juga berbicara keras seperti menjawab
pertanyaan seseorang, kemudian dapat berakibat melukai diri sendiri maupun
orang lain.Yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami halusinasi
adalah kehilangan kontrolnya. Pasien akan mengalami panic dan perilakunya
akan dikendalikan oleh halusinasi. Pada situasi ini pasien dapat melakukan
bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide) bahkan merusak
lingkungan. Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya hal tersebut maka
diperlukan penanganan yang tepat (Gupita, 2018).

2.6 Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Proses terjadinya halusinasi pada klien akan dijelaskan menggunakan
konsep stress adaptasi stuart (2013) yang meliput sensori dari faktor
predisposisi dan presipitasi yaitu sebagai berikut :
1. Faktor predisposisi
Hal-hal yang dapat memperngaruhi terjadinya halusinasi sebagai
berikut :
a. Faktor Biologis
Hal yang dikaji dalam faktor biologis, meliputi adanya faktor
herediter gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat
penyakit atau trauma kepaladan riwayat penggunaan NAPZA.
b. Faktor psikologis

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 9
Pada klien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan adanya
kegagalan yang berulang, individu korban kekerasan, kurangnya
kasih sayang atau overprotekif.

c. Sosiobudaya dan lingkungan


Klien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi rendah, riwayat
penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat
pendidikan rendah dan kegagalan dalam hubungan sosial
(perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekrja.
2. Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi pada klien dengan halusinasi ditemukan adanya
riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak,
kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam
hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien serta konflik antar
masyarakat.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala halusinasi dilihat dari hasl observasi terhadap klien
serta ungkapan klien. Adapun tanda dan gejala klien halusinasi adalah
sebagai berikut :
a. Data Subjektif
Berdasarkan data subjektif, klien dengan gangguan sensori persepsi
halusinasi mengatakan bahwa klien :
1) Mendengar suara-suara atau kegaduhan
2) Mendengar suara yang menjak bercakap-cakap
3) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.
4) Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu dan monster.
5) Mencium bau-bauan seperti bau darah, urine, feses, kadang-
kadang bau itu menyenangkan.
6) Merasakan rasa seperti darah urine dan feses.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 10
7) Merasa takut atau senang dengan halusinasinya.

b. Data Objektif
Berdasarkan data objektif, klien dengan gangguan sensori persepsi
halusinasi melakukan hal-hal berikut :
1) Bicara atau tertawa sendiri
2) Marah-marah tanpa sebab
3) Mengarahkan telinga kearah tertentu
4) Menutup telinga
5) Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
6) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
7) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
8) Menutup hidung
9) Sering meludah
10) Muntah
11) Menggaruk-garuk permukaan kulit

4. Mengkaji Jenis halusinasi


Ada beberapa jenis halusinasi gangguan jiwa. Sekitar 70% halusinasi yang
dialami klien gangguan jiwa adalah halusinasi dengar/suara, 20% halusinasi
penglihatan, dan 10% halusinasi penghidung, pengecap dan peraba.
Halusinasi di klasifikasikan menjad 5 jenis yaitu halusinasi pendengaran,
halusinasi penglihatan, halusinasi pengecapan, halusinasi penghidung dan
halusinasi perabaan. Data objektif dikaji dengan mengobservasi perilaku
klien dan data subjektif melalui wawancara dengan klien. Berikut ini
deskripsi kelima jenis halusinasi :
Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif
Halusnasi dengar/suara  Bicara atau tertawa  Mendengar suara-
sendiri suara atau kegaduhan
 Marah-marah tanpa  Mendengar suara
sebab yang mengajak
 Mengarahkan telinga bercakap-cakap
kearah tertentu  Mendengar suara

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 11
 Menutup telinga menyuruh melakukan
sesuatu yang
berbahaya
Halusinasi penglihatan  Menunjuk-nunjuk  Melihat bayangan,
kearah tertentu sinar, bentuk
 Ketakutan pada geometris, bentuk
sesuatu yang tidak kartun, melihat hantu,
jelas atau monster.
Halusinasi penciuman  Mencium seperti  Membaui bau-bauan
sedang membaui seperti bau darah,
bau-bauan tertentu urin, feses dan
 Menutup hidung kadang-kadang bau
itu menyenangkan.
Halusinasi pengecapan  Sering meludah  Merasakan rasa
 Muntah seperti darah, urin
dan feses
Halusinasi perabaan  Menggaruk-garuk  Mengatakan ada
permukaan kulit serangga
dipermukaan kulit
 Merasa seperti
tersengat listrik

5. Mengkaji Waktu
Perawat perlu mengkaji waktu, frekuensi, dan situasi munculnya
halusinasi yang dialami oleh klien. Hal tersebut dilakukan untuk
menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi.
Selain itu, pengkajian tersebut digunakan untuk menghindari situasi
yang menyebabkan munculnya halusinasi, sehingga klien tidak larut
dengan halusinasinya. Pengetahuan tentang frekuensi halusianasi
dapat dijadikan sebagai landasan perencaan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.

6. Mengkaji Respon terhadap Halusinasi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 12
Dalam tujuanya untuk mengetahui dampak halusinasi pada klien dan
respon klien ketika halusinasi itu muncul, perawat dapat menanyakan
kepada klien hal yang dirasakan atau dirasakan saat halusinasi timbul.
Perawat juga dapat menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat
klien. Selain itu, perawat dapat mengobservasi dampak halusianasi
terhadap klien jika gangguan tersebut muncul.

7. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang selalu digunakan klien dengan halusinasi
meliputi :
a. Regresi
Regresi berhubungan dengan proses informasi dan upaya yang
digunakan untuk menanggulangi ansietas. Energi yang tersisa
untuk aktivitas sehari-hari tinggal sedikit, sehingga klien menjadi
malas beraktivitas sehari-hari.
b. Proteksi
Klien mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau suatu benda.
c. Menarik diri
Klien sulit mepercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal.
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 13
B. Diagnosa Keperawatan
Pohon Masalah
Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

Isolasi sosial

Diagnosis Keperawatan
1. Risiko peliaku kekerasan
2. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Isolasi sosial

C. Rencana Intervensi
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
1. Tujuan tindakan untuk pasien
a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya.
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.
2. Tindakan keperawatan
a. Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi
dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar atau dilihat),
waktu terjadinya halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi
yang menyebabkan halusianasi muncul, dan respon pasien saat
halusinasi muncul.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar
mampu mengontrol halusinasi, anda dapat melatih pasien empat cara
yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi, yaitu sebagai
berikut.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 14
1) Menghardik halusinasi
2) Bercakap-cakap dengan orang lain
3) Melakukan aktivitas yang terjadwal
4) Menggunakan obat secara teratur
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
1. Tujuan
a. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit
maupun di rumah
b. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
2. Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses
terjadinya halusinasi, serta cara merawat pasien halusinasi.
c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk meperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
d. Buat perencanaan pulang dengan keluarga.
D. Evaluasi
1. Pasien mempercayai kepada perawat
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan
merupakan masalah yang harus diatasi
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi
4. Keluarga mampu merawat pasien di rumah, ditandai dengan hal berikut.
a. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh
pasien.
b. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah
c. Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien
d. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan untuk menghasilkan masalah pasien
e. Keluarga melaporkan keberhasilanya merawat pasien.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 15
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus
Tn. M (26 th) dirawat dirumah sakit AR Sehat ruang mawar. Klien masuk
rumah sakit tanggal 10 Febuari 2017. Ibu klien mengatakan, anaknya
mengalami perubahan sekitar 1 tahun yang lalu sejak ditinggal pacarnya
menikah dengan orang lain. Menurut, keluarga klien merasa kehilangan dan
terpukul dengan kejadian tersebut, sejak itu klien berubah perilakunya mulai
terlihat murung, sedih dan kadang menyalahkan diri sendiri. Klien mulai
mabuk-mabukkan dan pernah ketahuan menggunakan obat terlarang (ganja).
Keluarga sudah berusaha membawa ke alternative supaya klien bisa kembali
seperti semula tapi tidak membuahkan hasil.

