Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik : ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)


B. Sub Topik :
1. Pengertian ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)
2. Penyebab ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)
3. Gejala ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)
4. Klasifikasi ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)
5. Komplikasi yang timbul pada ITP (Idiopatic Trombositopenia)
6. Penatalaksanaan ITP(Idiopatic Trombositopenia Purpura)
7. Pencegahan ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)

C. Tujuan
Tujuan Instruksi Umum:
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapakan
peserta dapat mengetahui tentang ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura).
Tujuan Instruksi Khusus:
a. Peserta dapat mengetahui tentang pengertian ITP.
b. Peserta dapat mengetahui tentang penyebab ITP.
c. Peserta dapat mengetahui tentang gejala ITP
d. Peserta dapat mengetahui tentang patofisologi ITP
e. Peserta dapat mengetahui tentang pemeriksaan penunjang ITP
f. Peserta dapat mengetahui tentang komplikasi ITP
g. Peserta dapat mengetahui tentang penatalaksanaan ITP
h. Peserta dapat mengetahui tentang pencegahan ITP

D. Perencanaan Penyuluhan
1. Waktu
a. Hari, tanggal : Kamis, 05 Desember 2019
b. Jam : 10.10- selesai WITA
2. Tempat : Ruang tutor 1
3. Sasaran : Mahasiswa ruang tutor 1
4. Metode : diskusi
5. Media : Leaflet

1
E. Setting Tempat

KETERANGAN:

Layar proyektor
:MODERATOR

:PENYULUH

:PESERTA

:FASILITATOR

:OBSERVER

F. Pengorganisasi

1. Moderator : Atika Yuliani

2. Operator : Atika Yuliani

2. Penyuluh : Atika Yuliani

3. Fasilitator : Atika Yuliani

4. Observer : Atika Yuliani

5. Peserta : Mahasiswa ruang tutor 1

G. Pembagian Tugas

2
 Moderator :Mengarahkan seluruh jalanya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir.
 Operator :Sebagai yang menjalankan suatu peralatan.
 Penyuluh :Menyajikan materi penyuluhan.
 Fasilitator :Memotivasi peserta untuk bertanya.
 Observer :Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir.

H. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 2 Menit Pembukaan:
Pembukaan
a. Salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Relevansi c. Memperhatikan
d. Tujuan d. Memahami
2 15 Menit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan tentang pengertian ITP a. Peserta mampu
(Idiopatic Trombositopenia mengetahui tentang
Purpura) pengertian ITP
b. Menjelaskan tentang penyebab ITP (Idiopatic
(Idiopatic Trombositopenia Trombositopenia
Purpura) Purpura)
c. Menjelaskan tentang gejala ITP b. Peserta mampu
(Idiopatic Trombositopenia mengetahui tentang
Purpura) penyebab ITP
d. Menjelaskan tentang patofisiologi (Idiopatic
ITP (Idiopatic Trombositopenia Trombositopenia
Purpura) Purpura)
e. Menjelaskan tentang pemeriksaan c. Peserta mampu
penunjang ITP (Idiopatic mengetahui tentang
Trombositopenia Purpura) gejala ITP (Idiopatic
f. Menjelaskan tentang komplikasi Trombositopenia

3
yang timbul pada ITP (Idiopatic Purpura)
Trombositopenia) d. Peserta mampu
g. Menjelaskan tentang mengetahui tentang
penatalaksanaan ITP(Idiopatic klasifikasi ITP
Trombositopenia Purpura) (Idiopatic
h. Menjelaskan tentang pencegahan Trombositopenia
ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)
Purpura) e. Peserta mampu
mengetahui tentang
komplikasi yang timbul
pada ITP (Idiopatic
Trombositopenia)
f. Peserta mampu
mengetahui tentang
penatalaksanaan
ITP(Idiopatic
Trombositopenia
Purpura)
g. Peserta mampu
mengetahui tentang
pencegahan ITP
(Idiopatic
Trombositopenia
Purpura)
3 5 Menit Evaluasi :
Peserta mampu menyebutkan Peserta mampu
pengertian, penyebab, gejala dan menyebutkan kembali
pencegahan ITP pengertian, penyebab,
gejala dan pencegahan ITP

4 3 menit Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih atas peran
a. Mendengarkan
serta peserta yang hadir dalam
b. Menjawab salam

4
penyuluhan.
b. Mengucapkan salam penutup.

E. Materi Penyuluhan : Terlampir


F. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
Tim penyuluhan datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan
2. Evaluasi proses
Pelaksaan penyuluhan berjalan sesuai rencana. Peserta antusias
mendengarkan materi penyuluhan, sangat kooperatif dan menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi hasil
 Peserta mampu menjelaskan kembali tentang ITP
 Peserta mampu menjelaskan kembali tentang penyebab, dan pencegahan
ITP

5
Materi
ITP
(Idiopatic Trombositoenia Purpura)

A. PENGERTIAN
ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura.
Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti
darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti
seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini
juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.
(Family Doctor, 2006).
Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura (ITP/ATP)
merupakan kelainan autoimun dimana autoanti body Ig G dibentuk untuk
mengikat trombosit. Tidak jelas apakah antigen pada permukaan trombosit
dibentuk. Meskipun antibodi antitrombosit dapat mengikat komplemen,
trombosit tidak rusak oleh lisis langsung. Insident tersering pada usia 20-
50 tahum dan lebi serig pada wanita dibanding laki-laki (2:1). (Arief
mansoer, dkk).
ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura) juga bisa dikatakan
merupakan suatu kelainan pada sel pembekuan darah yakni trombosit yang
jumlahnya menurun sehingga menimbulkan perdarahan. Perdarahan yang
terjadi umumnya pada kulit berupa bintik merah hingga ruam kebiruan.
(Imran, 2008)
Dalam tubuh seseorang yang menderita ITP, sel-sel darahnya
kecuali keping darah berada dalam jumlah yang normal. Keping darah
(Platelets) adalah sel-sel sangat kecil yang menutupi area tubuh paska luka
atau akibat teriris/terpotong dan kemudian membentuk bekuan darah.
Seseorang dengan keping darah yang terlalu sedikit dalam tubuhnya akan
sangat mudah mengalami luka memar dan bahkan mengalami perdarahan
dalam periode cukup lama setelah mengalami trauma luka. Kadang bintik-
bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan
kulitnya. Jika jumlah keping darah atau trombosit ini sangat rendah,

6
penderita ITP bisa juga mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau
mengalami perdarahan dalam organ ususnya. (Family Doctor, 2006)
Idiopatik trombositopeni purpura disebut sebagai suatu gangguan
autoimun yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka
trombosit darah perifer kurang dari 15.000/μL) akibat autoantibodi yang
mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi prematur trombosit
dalam sistem retikuloendotel terutama di limpa. Atau dapat diartikan
bahwa idiopatik trombositopeni purpura adalah kondisi perdarahan dimana
darah tidak keluar dengan semestinya. Terjadi karena jumlah platelet atau
trombosit rendah. Sirkulasi platelet melalui pembuluh darah dan
membantu penghentian perdarahan dengan cara menggumpal. Idiopatik
sendiri berarti bahawa penyebab penyakit tidak diketahui. Trombositopeni
adalah jumlah trombosit dalam darah berada dibawah normal. Purpura
adalah memar kebiruan disebabkan oleh pendarahan dibawah kulit. Memar
menunjukkan bahwa telah terjadi pendarahan di pembuluh darah kecil
dibawah kulit. (ana information center, 2008).
Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan
diameter 2-4µm. Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit,
sel yang sangat besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang
yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera
setelah memasuki kapiler darah, khususnya ketika mencoba untuk
memasuki kapiler paru. Tiap megakariosit menghasilkan kurang lebih
4000 trombosit (Ilmu Penyakit Dalam Jilid II).
Megakariosit tidak meninggalkan sumsum tulang untuk
memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit ialah antara 150.000
sampai 350.000 per mikroliter. Volume rata-ratanya 5-8fl. Dalam keadaan
normal, sepertiga dari jumlah trombosit itu ada di limpa. Jumlah trombosit
dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini
disebabkan mekanisme kontrol oleh bahan humoral yang disebut
trombopoietin. Bila jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan
trombopoietin lebih banyak yang merangsang trombopoiesis.
Idiopathic thrombocytopenic Purpura mempengaruhi anak-anak
dan orang dewasa. Anak-anak sering mengalami idiopathic