Dan beberapa akhir ini klien mulai berubah perilkunya semakin memburuk,
klien mulai berubah perilakunya semakin memburuk, klien mulai senang
mulai melamun dan menyendiri dikamar, tidak mau bertemu dengan orang
lain dan lebih banyak melamun dan terlihat seperti pikirannya kosong. Dan
semakin sekarang keadaannya semakin mengkhawatirkan suka marah tanpa
sebab. Menurut keluarga, alasan membawa Tn. M ke rumah sakit karena ia di
rumah suka ngomong sendiri, susah di ajak berbicara dan kadang-kadang
suka marah tanpa sebab sambil komat kamit. Pernah sekali marah-marah
membanting pintu tanpa alasan yang jelas, sambil mengumpat “benci kalian
semua”. Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat gangguan jiwa dan tidak ada
riwayat yang menggunakan obat terlarang baik dari keluarganya maupun dari
keluarga suaminya. Ekspresi wajah klien sedih dan menyalahkan diri sendiri
Klien terlihat jarang berkomunikasi dengan orang lain.

Pada saat dirumah sakit, perawat melakukan pengkajian kepada klien. Dari
pemeriksaan fisik diperoleh data: TD; 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt, RR: 17
x/menit, S: 36oC. Tinggi badan: 150 cm, Berat badan 45 kg. Terlihat klien
jarang berinterkasi dengan teman-temannya, senang menyendiri, dan sering

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 16
duduk di pojok ruagan, sering terlihat komat-kamit sendiri seperti ada yang
mengajaknya bicara, dan mengarahkan satu telingannya kearah tertentu
seperti mendengarkan sesuatu, mondar-mandir, pada saat komat-kamit
kadang tampak ekpresi wajah kesal dan mengepalkan tangan. Klien tidak
memperhatikan kebutuhan dasarnya seperti makan, minum, dan kebersihan
diri harus dimotivasi. Klien berpenampilan acak-acakan, tidak rapi, tercium
bau yang tidak menyenangkan, mandi harus dimotivasi.

Diawal interaksi dengan perawat, klien lebih banyak menghindar. Tetapi


setelah terbina hubungan saling percaya, klien mulai terbuka dengan perawat
walaupun pada saat interaksi klien lebih banyak diam, tidak bisa memulai
pembicaraan, kontak mata kurang. Pada saat dikaji lebih lanjut, oleh perawat,
klien mengatakan “saya sering mendengar suara mengejek saya. Suara itu
bilang saya tidak bukan pria jantan karena selalu ditinggal pacar”, suara itu
sering muncul, sehari bisa lebih dari 5 kali terutama pada saat saya sendiri.
Saya kesel denger suara itu ingin pukul saja… (terlihat ekspresi kesal)”. Klien
mengatakan kalau mendengar suara tersebut klien hanya diam saja atau tidur,
tetapi tetap saja suara itu muncul. Pada saat ditanya mengapa senang sendiri
klien mengatakan malas ngobrol sama orang lain dan tidak ada gunanya
karena orang lain juga tidak bisa membantu dirinya dalam menghadapi
kesepiannya. Diagnosa medic klien f 20.0 Skizofenia Paranoid, obat-obatan
yang digunakan Oldandoz 1x10 mg dan THP 2 x 5 mg.

Pertayaan:
1. Buatlah analisa data
2. Buatlah pohon msalah
3. Tentukan prioritas diagnosa keperawatan
4. Buatlah rencana tindakan untuk diagnosa utama saja
5. Buat strategi komunikasi tindakan keperawatan pada klien (SP Klien)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 17
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN: TANGGAL DI RAWAT:


Mawar 10 Febuari 2017
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial: Tn.M (L) Tanggal Pengkajian: 20 Maret 2017
Umur: 26 thn RM No: 120494
Informan: Klien Dan Keluarganya

II. ALASAN MASUK


Ibu klien mengatakan, anaknya mengalami perubahan sekitar 1 tahun yang
lalu sejak ditinggal pacarnya menikah dengan orang lain, menurut keluarga
klien merasa kehilangan dan terpukul dengan kejadian tersebut, sejak itu klien
berubah perilakunya mula terlihat murung, sedih, dan kadang menyalahkan
diri sendiri. Menurut keluarga , alasan membawa Tn. M kerumah sakit karena
ia di rumah suka ngomong sendiri, susah untuk diajak berbicara dan kadang
suka marah tanpa sebab sambil berkomat kamit.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?( ) Ya (√) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya?( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil
( )Tidak berhasil
3. Trauma
Pelaku/ Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Aniaya seksual (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Penolakan (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Kekerasan dalam keluarga (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Tindakan criminal (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Jelaskan No. 1,2,3:
Tn. M tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, tidak ada
pengobatan sebelumnya, tidak ada trauma akibat aniaya fisik, aniaya
seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan kriminal.
Masalah keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 18
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Jawab: Dalam keluarga tidak ada mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jawab: Ibu klien mengatakan, anaknya mengalami perubahan sejak 1
tahun yang lalu sejak ditinggal pacaranya menikah dengan orang lain.
Masalah keperawatan: Berduka disfungsional

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-tanda vital: TD : 110/70 mmHg N : 80x/menit
S : 36°C P : 17x/menit
2. Ukur: TB : 150cm BB : 45kg
3. Keluhan fisik :( ) Ya (√ ) Tidak
Jelaskan: hasil tanda-tanda vital klien normal, klien tidak memiliki
keluhan fisik.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (Minimal 3 generasi)

Tn.M

Keterangan:

: laki-laki telah meninggal : laki-laki

: perempuan telah meninggal : perempuan


: klien : garis keturunan
: Tinggal 1 rumah

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 19
Jelaskan: klien anak terakhir dari 3 bersaudara,kakak perempuan yang
pertama 38 thn dan kakak perempuan yang kedua berusia 30 thn
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai semua anggota
tubuhnya apa lagi matanya, tetapi klien tidak suka karena tubuhnya
kurang tinggi.
b. Identitas : Klien sebagai anak yang tinggal bersama kedua
orang tuanya, klien anak tertua dari 3 bersaudara.
c. Peran : Klien berperan sebagai anak dan tidak bekerja
d. Ideal diri : Klien mengharapkan dapat cepat keluar dari rumah
sakit agar dapat berkumpul dengan keluarga
e. Harga diri : Klien jarang keluar rumah, tidak mau bergaul
dengan orang lain, klien senang menyendiri dan melalmun di kamar
dan sering duduk di pojok ruangan, klien mengatakan tidak ada
gunanya karena orang lain juga tidak bisa emmbantu dirinya dalam
menghadapi kesepian.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: keluarganya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok: klien tidak pernah mengikuti
kegiatan kelompok di lingkungan rumahnya, semenjak sakit klien
hanya mengurung diri di kamar.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien mengurung
diri dikamarnya dan melamun, klien tidakmau berinteraksi dengan
orang lain. Klien senang menyendiri di kamar karena malas megobrol
sama orang lain dan tidak ada gunanya karena orang lain juga tidak
bisa membantu diriya dalam mengahadapi kesepian.
Masalah keperawatan: Isolasi social dan gangguan persepsi sensori:
halusinasi Pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 20
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan : klien beragama islam
b. Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan sebelum sakit klien rajin
sholat 5 waktu.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
(√ ) Tidak rapi ( - ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( - ) Cara berpakaian tidak seperti biasa
Jelaskan: klien tidak mau mandi dan harus di motivasi, klien tampak
berpenampilan acak-acakan tidak terawat dan tercium bau tidak
menyenangkan.
Masalah keperawatan: Defisit perawatan diri; mandi/berhias
2. Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) Inkohoren
( ) Apatis ( ) Lambat ( ) Membisu (√) Tidak mampu memulai Pembicaraan
Jelaskan: Klien lebih banyak diam, tidak dapat memulai pembicaraan
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