7
thrombocytopenic Purpura setelah infeksi virus dan biasanya sembuh
sepenuhnya tanpa pengobatan. Pada orang dewasa yang menderita
penyakit ITP sering lebih kronis. ITP diperkirakan merupakan salah satu
penyebab kelainan perdarahan didapat yang banyak ditemukan oleh dokter
anak, dengan insiden penyakit simtomatik berkisar 3 sampai 8 per 100000
anak per tahun. Di bagian ilmu kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo terdapat
22 pasien baru pada tahun 2000.
Delapan puluh hingga 90% anak dengan ITP menderita apisode
pendarahan akut, yang akan pilih dalam beberapa hari atau minggu dan
sesuai dengan namanya (akut) akan sembuh dalam 6 bulan. Pada ITP akut
ada perbedaan insiden laki-laki maupun perempuan dan akan mencapai
puncak pada usia 2-5 tahun. Hampir selalu ada riwayat infeksi bakteri,
virus, atau pun imunisasi 1-6 minggu sebelum terjadinya penyakit ini.
Perdarahan serinh terjadi saat trombosit dibawah 20.000/mm3. ITP kronis
terjadi pada anak usia > 7 tahun, sering terjadi pada anak perempuan. ITP
yang rekuen di definisikan sebagai adanya episode trombositopenia > 3
bulan dan terjadi 1-4% anak dengan ITP. ITP merupakan kelainan auto
imun yang menyebabkan meningkatrnya penghancuran trombosit dalam
retikuloendotelial. Kelainan ini biasanya menyertai infeksi virus atau
imunisasi yang disebabkan oleh respons sistem imun yang tidak tepat.

B. ETIOLOGI
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang
terjadi melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit,
sehingga sel trombosit mati. (Imran, 2008). Penyakit ini diduga melibatkan
reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang
trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons
tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh.
Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping
darah ubuhnya sendiri. (Family Doctor, 2006).
Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat,
persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh

8
sistem imun tubuh. Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk
melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun
melawan platelet dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang
platelet dalam tubuh masih belum diketahui. (ana information center,
2008).
ITP kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi
virus, intoksikasi makanan atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis
(radiasi, panas), kekurangan factor pematangan (misalnya malnutrisi),
koagulasi intravascular diseminata (KID), autoimun. Berdasarkan etiologi,
ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan
awitan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau sama
dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih
dari 6 bulan (umunnya terjadi pada orang dewasa). (ana information
center, 2008)
Selain itu, ITP juga terjadi pada pengidap HIV. sedangkan obat-
obatan seperti heparin, minuman keras, quinidine, sulfonamides juga boleh
menyebabkan trombositopenia. Biasanya tanda-tanda penyakit dan faktor-
faktor yang berkatan dengan penyakit ini adalah seperti yang berikut :
purpura, pendarahan haid darah yang banyak dan tempo lama, pendarahan
dalam lubang hidung, pendarahan rahang gigi, immunisasi virus yang
terkini, penyakit virus yang terkini dan calar atau lebam.

C. GEJALA DAN TANDA


Bintik-bintik merah pada kulit (terutama di daerah kaki),
seringnya bergerombol dan menyerupai rash. Bintik tersebut ,dikenal
dengan petechiae, disebabkan karena adanya pendarahan dibawah kulit .
Memar atau daerah kebiruan pada kulit atau membran mukosa
(seperti di bawah mulut) disebabkan pendarahan di bawah kulit. Memar
tersebut mungkin terjadi tanpa alasan yang jelas ( lampiran Gambar 5 ).
Memar tipe ini disebut dengan purpura. Pendarahan yang lebih sering
dapat membentuk massa tiga-dimensi yang disebut hematoma.
Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi. Ada darah pada
urin dan feses. Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat

9
menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada
wanita. Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan pada
otak dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Jumlah platelet yang
rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi,
atau gejala yang lain.