3. Aktifitas Motorik
( ) Lesu (√ ) Tegang ( ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Jelaskan: Klien mengatakan kesal mendengar suara yang mengejek saya,
suara itu bilang saya bukan pria jantan karena selalu di tinggal pacar. dan
ingin memukul jika mendengar suara itu. Klien terlihat tegang.
Masalah keperawatan: Risiko Perilaku Kekerasan

4. Alam Perasaan
( √ ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus Asa
( ) Khawatir ( ) Gembira Berlebihan
Jelaskan: Klien merasa kehilangan semenjak ditinggal pacarnya menikah
dengan orang lain. Klien terlihat murung, sedih dan kadang menyalahkan
diri sendiri.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah

5. Afek
( ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak Sesuai

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 21
Jelaskan: Afek klien sesuai, klien terlihat sedih ketika membicarakan
mantar pacaranya yang telah menikah dengan orang lain. Klien merasa
ketakutan dan tegang apabila suara suara itu muncul.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

6. Interaksi Selama Wawancara


( ) Bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah
tersinggung
( √ ) Kontak mata kurang ( ) Defensif ( ) Curiga
Jelaskan: saat diajak berinteraksi klien sering memandang ke tempat lain.
Masalah keperawatan: Isolasi social dan Harga diri rendah, Risiko
Perilaku Kekerasan

7. Persepsi
Halusinasi
(√) Pendengaran (- ) Penglihatan ( - ) Perabaan
( - ) Pengecapan ( - )Penghidu
Jelaskan : klien mengatakan mendengar suara yang mengejek dirinya yang
bilang bahwa saya bukan pria jantan karena selalu di tinggal pacar. Suara
itu sering muncul sehari bias lebih dari 5 kali terutama pada saat saya
sendiri. Klien mengatakan rasanya kesal dengar suara itu ingin pukul saja.
Klien terlihat sering komat-kamit sendiri seperti ada yang mengajaknya
bicara, dan mengarahkan satu telinga kearah tertentu speerti
mendengarkan sesuatu.
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran

8. Proses Pikir
( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial
( ) Kehilangan asosisi ( ) Flight of ideas
( ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi ( ) Blocking
Jelaskan: Jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

9. Isi Pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( )Hipokondria

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 22
( ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran magis
Waham
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran
( ) Curiga ( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir
( ) Siar pikir ( ) Kontrol pikir
Jelaskan:Klien tidak mengalami gangguan isi pikir maupun waham
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat Kesadaran


( ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi
( - ) Waktu ( - ) Tempat ( - ) Orang
Jelaskan: Klien tidak mengalami disorientasi baik waktu, tempat, atau
orang. Klien masih ingat jumlah saudara-saudaranya. Klien tahu saat ini
sedang ada di RSJ.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( - ) Gangguan daya ingat saat ini
( - ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( - ) Kofabulasi
Jelaskan: Klien masih ingat jumlah suadar-saudaranya. Klien tahu saat ini
sedang di RSJ dan mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


( ) Mudah beralih
( ) Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung sesuai dengan
tingkat pendidikannya.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan Penilaian


(√ ) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan: Melakukan ADL kadang-kadang harus dimotivasi oleh perawat
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya Tilik Diri
( ) Mengingkari penyakit yang diderita

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 23
( ) Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan: Klien mengatakan sat ini berada di RSJ kerana sakit jiwa
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
b. BAB/BAK
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
c. Mandi
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Berpakaian/Berhias
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
d. Istirahat dan tidur
( ) Tidur siang lama : 13.00 s/d 14.30
( ) tidur malam lama : jam 22.00 s/d 05.30
( ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur
e. Penggunaan Obat
( √ ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
f. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan ( √ ) Ya ( ) Tidak
Sistem pendukung ( √ ) Ya ( ) Tidak
g. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan di rumah ( ) Ya( √ ) Tidak
Menjaga kerapian di rumah ( ) Ya( √ ) Tidak
Mencuci pakai ( ) Ya ( √ ) Tidak
Pengaturan keuangan ( ) Ya ( √ ) Tidak
h. Kegiatan di luar rumah
Belanja ( ) Ya( √ ) Tidak
Transportasi ( ) Ya( √ ) Tidak
Lain-lain ( ) Ya( √ ) Tidak

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 24
Jelaskan: Dalam memenuhi ADL Klien masih harus di motivasi oleh
perawat
Masalah keperawatan: Defisit Perawatan diri : Kebersihan diri dan
berhias

VIII. MEKANISME KOPING


( √ ) Adaptif ( ) Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum Alkohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) Menghindar
( ) Olah raga ( ) Menciderai diri
Jelaskan: Klien mengatakan apabila suara-suara itu muncul ia hanya diam
saja atau tidur.
Masalah keperawatan: Tidak ada msalah keperawatan

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: klien jarang mengikuti
kegiatan kelompok di lingkungan rumahnya

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: klien tidak mau


berinteraksi dengan klien lain, mengurung diri dikamar

Masalah dengan pekerjaan, spesifik: klien tidak bekerja setelah sakit,


sebelum sakit klien bekerja sebagai karyawan

Masalah dengan perumahan, spesifik: klien tinggal serumah dengan kedua


orangtua dan saudara-saudaranya

Masalah ekonomi, spesifik: klien tidak memiliki gaji/penghasilan tetap.


Klien dibiyai oleh keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 25
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: klien tidak memiliki masalah
dengan pelayanan kesehatan

Masalah lainnya, spesifik: tidak ada masalah lainnya

Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik: klien hanya mengurung diri


di kamar, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan
Masalah keperawatan: Harga diri rendah

X. PENGETAHUAN KURANG
( √ ) Penyakit jiwa ( ) Sistem pendukung
( ) Faktor presipitasi ( ) Penyakit fisik
( √ ) Koping ( ) Obat-obatan
Jelaskan: klien mengatakan tidak bisa mengambil keputusannya sendiri dan
klie mengatakan bahwa ia tidak sakit jiwa
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik
Terapi Medik:
- Oldandoz 1x10 mg
- THP 2x5 mg
XII.DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah.
2. Isolasi social.
3. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendegaran
4. Risiko Perilaku Kekerasan
5. Defisit perawatan diri: Kebersihan diri dan mandi
Tempat, Tanggal Pengkajian
Ttd

(Kelompok 6)
ANALISA DATA

Inisial Nama :Tn. M Ruangan : Mawar No RM: 120494


Tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan
/Jam

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 26
Data Subjektif: Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan tidak menyukai tubuhnya yang
kurang tinggi.
- Klien mengatakan merasa kehillangan dan
terpukul sejak di tinggal pacarnya menikah dengan
orang lain 1 tahun yang lalu.
- Klien tidak memiliki gaji/penghasilan tetap. Klien
dibiyai oleh keluarga dan klien tidak bias seperti
saudara-saudaranya malah sekarang harus di RSJ
Data Objektif:
- Kontak mata klien kurang
- Klien terlihat murung
- Ekspresi wajah sedih dan menyalahkan diri sendiri
- Klien terlihat jarang berkomunikasi dengan orang lain
Data Subjektif: Isolasi Sosial
- Klien mengatakan malas ngobrol dengan orang lain
dan tidak ada gunanya karena orang lain juga tidak
bisa membantu dirinya dalam mengahadapi
kesepiannya.
- Klien mengatakan tidak mau bertemu dengan orang
lain.
- Klien mengatakan lebih senang menyendiri di kamar
Data Objektif:
- Klien terlihat sering melamun dengan pikiran yang
kosong.
- Klien terlihat jarang berinteraksi dengan teman-
temennya
- Klien terihat sering duduk di pojok ruangan
Data Subjektif: Gangguan Persepsi
- Klien mengatakan sering mendengar suara yang Sensori: Halusinasi
mengejek dirinya dan suara itu bilang saya bukan pria Pendengaran
jantan karena selalu ditinggal pacara. Suara itu muncul
sehari bisa lebih dari 5 kali terutama pada saat saya
sendiri.
- Klien mengatakan kalau mendengar suara tersebut
klien hanya diam saja atau tidur, tetapi tetap saja

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 27
muncul.
- Keluarga mengatakan Tn. M sering ngomong sendiri,
susah untuk diajak biara dan kadang suka marah tanpa
sebab sambil komat kamit.
Data Objektif:
- Klien sering terlihat komat-kamit sendiri seperti ada
yang mengajaknya bicara.
- Klien terlihat mengarahkan satu telingannya kearah
tertentu seperti mendengarkan sesuatu.
- Klien terlihat lebih banyak melamun dan menyendiri.
Data Subjektif: Risiko Perilaku
- Klien mengatakan apabila suara itu muncul ingin Kekerasan
pukul saja.
- Ibu klien mengatakan klien pernah marah-marah
membanting pintu tanpa alasan yang jelas sambil
mengumpat dan berbicara benci kalian semua.
Data Objektif:
- Ekspresi wajah klien terlihat kesal
- Tangan klien tampak mengepal
Data Subjektif: Defisit Perawatan
- Klien mengatakan malas mandi Diri: Kebersihan diri
- Klien mengatakan jika kebersihan diri harus
dan berhias
dimotivasi.
Data Objektif:
- Tercium bau tidak menyenangkan
- Klien terlihat tidak rapi
- Klien terlihat berpenampilan acak-acakan

POHON MASALAH (Minimal 3 masalahkeperawatan)

Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori:


Halusinasi Pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 28
Isolasi Sosial Defisit Perawat diri: Kebersihan diri
dan berhias

Harga Diri Rendah

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
2. Isolasi Sosial
3. Harga Diri Rendah
4. Risiko Perilaku kekerasan
5. Defisit Perawatan diri: Kebersihan diri dan berhias

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 29
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (NCP)

Tgl No. Dx Perencanaan


Dx
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
I Gangguan TUM:
Klien dapat
Persepsi
mengontrol
Sensori:
halusinasinya.
Halusinasi
Pendengeran TUK: 1.1 Setelah 2 x 1.1 Bina hubungan saling
1. Klien dapat
interaksi klien percaya dengan
membina
menunjukkan menggunakan prinsip
hubungan
tanda-tanda komunikasi terapeutik:
saling - Sapa klien dengan ramah
percaya kepada
percaya baik verbal mapun non
perawat:
dengan - Ekspresi wajah verbal.
- Perkenalkan nama
perawat. bersahabat
- Menunjukkan lengkap, nama panggilan
rasa senang yang disukai klien.
- Ada kontak - Buat kontak yang jelas.
- Tujukkan sikap jujur dan
mata
- Mau berjabat menepati janji setiap kali
tangan interaksi.
- Mau - Tujukkan sikap empati
menyebutkan dan menerima apa adany
- Beri perhatian kepada
nama
- Mau menjawab klien dan perhatikan
salam kebutuhan dasar klien
- Mau duduk - Tanyakan perasaan klien
berdampingan dan masalah yang
dengan perawat dihadapi klien

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 30
- Mau - Dengarkan dengan penuh
mengutarakan perhatian ekspresi
masalah yang perasaan klien
dihadapi
1. Klien dapat 2.1 Setelah 2 x 2.1 Adakan kontak sering dan
mengenal interaksi klien singkat secara bertahap.
- Obervasi tingkah laku
halusinasin dapat
klien terkait dengan
ya. menyebutkan:
- Isi halusinasinya
- Waktu
(dengar/lihat/penghidu/pe
- Frekuensi
- Situasi dan aba/kecap), jika klien
kondisi yang sedang halusinasi.
- Tanyakan apakah klien
menimbulkan
mengalami suesuatu
halusinasi.
(halusinasi dengar/
lihat/penghidu/peraba/ke
ap).
- Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedan
dialaminya.
- Katakana bahwa perawat
percaya bahwa klien
mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri
tidak mengalaminya
(dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
- Katakana bahwa ada klie
lain yang mengalami hal
yang sama.
- Katakana bahwa perawat
akan membantu klien.
2.2 Jika klien sedang
berhalusinasi klarifikasi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 31
tentang adanya halusinasi,
2.2 Setelah 2 x diskusikan dengan klien:
- Isi, waktu dan frekuensi
interaksi klien
terjadinya halusinasi
menyatakan
(pagi,siang,sore,malam
perasaan dan
atau sering dan kadang-
responnya saat
kadang)
mengalami
- Situasi dan kondisi yang
halusinasi:
menimbulkan atau tidak
- Marah
- Takut menimbulkan halusinasi
- Sedih
- Senang
- Cemas 2.3 Diskusikan dengan klien
- Jengkel
apa yang dirasakan jika
terjadi halusinasi dan beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasannya.
2.4 Dikusikan dengan klien ap
yang dilakukan untuk
mengatasi perasaan tersebu
2.5 Diskusikan tentang dampak
yang akan dialami bila klie
menikmati halusinasinya.
3. Klien 3.1 Setelah 2 x 3.1 Identifikasi bersama klien
dapat interkasi klien cara atau tindakan yang
mengontr menyebutkan dilakukan jika terjadi
ol tindakan yang halusinasi (tidur, marah,
halusinasi biasa dilakukan menyibukkan diri,dll)
nya. untuk
mengendalikan
halusinasinya.
3.2 Setelah 2 x
3.2 Diskusikan cara yang yang
interaksi klien
digunakan klien
dapat

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 32
menyebutkan
cara baru
mengonrol 3.3 Diskusikan cara baru untuk
halusinasinya memutuskan/mengontrol
3.3 Setelah 2 x
timbulnya halusinasi:
interaksi klien - Katakana pada diri sendi
dapat bahwa ini tidak nyata
menyebutkan (“saya tidak mau
cara baru dengar/lihat/penghidu/pe
mengontrol aba/kecap pada saat
halusinasinay halusinasi terjadi).
- Menemu orang lain
(dengar/lihat/pen
(perawat/teman/anggota
ghidu/peraba/ke
keluarga) untuk
cap)
menceritakan tentang
halusinasinya.
- Membuat dan
melaksnakan jadual
kegiatan sehar-hari yang
telah disusun
- Meminta
keluarga/teman/perawat
menyapa jika sedang
berhalusinasi.
3.4 bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan dan
latih untuk mencobanya

3.4 Setelah 2 x
interaksi klien
dapat
melaksnakan
cara yang telah
3.5 beri kesempatan klien untuk
dipilih untuk
melakukan cara yang dpilih
mengendalikan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 33
halusinasinya attau dilatih
3.5 Setelah 2 x 3.6 pantau pelaksanaan yang
pertemuan klien telah dipilih dan dilatih, jik
mengikuti terapi berhasil beri pujian yang
aktifitas realistis
3.7 anjurkan klien mengikuti
kelompok
terapi aktifitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi.
4. Klien dapat 4.1 Setelah 2 x 4.1 Buat kontrak dengan
dukungan pertemuan keluarga untuk pertemuan
keluarga keluarga, (waktu, tempat dan topik).
dalam keluarga
mengontrol menyatakan
halusinasin setuju untuk
ya. mengikuti
pertemuan
perawat.

4.2 Setalah 2 x
4.2 Dikusikan dengan keluarga
interaksi,
(pada sat pertemuan
keluarga
keluarag/kunjungan rumah
menyebutkan
- Pengertian halusinasi
pengertia, tanda - Tanda dan gejala
gejala, proses halusinasi
- Proses terjadinya
terjadinya
halusinasi
halusinasi dan
- Cara yang dapat
tindakan untuk
dilakukan klien dan
mengendalikan
keluarga untuk
halusinasi.
memutuskan halusinasi
obat-obatan halusinasi
- Cara merawat anggota
keluarga yang mengalam
halusinasi di rumah (beri

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 34
kegiatan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama,
berpergian bersama,
memantau obat-obatan
dan cara pemberiannya
untuk mengatasi
halusinasi.
- Beri informasi waktu
control kerumah sakit da
begaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi
tidak dapat diatasi di
rumah.
5 Klien dapat 5.1 Setelah 2 x 5.1 Diskusikan dengan klien
memanfaat interaksi, klien tentang manfaat obat dan
kan obat menyebutkan: kerugian tidak minum obat,
- Manfaat obat
dengan nama, warna, dosis, cara, efek
- Kerugian tidak
baik terapi, dan efek samping
minum obat
- Prinsip enam penggunaan obat.
benar minum 5.2 Pantau klien saat
obat penggunaan obat
5.2 Setalah 2 x
interaksi klien
5.3 Beri pujian jika klien
mendemonstrasik
menggunakan onat dengan
an pengguanaan
benar
obat yang benar
5.3 Setalah 2 x
interaksi, klien
5.4 Dikusikan akibat berhenti
menyebutkan
minum obat tanpa konsulta
akibat berhenti
dokter.
minum obat tanpa
5.5 Anjurkan klien untuk
konsultasi dokter.
konsultasi kepada
dokter/perawat jika terajdi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 35
hal-hal yang tidak
diinginkan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 36
CATATAN KEPERAWATAN

NamaKlien : Tn. M No CM: 120494


Ruangan : Mawar
Implementasi Evaluasi Paraf
Taanggal, jam : 23 Maret Subjektif (fase kerja)
2017 - Klien mengatakan suara-suara itu
Data sudah jarang muncul.
Data subjektif: Objektif:
- Klien mengatakan - Klien tampak merendemontrasi
sering mendengar ulang cara menghardik halusinasi
suara-suara yang - Klien tampak menyebutkan cara-
selalu cara mencegah halusinasi.
mengejeknya. Assesment:
Data Objektif Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
- Klien tampak Pendengaran
komat kamit (Klien mampu melakukan cara
- Klien tidak bisa
mengontrol halusinasi denga cara
memulai
menghardik.)
pembicaraan
Planning:
-
- Latih klien untuk menghadik
Diagnosa Keperawatan:
halusinasi
Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi
Pendengaran
Tindakan:
- Mengidentifikasi
jenis halusinasi
pasien
- Mengidentifikasi
isi halusinasi
pasien

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 37
- Mengidentifikasi
frekuensi
halusinasi pasien
- Mengidentifikasi
situasi yang
menimbulkan
halusinasi
- Mengidentifikasi
respon klien
terhadap halusinasi
- Mengajarkan klien
mngahardik
halusinasi.
RTL:
Lanjutkan SP 2 klien
- Mengevaluasi
jadual kegiatan
harian pasien
- Melatih pasien
mengendalikan
halusinasi dengan
cara bercakap-
cakap dengan
orang lain
- Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadual
kegiatan harian.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(Pertemuan 1, Senin 23 Maret 2017)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 38
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan sering mendengar suara yang mengejek dirinya
dan suara itu bilang saya bukan pria jantan karena selalu ditinggal
pacara. Suara itu muncul sehari bisa lebih dari 5 kali terutama pada
saat saya sendiri.
- Klien mengatakan kalau mendengar suara tersebut klien hanya
diam saja atau tidur, tetapi tetap saja muncul.
- Keluarga mengatakan Tn. M sering ngomong sendiri, susah untuk
diajak biara dan kadang suka marah tanpa sebab sambil komat
kamit.
DO:
- Klien sering terlihat komat-kamit sendiri seperti ada yang
mengajaknya bicara.
- Klien terlihat mengarahkan satu telingannya kearah tertentu seperti
mendengarkan sesuatu.
- Klien terlihat lebih banyak melamun dan menyendiri.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasi
d. Klien mendapat dukungan dari keluarga
e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan Keperawatam
a. Membina hubungan saling percaya dengan komunikasi teraupetik
b. Mengidentifikasi isi halusinasi
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
d. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
e. Mengajarkan klien untuk menghardik halusinasi
f. Memasukan cara menghardik kedalam jadwal harian

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 39
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
“Selamat pagi mas” saya perawat yang akan merawat mas, nama
saya Susi Siswantari, saya suka dipanggil Susi mas, saya dari
Stikes Jayakarta Jakarta Timur mas. Saya dinas disini selama 2
minggu mulai hari senin sampai hari jumat dari jam 09.00 sampai
14.00. Nama mas siapa mas? Mas suka dipanggil siapa mas?

b. Evaluasi/Validasi:
Bagaimana kabar mas hari ini? Apa yang mas rasakan pada hari
ini? Kalo boleh tau, apa yang membuat mas dibawa kesini?

c. Kontrak
 Topik:
Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara-suara yang mas
dengar selama ini tapi tidak ada wujudnya?

 Waktu:
Kira-kira kita bisa mulai dari jam berapa mas? Bagaimana kalo
kita mulai dari jam 10.00 sampai jam 10.30?

 Tempat:
Mas kalau kita ngobrolnya di taman? Oh baiklah kalau mas
maunya di ruang TV

2. Fase Kerja
Apakah mas suka mendengar suara-suara orang padahal tidak ada
wujudnya? Apa mas kenal dengan suara itu? Apa yang dikatakan suara
itu mas? Biasanya mas mendengar suara-suara itu ketika sedang apa?
Ketika mas sedang memikirkan apa? Kapan biasanya suara-suara itu
muncul mas? Pagi, siang, sore, atau malam mas? Apa yang ma lakukan
ketika suara-suara itu muncul mas? Apa dengan mas seperti itu suaran
jadi hilang?.

Bagaimana kalau sekarang kita belajar cara untuk mengusir suara


tersebut? Mas bersedia? Cara nya ada 4 mas, yang pertama dengan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 40
cara menghardik, kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain, ketiga melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan terakhir
yang keempat yaitu dengan cara meminum obat secara teratur.

Nah sekarang kita mulai dengan cara yang pertama ya mas, yaitu
dengan cara menghardik. Jika suara itu muncul, mas langsung bilang
“pergi kamu... kamu tidak nyata... pergi kamu dari sini... kamu
palsu...” terus ulang kata-kata itu hingga suara hilang mas atau tidak
ada lagi.

Nah coba sekarang coba mas ulangi yang tadi saya ajarkan! Nah iya
bagus ya mas, mas sudah bisa mengulangi. Coba sekarang mas coba
lagi sekali lagi, anggap suara itu benar-benar ada dan mas segera
hardik mereka. Baik sekali mas, mas bisa melakukannya dengan baik.

3. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah tau cara menghardik?
2) Evaluasi Objektif
Coba mas ulangi lagi apa yang sudah saya ajarkan tadi.

4. Rencana Tindak Lanjut


Mas harus ingat terus ya apa yang sudah saya ajarkan tadi. Jika suara
itu muncul mas harus segera menghardik mereka. Baik untuk
selanjutnya masukan cara menghardik ini kedalam jadwal harian ya
mas. Besok saya akan menanyakan kembali pelajaran kita hari ini.
5. Kontrak yang Akan Datang
 Topik:
Besok kita ketemu lagi ya mas? Besok kita akan belajar dan
berlatih cara kedua ya mas, yaitu dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.

 Waktu:
Kira-kira mas mau berapa lama nih mas untuk pertemuan besok?
Oke 30 menit lagi ya mas, dimulai dari jam? Bagaimana kalau jam
10.00 sampai 10.30 lagi mas? Oke ya.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 41
 Tempat:
Besok kita ngobrolnya dimana nih mas? Di ruang TV lagi? Oke
deh.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 42
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Pertemuan 2, Selasa, 24 Maret 2017)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan sering mendengar suara yang mengejek dirinya
dan suara itu bilang saya bukan pria jantan karena selalu ditinggal
pacar. Suara itu sehari bisa lebih dari 5 kali terutama pada saat saya
sendiri
- Klien mengatakan ketika mendenngar suara tersebut klien hanya
diam atau tidur
- Keluarga klien mengatakan klien sering berbicara sendiri, suka
berbicara sendiri dan kadang tiba-tiba marah
- Klien mengatakan melakukan hardik jika suara-suara itu mulai
muncul.
DO:
- Klien sering terlihat komat-kamit sendiri seperti ada yang
mengajaknya bicara.
- Klien terlihat mengarahkan satu telingannya kearah tertentu seperti
mendengarkan sesuatu.
- Klien terlihat lebih banyak melamun dan menyendiri.
- Klien terihat menghardik sesuatu ketika sedang sendiri

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain

4. Tindakan Keperawatam
a. Membina hubungan saling percaya dengan komunikasi
teraupetik
b. Mengevaluasi jadwal harian klien
c. Melatih mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 43
d. Memasukan cara mengendalikan halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain ke dalam jadwal harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi mas, ketemu lagi nih mas sama saya. Masih ingatkan
sama saya? Iya saya Susi dari Stikes Jayakarta yang bertugas disini
selama dua minggu.
b. Evaluasi/Validasi:
Bagaimana kabar mas hari ini? Apa yang mas rasakan pada hari ini?
Kemarin yang saya ajarkan diterapkan tidak mas? Adakah
pengaruhnya ketika mas sudah melaukan hardik?
c. Kontrak
 Topik:
Hari ini kita akan membicarakan teentang bagaimana cara
menghilangkan suara-suara aneh tersebut dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
 Waktu:
Waktunya 30 menit ya mas, sesuai dengan kesepakatan kita
kemarin. Dimulai dari jam 10.00 sampai jam 10.30.
 Tempat:
Kemarin mas mau kita ngobrolnya diruang TV ya mas. Baik ayo
kita kesana.

d. Fase Kerja
Apakah mas masih mendengar suara-suara tersebut? Apakah mas
melakukan apa yang kemarin saya ajarkan? Kalo mas berkenan coba
perlihatkan kepada saya bagaimana mas menghardiknya. Baik mas itu
sudah benar.

Sekarang kita langsung membahas mengenai cara kedua ya mas, yaitu


dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Mas sudah berbicara
dengan siapa saja hari ini? Oke kalau begitu mas harus mulai bercakap
dengan orang lain ya mas, bisa dimulai dengan mas menyapa yang lain
dengan “Hai” lalu jamgan lupa untuk tersenyum mas.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 44
Coba ayo sekarang mas ceritanya baru akan memulai percakapan
dengan saya. Nah batul sekali mas, mas sudah paham bearti ya dengan
cara ini? Coba lakukan sekali lagi mas. Baik mas masukan cara ini
kedalam jadwal harian ya mas. Besok saya akan tanya lagi mengenai
cara baru ini yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.

e. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah tau cara bercakap-cakap dengan
orang lain?

2) Evaluasi Objektif
Coba mas ulangi lagi apa yang sudah saya ajarkan tadi.

f. Rencana Tindak Lanjut


Mas ingat apa yang saya ajarkan barusan, dan jangan lupa juga dengan
v=cara pertama yang sudah saya beritahu kemarin. Jika suara-suara itu
muncul lagi mas bisa melakukan dua cara yang sudah saya ajarkan.
Dan jangan lupa masukan cara-cara tersebut kedalam jadwal harian ya
mas. Akan saya tanyakan kembali besok.

g. Kontrak yang Akan Datang


 Topik:
Besok kita ketemu lagi ya mas, kita akan membahas cara
mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal.

 Waktu:
Untuk waktu pertemuannya mau sama dengan hari ini atau mas
ingin dilain waktu? Oke tetap seperti hari ini ya mas. Bearti mulai
dari jam 10.00 sampai 10.30.

 Tempat:
Besok mau di ruang TV lagi? Oh oke kalo begitu mas mau besok
kita di taman.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 45
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Pertemuan 3, Rabu, 25 Maret 2017)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan melakukan hardik jika suara-suara itu mulai
muncul.
- Klien mengatkan sering mendengar suara-suara yang mengejek
tapi tidak ada wujudnya
- Klien mengatakan ketika suara-suara itu muncul selalu
menghardiknya
- Klien mengatakan sudah berkenalan dengan teman satu kamarnya
DO:
- Klien terihat menghardik sesuatu ketika sedang sendiri
- Kontak mata klien kurang
- Klien terlihat mengarahkan satu telinganya kearah tertentu seperti
mendengarkan sesuatu
- Klien mampu mempratekkan cara menghardik dan bercakap-cakap
dengan orang lain

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Klien dapat melakukan kegiatan yang sudah terjadwal setiap harinya

4. Tindakan Keperawatam
a. Membina hubungan saling percaya dengan komunikasi teraupetik.
b. Mengevaluasi jadwal harian klien
c. Melatih mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal setiap hari
d. Memasukan cara mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
sesuai jadwal ke dalam jadwal harian.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 46
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi mas, ketemu lagi nih mas sama saya. Masih ingatkan
sama saya? Iya saya Susi dari Stikes Jayakarta yang bertugas disini
selama dua minggu.

b. Evaluasi/Validasi:
Bagaimana kabar mas hari ini? Apa yang mas rasakan pada hari ini?
Kemarin yang saya ajarkan diterapkan tidak mas? Adakah
pengaruhnya ketika mas sudah melaukan hardik?

c. Kontrak
 Topik:
Hari ini kita akan membicarakan tentang menghilangakan
halusinasi dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal setiap
hari.

 Waktu:
Waktunya 30 menit ya mas, sesuai dengan kesepakatan kita
kemarin. Dimulai dari jam 10.00 sampai jam 10.30.

 Tempat:
Kemarin mas mau kita ngobrolnya di taman ya mas. Dan sekarang
kita sudah ditaman.

2. Fase Kerja
Apakah mas masih mendengar suara-suara tersebut? Apakah mas
melakukan apa yang kemarin saya ajarkan? Kalo mas berkenan coba
perlihatkan kepada saya bagaimana mas menghardiknya. Baik mas itu
sudah benar. Lalu sudah berapa banyak orang yang mas ajak bercakap-
cakap. Bagus mas itu sebuah kemajuan yang luar biasa.

Sekarang kita langsung membahas mengenai cara ketiga ya mas. Cara


yang ketiga mudah kok mas. Mas hanya harus melakukan semua
kegiatan yang sudah terjadwal setiap harinya. Mas kan punya catatan
buku harian kan ya, nah didalamnya kan terdapat banyak kegiatan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 47
yang harus mas ikuti dalam satu hari, mas hanya harus melakukan
semua kegiatan tersebut sesuai dengan jadwal. Bagaimana mas, bisa ya
dilakukan mulai hari ini dan untuk seterusnya.

Baik sekarang coba ulangi apa yang saya katakan mas. Baik, betul
sekali mas. Mas harus melakukan kegiatan yang sudah terjadwal
dibuku harian ya mas, dikerjakan dengan hati yang tulus ikhlas ya mas.

3. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah tau cara yang ketiga yaitu
melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal harian.

2) Evaluasi Objektif
Coba mas ulangi lagi apa yang sudah saya ajarkan tadi.

4. Rencana Tindak Lanjut


Mas haru ingat terus ya apa yang sudah saya ajarkan sejak beberapa
hari yang lalu. Lakukan hardik jika suara itu muncul kembali,
bercakap-cakap dengan orang lain, dan kemudian mengerjakan
kegiatan yang sudah terjadwal setiap harinya ya mas

5. Kontrak yang Akan Datang


Topik:
Besok kita ketemu lagi ya mas, kita akan membahas cara yang terakhir
untuk mengendalikan halusinasi, yaitu dengan mengkonsumsi obat-
obatan secara tepat dan benar.

Waktu:
Untuk waktu pertemuannya mau sama dengan hari ini atau mas ingin
dilain waktu? Oke tetap seperti hari ini ya mas. Bearti mulai dari jam
10.00 sampai 10.30

Tempat:
Besok mau di taman lagi? Oke besok di taman ya mas

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 48
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Pertemuan 4, kamis, 26 Maret 2017)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DS:
- Klien mengatakan melakukan hardik jika suara-suara itu mulai
muncul.
- Klien mengatkan sering mendengar suara-suara yang mengejek
tapi tidak ada wujudnya
- Klien mengatakan ketika suara-suara itu muncul selalu
menghardiknya
- Klien mengatakan sudah berkenalan dengan teman satu kamarnya
- Klien mengatakan sudah melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal
harian
DO:
- Klien terihat menghardik sesuatu ketika sedang sendiri
- Kontak mata klien kurang
- Klien terlihat mengarahkan satu telinganya kearah tertentu seperti
mendengarkan sesuatu
- Klien mampu mempratekkan cara menghardik dan bercakap-cakap
dengan orang lain
- Klien terlihat ada saat kegiatan senam pagi

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengkonsumsi obat-obatan dengan tepat dan benar

4. Tindakan Keperawatam
a. Membina hubungan saling percaya dengan komunikasi teraupetik.
b. Mengevaluasi jadwal harian klien.
c. Melatih mengendalikan halusinasi dengan cara mengkonsumsi
obat-obatan dengan tepat dan benar.
d. Memasukan cara mengendalikan halusinasi dengan mengkonsumsi
obat secara tepat dan benar ke dalam jadwal harian.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 49
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
Selamat pagi mas, ketemu lagi nih mas sama saya. Masih ingatkan
sama saya? Iya saya Susi dari Stikes Jayakarta yang bertugas disini
selama dua minggu.

b. Evaluasi/Validasi:
Bagaimana kabar mas hari ini? Apa yang mas rasakan pada hari
ini? Kemarin yang saya ajarkan diterapkan tidak mas? Adakah
pengaruhnya ketika mas sudah melaukan hardik? Apa saya nih
kegiatan yang sudah mas lakukan?

c. Kontrak
 Topik:
Hari ini kita akan membicarakan tentang menghilangakan
halusinasi dengan mengkonsumsi obat-obatan dengan tepat,
benar , juga teratur ya mas.

 Waktu:
Waktunya 30 menit ya mas, sesuai dengan kesepakatan kita
kemarin. Dimulai dari jam 10.00 sampai jam 10.30.

 Tempat:
Kemarin mas mau kita ngobrolnya di taman ya mas. Dan
sekarang kita sudah ditaman.

2. Fase Kerja
Apakah mas masih mendengar suara-suara tersebut? Apakah mas
melakukan apa yang kemarin saya ajarkan? Kalo mas berkenan coba
perlihatkan kepada saya bagaimana mas menghardiknya. Baik mas itu
sudah benar. Lalu sudah berapa banyak orang yang mas ajak bercakap-
cakap. Bagus mas itu sebuah kemajuan yang luar biasa. Kegiatan yang
sudah mas lakukan apa saja nih mas? Wah sangat baik itu mas.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 50
Sekarang kita langsung membahas mengenai cara keempat atau cara
yang terakhir ya mas, yaitu dengan mengkonsumsi obat-obatan yang
sudah diberikan dokter dengan benar dan teratur mas. Mas harus
minum obatnya rutin setiap hari ya mas, sesuai dengan jam-jam
minum obat yang sudah ada dijadwal harian.

Coba sekarang ulangi lagi mas apa yang saya bicarakan tadi. Coba mas
sebutkan obat-obatan apa yang harus mas minum dalam sehari? Bagus
ya mas, mas bisa mengerti untuk minum obat secara teratur ya mas.

3. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah tau cara yang keempat yaitu
mengkonsumsi obat-obatan dengan tepat, benar dan teratur.

2) Evaluasi Objektif
Coba mas ulangi lagi apa yang sudah saya ajarkan tadi.

4. Rencana Tindak Lanjut


Mas harus ingat terus ya apa yang sudah saya ajarkan sejak beberapa
hari yang lalu. Lakukan hardik jika suara itu muncul kembali,
bercakap-cakap dengan orang lain, dan kemudian mengerjakan
kegiatan yang sudah terjadwal setiap harinya ya mas. Dan yang
terakhir mas jangan lupa untuk rutin minum obatnya ya mas.

5. Kontrak yang Akan Datang


 Topik:
Besok kita istirahat dulu ya mas. Lusa baru kita ketemu lagi untuk
membahas keempat cara yang sudah saya ajarkan tadi.

 Waktu:
Lusa, waktu pertemuannya mau disamakan dengan hari ini atau ada
perubahan mas? Oke tetap disamakan ya mas.

 Tempat:
Dan terakhir tempatnya mas mau dimana? Oke mas di taman lagi
ya.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 51
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
HALUSINASI PENDENGARAN 52
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan pembahasan dari asuhan keperawatan pada


peanganan klien dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran.
Pada bab ini kami akan membahas meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, dan perencanaan keperawatan mengenai kasus diatas.

4.1 Pengkajian
Menurut Yusud, dkk (2015) Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori
yang terjadi karena faktor eksternal yang mempengaruhi panca indra. Klien
yang mengalami gangguan halusinasi merasakan perubahan sensori persepsi
serta merasakan suara palsu, pengelihatan, pengecapan, perabaan atau
penciuman yang sebenarnya tidak ada. Terjadinya halusinasi bisa dari
berbagai faktor penyebab. Salah satunya karena merasa dirinya tidak berguna,
atau ditinggal kekasih menikah dengan orang lain, seperti kasus yang kami
kelola.

Menurut sumber literatur yang kami kutip, pengkajian klien dengan


halusinasi meliputi pengkajian presiposisi yang meliputi faktor biologis,
psikologis, sosio budaya dan lingkungan. Selanjutnya faktor presipitasi, dan
kemudian tanda dan gejala yang meliputi data subjektif, data objektif,
kemudian mengkaji jenis halusinasi, mengkaji waktu, respon terhadap
halusinasi, dan mekanisme koping. Hal ini serupa dengan yang kami ambil,
melakukan pengkajian berdasarkan format pengkajian yang sudah tersedia.

Pada kasus kami menemukan beberapa tanda dan gejala yang mengacu pada
gangguan persepsi sensori halusinasi dengan jenis halusinasi pendengaran
dengan data klien Klien mengatakan sering mendengar suara yang mengejek
dirinya dan suara itu bilang saya bukan pria jantan karena selalu ditinggal
pacara. Suara itu muncul sehari bisa lebih dari 5 kali terutama pada saat saya

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 53
sendiri. Klien mengatakan kalau mendengar suara tersebut klien hanya diam
saja atau tidur, tetapi tetap saja muncul.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan sumber literatur yang kami kutip, diagnosa keperawatan klien
dengan gangguan jiwa menggunakan core problem, sebab, dan akibat yang
ditimbulkan. Didalam literatur terdapat tiga diagnosa keperawatan yang
diangkat dengan core problem Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran yang disebabkan oleh Isolasi Sosial dan berdampak menjadi
Risiko Perilaku Kekerasan.

Sedangkan didalam kasus, kelompok menemukan lima diagnosa. Dengan


core problem yang sama yaitu Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran karena data yang diperoleh saat melakukan pengakajian
mengacu pada diagnosa tersebut sehingga kami mengambil diagnosa tersebut
sebagai sebuah Core Problem. Pada diagnosa keperawatan Isolasi Sosial kami
ambil sebagai Cause (penyebab) salah satu penyebab halusinasi biasanya
karena pasien yang menarik diri dari lingkungannya. Sedangkan Harga Diri
Rendah juga sama sebagai Cause (penyebab) yang mendukung terjadinya
Isolasi Sosial. Kemudian untuk diagnosa Risiko Perilaku Kekerasan kami
tetapkan sebagai Efek ataupun akibat apabila Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran tidak dapat teratasi dengan baik atau. Dan pada
diagnosa keperawatan Defisit Perawatan Diri: Kerbersihan Diri dan Berhias
sebagai salah satu efek yang ditimbulkan apabila pasien sudah terjadi Isolasi
Sosial biasanya pasien malas untuk memperhatikan dirinya dan akan
menyebabkan penuruan motivasi.

4.3 Intervensi Keperawatan


Dalam kasus ini, kelompok fokus memberikan intervensi keperawatan pada
core problem yang dialami oleh klien yaitu gangguan sensori persepsi
halusinasi pendengaran. Karena ketika halusinasi pendengaran klien teratasi
masalah atau diagnosa keperawatan yang lainnya akan ikut membaik. Seperti

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 54
isolasi sosial yang dialami oleh klien akan tertasi karena kelompok
memberikan intervensi kepada klien untuk bercakap-cakap dengan orang lain.

Dalam sumber literatur yang kami kutip terdapat tiga tujuan utama yaitu klien
dapat mengenali halusinasinya, klien dapat mengkontrol halusinasi, dan klien
mengikuti program pengobatan dengan baik. Kemudian masih dalam sumber
literatur yang sama, intervensi yang diberikan kepada klien meliputi ajarkan
klien cara menghardik, anjurkan dan ajarkan klien untuk bercakap-cakap
dengan orang lain, melakukan aktivitas yang sudah terjadwal, dan yang
terakhir menggunakan obat secara teratur. Hal ini sama dengan intervensi
yang kelompok berikan kepada klien tersebut, menggunakan strategi
pelaksanaan sebagai pendukung pemberian asuhan keperawatan. Hari
pertama klien akan diajarkan cara menghardik, hari kedua klien diajarkan
cara bercakap-cakap dengan orang lain, hari ketiga klien di anjurkan untuk
mengikuti seluruh kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang terakhir klien
dianjurkan untuk rutin mengkonsumsi obat-obatan yang sudah diresepkan.

4.4 Implementasi Keperawatan


Pada sumber literature implementasi keperawatan yang diberikan sesuai
dengan intervensi yang telah dibuat. Pada kasus implementasi yang diberikan
sesuai dengan diagnosa yang dibuat dan data subjektif dan objektif yang
didapat dari fase orientasi pada SP, untuk tindakan keperawatan yang
diberikan yaitu sesuai dengan SP 1 Gangguan Persepsi Srnsori: Halusinasi
dan rencana tindak lanjut yang berikan yaitu untuk perawat agar melanjutkan
SP 2 untuk pasien yang menderita halusinasi.

4.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi menurut sumber literatur yang kelompok kutip meliputi klien dan
keluarga dengan indikator klien dapat percaya dengan perawat, klien
menyadari bahwa suara-suara yang didengarnya selama ini tidak nyata dan
bisa diatasi, dan yang terakhir klien dapat mengkontrol halusinasi
menggunakan empat cara yang sudah diajarkanoleh perawat. Kemudian untuk

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 55
keluarga keluarga mampu merawat klien dengan gangguan jiwa dirumah,
keluarga mampu memperagakan cara berhadapan dengan klien, keluarga
mendukung dan melaporkan kemajuan klien.

Berdasarkan kasus diatas, kelompok fokus dengan mengintervensi klien.


Yang sebelumnya kelompok sudah membuat strategi pelaksanaan selama
empat hari kedepan. Evaluasi hasil yang didapat dari pertemua pertama yaitu
klien mengatakan suara-suara sudah jarang muncul setelah klien diajarkan
cara menghardik, kemudian klien mampu mendemonstrasikan ulang cara
menghardik, dan klien juga dapat menyebutkan cara-cara mencegah
halusinasi datang kembali. Yang kemudian disimpulkan pada assesment
bahwa klien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
mampu mengkontrol halusinasi dengan cara menghardik. Yang kemudian
disusunlah planing untuk klien berupa latihan lebih lanjut untuk menghardik
suara-suara yang muncul.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 56
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien
mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. (Yusuf, dkk. 2015). Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 pravelensi gangguan jiwa
berat (psikosis/skizofernia) pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Prevalensi
gangguan jiwa tertinggi di Indonesia ke 2 terdapat di daerah Istimewa
Yogyakarta (27,8%), diikuti Aceh(27,6%) (Riskesdas, 2013).

Halusinasi memiliki empat tingkatan yaitu halusinasi tingkat 1, halusinasi


tingkat 2, halusinasi tingkat 3 dan halusinasi tingkat 4. Adapun jenis-jenis
halusinasi antara lain berupa Halusinasi penglihatan, Halusinasi
pendengaran,Halusinasi penciuman (olfaktorik): mencium suatu bau,
Halusinasi pengecapan, Halusinasi perabaan, Halusinasi kinestetik,
Halusinasi visceral, Halusinasi hipnagonik, Halusinasi histerik, Formication.
Pada kasus kami mendapatkan data pasien mengalami jenis halusinasi
pendengaran.

Asuhan Keperawata pada pasien Halusinasi sesuai dengan format pengkajian


keperawatan jiwa yaitu dari mulai pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Kelompok mengambil 5 diagnosa keperawatan dan satu intervensi,
implementasi dan evaluasi khusus sesuai diagnosa yang dijadikan core
problem.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 57
5.2 Saran
Kasus gangguan jiwa di Indonesia semakin meningkat salah satunya
gangguan persepsi sensori: halusinasi. Sebagai tenaga kesehatan khususnya
keperawatan jiwa harus lebih fokus dalam menangani klien dengan gangguan
jiwa halusinasi. Perawat diharapkan dapat lebih inovatif dalam menerapkan
tindakan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol
halusinasi. Membantu klien untuk mulai mendekatkan diri dengan keluarga,
kerabat dan teman-teman. Klien juga mulai ingin mendekatkan diri dengan
Tuhannya untuk mendapatkan ketenangan batin dalam menghadapi
penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gupita, Nurma. 2018. Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien


gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Terhadap
Kemampuan Menghardik Tutup Telinga di Wisma Arimbi RSJ Prof
DR Soerojo Magelang. Magelang

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 58
Jardri, R., Cachia A., Thomas, P & Pins, D. 2013. The Neuroscience of
Hallucinations. New York : Springer.

Stuart, G.W & Laraia,M.T. 2013. Principles and Practice of Psychiatric


Nursing (10th Edition). St. Louis: Mosby Years Book Inc.

Sutejo. 2017. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Yunatan, Iko Wicaksono. 2016. Gejala Gangguan Jiwa dan Pemeriksaan


Psikiatri Dala Praktek Klinis. Malang. Media Nusa Creative
(MNC)

Yusuf ., Rizky Fitryasari., Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar


Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. Salemba Medika.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN 59

Anda mungkin juga menyukai