D. PATOFISIOLOGI ITP
Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan autoantibody
terhadap gliko protein yang terdapat pada membran trombosit.
Penghancuran terjadi terhadap trombosit yang diselimuti antibody, ha;
tersebut dilakukan oleh magkrofag yang terdapat pada limpa dan organ
retikulo endotelial lainnya. Megakariosit pada sumsum tulang bisa normal
atau meningkat pada ITP. Sedangkan kadar trombopoitein dalam plasma,
yang merupakan progenitor proliferasi dan maturasi dari trombosit
mengalami penurunan yang berarti, terutama pada ITP kronis.
Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemologis antara
ITP akut dan kronis, menimbulkan dugaan adanya perbedaan mekanisme
patofisiologi terjadinya trombsitopenia diantara keduanya. Pada ITP akut,
telah dipercaya bahwa penghancursn trombosit meningkata karena adanya
antibody yang dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri
atau virusatau paad imunisasi, yang bereaksi silang dengan abtigen dari
trombosit.
Mediator lainnya yang meningkat selama terjadinya respon
imun terhadap produksi trombosit. Sedangkan pada ITP kronis mungkin
telah terjadi gangguan dalam regulasi sistem imun seperti pada penyakit
autoimun lainnya yang berakibat terbentuknya antibodi spesifik terhadap
antibodi.
Saat ini telah didefinisikan (GP) permukaan trombosit pada
ITP, diantaranya GP Ib-lia, GP Ib, dan GP V. Namun bagaimana antibodi
antitrombosit meningkat pada ITP, perbedaan secara pasti patofisiologi
ITP akut dan kronis, serta komponen yang terlibat dalam regulasinya
masih belum diketahui.

10
Gambaran klinik ITP yaitu: 1) onset pelan dengan perdarahan
melalui kulit atau mukosa berupa : petechie, echymosis, easy bruising,
menorrhagia, epistaksis, atau perdarahan gusi. 2) perdarahan SSP jarang
terjadi tetapi dapat berakibat fatal. 3) splenomegali pada <10% kasus.
Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh antibodi)
pembentukan neoantigen produksi antibodi cukup trombositopeni
perdarahan (purpura, menorrhagia, perdarahan gusi) splenomegali.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan
hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu /
mm3).
b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom.
c. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi
leukositosis.
Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan.
d. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapu megakariosit muda dapat
bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit.
e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi
pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL
(+).

F. KOMPLIKASI
a. Reaksi tranfusi
b. Relaps.
c. Perdarahan susunan saraf pusat (kurang dari 1% kasus yang
terkena)
d. Efek samping dari kortikosteroid
e. Infeksi pneumococcal. Infeksi ini biasanya didapat setelah pasien
mendapat terapi splenektomi. Penderita juga umumnya akan
mengalami demam sekitar 38.80C.

11
G. PENATALAKSANAAN
1. ITP AKUT
 Ringan: observasi tanpa pengobatan -> sembuh spontan
 Bila setelah dua minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit
belum naik, maka berikan kortikosteroid.
 Bila tidar berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan
immunoglobulin
 Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspense trombosit.
2. ITP MENAHUN
 Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
 Misal: prednisone 2-5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak
berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV).
 Imunosupressan:
- 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.
- Azatioprin 2-4 mg/kgBB/hari peroral
- Siklofosfamid 2mg/kgBB/hari per oral
 Splenektomi

12
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik dan Ringkas. Jakarta: EGC.

L. Cecily, dkk. 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Mehta, Atul. Hoffbrand, Victor. 2015. At a Glance Hematologi Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.
Nettina M. Sandra. 1996. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai